Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR

PADA NY.P DENGAN KISTA


DI RS SUMBER HIDUP

DISUSUN OLEH :

NAMA : KEMALA BUGIS


NIM : 124021-2021-047
TK :IA

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKPER RUMKIT TK III dr J.A.LATUMETEN
AMBON
2022
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
“KISTA”
I. LANDASAN TEORI MEDIS
A. Definisi
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di
mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi
cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium
yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk.
2005)
B. Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan
menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh
karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium.
Padakeadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus
menstruasiuntuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak
terbukasehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi
kista.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibatdari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista
dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini
disebut dengan Kista Dermoid
C. Manifetasi klinis
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan
menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala
saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis,
radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan
ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut
mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.

Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:


1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah
D. Phatofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari
2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-
tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis
dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-
mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan
HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian
HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat
berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering
berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis
kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan
mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah
kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium
biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti
terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan
diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel ini
E. Pathway

Ketidakseimbangan dan kegagalan salah satu


pembentukan hormon yang mempengaruhi indung telur

Fungsi ovarium abnormal

Penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna

Folikel gagal mengalami pematangan, gagal


berinvolusi dan gagal mereabsorbsi cairan

Terbentuk kista ovarium

Adanya cairan dalam Nafsu makan


jaringan di daerah ovarium menurun

Klien merasa nyeri


diperut bagian bawah Peristaltic usus
menurun

Nyeri
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
b.d intake tidak
Gangguan pola adekuat
tidur b.d nyeri
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG) Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer)
digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi
(ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan
ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter
untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan
apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista
berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan
dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
G. Komplikasi
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas
namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining
atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang
berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur
menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus
menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan
terjadinya kanker ovarium
H. Penatalaksanaan
Kista biasanya akan menghilang dengan sendirinya tanpa membutuhkan penanganan
khusus. Langkah pengobatan yang dilakukan bergantung pada jenis dan ukuran kista serta
usia pengidap. Adapun pilihan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemantauan Secara Berkala
Pemantauan secara berkala dilakukan apabila kista masih berukuran kecil dan tidak
menunjukkan adanya gejala. Pemantauan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
USG beberapa minggu atau bulan setelah diagnosis adanya kista, guna mengetahui
apakah kista tersebut sudah hilang atau masih ada.
Sementara itu, pada wanita yang telah mengalami pascamenopause, pemeriksaan
USG dan pemeriksaan darah perlu dilakukan setiap 4 bulan. Ini karena pengidap lebih
berisiko mengalami kanker ovarium.
2. Mengonsumsi Pil KB
Dokter bisa meresepkan pil KB guna mencegah kista muncul kembali. Meski
demikian, mengonsumsi pil KB tidak bisa mengecilkan ukuran kista yang sudah ada.
3. Prosedur Operasi
Tindakan pembedahan dilakukan apabila ukuran kista terus membesar, masih ada
setelah lebih dari 3 periode menstruasi, atau menimbulkan rasa nyeri. Prosedur bedah
dilakukan dengan tujuan untuk pengangkatan kista. Namun, untuk kasus yang lebih
parah, dokter biasanya akan turut mengangkat ovarium.
Operasi pengangkatan kista dengan ukuran kecil dilakukan dengan metode
laparoskopi, yaitu membuat sayatan kecil dibantu oleh alat laparoskop. Alat tersebut
berbentuk selang yang dilengkapi dengan kamera. Namun, kista dengan ukuran lebih
besar atau bersifat ganas, dokter akan melakukan prosedur pembedahan perut terbuka
atau laparotomi.
Semua tindakan operasi pastinya memiliki risiko. Komplikasi yang mungkin
terjadi setelah tindakan operasi kista ovarium seperti infeksi pada daerah operasi yang
ditandai dengan pendarahan, perut terasa sakit atau membengkak, demam, dan
keputihan berwarna gelap serta berbau busuk
BAB II

