Anda di halaman 1dari 68

Departemen Klinik, Reproduksi dan

Patologi

Materi 3 Penyakit Bedah


Urogenital/Saluran Reproduksi Betina
Divisi Bedah dan Radiologi
…………………………………………
Sub Pokok Bahasan

Pyometra Definisi
Kausa dan Patogenesa
Gejala Klinis
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
Terapi
Manajemen Post Operasi
Komplikasi
Sub Pokok Bahasan

Prolapsus Definisi
Uteri Kausa dan Patogenesa
Gejala Klinis
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
Terapi
Manajemen Post Operasi
Komplikasi
Sub Pokok Bahasan

Perivulvar Definisi
Dermatitis Kausa dan Patogenesa
Gejala Klinis
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
Terapi
Manajemen Post Operasi
Komplikasi
Sub Pokok Bahasan
Cystolithiasis Definisi
Kausa dan Patogenesa
Gejala Klinis
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
Terapi
Manajemen Post Operasi
Komplikasi
Definisi : Pyometra

• Pyometra adalah akumulasi material purulen dalam uterus.


Pyometra terkait dengan cystic endometrial hyperplasia.
Kausa dan Patogenesa

Progesteron yang berlebihan


• Progesteron memiliki efek supresi terhadap respon imun, (2) stimulasi
kelenjar endometrium, sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang cocok
untuk perkembangan bakteri, (3) serviks akan menutup saat progesteron
tinggi. Hal ini akan menyebabkan gangguan terhadap proses drainase
eksudat uterus, (4) menginduksi terjadi CEH

Penggunaan KB pada hewan


• Pemberian preparat yang mengandung estrogen untuk KB akan menginduksi
endometritis akut atau pyometra pada anjing muda 1- 10 minggu setelah
pemberian
Gejala Klinis

• Biasanya terjadi pada 1-4 mg (kucing) dan 4-8 mg (anjing) setelah


estrus
• Discharge purulen atau darah dari vagina
• Distensi abdomen
• Demam
• Anoreksia (partial atau complete)
• Lemas
• Poliuria, polidipsia
• Vomit
• Diare
• Kehilangan bobot badan
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
• Pregnancy
• Mucometra or hydrometra
• Metritis
• Vaginitis
• Uterine neoplasia
• Other conditions causing systemic illness or septicemia and toxemia
Terapi Bedah : Ovariohisterektomi

• Preoperasi :
1. Pada hewan muda, evaluasi terhadap PCV dan total protein penting
untuk dilakukan
2. Sebelum dilakuka operasi maka disarankan untuk dilakukan
pengosongan VU dengan pemasangan urinary catheter
3. Antibiotik preoperasi untuk kasus infeksi seperti pyometra, sedangkan
untuk hewan dengan prosedur rutin (normal dan sehat) antibiotik
preoperasi tidak diperlukan
4. Anastesi
5. IV line
Pilihan antibiotik untuk
kasus reproduksi
Anastesi
Teknik Pembedahan

Prosedur OH
• Orientasi sayatan
• Tangan kiri operator, meraba dari
umbilikal ke pubis. Posisi jari telunjuk
merupakan batas caudal sayatan
(pada anjing), dan titik tengah
sayatan (pada kucing).
• Sayatan kulit pada anjing dilakukan
dari tepi caudal umbilikal, sedangkan
pada kucing jauh lebih ke kaudal.
Prosedur OH (Lanjutan)

• Pembuatan sayatan dari cranial • Preparir lapisan subkutan untuk


ke caudal mendapatkan visualisasi linea
alba
Prosedur OH (Lanjutan)

• Insisi jaringan subkutan dengan • Linea alba (serabut putih tepat


metzenbaum scissor. di median, segaris dengan
umbilikal)
Prosedur OH (Lanjutan)

• Jepit linea alba dengan forcep dan • Eksisi lineal alba dengan
gunakan scalpel dengan metode scissor
tusukan untuk membuat celah
pada linea alba.
Prosedur OH (Lanjutan)

• Eksplorasi ovarium. Didahului • Ligament ovarium dijepit


dengan orientasi lokasi menggunakan hemostat atau
bifurcatio (ventral VU jika dorsal mosquito
recumbency)
• Tidak menarik kencang
• Alat bantu Snook ligament
ovariohysterectomy
Prosedur OH (Lanjutan)

• Ligasi ligament dan pembuluh • Caudal ligasi dijepit dengan dua


darah hemostat
• Pola angka 8
Prosedur OH (Lanjutan)

