Anda di halaman 1dari 50

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM

PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN OBSTETRI

 dr.Agus Thoriq,SpOG
SMF Obstetri Ginekologi
RSU Mataram
PENDAHULUAN

• AKI merupakan barometer pelayanan


kesehatan ibu di suatu negara
• AKI di Indonesia masih tertinggi di ASEAN
• Intervensi medik  menurunkan AKI 50%
• Jangka panjang perlu peningkatan kwalitas
pendidikan, status wanita, gizi dan KB
MENENTUKAN KASUS GAWATDARURAT

PRINSIP DASAR
Kasus yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat
kematian ibu dan/atau janin

Manifestasi klinis sangat berbeda-beda pengenalan


kasus gawatdarurat obstetri tidak selalu mudah  perlu
pengetahuan, daya analisa serta pengalaman dari penolong

PENILAIAN KLINIK secara cermat dan cepat


Anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan
obstetri, Pemeriksaan penunjang
PRINSIP UMUM RUJUKAN KASUS GAWAT
DARURAT OBSTETRI

Resusitasi/persiapan rujukan kasus gawat darurat :


Stabilisasi KU
Pemberian oksigen
Kontrol perdarahan
Pemberian infus dan medikamentosa yg sesuai
Kontrol nyeri

Ringkasan kasus dicantumkan dalam rujukan : riwayat


penyakit, penilaian kondisi saat diterima, tindakan/
pengobatan yg sdh dilakukan dan keterangan lain
Penanganan awal syok perdarahan

 Tindakan umum (amankan jl nafas,posisi syok)


 Pemberian oksigen 4-6 lt/menit
 Pemberian cairan intravena
 NaCl 0.9%/RL ~ 0,5-1 liter dalam 15-20 mnt pertama
 Umumnya perlu 1-3 liter utk stabilisasi
 Pemberian tranfusi darah, bila Hb < 7 g
Posisi Syok
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI

300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral

10
PENYEBAB UTAMA
KEMATIAN IBU

 PERDARAHAN

 PREEKLAMPSIA dan
EKLAMPSIA

 INFEKSI JALAN LAHIR

 PARTUS MACET
PERDARAHAN

 Perdarahan hamil muda (<22 minggu):


abortus , KET, hamil anggur/mola

 Perdarahan hamil lanjut (> 22 minggu)/


perdarahan ante partum:
plasenta previa, solusio plasenta

 Perdarahan pasca persalinan :


atonia uteri, robekan jl lahir, sisa plasenta
Abortus

 Penghentian kehamilan sebelum usia


kehamilan 22 minggu
 Abortus dini: < 12 minggu

Abortus lanjut: 12-22 minggu


 Lahirnya janin dengan berat < 500 g

 Abortus spontan dan provokatus


Jenis Abortus

A . imminens
B . insipiens
C . Inkomplit
D . komplit
E . Missed abortion
PPGD ABORTUS
 Abortus inkomplit :
- Periksa KU , tanda vital
- Atasi syok , beri oksigen
- Periksa dalam & digital kuretase
- Injeksi oksitosin 10 IU
- Injeksi antibiotika , bila abortusinfeksiosus.
kuretase 6 jam pasca injeksi antibiotik
- Setelah KU stabil lakukan kuretase/rujuk
Kehamilan Ektopik (KE)

 Kehamilan yang hasil konsepsinya


(blastokista) tidak berimplantasi di kavum
uteri
Ectopic Pregnancy
DIAGNOSIS KET
 Manifestasi klinis :
amenorea dengan perdarahan pervaginam (60-80 %),
nyeri perut bawah (95%)

 Pemeriksaan fisik :
- nyeri perut/pelvis ,
- tanda akut abdomen,
- nyeri goyang porsio ,
- teraba massa di adneksa
PPGD KET
 Baringkan ibu
 Periksa tanda vital
 Bila syok, atasi syok dg infus dan atur posisi
syok
 Infus RL/NaCl tetesan cepat
 Oksigen 4-6 lt/menit
 Rujuk ! Bawa serta kerabat dengan
golongan darah yg sama…
Hamil anggur/mola hidatidosa
USG HAMIL MOLA
Gejala klinis mola hidatidosa
 Perdarahan pervaginam (97%)
 Pembesaran uterus (50%)
 Hiperemesis gravidarum (25%)
 Hipertensi (25%)
 Keluar gelembung2 seperti anggur
 USG : gbr badai salju atau sarang tawon
PPGD ABORTUS MOLA

