Anda di halaman 1dari 6

SGD LBM 5

STEP 1

1. Fluksus : cairan yang keluar terus menerus dari vagina


2. Kompresi bimanual : penekanan menggunakna 2 tangan pada uterus untuk menghentikan
perdarahan

STEP 2

1. definisi perdarahan post partum ?


2. mengapa pada ibu ditemukan keadaan umum lemah, pucat, konjungtiva anemis, dan fluksus
positif
3. Bagaimana hubungan status paritas dengan perdarahn post partum ?
4. Bagaimana hubungan lama persalinan dengan perdarahan post partum ?
5. Bagaimana hubungan bayi besar dengan perdarahan post partum ?
6. bagaimana hubungan manajemen kala 3 dengan perdarahan post partum ?
7. apa alur diagnosis dan diagnosis banding pada scenario ?
8. bagaimana patofisiologi dari kasus tersebut ?
9. apa etiologi dari kasus di scenario ?
10. apa factor resiko dari kasus di scenario ?
11. apa tanda dan gejala kegawatdaruratan pendarahan post partum ?
12. apa pengkajian dari scenario tersebut ?
13. apakah asuhan keperawatan pada kasus di scenario tersebut ?
14. bagamana tata laksana dari kasus di scenario (termasuk atonia uteri )?
15. mengapa diberikan oksitosin dan efek pada post partum ?
16. mengapa dilakukan kompresi bimanual?
17. bagaimana peran perawat dalam melakukan edukasi kepada keluarga
18. Apa komplikasi dari kasus di scenario ?
19. bagaimana manajemen rujukan dan edukasi atonia uteri ?

STEP 3

1. definisi perdarahan post partum ?

perdarahan lebih dari 500-600ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir

menurut waktu terjadi dibagi menjadi :


- early post partum hemorrhage (dalam 24 jam ) / primer
- late post partum hemorrhage (setelah 24 jam ) /sekunder

perdarahan lebih dari 500 ml sebelum,selama,atau setelah plasenta keluar


pada kelahiran sc sebanyak 1000 ml

perdarahan yang terjadi setelah melahirkan sampai masa nifas

2. mengapa pada ibu ditemukan keadaan umum lemah, pucat, konjungtiva anemis, dan fluksus
positif
karena proses melahirkan yang terlalu lama sehingga tonus uterus lemah, dan pembuluh darah
tidak bisa vasokontriksi  pendarahan  vol darah turun  eritrosit turun  anemi

3. Bagaimana hubungan status paritas dengan perdarahn post partum ?


P6A0
Paritas ada 3 macam : primipara, multipara, grandemultipara (>5 org anak)
Wanita yang melahirkan lebih dari 5 kali merupakan factor resiko terjadinya perdarahan post
partum
Pada kehamilan multipara uterus tidak lentur lagi sehingga kontraksi nya tidak se adekuat
sebelumnya

4. Bagaimana hubungan lama persalinan dengan perdarahan post partum ?


Lama persalinan bisa dipengaruhi kecilnya diameter atau bayi yg terlalu besar
Apabila persalinan berjalan lama maka kontraksi uterus akan semakin lemah  pendarahan
Kontraksi myometrium lemah karena persalinan yang lama atau lemah, pada persalinan cepat
uterus berkontrasi terus menerus
Normal : primi 12-13 jam
Multi : 7-8 jam
Waktu persalinan terlalu cepat  robekan perineum  perdarahan

5. Bagaimana hubungan bayi besar dengan perdarahan post partum ?


Bayi kembar terjadi overdistention pada uterus  tonus menurun gabisa menjepit dari a
spiralisnya, hingga tetap vasodilatasi
6. bagaimana hubungan manajemen kala 3 dengan perdarahan post partum ?
pada saat kelahiran plasenta harus diputar searah jarum jam dan juga setelah plasenta lahir
harus di cek kelengkapannya
plasenta yang nempel akan mencegah kontraksi uterus
bisa plasenta ketinggalan salsh satu bagiannya, atau plasenta menempel terlalu dalam di uterus

7. apa alur diagnosis dan diagnosis banding pada scenario ?


diagnosis kerja
- atonia uteri : uterus tidak berkontraksi dan lembek , perdarahan segera setelah anak lahir ,
biasanya ada shock dan bekuan darah di servix
- laserasi jalan lahir : perdarhan segera, tapi kontraksi uterus baik, plasenta keluar lengkap,
ddarah yang keluar segar, pucat , lemah, menggiggil
- retensio plasenta : plasenta belum lahir setelah 30 menit , kontraksi ada, perdarahan segera
- sisa plasenta : sebagian plasenta tertinggal di dalam Rahim, perdarahan segera, tinggi
fundus tetap
- meteritis : infeksi, demam, anemia , nyeri tekan perut bawah , disertai cairan mukopurulen
ddan berbau  lochia (secret dari cavum uteri da vagina

tonus  atonia uteri

trauma  laserasi jalan lahir

tissue  sisa plasenta atau retensi plasenta.