• Insisi ligament • Proses sebelumnya dilakukan


dengan langkah yang sama
pada ovarium sebelahnya
Prosedur OH (Lanjutan)

• Kedua ovarium yang telah • Ligasi uterus dengan pola


diinsisi, di tarik ke caudal, angka 8. dimulai dari tengah
sehingga menemukan uterus badan uterus
Prosedur OH (Lanjutan)

• Ligasi uterus • Ligasi uterus secara duplo


Prosedur OH (Lanjutan)

• Bagian cranial ligasi dijepit • Insisi dilakukan diantara


dengan hemostat atau mosquito hemostat
Prosedur OH (Lanjutan)

• Penjahitan linea alba dengan • Setelah linea alba, dilanjutkan


tipe jahitan simple suture dengan penjahitan subkutan
dengan tipe jahitan continous
Prosedur OH (Lanjutan)

• Akhir dari jahitan subkutan • Dilakukan jahitan luar dengan


tipe jahitan matrass horizontal
atau simpel suture
Manajemen Post Operasi

Monitoring umumnya dilakukan terhadap : 1. Nyeri; 2. Perdarahan; 3. Infeksi


Monitoring terhadap luka insisi : kemerahan, kebengkakan dan ada atau tidaknya
discharge

Catatan :
• Membatasi pergerakan atau aktivitas umumnya 10-14 hari
• Air minum biasanya diberikan 4-6 jam setelah operasi
• Jika hewan tidak muntah, makanan dapat diberikan 6-12 jam setelah operasi
• Antibiotik juga diberikan bagi pasien yang mendapatkan preoperative antibiotik
• penggunaan elizabeth collar sebagai pelindung luka dari gigitan hewan itu
sendiri
• Lakukan kompress dingin 2-3 kali sehari selama 2-3 hari pertama, kemudian
kompres hangat 2-3 hari setelahnya untuk meminimalisir perdarahan
Komplikasi Pembedahan : Hemoragi

Faktor Resiko Pencegahan


• Anjing large breed • Sayatan laparotomi harus mampu
menjangkau ovarium dan uterus
• Anjing obesitas
• Sebelum dilakukan penutupan jahitan,
• Ligasi yang tidak benar atau tidak kuat,
ligasi harus dicek kembali
sehingga perdarahan terjadi dari
pembuluh darah ovarium dan atau uterus • OH dilakukan pada fase anestrus
• Sayatan laparotomi kurang panjang
• OH pada anjing/kucing pada fase estrus
• Kelainan /gangguan pembekuan darah
Komplikasi Pembedahan : Uterine stump pyometra

Faktor Resiko Pencegahan


• Tidak sempurnanya penghilangan • Penghilangan ovarium dan uterus secara
ovarium (ovarian remnant syndrome) dan sempurna (tidak meninggalkan sisa
uterus jaringan)
• Penggunaan hormon progesteron
Komplikasi pembedahan : Ovarian or uterine stump
granuloma

Faktor Resiko Pencegahan


• Menggunakan benang nonabsorbable • Penanganan jaringan dengan hati-hati
(nylon, silk, linen)
• Menggunakan teknik aseptis
• Tidak aseptis • Menggunakan benang absorbable
• Banyak jaringan mati
Komplikasi pembedahan : Iatrogenic injury pada
saluran urinari

Faktor Resiko Pencegahan


• Ligasi pada ligament suspensorium terlalu • Identikasi dengan benar, uterus dan ureter
dekat dengan pangkalnya
• Drainase urin sebelum pembedahan
• Distensi VU
Definisi : Prolapsus Uteri

 adalah masuk dan melipat kedalam sebagian uterus hingga


cervix ke dalam vagina selama atau mendekati proses partus
Kausa dan Patogenesa

Tekanan saat
partus
Lemahnya
Tarikan paksa penggantung
dari luar uterus ->
metritis

Prolapsus
Uteri
Gejala Klinis
1. Terjadi saat partus atau mendekati partus
2. Mukosa keluar dari vulva
3. Distress dan tenesmus otot abdomen
4. Gelisah
5. Postur tubuh abnormal
6. Nyeri
7. Daerah perineal menonjol
8. Terus menjilat
9. Dysuria
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis

• Kondisi prolaps mudah teramati dengan pemeriksaan fisik,


namun untuk mengetahui bagian mana saja yang terlibat
dalam prolaps maka pemeriksaan dapat dibantu dengan
menggunakan vaginoskop.
Terapi Bedah : Reposisi Uterus

