Anda di halaman 1dari 25

PERDARAHAN POSTPARTUM

Bernadus F. Elvas Wara


112018178
PENGERTIAN

 Umum : Kehilangan darah > 500 ml


(partus/vaginam), dan 1000 ml (SC)
 Klasifikasi :
 Immediate PPH (Primer) ; jika
perdarahan terjadi dalam 24 jam
pertama setelah persalinan
 Late PPH (Skunder) ; jika perdarahan
setelah 24 jam pertama setelah
persalinan (sering 7-14 hari PP)
DIAGNOSIS
 Palpasi uterus ; kontraksi uterus dan tinggi
fundus uteri
 Memeriksa plasenta dan ketuban : lengkap
atau tidak
 Eksplorasi kavum uteri :
 Sisa plasenta dan ketuban
 Robekan rahim
 Plasenta suk senturiata
 Inspekulo : robekan pada serviks, vagina
dan varises yang pecah
 Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan
darah, Hb, clot observagion tes (COT) dan
lain – lain
PENYEBAB

 Penyebab PPH dapat dikategorikan menjadi 4


T yaitu ;
 Tonus (50-60%)
 Tissue (23-24%)
 Trauma (16-17%)
 Trombin (0,5-0,8%)
Tonus

 Abnormalitas kontraksi uterus


 Over distensi uterus ; polyhydramnion,
gemelli, macrosomia
 Kelelahan otot uterus ; rapid labour,
prolong labour, high parity
 Kelainan anatomi/fungsi uterus ; fibroid
uterus, plasenta previa, anomali uterus
 Anastesi/analgesik >>>
Tissue

 Retensi hasil konsepsi


 Abnormal plasenta (akreta)
 Retensi kotiledon (succenturiate lobe)
Inkomplit kelahiran plasenta
Riwayat operasi uterus
High parity
 Retensi gumpalan darah ; atonia uteri
Trauma

 Laserasi servik, vagina, perineum ;


precipitous labour, persalinan dengan
tindakan (vakum, forcep)
 Uterine rupture ; riwayat operasi uterus
(perdarahan segera, syok, nyeri perut
hebat, nadi cepat)
 Inversi uterus ; high parity, fundal
plasenta (uterus tidak teraba, terlihat
massa di vagina)
Trombin

 Abnormalitas koagulasi
 Hemopilia ; herediter koagulasi
 Penyakit liver
 DIC (disseminata intravascular
coagulopaty) ; ggn pembekuan darah
didapat
 Pengobatan antikoagulan
DIAGNOSIS
GEJALA & TANDA TANDA & GEJALA LAIN
KERJA
 Uterus tidak berkontraksi  Syok
dan lembek  Bekukan darah pada
 Perdarahan segera sete- serviks / posisi terlen- Atonia uteri
lah anak lahir tang akan menghambat
aliran darah keluar
 Darah segar yang meng-  Pucat
alir segera setelah bayi  Lemah
lahir  Menggigil Robekan jalan
 Uterus kontraksi dan lahir
keras
 Plasenta lengkap
 Plasenta belum lahir  Tali pusat putus akibat
setelah 30 menit traksi berlebihan
Retensio
 Perdarahan segera (P3)  Inversio uteri akibat
 Uterus berkontraksi dan tarikan plasenta
keras  Perdarahan lanjutan
10
GEJALA & TANDA TANDA & GEJALA LAIN DIAGNOSIS KERJA

 Plasenta / sebagian  Uterus berkontraksi


selaput (mengan- tetapi tinggi fundus Tertinggalnya
dung pembuluh da- tidak berkurang
rah) tidak lengkap
sebagian plasenta
 Perdarahan segera atau ketuban
(P3)
 Uterus tidak teraba  Neurogenik syok
 Lumen vagina terisi  Pucat dan limbung
masa
 Tampak tali pusat
Inversio uteri
(bila plasenta belum
lahir)
Perdarahan tidak berhenti, Terdapat faktor
encer, tidak terlihat predisposisi:
darah gumpalan darah • Solusio plasenta
Kegagalan terbentuknya • Kematian janin dalam
Gangguan
gumpalan pada uji uterus Pembekuan Darah
pembekuan • Eklampsia 11
darah sederhana • Emboli air ketuban
Tatalaksana Umum HPP

