Anda di halaman 1dari 9

LO RABU

1. Pathogenesis of vaginal bleeding in pregnancy, what is bloody show, cervicitis, cervix


trauma, placenta solutio, placenta previa
Bloody show:
saat serviks menipis (menipis) dan mulai melebar untuk persiapan persalinan akan keluar
beberapa lendir berdarah. ini merupakan kejadian normal pada hari-hari menjelang
persalinan.
Kalo Cuma muncul ini aja biasanya pasien normal. Kalo ada kontraksi yang signifikan, harus
dievaluasi untuk kemungkinan onset persalinan. jika lendir berdarah ini muncul sebelum
cukup bulan, kemungkinan menandakan permulaan persalinan prematur. perdarahan yang
lebih dari lendir berdarah (merah cerah, tidak ada lendir, keluarnya bekuan darah)
memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Cervicitis and cervical trauma:
selama kehamilan, serviks menjadi lebih lunak, lebih rapuh, dan lebih rentan terhadap efek
trauma dan lendir. cervical ectropion, di mana mukosa endoserviks yang lembut dan
menghasilkan mukus tumbuh keluar ke eksoserviks sering terjadi pada wanita hamil. epitel
endoserviks ini mudah berdarah saat disentuh. kondisi ini dapat menyebabkan bercak
setelah hubungan seksual, pemeriksaan vagina, atau penempatan spekulum vagina. cervical
ectropion juga dapat menyebabkan servisitis.
epitel serviks sel skuamosa normal relatif tahan terhadap serangan bakteri sedangkan
mukosa endoserviks kurang tahan terhadap bakteri. jika terinfeksi, cervical ectropion bisa
lebih mungkin berdarah jika disentuh. perubahan ini biasanya mudah terlihat selama
pemeriksaan spekulum vagina.
Placental abruption
Solusio plasenta juga dikenal sebagai pemisahan prematur pada plasenta. Normalnya
plasenta akan terlepas setelah bayi dilahirkan. Namun, apabila ada bagian dari plasenta
yang terlepas sebelum kelahiran bayi, ini disebut solusio plasenta. Solusio plasenta terjadi
pada sekitar 1% dari semua kehamilan. solusio plasenta ada yg partial atau complete.
Complete placental abruption adalah yg paling berbahaya karena Janin akan mati dalam
waktu 15-20 menit dan Sang ibu akan segera meninggal, baik karena kehilangan darah atau
gangguan koagulasi. Wanita dengan complete placental abruption umumnya sakit parah
dengan sakit perut yang parah, syok, perdarahan, rahim yang kaku dan tidak rileks.
Partial placental abruption dapat berkisar dari yang tidak signifikan hingga kelainan
mencolok yang terlihat pada complete solusio. Secara klinis, solusio muncul setelah usia
kehamilan 20 minggu dengan kram perut, nyeri tekan uterus, kontraksi, dan biasanya
beberapa perdarahan vagina. Kadang-kadang, kehilangan darah terperangkap di dalam
rahim. Kasus-kasus ini disebut "Concealed abruption". Sejumlah faktor dikaitkan dengan
peningkatan risiko solusio plasenta, di antaranya:
- Terdapat placental abruption di kehamilan sebelumnya meningkatkan risiko kira2 2x
lipat di kehamilan berikutnya
- Abdominal trauma (kyk terbentur atau kecelakan)
- Penggunaan kokain dan sejenisnya
- Maternal nya hipertensi termasuk preeklampsia dan eklampsia
- Polyhydrominos (kelebihan air ketuban saat kehamilan)
- Angka partus yang tinggi (lebih dari 3)
- Low socio economic status
- Gizi buruk
- Oligohydraminos (jumlah air ketuban yang terlalu sedikit)
- Merokok
- Multiple gestation
Placenta previa
Plasenta previa, biasanya kan plasenta menempel pada rahim di daerah yang jauh dari
serviks. Tapi pada plasenta previa, posisi plasenta dapat menutupi leher rahim. Ada
beberapa jenis plasenta previa:
- Complete placenta previa berarti seluruh serviks tertutup. Posisi ini membuat janin
tidak mungkin melewati jalan lahir tanpa menyebabkan perdarahan ibu. Situasi ini
hanya dapat diselesaikan melalui operasi caesar.
- Plasenta previa marginal berarti bahwa hanya tepi atau tepi plasenta yang
menutupi serviks. Dalam kondisi ini, dimungkinkan untuk mencapai persalinan
pervaginam, perdarahan matemal tidak terlalu besar dan kepala janin memberikan
tekanan yang cukup pada plasenta untuk mendorongnya keluar dan perdarahan
tamponade yang mungkin terjadi.
Secara klinis, pasien akan datang diatas 20 minggu dengan perdarahan vagina tanpa rasa
sakit, biasanya ringan. Hal ini berbeda dengan pasien dengan solusio plasenta, yang
biasanya mengalami nyeri dan kontraksi yang signifikan. Karena pemeriksaan panggul dapat
memicu perdarahan lebih lanjut, maka hindari pemeriksaan vagina atau dubur pada wanita
hamil selama paruh kedua kehamilan mereka kecuali sudah dipastikan tidak ada plasenta
previa. Faktor-faktor yang terkait dengan peningkatan risiko plasenta previa meliputi:
- Angka partus yang tinggi
- Usia ibu >35
- Operasi cesar sebelumnya
- Operasi uterin sebelumnya
- Malformasi uterine
- Kokain dan sejenisnya
- Merokok
- Ascherman syndrome (kondisi ketika terbentuknya jaringan parut di rahim atau leher
rahim)
- Sering D&C (dilation dan kuretase)
Lokasi plasenta paling baik ditentukan dengan USG. Jika USG tidak tersedia, satu metode
klinis yang dapat diandalkan untuk menyingkirkan plasenta previa adalah dengan
memeriksa keterlibatan kepala janin tepat di atas simfisis pubis.