• Teknik reposisi uterus


1. Mengurangi edema jaringan yang mengalami prolaps dengan cairan
hipertonik atau saline dingin
2. Sebelum dilakukan reposisi, jaringan yang mengalami prolaps dibersihkan
dengan cairan antiseptic, dan dibilas dengan salin
3. Secara hati-hati tekan jaringan perlahan hingga masuk kembali. Jika jaringan
terlalu besar, maka dapat dilakukan episiotomy. (Langkah episiotomy akan
dijelaskan terpisah).
4. Pasang urin catheter kemudian jari bibir vulva dengan pola jahitan matras
horizontal untuk mencegah prolaps kembali. Jahitan ini hanya bersifat
sementara.
Episiotomy

Insisi episiotomy dilakukan pada dorsal Potong jaringan subkutis, otot, dan mukosa
commisura vulva pada midline dengan mayo scissor,
Episiotomy

Pada kondisi emergency, episiotomy dapat Tarik jaringan vestibula dengan stay suture
dilakukan dengan menempatkan balde dan pasang urin catheter
scissor pada vestibula dan potong jaringan
Episiotomy
Tutup jaringan otot dan subkutan dengan
benang ukuran 3.0 absorbable dengan pola
continuos atau simple interrupted. Sakutan
bagian kulit dengan benang nilon
Manajemen Post Operasi

1. Menggunakan Elizabeth collar untuk menghindari gigitan hewan.


2. Paling tidak digunakan selama 7-10 hari.
3. Pembengkakan umumnya terjadi pada daerah insisi.

4. Pembengkakan akibat inflamasi akan hilang dengan sendirinya.

5. Untuk kenyamanan hewan, maka dapat digunakan analgesik.


Komplikasi : Recurrent Prolaps

Faktor Resiko Penanganan


• Kausa berupa peningkatan tekanan • Penyelesaian kausa dengan terapi medik
intrabdominal tidak ditangani.
• Lakukan histerektomi
• Kausa berupa kelemahan penggantung
uterus tidak ditangani
Komplikasi : Internal Bleeding

Faktor Resiko Penanganan


• Penanganan reposisi secara kasar • Drainase perdarahan. Jika cara ini dinilai
• Organ yang mengalami prolaps telah tidak memperbaiki kondisi, maka lakukan
pembukaan abdomen
mengalami nekrosa
• Untuk organ uterus yang telah rusak,
maka lakukan hiterktomi atau
ovariohisterktomi
Definisi : Perivulvar Dermatitis

Peradangan kulit pada lipatan vulva. Lipatan vulva terjadi pada


hewan betina yang mengalami obesitas, kelainan anatomi.
Kausa dan Patogenesa

 Peradangan pada lipatan vulva terjadi akibat urin dan


sekresi vagina terjebak dalam lipatan vulva, sehingga
menyebabkan kondisi lembab dan iritasi. Bakteri dan
jamur akan mudah menjadi agen pathogen pada
kondisi ini.
Gejala Klinis

1. Nyeri pada daerah perineal


2. Bau
3. Vaginitis
4. Infeksi saluran urinary yang berulang
5. Incontinence urinary
6. Pollakiuria
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis

• Diagnosa terhadap kejadian perivulvar dermatitis dilakukan melalui


pemeriksaan fisik dan swab kulit kemudian dilakukan pengujian lebih
lanjut dengan biakan hasil swab untuk membedakan kausa bakteri atau
jamur. Diferensial diagnose kasus ini adalah vaginitis, infeksi saluran
urinari.
Terapi Bedah : Episioplasty

Jumlah kulit yang akan dihilangkan dapat Jepit bagian lipatan dengan allis tissue
diperkirakan dengan menggenggam lipatan kulit forceps, lakukan pada beberapa lokasi
yang berlebihan di bagian dorsal dan lateral sebagai tanda untuk insisi
vulva dengan ujung jari.
Terapi Bedah : Episioplasty

Insisi pada bagian dorsal kulit dengan bentuk Tarik bagian dorsal lipatan, kebagian yang
tapal kuda dan lakukan diseksi pad ajaringan seharusnya, kemudian buat insisi ventral
dibawa kulit dengan menggunakan sharp blunt dan insisi dalam
mayo scissor
Terapi Bedah : Episioplasty

