Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

KISTA OVARIUM
Lucyana Lettisia Apriliani - 2265050120

Dosen pembimbing
klinis:
dr.Abitmer Gultom, Sp.OG

KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONES IA

PERIODE 17 OKTOBER 2022 – 31 DESEMB ER 2022


JAKARTA
Outline

Anatomi

Definisi

Etiologi

Klasifikasi

Patofisiolog

Diagnosis

Tatalaksana
Anatomi
Ovarium
• Terletak berpasangan di
rongga pelvis (kanan dan
kiri)
• Berukuran panjang 4cm,
lebar dan tebal 1,5cm
• Tempat terjadinya oogenesis
• Berfungsi melepaskan
esterogen dan
progesteron
Definisi

Kista Ovarium merupakan suatu kantong yang berisi cairan


atau materi semisolid yang tumbuh dalam organ ovarium
(Wiknjosastro, H. 2011).
Etiologi & Faktor Risiko

Faktor Risiko
• Kista ovarium fungsional:  Pasien dengan terapi gonadotropin
stimulasi atau sensitivitas  Penggunaan agen stimulan
terhadap gonadotropin yang dalam pengobatan infertilitas
berlebih  Penggunaan tamoxifen
• Kista ovarium neoplastik:  Kehamilan
proliferasi sel yang berlebih
 Hipertiroid
dan tidak terkontrol dalam
ovarium  Merokok
 Riwayat Ligase tuba
Epidemiologi

• Perempuan <40 tahun berisiko kista jinak


• Perempuan menopause usia >40 tahun  berisiko
kista yang lebih berbahaya
• Angka kejadian kista ovarium di Indonesia
mencapai 37,2%, sebanyak 23.400 orang dan
meninggal sebanyak 13.900 orang.
Patofisiologi
• Ovarium normal  kista kecil (folikel de Graaf).
• Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature.
• Folikel yang ruptur  korpus luteum
• Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit  korpus
luteum mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
• bila terjadi fertilisasi, korpus luteum membesar 
mengecil selama kehamilan.
• Kista dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak
Klasifikasi
Berdasarkan buku Ilmu Kandungan Edisi Ketiga (2011), kista ovarium
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi dengan ciri yang berbeda.

Kista Folikel

Kista Korpus Luteum

Ovarium Polisiktik

Kistadenoma Ovarii Musinum

Kista Dermoid
Kista Folikel
• Merupakan kista yang paling sering ditemukan di
ovarium
• Berukuran 3-8 cm

Kegagalan Cairan
intrafolikel Kista folikel
proses ovulasi
tidak diabsorbsi

Gonadotropin berlebihan untuk menginduksi


ovulasi
Kista Folikel

Ditemukan melalui pemeriksaan USG


transvaginal atau MRI

Terapi: pungsi langsung pada dinding


kista menggunakan peralatan
laparoskopi

Tampak massa anechoic tanpa


komponen padat
Kista Korpus Luteum

• Pertumbuhan lanjut korpus luteum atau perdarahan  mengisi


rongga yang terjadi setelah ovulasi.
• Terdapat 2 jenis kista lutein, yaitu

Kista granulosum

Kista Teka
a. Kista Granulosum

Sel granulosa Vaskularisasi Darah


Ovulasi mengalami terkumpul di
baru
luteinisasi tengah rongga

Korpus Resorbsi Kista korpus


hemoragiku darah luteum
m

• Nyeri lokal • Nyeri hebat atau


• Tegang dinding perut perdarahan
• Amenorea atau intraperitoneal  torsi
menstruasi terlambat ovarium
b. Kista Teka

Umumnya bilateral

Berisi cairan jernih kekuningan

Klinis: tidak
Klinis: tidak banyak
banyak keluhan
keluhan yang
yang
ditimbulkan
ditimbulkan
Kista Folikel

Kista Teka
Kista Granulosum
Ovarium Polikistik

Pembesaran Folikel berisi cairan


ovarium + proses Permukaan menjadi di bawah dinding
“ovarium kerrang”
sklerotika putih fibrosa korteks

• Riwayat menarche dan haid yang


awalnya normal  amenorea yang
semakin lama
• Pembesaran ovarium dapat dipalpasi
• USG

Tatalaksana: pemberian Klomifen sitrat


50-100mg/hari selama 5-7 hari per siklus.
Kistaadenoma Ovarii Serosum
Sering Terjadi Bilateral