 Baringkan ibu
 Periksa tanda vital
 Bila Syok, atasi syok atur posisi syok
 Infus RL tetesan cepat s/d TD stabil
 OKsigen 4-6 lt/menit
 Rujuk ! Bawa kerabat dengan golongan
darah yang sama…
Perdarahan ante partum

 Plasenta Previa
 Solusio Plasenta
Placenta Previa

 Plasenta berimplantasi di segmen bawah


rahim
 Plasenta separasi saat kontraksi
 Jumlah perdarahan tergantung luas
daerah separasi…
Placenta Previa
GEJALA PLASENTA PREVIA

 Perdarahan tiba-tiba , tanpa nyeri dalam usia


kehamilan > 28 minggu
 Warna darah merah segar
 Perdarahan pertama biasanya sedikit
 Sering disertai kelainan letak janin atau bagian
terendah belum masuk PAP
PPGD Plasenta Previa
 Baringkan ibu
 Periksa Tanda Vital, jgn periksa dalam
 Bila syok, atasi syok dengan infus RL tetesan
cepat dan atur posisi syok
 Bila tidak syok , infus tetesan lambat
 Rujuk ke RS… jgn lupa BAKSOKU !!
 Sertakan keluarga yg memiliki gol darah yg
sama…
SOLUSIO PLASENTA

 Terlepasnya plasenta dari tempat


implantasinya yang normal sebelum bayi lahir
SOLUSIO PLASENTA
GEJALA SOLUSIO PLASENTA

 Perdarahan pervaginam > 28 minggu


 Perut tegang dan nyeri, bagian janin sulit
dikenali..
 Warna darah merah tua/kehitaman
 Jumlah darah yg keluar tidak sesuai
dengan kondisi ibu ..
PPGD SOLUSIO PLASENTA
 Baringkan ibu
 Periksa tanda vital, bila syok atasi syok dengan
infus RL/NaCl
 Lakukan periksa dalam & amniotomi
 Pasang infus oksitosin 5 IU/RL 500 cc
tetesan 28 tetes/menit
 Rujuk ke RS ..dg BAKSOKU !
 Sertakan anggota keluarga dg gol darah
yg sama
 Please help us !
Perdarahan pasca persalinan/
HPP

 Perdarahan > 500 ml setelah bayi lahir


 KU ibu lemah disertai tanda-tanda syok
 Early HPP dan late HPP
Perdarahan Pasca Persalinan

 Atonia uteri
 Perlukaan jalan lahir~ ruptura uteri
 Retensio plasenta
 Sisa plasenta
 Kelainan koagulasi
DIAGNOSIS
GEJALA & TANDA TANDA & GEJALA LAIN
KERJA
 Uterus tidak berkontraksi  Syok
dan lembek  Bekukan darah pada
 Perdarahan segera sete- serviks / posisi terlen- Atonia uteri
lah anak lahir tang akan menghambat
aliran darah keluar
 Darah segar segera  Pucat
setelah bayi lahir  Lemah
Robekan jalan
 Uterus kontraksi dan  Menggigil
keras
lahir
 Plasenta lengkap
 Plasenta belum lahir  Tali pusat putus akibat
setelah 30 menit traksi berlebihan
 Perdarahan segera (P3)  Inversio uteri akibat Retensio
 Uterus berkontraksi dan tarikan plasenta
keras  Perdarahan lanjutan
TANDA & GEJALA
GEJALA & TANDA DIAGNOSIS KERJA
LAIN
 Plasenta / sebagian  Uterus berkontraksi
selaput tidak lengkap tetapi tinggi fundus Tertinggalnya sebagian
 Perdarahan segera tidak berkurang plasenta atau ketuban
(P3)
 Uterus tidak teraba  Neurogenik syok
 Lumen vagina terisi  Pucat dan limbung
masa Inversio uteri
 Tampak tali pusat (bila
plasenta belum lahir)
 Sub-involusi uterus  Anemia
 Nyeri tekan perut  Demam Endometritis / sisa
bawah dan uterus fragmen plasenta
 Perdarahan Late hpp
 Lokhia bau
Masase fundus uteri
Segera sesudah plasenta lahir
(maksimal 15 detik)