Dengan menggunakan Metzenbaum, lakukan Gunting dan hilangkan jaringan


diseksi jaringan subkutan dan hindari kerusakan subkutan yang berlebih dibagian lateral.
vestibula Kemudian tempatkan jahitan pertama
pada; posisi jam 10, 12 dan 2
(perhatiakn brown adson thumb).
Terapi Bedah : Episioplasty
Penutupan dapat dilakukan dengan
jahitan countinous pada subkutan dan
dilanjutkan dengan kulit menggunakan
simple interrupted suture
Manajemen Post Operasi

1. Untuk menghindari gigitan hewan pada jahitan perivulva, maka hewan


sebaiknya menggunakan elizabeth collar
2. Adanya indikasi pyoderma akibat kapang, maka hewan wajib diterapi
dengan shampoo antifungal dan menggunakan obat secara topical
3. Pengaturan nutrisi dan pakan, penting bagi hewan obesitas agar tidak
terjadi kasus ini
Komplikasi : Wound Dehiscence

Faktor Resiko Penanganan


a. hewan banyak bergerak a. jika masih terdapat jaringan yang sehar
dan sehat, maka luka cukup dibersihkan
dengan antiseptik, kemudian
menggunakan antibiotik topical
b. namun jika yang terjadi adalah jaringan
nekrotik, maka perlu dilakukan debriment
dan penjahitan ulang, dengan hewan
dibawah anastesi
Komplikasi : Edema Jaringan

Faktor Resiko Penanganan


a. Tidak membuat walking suture a. edema lokal maka dapat diberikan
b. Handle jaringan secara agresif kompres dingin, jika edema terjadi
secara meluas maka diperlukan drainase
cairan peradangan dan pemberian
NSAID
Definisi - Cystolithiasis

• Cystolithiasis adalah bentukan mineral dan matriks protein


yang terbentuk di kandung kemih atau vesika urinaria
Kausa dan Patogenesa
• Kekurangan konsumsi air
• pH Urin
• Basa : Struvite (Ion magnesium, ammoniom dan phosphate)
• Asam : Calcium oxalate
• Calcium oxalate diinduksi oleh: Hypercalcemia and calciuretic medications (e.g., saline,
furosemide, prednisone)
• Lebih sering terjadi pada anjing jantan dibanding anjing betina
• Infeksi Bakteri
• Organisme yang menghasilkan urease (Staphylococcus spp., Proteus spp., Streptococcus spp.,
Klebsiella spp., Ureaplasma spp.) menghasilkan urin yang basa dan meningkatkan konsentrasi
ammonium dan trivalent phosphate
• Breed Predisposition
• Predisposisi breed anjing jantan terhadap urolith jenis calcium oxalate : miniature schnauzer, shih
tzu, bichon frisé, Lhasa apso, Yorkshire terrier, dan miniature poodle)
• Predisposisi breed kucing terhadap urolith jenis calcium oxalate : Persian, Himalayan, ragdoll,
British shorthair, exotic shorthair, Havana brown, dan Scottish fold)
Gejala Klinis
• Strangiuria, hematuria, pollakiuria
• Pada kasus obstruksi total, terjadi distensi abdominal, nyeri, gestur merejan
namun tidak ada urin yang menetes, azotemia, hyperkalemia
• Pada kasus obstruksi parsial, hewan menunjukkan gesture usaha untuk miksi,
dan ukuran vesika urinaria teraba besar
• Keparahan dari gejala klinis bergantung pada derajat dan durasi obstruksi
urolit
Diagnosis dan Diferensial Diagnosis
• Pemeriksaan fisik
• Ketika batuan yang terbentuk cukup besar, maka saat palpasi VU mungkin
dapat teraba
• Urinalisis  perubahan pH
• Hematologi dan Kimia Darah  namun hiperkalsemia dapat ditemukan pada
kasus urolit kalisum oxalate
• Pemeriksaan radiografi  urolith.
• Double contrast
Terapi Bedah : Cystotomy
• Cystotomi : dilakukan jika hewan mengalami obstruksi total dan urolitiasis
berulang.
• Voiding urohydropulsi : dilakukan untuk batuan dengan ukuran lebih kecil
dibandingkan uretra (5 mm pada anjing jantan, 7 mm pada anjing betina, 1
mm pada kucing jantan dna 5 mm pada kucing betina)
• Indikasi :
• mass biopsy
• foreign body removal
• ureteral catheterization
• ureteral re-implantation
• correction of intramural ectopic ureters
Terapi Bedah : Cystotomy
• Untuk mencapai VU, insisi dilakukan di
midline mulai dari ventral umbilical
hinggal caudal pubis
• Untuk hewan anjing jantan sayatan
dilakukan paramedianus karena harus
menghindari os penis
• Pembuatan sayatan dari cranial ke
caudal
• Preparir lapisan subkutan untuk
mendapatkan visualisasi linea alba
• Insisi jaringan subkutan dengan metzenbaum scissor
• Linea alba (serabut putih tepat di median, segaris dengan umbilikal)
• Jepit linea alba dengan forcep dan gunakan scalpel dengan metode tusukan
untuk membuat celah pada linea alba
• Eksisi lineal alba dengan scissor
• Saat rongga abdomen terbuka, jika
VU terisi penuh, maka VU akan
langsung tampak dibawah otot
abdomen.
• Namun Jika VU tidak terisis urin
maka VU akan tenggelam dalam
omentum
• Isolasi organ VU. Pada saat pertama
kali rongga abdomen terbuka dan
terdapat visualisasi VU, maka yang
terlihat adalah bagian ventral VU.
• Saat isolasi VU, bagian dorsal
menjadi terlihat
• Isolasi dilakukan dengan
meletakkan terlebih dahulu kasa
steril yang telah dibasahi dengan
saline steril, diletakkan disekeliling
rongga abdomen yang terbuka
• Lakukan cystocentesis terlebih
dahulu jika VU berisi banyak urin,
dengan menusukkan needle pada
bagian dorsal dinding VU dan tidak
berpembuluh darah, lalu aspirasi
• Lakukan penjahitan atau pembuatan stay suture
pada sisi kiri dan kanan dinding VU (ditengahnya
adalah lokasi penyayatan) menggunakan
benang monofilament. Bila perlu dilakukan pula
pada sisi cranial dan caudal sayatan.
• Stay suture berguna untuk retraksi dinding VU
saat setelah disayat
• Lakukan penyayatan pada bagian tengah
diantara stay suture
• Perpanjang sayatan mayo scissor straight
blunt-blunt atau metzembaum
• Lakukan suction sisa cairan yang ada di
dalam VU
• Setelah lumen VU terbuka, lakukan pengambilan urolith