Ditemukan Pada Usia 20-30


Tahun

Berukuran 5-15cm

Berisi Cairan Serosa, Jernih


Kekuningan

Pengobatan: Eksisi Dan Dilakukan


Pemeriksaan PA
Kistaadenoma Ovarii Musinosum

• Tumor terbesar di dalam tubuh manusia 


70 kg
• Umumnya multilokuler dan loculus
• Berisi cairan musinosum  berwarna
kebiran di dalam kapsul

Biasanya asimtomatik, penambahan


berat badan atau rasa penuh di
perut
Kista Dermoid

• Memiliki beberapa jaringan penyusun


tumor  ektodermal, mesodermal dan
entodermal  semakin solid
• Berdinding putih, tebal, berisi cairan
kental dan berminyak, sel-sel Teratoma
matur, derivat ectodermal matur

Penatalaksanaan: tindakan bedah,


yaitu dengan laparotomi dan
kistektomi
Diagnosis
• Asimtomatis
• Penonjolan perut
Anamnesis • Rasa sakit/tidak nyaman pada perut
bawah  akan bertambah jika
terjadi torsio/rupture
Pemeriksaan Fisik • Teraba saat di palpasi abdomen
• Rasa penuh di perut
• Kistik, mobile, permukaan massa
• Gangguan miksi dan
rata
Pemeriksaan Penunjang defekasi
• Umumnya
Ketidaknyamanan koitus pola
tidak mengubah
haid
• USG
• Polikistik ovari  sindroma
• Laparoskopi
polistik ovari
• CT Scan
• MRI
Tatalaksan
a
Observasi Pembedahan

• Wanita post menopause


• Perempuan prepubertas • Kista berukuran besar
• Wanita dalam masa reproduksi • Menimbulkan gejala
• Kista asimtomatik dan kecurigaan ganas

cystectomy oophorectomy
Tatalaksan
a

Laparoskopi

Cystectomy &
oophorectomy

Laparatomi
Kesimpulan

“ Kista ovarium membutuhkan diagnosis yang menyeluruh, sehubungan dengan


leuhan gejala yang seringkali ditemukan asimtomatik pada kista yang masih
kecil, sehinggayang
penegakkan pemeriksaan
penting. fisik dan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
penunjang menjadihingga
dibutuhkan metode
modalitas radiologi berdasarkan USG, CT scan hingga MRI. Penatalaksanaan
pada
dengan kista ovarium
kondisi dari terbagi
pasien. atas observasi dan operasi yang menyesuaikan

Daftar Pustaka
Anwar, M., Baziad, A., & Prabowo, R. P. (2011). Ilmu Kandungan (Ketiga ed.). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.doi:https://doi.org/10.53347/rID-148415
Ebouda, F. M. (2018). Mucinous Cystadenoma of the Ovary. Radiopaedia.org. doi:doi.org/10.53347/rID-58621
Fatkhiyah, Natiqotul. 2019. Faktor Risiko Kejadian K ista Ovarium Pada Wanita Usia Reproduksi Di Rskia Kasih Ibu Kota Tegal.
Prodi D-3 Kebidanan Stikes Bhakti Mandala Husada Slawi. BHAMADA, JITK, Vol. 10, No. 1, April 2019
Jung, S. I. (2015). Ultrasonography of Ovarian Masses Using a Pattern Recognition Approach. Ultrasonography, 173-182.
doi:10.14366/usg.15003
Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Netter, Frank H. Atlas of Human Anatomy 25th Edition. Jakarta: EGC, 2014.
Patel, M. S. (2020). Ovarian Dermoid Cyst. Radiopaedia.org. doi:doi.org/10.53347/rID-
76994
Rinata, E., & Widowati, H. (2020). BUKU AJAR GENETIKA DAN BIOLOGI
Uthman, E. (2010). Mature Cystic Teratoma of the Ovary (Gross Pathology). Radiopaedia.org. doi:doi.org/10.53347/rID-9222
REPRODUKSI. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Weerakkody, Y., & Carpenter, G. (2022). Theca Lutein Cyst. Radiopaedia.org. doi:https://doi.org/10.53347/rID-13181
Weerakkody, Y., & Niknejad, M. (2011). Ovarian Serous Cysta. Radiopaedia.org. doi:doi.org/10.53347/rID-14473
Widyarni, A. (2020). Faktor Risiko Kejadian Kista Ovarium di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 11(1). doi:https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1
Wiknjosastro, H. 2011. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai