Preseptor :
Dr. Jeffry Iman G, dr., Sp.OG(K), M.Kes
Presentan :
Rahma Yunitasari
Darayani Nurfauziah
Daffa Putra Utama
Definisi
• Perdarahan pascasalin adalah perdarahan yang terjadi setelah janin lahir, yaitu melebihi 500 cc
pada persalinan per vaginam atau lebih dari 1000 cc pada persalinan per abdominam. (PPK
Obgyn Unpad 2021)
• Perdarahan postpartum adalah kehilangan darah lebih dari atau sama dengan 1000 ml, atau
kehilangan darah yang disertai dengan tanda atau gejala hipovolemia yang terjadi dalam 24 jam
setelah lahir, terlepas dari cara persalinan (American College of Obstetricians and Gynecologists
(ACOG))
1. Primer / Dini
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama pasca-salin.
2. Sekunder / Lambat
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : USG
• Hematologi Rutin • Bleeding Time
• Fibrinogen • Clotting Time
• D-dimer • PT
• APTT
Kriteria Diagnosis
ATONIA UTERI
Akibat gangguan kontraksi dari uterus (menjadi lemah), sehingga uterus menjadi
lunak dan pembuluh darah pada tempat implantasi plasenta tidak bisa tertutup.
Manifestasi Klinis :
Perdarahan dari OUI yang seperti keran
air
Konsistensi rahim yang lunak
Kontraksi buruk
Tidak didapatkan perlukaan pada jalan
lahir
Tidak ada sisa plasenta
Umumnya : terdapat syok hipovolemik
berat.
(TRAUMA) LASERASI JALAN LAHIR
Manifestasi Klinis :
• Perdarahan yang berasal dari luka robekan
• Darah segar/berwarna merah terang
• Kontraksi rahim baik
• Terdapat tanda-tanda syok.
ROBEKAN PERINEUM
DEFINISI
Suatu kondisi dimana terjadinya laserasi pada serviks akibat proses persalinan.
Dapat terjadi akibat :
• Robekan spontan
• Trauma forsep/ekstraksi vakum
• Memimpin persalinan sebelum pembukaan lengkap
MANIFESTASI KLINIS
• Perdarahan (darah segar) yang mengalir segera setelah bayi lahir
• Darah yang keluar pulsatil sesuai denyut nadi
TATALAKSANA
• Pasang tampon
• Rujuk ke spesialis
RUPTUR UTERI
Manifestasi Klinis :
Perdarahan pervaginam sedikit/banyak yang berasal dari OUI
Sangat nyeri di bagian perut bawah
Biasanya kontraksi rahim buruk
Terdapat tanda akut abdomen
Terdapat syok berat
Pada Eksplorasi : adanya robekan pada uterus
Dapat didahului oleh lingkaran konstriksi (Bandl's ring)
Bagian-bagian janin mudah dipalpasi (pada ruptur komplit)
KLASIFIKASI
1. Komplit → terpisahnya seluruh lapisan dinding uterus, bagian janin teraba jelas
2. Inkomplit (dehisens) → terlepasnya otot uterus, peritoneum visceral masih intak
INVERSIO UTERI
Manifestasi Klinis :
Perdarahan pervaginam
Fundus uteri tidak teraba sama sekali atau pada
fundus teraba lekukan
Jika inversio hingga vagina : terkadang teraba
tumor dalam vagina
Pada inversio uteri yang prolapse : akan tampak
tumor merah diluar vulva
Syok sedang hingga berat
• Pada inversi derajat
pertama, fundus uteri
mengalami inversi ke
dalam uterine cavity.
• Pada inversi derajat
dua, fundus uteri
menonjol melalui serviks
dan terletak di vagina.
• Pada inversi derajat
tiga, seluruh uterus
menonjol melalui
introitus.
RETENSIO PLASENTA
Suatu kondisi dimana plasenta tetap tertinggal dalam uterus 30 menit setelah bayi lahir.
Terjadi karena adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus
Manifestasi Klinis :
Perdarahan pervaginam sedikit hingga banyak
Fundus uteri setinggi pusat.
Biasanya akan terlihat tali pusat
GANGGUAN KOAGULOPATI (Pembekuan Darah)
Gangguan pembekuan darah baru dapat dicurigai bila penyebab HPP lain dapat
disingkirkan, terutama bila ada riwayat gangguan pembekuan darah sebelumnya. Misalnya
pada pasien dengan hemofilia atau disseminated intravascular coagulation (DIC)
Manifestasi Klinis :
Perdarahan dari tempat yang terdapat luka
Kontraksi rahim baik
Tidak adanya perlukaan pada jalan lahir maupun jaringan plasenta
Syok dari sedang hingga berat
Adanya gangguan dari faktor pembekuan darah → Laboratorium
SISA PLASENTA
Sisa plasenta adalah suatu kondisi dimana masih ada sebagian dari plasenta
yang tertinggal dalam uterus akibat plasenta tidak lahir sempurna.
Manifestasi Klinis :
• Perdarahan pervaginam sedikit hingga banyak berasal dari OUI
• Kontraksi biasanya baik
• Pada Pemeriksaan → teraba sisa plasenta
Catatan :
• Setelah dosis awal ada perbaikan dan perdarahan berhenti 🡪 oksitosin/misoprostol
diteruskan
• Bila tidak ada perbaikan -> lakukan kompresi bimanual atau pemasangan tampon
balon
• Jika kontraksi tetap buruk -> laparotomi
2. Laserasi jalan lahir
Segera lakukan penjahitan laserasi
3. Ruptur uteri
Stabilisasi keadaan umum pasien dan segera lakukan laparotomi.
Rencana histerorafi atau histerektomi
4. Inversio uteri
• Setelah syok teratasi, lakukan reposisi manual.
• Jika plasenta belum lepas, sebaiknya tidak dilepas terlebih dahulu sebelum uterus
direposisi (untuk menghindari pendarahan banyak)
• Setelah reposisi berhasil → berikan drip oksitosin.
• Supaya tidak terjadi lagi inversio, dapat dilakukan pemasangan tampon rahim.
• Jika reposisi manual tidak berhasil → reposisi operatif.
5. Retensio plasenta
• Lakukan pelepasan plasenta secara manual.
• Jika plasenta sulit dilepaskan, pikirkan kemungkinan plasenta akreta. Histerektomi adalah
terapi terbaik pada plasenta akreta komplit.
6. Sisa plasenta
• Dilakukan kuretase dengan pemberian uterotonika dan transfusi darah bila diperlukan.
• Jika terjadi pada masa nifas, diberikan uterotonika, antibiotik spektrum luas dan kuretase.
• Lakukan histerektomi jika kuretase tidak berhasil.
7. Gangguan koagulopati
• Pasien dirawat bersama Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
• Koreksi faktor pembekuan dengan transfusi FFP, kriopresipitat, trombosit dan PRC, kontrol
DIC dengan heparin.
Terima Kasih