Anda di halaman 1dari 22

HEMORAGIC POST PARTUM ET CAUSA

RETENTIO PLASENTA

PERCEPTOR:
dr. Ratna dewi, Sp.OG  

Co-assistant:
 Asy syadzali, S.Ked
Meiwa rizky abp, S.Ked
Nur azizah, S.Ked
Thare pratama petisa, S.Ked
Via jasinda, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
2020
Hemoragic Post Partum

 Perdarahan pasca partum atau sering dikenal HPP (Hemoragic Post Partum)
didefinisikan sebagai kehilangan 500 mL atau lebih darah setelah selesainya kala III
persalinan. Saat ini Hemoragic Post Partum dibagi menjadi dua yaitu:
 Perdarahan pasca partum lanjut adalah perdarahan setelah 24 jam pertama disebut
sebagai perdarahan pasca partum lanjut atau primer.
 Perdarahan pasca partum sekunder adalah terjadi antara 24 jam hingga 12 minggu
setelah persalinan.
Retentio Plasenta

 keadaan plasenta masih belum bisa dilahirkan setelah 30 menit bayi lahir. Waktu
rata-rata dari kelahiran janin sampai ekspilsi plasenta adalah 809 menit, apabila
melebihi 10 menit maka resiko kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum
menjadi dua kali lipat. Hal ini disebabkan adhesi yang kuat antara plasenta dan
uterus
Ada beberapa perlekatan plasenta, yaitu plasenta akreta, plasenta
inkreta, dan plasenta perkreta.

 Plasenta akreta adalah keadaan dimana implantasi plasenta hingga desidua basalis
(menempel pada permukaan myometrium).
 Plasenta inkreta adalah keadaan dimana implantasi plasenta menembus myometrium
(masuk kedalam myometrium).
 Plasenta perkreta adalah bila vili korialis sampai melewati myometrium hingga lapisan
perimetrium (menembus sampai serosa).
 Factor resiko : plasenta previa, bekas section caesarea, riwayat kuret berulang,
multiparitas, dan kehamilan usia lanjut (usia ibu lebih dari 35 tahun
ETIOLOGI HPP
ETIOLOGI HPP : ETIOLOGI PRIMER : ETIOLOGI SEKUNDER :

1. Tone 1. Atonia uteri


2. Tissue 2. Laserasi jalan lahir 1. Sisa plasenta
3. Trauma 3. Rupture uteri 2. Sub involusi dari tempat
4. Thrombin 4. Inversio uteri. implantasi plasenta
5. Plasenta akreta, inkreta,
perkreta
6. Gangguan koagulasi
herediter
• Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
• Perdarahan dapat muncul 6-10 hari pascasalin disertai subinvolusi
Plasenta
uterus Sisa
• Plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelah kelahiran bayi
Plasenta
Retensio
• Perdarahan segera setelah anak lahir
Uteri
• Uterus tidak berkontraksi atau lembek Atonia
• Fundus uteri tidak teraba, Lumen vagina terisi massa, Nyeri ringan atau berat Inversio uteri
• Perdarahan segera (intraabdominal dan/atau pervaginam)
• Nyeri perut yang hebat, Kontraksi yang hilang
Rupture uteri
• Perdarahan segera
jalan lahir
• Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir Robekan
• Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat
gumpalan darah
Darah
• Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji Pembekuan
pembekuan darah sederhana
• Terdapat faktor prediposisi : solusio plasenta,
Gangguan
IUFD, eklampsia, emboli air ketuban
Faktor Resiko Retensio Plasenta

 persalinan yang diinduksi


 jumlah paritas yang tinggi (lima paritas atau lebih)
 riwayat retensio plasenta sebelumnya,
 riwayat dilatasi dan kuretase sebelumnya
 kelahiran prematur
 berat plasenta yang kecil
 maupun usia maternal(> 30 tahun).
PATOFISIOLOGI
Retraksi dan kontraksi otot Implantasi dan kedalaman Sisa plasenta
uterus menyebabkan perlekatan dari plasenta, menyebabkan fungsi
Perdarahan post partum
pembuluh darah terjepit serta kekuatan kontraksi retraksi dan kontraksi otot
dan perdarahan berhenti uterus ibu uterus terganggu
DIAGNOSIS PERDARAHAN POST
PARTUM
ANAMNESIS
 Pada hasil anamnesis dengn pasien dapat ditemukan adanya perdarahan setelah
melahirkan yang jika dihitung jumlahnya lebih dari 500cc. selain itu pasien juga dapat
mengeluhkan rasa lemas, berkeringat dingin, pucat, dan menggigil. Faktor-faktor resiko
dari perdarahan post partum juga dapat ditanyakan pada pasien
Rumus perhitungan
Karakteristik HPP volume
darah total
Perdarahan pascaibu
partum dapat dimulai
sebelum
Volumeatau sesudah
darah terlepasnya
saat plasenta,
tak hamil :
biasanya
[TB(inci)yang terjadi
× 50 ] + bukan perdarahan
[BB(pon) × 25]
masif mendadak melainkan perdarahan
= Volume darah (mL)
yang konstan
2