 ABC rules
 Pasang infus intravena dengan kanul berukuran besar (16 atau 18)
dan mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat atauRinger Asetat) sesuai dengan kondisi ibu.
 Jika fasilitas tersedia, ambil sampel darah dan lakukan
pemeriksaan:
• Kadar hemoglobin (pemeriksaan hematologi rutin)
• Penggolongan ABO dan tipe Rh serta sampel untuk pencocokan
silang
• Profil Hemostasis
 Lakukan pengawasan tekanan darah, nadi, dan pernapasan ibu.
 Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut luka,
dan tinggi fundus uteri.
 Periksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan dan
laserasi (jika ada, misal: robekan serviks atau robekan vagina).
 Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.
 Pasang kateter Folley untuk memantau volume urin dibandingkan
dengan jumlah cairan yang masuk. (CATATAN: produksi urin normal
0.5-1 ml/ kgBB/jam atau sekitar 30 ml/jam)
 Siapkan transfusi darah jika kadar Hb < 8 g/dL atau secara klinis
ditemukan keadaan anemia berat
 Tentukan penyebab dari perdarahannya dan lakukan tatalaksana
spesifik sesuai penyebab.
Tatalaksana Khusus HPP
 Atonia Uteri
 Robekan Jalan Lahir
 Retensio Plasenta
 Sisa Plasenta
 Inversio Uteri
 Gangguan Pembekuan Darah
Penatalaksanaan Atonia uteri
I. Massage fundus uteri uterus berkontraksi
tidak
II. Evaluasi bekuan darah/selaput ketuban
Kompressi bimanual interna uterus berkontraksi
tidak
III. Pasang infus RL+20 IU oksitoksin
Lakukan lagi kompressi bimanual interna uterus
kontrasi tidak
 Rujuk
 Infus RL+20 IU oksitoksin sampai tempat rujukan
Penatalaksanaan Robekan Jalan
Lahir
Ruptura perineum dan robekan dinding vagina
 Eksplorasi sumber perdarahan
 Irigasi tempat luka, bersihkan dengan antiseptik
 Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian
ikat dengan benang yang dapat diserap
 Lakukan penjahitan
 Bila perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat
IV (bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30
menit) lalu rujuk
Robekan Jalan Lahir
Penatalaksanaan Retensio
Plasenta
 Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl
0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit
dan 10 UNIT IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 UNIT
dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan
kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti
 Lakukan tarikan tali pusat terkendali
 Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan
plasenta manual secara hati-hati.
 Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g
IV DAN metronidazol 500 mg IV).
 Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap
bila terjadi komplikasi perdarahan hebat atau infeksi
Plasenta manual
 Dengan narkosis
 Pasang infus NaCl 0,9%
 Tangan kanan dimasukkan
secara obstetrik kedalam
vagina.
 Tangan kiri menahan fundus
untuk mencegah
kolporeksis.
 Tangan kanan menuju ke
ostium uteri dan terus ke
lokasi plasenta.
 Tangan ke pinggir plasenta
dan mencari bagian plasenta
yang sudah lepas
 Dengan sisi ulner, plasenta
dilepaskan

20
Penatalaksanaan Sisa Plasenta
 Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl
0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit
dan 10 unit IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam
1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan
kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
 Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan
keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila serviks hanya
dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa
plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan
kuretase
 Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisillin 2
g IV DAN metronidazole 500 mg).
 Jika perdarahan berlanjut, tatalaksana seperti kasus
atonia uteri
Penatalaksanaan Inversio Uteri

 Segera reposisi uterus.


 Namun jika reposisi tampak sulit, apalagi jika inversio
telah terjadi cukup lama segera Rujuk.
 Jika sangat Nyeri, berikan petidin 1 mg/kgBB (jangan
melebihi 100 mg) IM atau IV secara perlahan atau
berikan morfin 0,1 mg/kgBB IM.
 Jika usaha reposisi tidak berhasil, lakukan
laparotomi.
 Jika laparotomi tidak berhasil, lakukan
histerektomi.
Reposisi Inversio Uteri
Penatalaksanaan Gangguan
Pembekuan Darah
 Tangani kemungkinan penyebab (solusio
plasenta, eklampsia)
 Beri darah lengkap segar, jika tersedia
 Jika tidak tersedia, dapat diberikan:
FFP (15 ml/kgBB) jika APTT dan PT melebihi
1.5 kali
Trombosit konsentrat (perdarahan berlanjut
dan trombosit < 20.000)

Anda mungkin juga menyukai