LANDASAN TEORI KEPERAWATAN

Menurut Wiyaja & Putri 2013 anamnesa pada stroke meliputi identitas klien,
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, dan pengkajian psikososial.
a) Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua 40 -70 tahun (Smeltzer & Bare
2013). Jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
b) Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.
c) Riwayat penyakit sekarang.
Kapan timbul masalah, riwayat trauma, penyebab, gejala timbul tiba-tiba/ perlahan, lokasi,
obat yang diminum, dan cara penanggulangan.
d) Riwayat penyakit dahulu.
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus,
penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif,
dan kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan
klien, seperti pemakaian obat antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta,
dan lainnya. Adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan
obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian
dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji
lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
e) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus,
atau adanya penyakit lain dari generasi terdahulu.
f) Pemeriksaan Fisik.
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-keluhan klien,
pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesis.
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA NY.R DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ELEKTROLIT DAN CAIRAN, AMAN DAN NYAMAN
PADA PENYAKIT KISTA DI RUANG EZRA
RS SUMBER HIDUP (GPM)

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Idenitas
1) Idenitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : SLB
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Indonesia
Status perkawinan` : Belum menikah
Golongan darah :O
No. RM : 05xx67
Tanggal masuk : 27-05-2022
Tanggal pengkajian : 31-05-2022
Diagnosa medis : Kista
Alamat : Suli
2) Idenitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.P
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan dg Klien : Saudara kandung
Alamat : Suli
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mengalami pembengkakan pada perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah terkena penyakit jantung
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mangatakan tidak ada penyakit keturunan

GENOGRAM

HS 30 th

Keterangan :

Laki-Laki

Perempuan

Meninggal

Garis Perkawinan

Garis Keturunan

Tinggal Serumah

Pasien
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Kesadaran : Compometis
Penampilan : Baik
Tanda-Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
P : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5⁰c
BB SMRS : 58,2
BB MRS : 57,7 kg

2) Kepala
Bentuk : Simetris
Warna : Hitam
Tekstur : Halus
Penyebaran : Tidak ada penyebaran
Keadaan : Baik
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Kebersihan : Bersih
3) Mata
Kesimetrisan : Simetris
Sclera : Tidak ada sclera
Konjunciva : Tidak ada konjungtiva
Sekret : Tidak ada sekret
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Fungsi penglihatan : Normal
Reflek pupil : Tidak ada pupil
Kebersihan : Bersih
4) Telinga
Kesimetrisan : Simetris
Warna : Coklat
Sekret : Tidak ada sekret
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
Fungsi penglihatan : Normal
Reflek upil : Tidak ada reflek upil
Kebersihan : Bersih
5) Hidung
Kesimetrisan : Simetris
Sekret : Tidak ada sekret
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Fungsi Penciuman : Normal
Kebersihan : Bersih
6) Mulut
a) Bibir
Kesimetrisan : Simetris
Warna : pucat
Tekstur : Kering
Mukosa : Berwarna merah muda
Sekret : Tidak ada sekret
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Kebersihan : Bersih
b) Gigi
Warna : Putih
Caries : Tidak ada caries
Jumlah : Tidak lengkap
Kebersihan : Bersih
c) Lidah
Warna : Merah muda
Fungsi Penegecapan : Normal
Tekstur : Padat
Kebersihan. : Bersih
7) Leher
Bentuk : Normal
JVP : Normal
Thyroid : Normal
Bengkak : Tidak ada bengkak
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Kebersihan : Bersih
8) Dada
Bentuk : Barrel chest
Bunyi jantung : Normal
Bunyi Paru : Normal
Frekuensi napas : Normal
Frekuensi jantung : Normal
Otot-otot bantuan pernapasan : Normal
Bengkak : Tidak ada bengkak
Sekret : Tidak ada sekret
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada neri tekan
Perkusi jantung dan paru-paru : Normal
Kebersihan : Bersih
9) Abdomen
Bentuk : Normal
Tekstur : Tidak ada tekstur
Bengkak : Terjadi bengkak di bagian perut
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Bising Usus : Normal
Distensi abdomen : .Baik
Bunyi perkusi lambung : Baik
Kebersihan : bersih

10) Ekstremitas
Bentuk : simtris
Warna : Normal
Tekstur : Normal
Kelembaban : Kering
Turgor : Kurang
Bengkak : Pada kaki kanan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Lesi : Tidak ada lesi
Nyeri tekanan : Tidak ada nyeri tekan
Jumlah : Lengkap
Ekstremitas atas : tangan kiri terpasang infus
Ekstremitas bawah : simetri kanan kiri
Kekutan otot. : 55/55
Kebersihan : Bersih

