Anda di halaman 1dari 8

LO RABU

1. CA 125, CEA

CEA dan CA 125 adalah protein yang ditemukan dalam serum pada pasien dengan tumor
tertentu. Sayangnya penanda tumor ini tidak spesifik. kehadiran mereka tidak mendiagnosis
keganasan; ketidakhadiran mereka tidak mengesampingkannya. CA 125 meningkat pada
banyak kanker ovarium. massa adneksa ini bisa menjadi keganasan ovarium. jika CA 125
abnormal, massa adneksa mungkin perlu diperlakukan sebagai keganasan terpisah dari
dugaan patologi serviks. CEA meningkat pada kanker usus metastatik antara lain (ovarium
menjadi salah satu tempat penyebaran metastasis kanker usus, kami akan memeriksa
penanda ini setiap kali massa ovarium didiagnosis). CEA juga dapat meningkat pada tumor
ovarium musinosa. penanda tumor serial sering digunakan untuk mengikuti respon pasien
terhadap terapi (misalnya, kemoterapi) daripada untuk membuat diagnosis kanker. dalam
hal ini tes dapat meningkatkan kecurigaan klinis dari massa adneksa yang ganas jika
ditafsirkan dengan benar

2. Cone biopsy
Cervical conization yaitu menghilangkan lesi ektoserviks dan sebagian kanalis endoserviks
melalui biopsi jaringan berbentuk kerucut. Ini merupakan cara yang aman dan efektif untuk
mengobati caricnoma in situ dan adenokarsinoma in situ. Selain itu, cervical conization
adalah pengobatan standar untuk wanita dengan colposcopy dan biopsi yang tidak
memuaskan yang menunjukan karsinoma in situ derajat tinggi, mereka yang memiliki
kuretase endoserviks positif, atau mereka yang temuan biopsi dan sitologi nya kurang jelas.
Eksisi dapat dilakukan menggunakan pisau bedah, yang disebut cold-knife conization,
menggunakan laser, dan LEEP (loop electrosurgical excision procedure).
- Cold knife conization
o Anesthesia dan positioning pasien
Setelah pemberian anestesi, pasien ditempatkan dalam posisi litotomi dorsal
standar. Vagina dipersiapkan untuk pembedahan, kandung kemih
dikosongkan, dan dinding samping vagina ditarik agar serviks terlihat. Area
eksisi diberikan larutan lugol agar lebih mudah diidentifikasi.
o Injection of vasoconstrictors
Injeksi vasokontriktor secara melingkar ke dalam serviks. Selain itu, cabang
servikal desendens dari arteri uterina, yang mensuplai serviks, dapat diligasi
dengan jahitan angka delapan menggunakan jahitan nonpermanen. Ini
ditempatkan di sepanjang aspek lateral serviks pada jam 3 dan 9. Setelah
simpul diamankan, jahitan tetap panjang dan dipegang oleh hemostat untuk
memanipulasi serviks.
o Conization
Uterine sound atau small caliber uterine dilator ditempatkan didalam
endocervical canal untuk meninjau operasi dan mengetahui kedalaman serta
arah saluran. Gunakan pisau nomor 11 dan sayatan dimulai di bibir bawah
dari serviks. Ini membatasi darah mengalir ke bawah yang bisa mengganggu
incision path. Sebagai alternatif, pisau Beaver, yang merupakan pisau
berbentuk segitiga dengan lengkungan 45 derajat, dapat digunakan. Sudut
pisau 45 derajat diarahkan ke tengah untuk memotong spesimen berbentuk
kerucut. tang bergigi atau kait jaringan dapat digunakan untuk menarik
kembali ektoserviks selama pembuatan kerucut. Setelah sayatan ektoserviks,
pisau bedah atau gunting Mayo memotong ujung kerucut yang dalam dan
melepaskan spesimen. Jahitan ditempatkan di tempat spesimen yang sesuai
dengan posisi jam 12.
o Endocervical curretage
Setelah pengangkatan spesimen kerucut, kuretase endoserviks dilakukan
untuk mengevaluasi keberadaan penyakit residual proksimal ke puncak
kerucut yang dipotong.
o Hemostasis
Dengan excision of the specimen, terjadi perdarahan itu umum dan bisa
dikontrol dengan individual suturing of isolated vessels, dengan
electrosurgical coagualtion, atau dengan strumdorf sutures. Selain itu, topical
hemostatic agent seperti absorbable methylcellulose mesh bisa di tempatkan
di cone bed.
- Loop electrosurgical excision procedure (LEEP) conization
o Surgical steps
Langkah-langkah pembedahan atau LEEP yang lebih ekstensif ini
mencerminkan langkah-langkah yang digunakan untuk eksisi lesi ektoserviks.
Namun, untuk membuang sebagian dari saluran endoserviks, suatu lintasan
yang lebih dalam harus dilakukan melalui stroma serviks. Ini dapat dicapai
dengan satu lintasan yang lebih dalam menggunakan loop yang lebih besar.
Sebagai alternatif, dalam upaya untuk meminimalkan volume jaringan yang
dipotong, teknik berjenjang atau top hat dapat dipilih. Dengan metode ini,
lintasan awal dibuat untuk menghilangkan lesi ektoserviks. untuk
mengangkat jaringan saluran endoserviks, loop kedua yang lebih kecil
dilewatkan lebih dalam ke stroma serviks.