• Lakukan flushing ke dalam VU. Kateterisasi & pembilasan uretra penting untuk
memastikan semua batu dan sedimen dihilangkan atau dibilas melalui uretra

• Selama pengangkatan cystolith, palpasi kandung kemih hati-hati. Leher dan uretra
proksimal sangat membantu untuk mencegah batu masuk ke uretra.

• Closing suture : Tergantung pada ketebalan dan integritas dinding dan lokasi relatif
sayatan cystotomy terhadap uretra.

• Penutupan satu atau dua lapis menggunakan benang monofilamen 3/0 atau 4/0
yang cepat diserap dengan jarum tapper.

• Jika dinding kandung kemih normal, satu lapisan menggunakan simple suture pola
jahitan kontinu atau inverting suture (lambert pattern) menggabungkan submukosa.

• Jika dinding kandung kemih meradang atau menebal, penutupan dua lapis mungkin
diperlukan. Lapisan pertama menggunakan pola kontinu sederhana di mukosa /
submukosa. Lapisan kedua menggunakan continous balik atau lembert pada
lapisan seromuscularis.
• Tepat diujung sayatan, tusukan benang dan
jarum sebagai stay suture saat penjahitan.
• Lakukan pola suture cushing.
• Kemudian lakukan pola lambert kontinyu pada
arah balik.
Manajemen Post Operasi
• Urinasi postoperasi harus dimonitoring, untuk mendeteksi adanya obstruksi
post operasi akibat pembengkakan jaringan, fibrosis dan nekrosis
• Penggunaan fluid therapy sampai diuresis post-obstruksi terhenti
• Monitoring elektrolit akibat penggunana obat diuresis
• Pemberian analgesik
• Penggunaan Elizabeth collar pada pasien yang terpasangan urinary catheter
• Monitoring terhadap adanya hemoragi
• Pada kucing, penggunaan litter pasir harus dihindari, smapai persembuhan
sempurna dan kultur urin bebas dari bakteri
Komplikasi
• Perdarahan : berasal dari lokasi operasi yang berasal dari lepasnya ligase
jaringan cavernosus yang dapat terjadi saat operasi atau postoperasi.
• Rembesan urin : rembesan urin yang terjadi dari uretra ke subkutan.
• Infeksi saluran urin: akibat kolonisasi bakteri.

Anda mungkin juga menyukai