2. Cardiotocography (CTG?) baseline, acceleration, variability; cardiotocodynamometry


3. Positions of fetal presentation (review)
4. Stages of labor

WO 1, 4, 6, 7 (pathogenesis + complication), 9 – 1

1.
4. Pathogenesis hypertensive disorder of pregnancy
1. Gestational hypertension -> tekanan darah lebih dari sama dengan 140/90 mmHg
pada usia 20 minggu kehamilan tanpa adanya proteinuria.
2. Preeclampsia ->

a. Pathogenesis
i. Vasospasm
Endothelial activation  vascular constriction, increased resistence 
hypertension
Endothelial cell damage  interstitial leakage  platelets &
fibrinogen  disimpan di subendotel
Perubahan struktur pada subendotel arteri pada perempuan
preeklampsia  semakin banyak vena yang terkena  penurunan
aliran darah karena maldistribution  iskemi  necrosis,
hemorrhage, end organ disturbances

3. Eclampsia
Terdapat seizure pada wanita yang memiliki preeclampsia, dimana seizure nya ini
tidak bisa ditemukan penyebabnya
4. Preeclampsia superimposed on chronic hypertension

5. Chronic hypertension
Tekanan darah lebih dari sama dengan 140/90 mmHg sebelum minggu ke-20
kehamilan dan bukan disebabkan oleh gestational trophoblastic disease
(Penyakit tropfoblas gestasional (PTG) merupakan sebuah kondisi yang terkait
dengan adanya jaringan trofoblastik plasenta setelah fertilisasi normal atau
abnormal yang spektrumnya dari mola hidatidosa sampai keganasan
(koriokarsinoma), dan merupakan komplikasi yang jarang pada kehamilan).

6. Preterm labour and premature rupture membrane

7. Post term pregnancy complication and pathogenesis


- Post Term
≥ 42 minggu
Etiologi : tidak ada penyebab, anensefal, x linked ichthytosis
Risk : postmatur > 2 x, primipara, janin laki laki, obesitas, usia ibu tua
Morbiditas : janin & neonatus  makrosomia, dismaturitas 20%, malnutritsi
intraurin kronis, oligohidramnion  kompresi tali pusat  hipoksia 
mekomeum, mortalitas meningkat 2x 42, 3x 42 gw, 4-7 x 44 gw
Tata laksana : 41 GW  induksi  stripping membrane, selaput ketuban &
serviks dipisah  inflamasi  penipisan serviks  kontraksi
LO JUMAT
1. Parameters of normal labor (nullipara & multipara, protective & arrest disorder(?))
1. progres dari labornya
a. Dilatasi dari cervicalnya
b. Turunnya kepala janin
i. palpasi abdomen seperlima kepala terasa di atas pelvic brim
c. Uterine contractions
i. frekuensi per 10 menit
ii. durasi nya
2. kondisi fetal nya
a. fetal heart rate
b. membranes dan amniotic fluid nya
c. moulding of the fetal skull
3. kondisi maternalnya
a. TTV
b. urine (volume, protein, acetone)
c. obat2an dan cairan intravena
d. oxytocin regimen

