DISUSUN OLEH :
Nyeri
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
b.d intake tidak
Gangguan pola adekuat
tidur b.d nyeri
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG) Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer)
digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi
(ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter
untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan
apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista
berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan
dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
G. Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas
namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining
atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang
berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur
menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus
menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan
terjadinya kanker ovarium
H. Penatalaksanaan
Kista biasanya akan menghilang dengan sendirinya tanpa membutuhkan penanganan
khusus. Langkah pengobatan yang dilakukan bergantung pada jenis dan ukuran kista serta
usia pengidap. Adapun pilihan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemantauan Secara Berkala
Pemantauan secara berkala dilakukan apabila kista masih berukuran kecil dan tidak
menunjukkan adanya gejala. Pemantauan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
USG beberapa minggu atau bulan setelah diagnosis adanya kista, guna mengetahui
apakah kista tersebut sudah hilang atau masih ada.
Sementara itu, pada wanita yang telah mengalami pascamenopause, pemeriksaan
USG dan pemeriksaan darah perlu dilakukan setiap 4 bulan. Ini karena pengidap lebih
berisiko mengalami kanker ovarium.
2. Mengonsumsi Pil KB
Dokter bisa meresepkan pil KB guna mencegah kista muncul kembali. Meski
demikian, mengonsumsi pil KB tidak bisa mengecilkan ukuran kista yang sudah ada.
3. Prosedur Operasi
Tindakan pembedahan dilakukan apabila ukuran kista terus membesar, masih ada
setelah lebih dari 3 periode menstruasi, atau menimbulkan rasa nyeri. Prosedur bedah
dilakukan dengan tujuan untuk pengangkatan kista. Namun, untuk kasus yang lebih
parah, dokter biasanya akan turut mengangkat ovarium.
Operasi pengangkatan kista dengan ukuran kecil dilakukan dengan metode
laparoskopi, yaitu membuat sayatan kecil dibantu oleh alat laparoskop. Alat tersebut
berbentuk selang yang dilengkapi dengan kamera. Namun, kista dengan ukuran lebih
besar atau bersifat ganas, dokter akan melakukan prosedur pembedahan perut terbuka
atau laparotomi.
Semua tindakan operasi pastinya memiliki risiko. Komplikasi yang mungkin
terjadi setelah tindakan operasi kista ovarium seperti infeksi pada daerah operasi yang
ditandai dengan pendarahan, perut terasa sakit atau membengkak, demam, dan
keputihan berwarna gelap serta berbau busuk
BAB II
Menurut Wiyaja & Putri 2013 anamnesa pada stroke meliputi identitas klien,
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, dan pengkajian psikososial.
a) Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua 40 -70 tahun (Smeltzer & Bare
2013). Jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
b) Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.
c) Riwayat penyakit sekarang.
Kapan timbul masalah, riwayat trauma, penyebab, gejala timbul tiba-tiba/ perlahan, lokasi,
obat yang diminum, dan cara penanggulangan.
d) Riwayat penyakit dahulu.
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus,
penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif,
dan kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan
klien, seperti pemakaian obat antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta,
dan lainnya. Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan
obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian
dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji
lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
e) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus,
atau adanya penyakit lain dari generasi terdahulu.
f) Pemeriksaan Fisik.
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien,
pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis.
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA NY.R DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ELEKTROLIT DAN CAIRAN, AMAN DAN NYAMAN
PADA PENYAKIT KISTA DI RUANG EZRA
RS SUMBER HIDUP (GPM)
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Idenitas
1) Idenitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : SLB
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Indonesia
Status perkawinan` : Belum menikah
Golongan darah :O
No. RM : 05xx67
Tanggal masuk : 27-05-2022
Tanggal pengkajian : 31-05-2022
Diagnosa medis : Kista
Alamat : Suli
2) Idenitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.P
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan dg Klien : Saudara kandung
Alamat : Suli
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mengalami pembengkakan pada perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah terkena penyakit jantung
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mangatakan tidak ada penyakit keturunan
GENOGRAM
HS 30 th
Keterangan :
Laki-Laki
Perempuan
Meninggal
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