Uterus kontraksi Ya Evaluasi rutin


?
Tidak

 Evaluasi / bersihkan bekuan


darah / selaput ketuban
 Kompresi Bimanual Interna
(KBI)  maks. 5 menit
 Pertahankan KBI selama 1-2 menit
Uterus kontraksi ? Ya  Keluarkan tangan secara hati-hati
 Lakukan pengawasan kala IV
Tidak

 Ajarkan keluarga melakukan Kompresi


Bimanual Eksterna (KBE)
 Keluarkan tangan (KBI) secara hati-hati
 Suntikan Methyl ergometrin 0,2 mg i.m
 Pasang infus RL + 20 IU Oksitosin, guyur
 Lakukan lagi KBI
PARTUS KASEP
 Persalinan yg berlangsung lama dengan disertai
komplikasi pada ibu dan atau janin

 Penyebab partus lama : power , passage ,


passenger…

 Penyebab partus kasep: - Provider !!


- Personality !!
TANDA DAN GEJALA
PARTUS KASEP

 Ibu lemah, kelelahan dan dehidrasi


 Nadi cepat , febris , perut kembung
 His lemah atau menghilang
 Janin gawat atau KJDR
 Lingkaran Bandle , edema vulva , kaput
PPGD PARTUS KASEP
 Ibu baring miring kiri
 Oksigen 4-6 lt/menit
 Infus tetesan cepat ; 2 kolf RL dan
1 kolf Dekstrose
 Injeksi antibiotika intra vena
 Kompres dingin
 Rujuk dengan BAKSOKU ..
PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA
 TD diastolik ≥ 110 mmHg
 Proteinuria ≥ +2
 Edema pretibia
 Nyeri kepala,pandangan kabur, oligouria
nyeri epigastrium, ablasio retina, gagal jantung
edema paru, sindroma HELLP, hiperrefleksia
 Kejang,koma : eklampsia
DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA LAIN
HIPERTENSI KENAIKAN DIASTOLIK PROTEINURIA (-)
15 mmHg ATAU  90 KEHAMILAN > 20 mg
mmHg DALAM 2
PENGUKURAN JARAK 1
JAM

PREEKLAMPSIA IDEM PROTEINURIA 1+


RINGAN

PREEKLAMPSIA BERAT TEKANAN DIASTOLIK > PROTEINURIA 2+


110 mmHg OLIGURIA
HIPERREFLEKSIA
GANGG.PENGLIHATAN
NYERI EPIGASTRIUM
DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA LAIN

HIPERTENSI KRONIK HIPERTENSI KEHAMILAN < 20 mg

SUPERIMPOSED HIPERTENSI KRONIK PROTEINURIA DAN TANDA


PREECLAMPSIA LAIN PREEKLAMPSIA
PPGD
PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA

 Pasang infus RL/NaCl


 Tirah baring kiri
 Oksigen 4-6 lt/menit
 Antikonvulsan; MgSO4 (doc) atau diazepam
 Antihipertensi ; nifedipin
 Pasang kateter - urine bag
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA
Dosis awal MgSO4 40% sebanyak 4g (10 cc) IV selama 5
menit encerkan dg aqua , buat jadi 20 cc

Segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) 6 g


dlm larutan Ringer Asetat / RL 6 jam
Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan
MgSO4 (40%) 2 g IV selama 5 menit

MgSO4 1 g / jam melalui infus Ringer Asetat /


Dosis Pemeliharaan Ringer Laktat yang diberikan sampai 24 jam
postpartum
PENGELOLAAN DENGAN DIAZEPAM

DOSIS AWAL DIAZEPAM 10 MG IV SELAMA 2 MENIT

DOSIS DIAZEPAM 40 MG / 500 ML RL


PEMELIHARAAN TIDAK MELEBIHI 100 MG/24 JAM
PEMBERIAN DIASEPAM 20 MG DALAM SEMPRIT 10 ml
MELALUI REKTUM JIKA MASIH ADA KEJANG DOSIS TAMBAHAN
10 MG/JAM
DAPAT DIBERIKAN MELALUI KATETER URIN
KE DALAM REKTUM
Pengelolaan antihipertensi

 Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10


mg oral yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam

 Alfametil dopa / dopamet ; 3 x 250-500 mg

 Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik


setelah 10 menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral.

Anda mungkin juga menyukai