2. Dystocia
distosia secara harfiah berarti persalinan yang sulit dan ditandai dengan kemajuan
persalinan yang lambat secara abnormal. umumnya, persalinan abnormal sering terjadi bila
ada disproporsi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir.
distosia adalah konsekuensi dari empat kelainan berbeda yang mungkin ada secara tunggal
atau kombinasi:
1. kelainan gaya ekspulsif, baik gaya uterus yang tidak cukup kuat atau tidak terkoordinasi
secara tidak tepat untuk menghilangkan dan melebarkan serviks disfungsi uterus atau upaya
otot volunter yang tidak memadai selama kala dua persalinan.
2. kelainan presentasi, posisi, atau perkembangan janin
3. kelainan tulang panggul ibu-yaitu, kontraksi panggul
4. kelainan jaringan lunak saluran reproduksi yang menghambat penurunan janin
Lebih sederhananya, kelainan ini secara mekanis dapat disederhanakan menjadi tiga
kategori:
1. kelainan kekuatan, kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsi ibu
2. kelainan yang melibatkan penumpang, janin
3. kelainan saluran, panggul
Distosia dapat diklasifikasikan berdasarkan kapan kelainan tersebut terjadi selama
persalinan.
1. fase laten memanjang
- Pasien nulipara: lebih dari 20 jam
- pasien multipara: lebih dari 14 jam
- perhatikan bahwa seringkali sulit untuk menentukan waktu permulaan fase laten karena
peningkatan aktivitas uterus (persalinan palsu) yang terjadi 3 sampai 4 hari sebelum
permulaan persalinan spontan.
- fase laten umumnya lengkap ketika pelebaran serviks mencapai 3 sampai 4 cm, dengan
penipisan serviks yang bervariasi

2. gangguan fase aktif


- gangguan protraksi
* Laju dilatasi <1,2 cm per jam pada pasien primipara
* Laju dilatasi <1,5 cm per jam pada pasien multipara
- penahanan sekunder persalinan
* tidak ada perubahan dilatasi serviks selama 2 jam persalinan fase aktif dengan bukti
kontraksi yang memadai
* tidak ada penurunan bagian presentasi janin setelah 1 jam pembukaan lengkap dan
penipisan serviks
3. tahap detik yang berkepanjangan dari persalinan
- lebih dari 2 jam pada pasien nulipara tanpa anestesi regional
- lebih dari 3 jam pada pasien nulipara dengan anestesi regional
- lebih dari 1 jam pada pasien multipara tanpa anestesi regional
- lebih dari 2 jam pada pasien multipara dengan anestesi regional

jika wanita tersebut membuat kemajuan yang memuaskan dalam persalinan maka interaksi
ketiga P harus memadai. ketiga variabel ini bertindak bersama dan umumnya tidak boleh
dinilai secara terpisah. jika kemajuan tidak memadai, perhatian harus diarahkan pada:
1. kekuatan yang memadai:
kontraksi yaitu...
A. reguler
B. progresif, yang menyebabkan dilatasi serviks
C. sering (2-3 menit)

2. Penumpang harus dinilai untuk ukuran dan malposisi. kekuasaan yang tidak memadai
dalam persalinan aktif mungkin bertanggung jawab atas malposisi. bayi berukuran normal
dapat menunjukkan diameter panggul yang terlalu besar karena kepala tidak terfiksasi.

3. bagian: pemeriksaan klinis dari bagian ini dapat mengungkapkan duri atau sakrum yang
menonjol, lengkung kemaluan yang sempit atau massa yang menempati ruang di panggul.
percobaan persalinan adalah satu-satunya penilaian yang nyata dari kecukupan panggul.

Anjar sudah dalam fase aktif persalinan (umumnya pada pembukaan 4 cm) dan serviksnya
telah berubah dari 4 menjadi 6 cm selama 4 jam dan kontraksinya hanya setiap 5 hingga 7
menit. karena dia nulipro, diharapkan serviksnya akan melebar dengan kecepatan minimal 1
cm/jam berdasarkan partograf WHO atau 1,2 cm/jam berdasarkan kurva Friedman. Anjar
belum memenuhi norma tersebut, karena kecepatan pembukaan serviksnya hanya 0,5
cm/jam. oleh karena itu dia memiliki gangguan fase aktif yang berkepanjangan

3. Uterine atony, hypotonic uterine contraction

4. Abortion, preterm, aterm, postterm definitions (week ranges)

WO 2, 3, 5, 7 (management), 8

5. describe management of hypertensive disorder of pregnancy

Anda mungkin juga menyukai