Tinggal Serumah
Pasien
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran : Compometis
Penampilan : Baik
Tanda-Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
P : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5⁰c
BB SMRS : 58,2
BB MRS : 57,7 kg
2) Kepala
Bentuk : Simetris
Warna : Hitam
Tekstur : Halus
Penyebaran : Tidak ada penyebaran
Keadaan : Baik
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Kebersihan : Bersih
3) Mata
Kesimetrisan : Simetris
Sclera : Tidak ada sclera
Konjunciva : Tidak ada konjungtiva
Sekret : Tidak ada sekret
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Fungsi penglihatan : Normal
Reflek pupil : Tidak ada pupil
Kebersihan : Bersih
4) Telinga
Kesimetrisan : Simetris
Warna : Coklat
Sekret : Tidak ada sekret
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Fungsi penglihatan : Normal
Reflek upil : Tidak ada reflek upil
Kebersihan : Bersih
5) Hidung
Kesimetrisan : Simetris
Sekret : Tidak ada sekret
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Fungsi Penciuman : Normal
Kebersihan : Bersih
6) Mulut
a) Bibir
Kesimetrisan : Simetris
Warna : pucat
Tekstur : Kering
Mukosa : Berwarna merah muda
Sekret : Tidak ada sekret
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Kebersihan : Bersih
b) Gigi
Warna : Putih
Caries : Tidak ada caries
Jumlah : Tidak lengkap
Kebersihan : Bersih
c) Lidah
Warna : Merah muda
Fungsi Penegecapan : Normal
Tekstur : Padat
Kebersihan. : Bersih
7) Leher
Bentuk : Normal
JVP : Normal
Thyroid : Normal
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Kebersihan : Bersih
8) Dada
Bentuk : Barrel chest
Bunyi jantung : Normal
Bunyi Paru : Normal
Frekuensi napas : Normal
Frekuensi jantung : Normal
Otot-otot bantuan pernapasan : Normal
Bengkak : Tidak ada bengkak
Sekret : Tidak ada sekret
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada neri tekan
Perkusi jantung dan paru-paru : Normal
Kebersihan : Bersih
9) Abdomen
Bentuk : Normal
Tekstur : Tidak ada tekstur
Bengkak : Terjadi bengkak di bagian perut
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Bising Usus : Normal
Distensi abdomen : .Baik
Bunyi perkusi lambung : Baik
Kebersihan : bersih
10) Ekstremitas
Bentuk : simtris
Warna : Normal
Tekstur : Normal
Kelembaban : Kering
Turgor : Kurang
Bengkak : Pada kaki kanan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Jumlah : Lengkap
Ekstremitas atas : tangan kiri terpasang infus
Ekstremitas bawah : simetri kanan kiri
Kekutan otot. : 55/55
Kebersihan : Bersih
b. Therapi
Tidak ada Therapi
B. KLASIFIKASI DATA
No Data
1 DS: Pasien mengatakan :
- Frekuensi BAK 5x/hari
- Frekuensi minum 2-3x/hari
DO :
- Pasien tampak lemah
- Volume BAK 1500cc
2. DS : Pasien mengatakan
- Tidur tidak nyenyak
- Tidak bisa tidur karena nyeri
- Nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk
- Nyeri di perut kanan bawah
DO :
- Lama tidur siang 30 menit
- Lama tidur malam 4-5jam
- Pasien sering menguap
- Skala nyeri sedang (5)
DATA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
C. Klasifikasi Data
1) Ds: Pasien mengatakan.
Intake tidak
adekuat
2. DS : Pasien mengatakan Adanya cairan Gangguan pola
dalam jaringan di tidur
- Tidur tidak nyenyak daerah ovarium
- Tidak bisa tidur karena nyeri
- Nyeri terasa seperti di tusuk-
tusuk Klien meraa nyeri
- Nyeri di perut kanan bawah diperut bagian baah
DO :
- Lama tidur siang 30 menit Nyeri
- Lama tidur malam 4-5jam
- Pasien sering menguap
- Skala nyeri sedang (5) Gangguan pola
tidur b.d nyeri
Diagnosa Keperawatan
1. Devisit volume cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
5. NCP (Nursing Care Plaining)
Nama Pasien : Ny.P Ruangan : Ezra
Umur : 30 tahun No register : 05xx67
Jenis Kelamin : Perempuan Dx Medis : Kista
2. 01/06/2022 Gangguan pola tidur Setelah di lakukan tindakan 1. Berikan posisi yang 1. Dengan posisi tersebut
Pukul 09.00 berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam di nyaman bagi pasien dapat memberikan
nyeri harapkan aktivitas teratasi sesuai dengan relaksasi pada obat-obat.
dengan : kondisinya Lingkungan yang tenang
- Nyeri berkurang 2. Jaga ketenangan ruangan
dapat menciptakan suasana
Pasien dapat istirahat dan tidur dan batasi jumlah
yang cukup yang nyaman untuk
pengunjung.
beristirahat.
6. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi Evaluasi
Tanggal 31-05-2022 Tanggal 31-05-2022
Pukul : 17.00 WIT Pukul : 19.00
1. Mengawasi masukan dan keluaran cairan S : Pasien mengatakan
Hasil :
Berkeringat banyak
Berkeringat banyak
BAK 2-4 x/hari
Minum 1000 cc
O : Terpasang IVFD RL 20 tts/menit
terpasang IVFD RL di tangan kanan
pada tangan kanan
BAK 2-4x/hari
2. Mengukur TTV A : Masalah belum teratasi
TD : 110/70 mmHg
P : Intervensi dilanjutkan
P : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5⁰c
Tanggal 01-06-2022 Tanggal 02-06-2022
Pukul : 11.00 WIT Pukul : 13.30 WIT
1. Mengatur posisi yang nyaman bagi pasien S : Pasien mengatakan
sesuai dengan kondisinya,seperti posisi - Tidur sering terbangun kerena nyeri
Hasil : Pasien merasa nyaman O : Tidur siang 30 menit
2. Menjaga ketenangan ruangan dan membatasi A : Masalah belum teratasi
pengunjung P : Intervensi 1 di lanjutkan
Hasil : Ruangan tenang, dan perawat telah
membatasi kunjungan, sehingga pasien dapat
beristirahat
DAFTAR PUSTAKA