11) Genetalia : Terpasang kateter

12). Pola Aktivitas Sehari-hari

NO AKTIVITAS Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Pola makan
- Frekuensi makan 3x/sehari 3x/sehari
- Waktu makan Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam
- Jenis makanan Nasi, ikan, sayur Nasi/bubur
- Porsi yang dihabiskan 1 porsi 1 porsi
- Keluhan Tidak ada
2. Pola minum
- Jenis minuman Air putih Air putih
- Jumlah minuman ± 1500 cc ± 1100 cc
- Frekuensi minum 6-7 gelas 4-5 gelas
- Keluhan Tidak ada
3. BAB
- Frekuensi 3×/sehari Belum ada BAB
- Warna Coklat tua
- Konsistensi
Tidak ada Semenjak pemasangan kateter
- Keluhan
pasien tidak BAB
4. BAK :
- Frekuensi 4-8 sehari 4-8 sehari
- Warna Keemasan Keemasan
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
5. Istirahat dan tidur
- Siang 2-3 jam/hari 30 menit/hari
- Malam 6-8 jam/hari 4-5 jam/hari
- Keluhan Tidak ada Tidur kurang nyenyak
6. Personal Hygiene
- Mandi 3 x/ sehari 3x/ sehari
- Gosok gigi Pagi dan malam Pagi dan malam
- Keramas 2 hari sekali 2 hari sekali
- Keluhan Tidak ada Tidak ada

13) Data Psikologis, Sosial Dan Spiritual


a) Data Psikologis
Pasien mengatakan sering merasa cemas
b) Data Sosial
Pasien mengatakan keluarga dan kerabat sangat memberi dukungan
c) Data Spiritual
Pasien mengatakan sering mengikuti ibadah
14) Data Penunjang

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hb 13.0 12-16 g/dL
Leukosit 5.1 5.000- 12.000 sel/μl.
Trombosit 95 157.000 sampai 371.000
Hematokrit 38.6 34,9–44,5

b. Therapi
Tidak ada Therapi
B. KLASIFIKASI DATA

No Data
1 DS: Pasien mengatakan :
- Frekuensi BAK 5x/hari
- Frekuensi minum 2-3x/hari
DO :
- Pasien tampak lemah
- Volume BAK 1500cc
2. DS : Pasien mengatakan
- Tidur tidak nyenyak
- Tidak bisa tidur karena nyeri
- Nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk
- Nyeri di perut kanan bawah
DO :
- Lama tidur siang 30 menit
- Lama tidur malam 4-5jam
- Pasien sering menguap
- Skala nyeri sedang (5)
DATA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

1. Gangguan Kebutuhan Elektrolit dan cairan Aman dan nyaman


A. Keluhan
1) Pasien mengatakan mengalami pembengkakan pada perut
2) Pasien mengatakan tidur tidak nyenyak

B. Pemeriksaan fisik yg bermasalah (dilihat pada hasil pengkajian umum/sebelumnya


sesuaikan dengan gangguan per kebutuhan).
1) Terjadi bengkak di bagian perut

C. Klasifikasi Data
1) Ds: Pasien mengatakan.

Frekuensi BAK 5x/hari


- Frekuensi minum 2-3x/hari
- Tidur tidak nnyenyak
- Tidak bisa tidur karena nyeri
- Nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk
- Nyeri di perut kanan bawah
2) DO:
- Pasien tampak lemah.
- Volume BAK 1500cc
- Lama tidur siang 30 menit
- Lama tidur malam 4-5jam
- Pasien sering menguap
- Skala nyeri sedang (5)
D. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS: Pasien mengatakan : Nafsu makan Devisit volume
- Frekuensi BAK 5x/hari menurun cairan
- Frekuensi minum 2-3x/hari
DO :
- Pasien tampak lemah Peristaltic usus
- Volume BAK 1500cc menurun

Intake tidak
adekuat
2. DS : Pasien mengatakan Adanya cairan Gangguan pola
dalam jaringan di tidur
- Tidur tidak nyenyak daerah ovarium
- Tidak bisa tidur karena nyeri
- Nyeri terasa seperti di tusuk-
tusuk Klien meraa nyeri
- Nyeri di perut kanan bawah diperut bagian baah
DO :
- Lama tidur siang 30 menit Nyeri
- Lama tidur malam 4-5jam
- Pasien sering menguap
- Skala nyeri sedang (5) Gangguan pola
tidur b.d nyeri

Diagnosa Keperawatan
1. Devisit volume cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
5. NCP (Nursing Care Plaining)
Nama Pasien : Ny.P Ruangan : Ezra
Umur : 30 tahun No register : 05xx67
Jenis Kelamin : Perempuan Dx Medis : Kista

No Tgl/Bln/Thn Diagnosa Perencanaan


Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. 31/05/2022 Devisit volume Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui
Pukul 14.15 cairan berhubungan keperawatan selama 1x8 jam di 2. Observasi kulit kering
peningkatan/penurunan
dengan intake tidak harapkan aktivitas teratasi dengan berlebihan dan membran
kriteria hasil : TTV
adekuat mukosa , penurunan
- Mukosa mulut lembab tungor kulit. Untuk mengtahui keadaan
- Tungor kulit lembab pasien.