Plasenta inkreta : invasi vili sampai myometrium

Plasenta perkreta : invasi vili sampai perimetrium

Plasenta akreta : invasi vili sampai desidua basalis

thrombin  gangguan pembekuan darah (genetic, eklamsi)

ibu perdarahan

periksa :

KU, nadi, TD  tanda shock

Periksa obstetric :

Hanya untuk mendiagnosis 2 dari diagnosis kerja

- atonia uteri
- luka jalan lahir (kontraksi baik )

pemeriksaan dalam, dengan syarat keadaan sudah baik

- luka jalan lahir


- retensio plasenta

8. bagaimana patofisiologi dari kasus tersebut ?


vwd  dimiliki ibu2 bergolongan darah O. (biasanya haid tidak lancar)
9. apa etiologi dari kasus di scenario ?

tonus  atonia uteri

trauma  laserasi jalan lahir

tissue  sisa plasenta atau retensi plasenta.


thrombin  gangguan pembekuan darah (genetic, eklamsi)

10. apa factor resiko dari kasus di scenario ?


- gangguan koagulasi
- keganasan disertai myoma uteri
- sering melahirkan  grandemultiparitas
- usia  kehamilan beresiko . estrogen turun  elastisitas otot2 turun
- riwayat perdarahan post partum
- partus cepat  partus presipitatus

11. apa tanda dan gejala kegawatdaruratan pendarahan post partum ?


- uterus tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah anak lahir
- darah segar mengalir setelah bayi lahir
- uterus berkontraksi keras, plasenta lengkap
- plasenta belum lahir setelah 30 menit
- plasenta atau sebagian selaput mengandung PD perdarahan segera
- involusi uterus, nyeri tekan perut bawah , lochia mukopurulen dan berbau

Volume darah yang Tekanan darah sistol Tanda dan gejala Derajat shock
hilang (ml)
500-1000 normal Belum ada -
1000-1500 80-100 Takikardi, nadi Ringan
kurang dari
100x/menit ,
berkerigat, lemah
1500-2000 70-80 Takikardi, nadi 100- Sedang
120x/menit , oliguria,
gelisah
2000-3000 50-70 Takikardi, nadi lebih Berat
dari 120, anuria

12. apa pengkajian keperawatan dari scenario tersebut ?


- riwayat persalinan : trauma, persalinan lama, atonia uteri, sub involusi, riwayat perdarahn
post partum
- sirkulasi : TTV, ada penurunan kesadaran atau tidak
- integritas ego : adanya kecemasan atau ansietas
- aktivitas :laporkan kelelahan yang berlebih
- pemeriksaan diagnostic : gol darah

13. apakah asuhan keperawatan pada kasus di scenario tersebut ?


- kekurangan vol cairan berhub dg perdarahan post partum
- gangguan perfusi jaringan berhub dg perdarahan post partum
- ansietas berhub dengan perubahan keadaan
- resiko tinggi infeksi
- kurang pengetahuan
- defisit perawatan diri berhub dengna kelemahan fisik

14. bagamana tata laksana dari kasus di scenario (termasuk atonia uteri )?
- Shock  transfuse cairan, oksigen
- Tidak shock  lakukan px obstetric atau pemeriksaan dalam

- Atonia : masase uterus , beri oksitosin, ergometrin, prostaglandin , apabila ada perbaikan
maka teruskan oksitosin dan prostaglandin.
jika tidak membaik  kompresi bimanual
pasang tampon uterovaginal , bila perdarahan berhenti  pertahankan tampon 24-48 Jam,
bila tampon basah  laparotomy

- Cek ada trauma atau tidak  kalau ada  kasih antibiotic profilaksis

- Lokasi susah untuk dijahit  diklem , diemin 2-3 mnit kl masih perdarahan dikle lagi

- Tidak ada trauma  cek tissue  kotiledon lengkap atau ga  kalau ada, plasenta restan
atau retensio plasenta .

- Kl ga ada perdarahan boleh dikuret, kl missal ga ada dan masih ketinggal tunggu 5 hari baru
dikuret
- Plasenta restan  oksitosin , manual plasenta / dikuret

- Retensio plasenta  oksitosin  regangkan tali pusat , jika gabisa  manual plasenta 
injeksi antibiotic

Jika tissue tidak ada kelainan  cek thrombin di lab

15. mengapa diberikan oksitosin dan efek pada post partum ?


untuk merangsang kontraksi uterus  menghentikan perdarahan

16. mengapa dilakukan kompresi bimanual?


Menghentikan perdarahn  supaya arteri spiralis kontriksi ]
Interna  salah satu tangan masuk
Eksterna  diluar abdomen. Di edukasi pada kelurga
17. bagaimana peran perawat dalam melakukan edukasi kepada keluarga
- melnjutkan kompresi bimanual eksterna
letakkan satu tangan di abdomen diatas simfisis pubis, letakkan tangan yang lain di dinding
abdomen atau belakang korpus uteri
lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk kompresi pembuluh darah
- bila kompresi bimanual interna tidak berhasil  beritahu keluarga cara kompresi bimanual
eksterna

18. Apa komplikasi dari kasus di scenario ?


19. bagaimana manajemen rujukan dan edukasi atonia uteri ?

Anda mungkin juga menyukai