Volum
e
darah
saat
hamil
Bervar
iasi
dari 30
hingga
60
persen
dari
hasil
perhit
ungan
volum
e saat
tidak
hamil
Berta
mbah
sepanj
ang
keham
ilan
dan
menda
tar
pada
usia
gestasi
34
mingg
u
Penam
bahan
rata-
rata
adalah
40
hingga
80
persen
pada
gestasi
multij
anin
Penam
bahan
rata-
rata
lebih
rendah
pada
preekl
amsia,
volum
e
berban
ding
terbali
k
denga
n
kepara
han.
 PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan fisik pada pasien dengan perdarahan postpartum dapat diawali dengan menilai
tanda-tanda vital pasien, seperti nadi, laju nafas, tekanan darah, suhu. Perlu diperhatikan
adanya takikardia, hiperpnea, dan hipotensi. Selain itu juga perlu diperhatikan ada tidaknya
tanda syok seperti pucat, akral dingin, nadi cepat, dan tekanan darah yang rendah.
 Untuk pemeriksaan obstetric perlu diperhatikan kontraksi, letak, dan konsistensi uterus.
Perlu dilakukan pemeriksaan dalam umtuk menilai adanya perdarahan , melihat keutuhan
plasenta, tali pusat, dan robekan didaerah vagina.

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah rutin
 USG
 Dapat ditambahkan fungsi pembekuan (BT dan CT)
TATALAKSANA
 Tatalaksana umum perdarahan postpartum :
 Panggil bantuan
 Nilai ABC
 Bila ditemukan tanda syok  tatalaksana
 Beri oksigen
 Pasang IV line dengan kanul ukuran besar (16 atau 18) dan mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0.9%, RL atau
RA), lakukan juga pengambilan sampel darah (Hb, ABO, Rh, dan profil hemostasis) termasuk untuk persiapan tranfusi
 Periksa tanda-tanda vital
 Periksa : abdomen, jalan lahir, dan perineum, kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
 Pasang kateter Folley volume urin
 Cek kadar Hb, golongan darah
 Tentukan penyebab perdarahan, lanjutkan tatalaksana spesifik berdasarkan penyebabnya.
 Tatalaksana awal perdarahan postpartum
 Kepala : cek kesadaran, pastikan jalan napas bebas, cek pernafasan beri O2, lakukan
pencatatan urutan kejadian/kronologi.
 Lengan : periksa nadi dan tekanan darah, pasang akses intravena, ambil darah untuk
pemeriksaan laboratorium (terutama darah rutin), lakukan resusitasi cairan, berikan obat-
obatan uterotoniks
 Uterus : massase uterus, lahirkan plasenta dengan lengkap, koordinasi dengan penolong
lain pada posisi “kepala” dan “lengan”, kosongkan vesika urinaria, jika atonia uteri maka
lakukan kompresi bimanual, tentukan penyebab perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut.
 Tatalaksana Retensio Plasenta
 Pemberian cairan dan uterotonik (Beri 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0.9% atau caian RL
dengan kecepatan 60 tpm dan 10 unit IM)
 Lakukan tarikan tali pusat terkendali
 Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan manual plasenta secara hati-hati. Jika ditemukan
plasenta imvasif (plasenta akreta, plasenta inkreta, dan plasenta perkreta) maka dilanjutkan dengan
histerektomi.
 Berikan antibiotic profilaksis (ampisilin 2 g IV dan metronidazol 500 mg IV)
 Segera atasi atau rujuk bila terjadi komplikasi perdarahan atau infeksi.
  
 Pada keadaan dimana masih ada sisa plasenta yang tertinggal, dapat dilakukan:
 Pemberian uterotonik
 Lakukan eksplorasi digital bila serviks terbuka dan dikeluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila serviks
hanya bisa dinilai oleh instrument maka lakukan evakuasi sisa plasenta dengan vakum manual atau dilatasi
dan kuretase
 Beri antibiotic profilaksis.
REFERENSI
 Coviello E, Grantz K, Huang C, et al. Risk factors for retained placenta.American Journal of
Obstetrics and Gynecology. 2015;213(6):864.e1-864.e11.
 
 Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, et al. Williams Obstetric, ed. 23. New York:
McGraw-Hill; 2010.

 Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Obstetrics: Normal and Problem Pregnancies. 5 th ed:
Elsevier;2007.
 
 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan, edisi 1. Jakarta; 2013
 
 Komite Medik RSUP dr. Sarjito. Perdarahan Post Partum daam Standar Pelayanan Medis di RSUP
dr. Sarjito Yogyakarta: Penerbit Medika Fakultas Kedokteran Universitas GadjahMada; 2000.
 Lalonde A. Prevention and treatment of postpartum hemorrhage in low resource setting. Int J Gynaecol
Obstet. 2012.

 Saifuddin AB, editor, Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.

 World Health Organization. Maternal Mortality in 2005: estimates developed by WHO, UNICEF, UNFPA
and the World Bank Geveva (Switzerland): WHO; 2007. 

 Vilos A, Machado M, Abu-Rafea B, et al. Treatment of PersistentPostpartum Bleeding Associated with


Retained Placental Tissue with a Gonadotropin Releasing Hormone Agonist together with an
AromataseInhibitor and Tranexamic Acid: Experience with 2 Cases and Review of theLiterature. Journal
of Medical Imaging and Case Reports. 2018;02(01):1-4.7.Jauniaux E, Chantraine F, Silver R, Langhoff-
Roos J. FIGO consensus

Anda mungkin juga menyukai