2. 01/06/2022 Gangguan pola tidur Setelah di lakukan tindakan 1. Berikan posisi yang 1. Dengan posisi tersebut
Pukul 09.00 berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam di nyaman bagi pasien dapat memberikan
nyeri harapkan aktivitas teratasi sesuai dengan relaksasi pada obat-obat.
dengan : kondisinya Lingkungan yang tenang
- Nyeri berkurang 2. Jaga ketenangan ruangan
dapat menciptakan suasana
Pasien dapat istirahat dan tidur dan batasi jumlah
yang cukup yang nyaman untuk
pengunjung.
beristirahat.
6. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi Evaluasi
Tanggal 31-05-2022 Tanggal 31-05-2022
Pukul : 17.00 WIT Pukul : 19.00
1. Mengawasi masukan dan keluaran cairan S : Pasien mengatakan
Hasil :
 Berkeringat banyak
 Berkeringat banyak
 BAK 2-4 x/hari
 Minum 1000 cc
O : Terpasang IVFD RL 20 tts/menit
 terpasang IVFD RL di tangan kanan
pada tangan kanan
 BAK 2-4x/hari
2. Mengukur TTV A : Masalah belum teratasi
TD : 110/70 mmHg
P : Intervensi dilanjutkan
P : 80x/menit
R : 20x/menit
S : 36,5⁰c
Tanggal 01-06-2022 Tanggal 02-06-2022
Pukul : 11.00 WIT Pukul : 13.30 WIT
1. Mengatur posisi yang nyaman bagi pasien S : Pasien mengatakan
sesuai dengan kondisinya,seperti posisi - Tidur sering terbangun kerena nyeri
Hasil : Pasien merasa nyaman O : Tidur siang 30 menit
2. Menjaga ketenangan ruangan dan membatasi A : Masalah belum teratasi
pengunjung P : Intervensi 1 di lanjutkan
Hasil : Ruangan tenang, dan perawat telah
membatasi kunjungan, sehingga pasien dapat
beristirahat
DAFTAR PUSTAKA

Agusfarly, (2017). Penyakit Kandungan. Jakarta: Pustaka Popular Obor.


Alimul Hidayat, Aziz, (2014). Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik
Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Arif, Purwanti, (2017). Perancangan Aplikasi Identifikasi Kista Ovarium Berbasis Sistem
Cerdas
DariHttps://Www.Researchgate.Net/Publication/292074016_Peranca
ngan_Aplikasi_Identifikasi_Kista_Ovarium_Berbasis_Sistem_Cerdas Benson,
Ralph C, Dkk,
(2017). Buku Saku Obstetric Dan Genekologi. Jakarta :EGC. Journal Of Cancer.
Bobak,Jensen, (2017). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Alih Bahasa Maria A.
Wijayarini,
Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan Republic Indonesia, (2017). Kista Ovarium. Available Online
Http://Www.Medinuc.Com.Diakes Tanggal 12 Nov 2017.
Depkes RI. 2017. Rencana Stategis Kementrian Kesehatan. Jakarta Dinas Kesehatan
Makassar,
(2017). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2017. Makassar: Dinkes Sulsel.
Djuanda,(2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta : Andi Offl
Harif Fadillah, (2017). Standar diagnosa keperawatan Indonesia. Edisi 1 cetakan ll:
Jakarta Hamylton, (2017). At A Glance Sistem ReproduksiEdisi II. Jakarta :EMS,
Erlangga Medical Series Joyce M.Black,Dkk. (2017). Buku keperawatan medical
bedahEdisi 8. Jakarta: EGC
Marni, (2017). Asuhan Kebidanan Patologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Prawirohardjo. Nugroho, Taufan (2017). Obsgyn Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Prasanti Adriani, (2017). Hubungan Paritas Dan Usia Ibu Dengan Kista Ovarium.
Https://Jurnal.Usu.Ac.Id/Index.Php/Gkre/Article/Viewfi

Anda mungkin juga menyukai