- Laser conization
Excision dari laser cone biopsy specimen menggunakan teknik yang mirip dengan
laser ablation. Energi laser diarahkan untuk memotong dan mengeluarkan spesimen
biopsi kerucut. Kepadatan daya yang tinggi digunakan untuk menciptakan efek
pemotongan yaitu 25 W dengan ukuran titik 1 mm (PD = 2500 W/cm2). Spesimen
berbentuk kerucut kemudian dipotong.

3. FIGO cervical cancer staging


WO no. 1-5, CO no. 1

1.         Discuss congenital anomalies of the female reproductive system.

2.         Discuss the presentation, diagnosis and treatment of benign


disorders of vulva and vagina.

 Vulvar assessment

Lesi bisa disebabkan karena alergen, iritan, infeksi, trauma,


neoplasia -> gejala dapat akut, kronik, nyeri gatalm dyspareunia,
perdarahan, discharge

o History

 Gejala -> sensasi abnormal, durasi, lokasi yang precise,


vaginal pruritus/discharge

 Riwayat: penyakit sistemik, obat, alergi, obstetric,


sexual, psychososial, hygiene
 Vulvar pruritus bisa disebabkan beberapa agen seperti

o
Pada
PF
nya

Terdapat perubahan kulit focal/generalized

 Abnormal pigmentation, skin texture, nodul, vascularity

 Inspeksi: terdapat generalized inflammation/atrophy,


abnormal discharge, focal mucosal lesions seperti ulcer

 Sekresi nya dievaluasi secara mikroskopik/wet prep, pH


vagina nya dites, dan aerobic culture untuk mendeteksi
yeast overgrowth

 Pemeriksaan kulit dilihat oral mucosa & axilla nya

o Vulvar biopsy

 Dilihat untuk konfirmasi diagnosis

 Vulvar dermatoses

o Lichen simplex chornicus

 Bagian gatal yang digaruk secara siklik dapat


menyebabkan trauma kronis sehingga kulit akan
menebal, nantinya kulit vulva yang menebal akan
berwarna abu. Perubahan kulit bilateral dan simetrik
serta dapat menyebar keluar labia majora.
 Ada gatal yang intes yang bisa menyebabkan stres
psikologis

 Penyebabnya: iritasi pakaian, tempratur, keringat,


produk pembersih, obat topikal, produk laundry, dan
makanan.

 Treatment: jangan garuk2, cari tau dan hindari yang


bikin gatal, gunakan topical corticosteroids untuk
meurunkan inflamasi, gunakan vegetable oil untuk
mengembalikan fungsi barrier kulit, menggunakan
sarung tangan cotton, potong kuku, oral intihistamine.

