Anda di halaman 1dari 17

PENDARAHAN ANTEPARTUM

kelompok 5
– Ayu mislena : 220606110 – Soleha Fitriani : 220606056
– siti ulpiah : 220606062 – Devi Indriyani : 220606121
– Dewi Ratnasar : 220606008 – Rustiaty : 220606053
– Nabila Siti Kholisoh : 220606205 – Nurlaila : 220606053
– Yuniarsih : 220606080 – Aditia Putri Asriyani : 220606099
– Soleha Fitriani : 220606056 – Islamiati Hardianti Rukmanah :
– Mina Elvira : 220606039 220606170
PENDARAHAN ANTEPARTUM

PLASENTA
PREVIA

SOLUSIO
PLASENTA
PLASENTA PREVIA
Definisi
Plasenta previa ialah salah satu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal pada segmen
bawah rahim (SBR), menutupi atau tidak menututpi ostium interni iternum (OUI), sedangkan
kehamilan itu sudah viable atau mampu hidup diluar rahim (usia kehamilan >20 minggu dan atau
berat janin >500 gram).

Tanda dan Gejala


Gejala plasenta previa yang paling khas adalah perdarahan yang tidak disertai nyeri
dan tanpa kontraksi Rahim.
Klasifikasi
Plasenta previa totalis
Plasenta previa parsialis
Plasenta previa marginalis
Plasenta letak rendah
Faktor Resiko
Menurut Mochtar yang dikutip pada buku norma (2013), ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan plasenta

previa, diantaranya :

– Usia >35 Tahun atau ˂ 20 Tahun – Tumor-tumor seperti moima


– Banyaknya jumlah kehamilan dan uteri, polip endometrium
persalinan (paritas) – Kehamilan kembar
– Endometrium cacat, seksio caesarea, – Riwayat plasenta previa
kuretase sebelumnya
– dan manual plasenta
– Terdapat jaringan parut
– Jarak persalinan yang dekat ˂ 2 tahun
– Merokok
– Hipoplasia endometrium
– Korpus luteum bereaksi lambat
Diagnosis
1. Anamnesa
2. Inspeksi
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan khusus kebidanan :
a) Palpasi abdomen
b) Denyut jantung janin
c)Pemeriksaan inspekulo
Tatalaksana Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan dan pengobatan plasenta previa yaitu sebgai berikut :

1. Perdarahan dalam trimester dua atau tiga harus dirawat dirumah sakit.
2. Jika perdarahan terjadi pada trimester dua perlu diwanti-wanti karena perdarahan ulangan biasanya lebih
banyak.
3. Pada kondisi yang terlihat stabil di dalam rawatan di rumah sakit, hubungan suami istri dan rumah tangga
dihindari kecuali setelah pemeriksaan ultrasonografi ulangan dianjurkan minimal setelah 4 minggu,
memperhatikan ada migrasi plasenta menjauhi ostium uteri internum (OUI).
4. Perdarahan dalam trimester tiga perlu pengawasan lebih ketat dengan istihat baring yang lebih lama dalam
rumah sakit dan dalam keadaan cukup serius untuk merawatnya sampai melahirkan.
5. Pada pasien dengan riwayat seksio caesarea perlu dilteliti dengan ultrasonografi, color doppler atau MRI
untuk melihat kemungkinan adanya plasenta akreta, inkreta, atau parkreta.
6. Seksio caesarea juga dilakukan apabila perdarahan banyak yang menghawatirkan.
Penanganan Pada Pasien Dengan Plasenta Previa Di
Lingkungan Rumah Sakit, Yaitu :

Penanganan
Ekspektatif

Penanganan
Aktif
SOLUSIO PLASENTA

A. Pengertian
Menurut prawirohardjo, 2011, Solusio plasenta adalah terlepasnya Sebagian
atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal
pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir.
Di lihat dari umur kehamilan terjadi nya hal tersebut, solusio plasenta adalah
lepasnya Sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang berimplantasi normal pada
kehamilan di atas 22 minggu dan anak sebelum lahir. (Rahmawati Eni, 2011).
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal
pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22 minggu atau
berat janin di atas 500 gram. (Rustam, 2002)
 Klasifikasi solusio plasenta menurut gejala klinis :
 Kelas 0 : asimptomatik
 Kelas 1 : gejala klinis ringan dan terdapat hampir 48 % kasus
 Kelas II : gejala klinik sedang dan terdapat hampir 27% kasus
 Kelas III : gejala berat dan terdapat hampir 24% kasus.
 Insiden
– Berkisar 1% - 2% dari seluruh kehamilan (AAFP,2001)
– Diperkirakan resiko kematian ibu 0,5% - 5% dan kematian janin 50 – 80%
(Mansjoer,2001).
Etiologi

Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian,beberapa hal di bawah

ini di duga merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada kejadiannya,antara lain sebagai beriku :
 Hipertensi esensial atau preeklampsi.
 Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.
 Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan anak yang sedang di gendong.
 Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.
 Uterus yang sangat kecil.
 Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun
 Ketuban pecah sebelum waktunya.
 Mioma uteri.
 Defisiensi asam folat.
 Merokok, alcohol,dan kokain.
 Perdarahan retroplasenta.
 Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.
 Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.
 Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gamely.
Gejala

Beberapa gejala dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :

 Perdarahan yang disertai nyeri.


 Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya
darah yang keluar.
 Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang karena isi rahim bertambah
dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en
bois).
 Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.
 Fundus uteri makin lama makin baik.
 Bunyi jantung biasanya tidak ada.
 Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus (karena isi rahim
bertambah).
 Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.
Komplikasi Terhadap
Komplikasi terhadap ibu
Bayi

• Gangguan pembekuan darah


• Oliguria
• Perdarahan postpartum • Asfiksia ringan sampai berat dan
• Koagulopati konsumtif kematian janin
• Kelainan susunan system saraf pusat
• Utero renal reflex
• Retardasi pertumbuhan
• Ruptur uteri • Anemia
• Perdarahan
Penatalaksanaan

Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :


 Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan.
 Optimalisasi keadaan umum pasien
 Pemeriksaan laboratorium
 Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
 Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea.
 Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah
besar
 Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero
ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan
 Rujukan
Dalam melakukan rujukan,bidan dapat memberikan pertolongan darurat dengan :
 Memasang infus
 Tampa melakukan pemeriksaan dalam
 Menyertakan petugas dalam merujuk pasien
 Mempersiapkan donor darah dari keluarga/masyarakat
 Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan dalam pemberian pertolongan
pertama.
 Pengelolaan
 Setiap pasien yang dicurigai solusio plasenta harus dirawat di rumah sakit kerena
memerlukan monitoring yang lengkap baik dalam kehamilan maupun persalinan.
Tindakan Obstetrik

Persalinan di harapkan dapat terjadi dalam 3 jam, umumnya dapat pervaginam.


 Seksio sesarea dapat dilakukan apabila :
– Janin hidup dan pembukaan belum lengkap
– Janin hidup, gawat janin tetapi persalinan pervaginam tidak dapat dilaksanakan
dengan segera
– Janin mati tetapi kondisi servik tidak memungkinkan persalinan pervaginam dapat
berlangsung dalam waktu yang singkat.
 Partus pervaginam
– Partus pervaginam dilakukan apabila Janin hidup dan pembukaan sudah lengkap,
serta tidak ada kegawatdaruratan pada ibu.

Anda mungkin juga menyukai