 Apabila gejala tidak sembuh selama 1-3 minggu lakukan


biopsi apakah terdapat penebalan epidermis (acanthosis)
& stratum corneum (hyperkeratosis)

o Lichen sclerosus

 Biasanya pada perempuan post-menopause dikarenakan


infeksi, hormon, genetik atau autoimun

 Diagnosis: umumnya asymptomatic

3.         Discuss the presentation, diagnosis and treatment of gynecologic


infection.

4.         Describe the hormonal changes and symptoms of polycystic


ovarian syndrome.

Peningkatan lemak pada tubuh/obes terjadi seiring dengan onset PCOS


pada 50% pasien PCOS. PCOS berhubungan dengan obesitas melalui
mekanisme:

LH menstimulasi sel theca-lutein untuk meningkatkan produksi


androstenedione -> androsteneidone di aromatisasi menjadi estrone di
adiposit -> estrone akan positive feedback sekresi LH -> peningkatan
lemak pada tubuh dapa meningkatkan perubahan andostenedione menjadi
estrone -> meningkatnya androsteneidone dapat meningkatkan produksi
testosterone -> menyebabkan acen & hirsutism

Secara hormonal, perempuan dengan PCOS menunjukan


 Peningkatan LH:FSH ratio

 Konsentrasi estrone > estradiol

 Androsteneidone berlebih/ meningkat

 Testosterone berlebih/ meningkat

Untuk diagnosisnya, PCOS harus mencakup 2/3 kriteria berikut:

 Oligo-ovulation/anovulation -> siklus mens yang ireguler

 Hyperandrogenism

 Polycystic ovaries di USG

Umumnya pasien PCOS itu berisiko lebih untuk terkena metabolic


syndrome, dimana kombinasi dari gangguan metabolis syndrome aka
meningkatkan risiko CVD.

5.         List the common types of ovarian cyst and tumors along with a
brief description of each.

CO
1.       Describe the anatomy of female pelvis, blood supply, and lymphatic
drainage of the cervix, uterus and gonads
Pelvic bones and joints
Sakrum; tulang ekor; dan dua tulang pinggul, yang disebut tulang innominate atau tulang
panggul (Gbr. 38-5). Tulang innominate terdiri dari ilium, iskium, dan pubis, yang digunakan
di acetabulum, struktur berbentuk cangkir yang berartikulasi dengan kepala femoralis. Ilium
berartikulasi dengan sakrum di posterior pada sendi sakroiliaka, dan tulang pubis
berartikulasi satu sama lain di anterior pada simfisis pubis. Sendi sakroiliaka adalah sendi
sinovial yang menghubungkan permukaan artikular sakrum dan ilium. Sendi ini dan
ligamennya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas tulang panggul.
Simfisis pubis adalah sendi tulang rawan, yang menghubungkan permukaan artikular tulang
kemaluan melalui diskus fibrokartilaginosa. Spina iskiadika adalah penonjolan tulang yang
penting secara klinis yang menonjol secara posteromedial dari permukaan medial iskium
kira-kira setinggi vertebra sakralis (S5).
Pelvic openings
Dinding posterior, lateral, dan anterior panggul memiliki beberapa bukaan yang dilalui oleh
banyak struktur penting. Foramen obturatorium besar antara iskium dan pubis diisi hampir
seluruhnya oleh membran obturator. Di bagian superior membran ini, celah kecil yang
dikenal sebagai kanal obturator memungkinkan lewatnya obturator of neurovascular bundle
ke dalam kompartemen medial (adduktor) paha (Gbr. 38-6).
Dinding postero lateral pelvis tidak ditutupi oleh tulang. Sebaliknya, dua ligamen aksesori
penting, ligamen sakrospinosa dan sakrotuberosa, divide the greater and lesser sciatic
notches of the ischium menjadi foramen skiatik mayor dan foramen skiatik minor. Melalui
foramen skiatik yang lebih besar, otot piriformis, pudendal internal dan pembuluh gluteal
superior dan inferior, saraf skiatik dan pudendal, dan cabang lain dari pleksus saraf sakral
lewat di dekat spina iskiadika. Secara bedah, anatomi ini sangat penting untuk menghindari
cedera neurovaskular selama prosedur fiksasi sakrospinosa dan saat memberikan blokade
saraf pudendal (Roshanravan, 2007).

Anda mungkin juga menyukai