Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KOMPREHENSIF

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES PMC

Nama Mahasiswa : Sri Hidayah

NIM : 13010023

Tanggal : 17-22 April 2017

Ruang Praktik : Camar 3

I. DIAGNOSA MEDIK
Kista ovarium

II. DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding
tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
indung telur atau varium. Cairan yang terkumpul ini di bungkus oleh
semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium
(Agusfarly,2008).

III. JENIS - JENIS KISTA OVARIUM

Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :


1. Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon
esterogen dan progresterone diantaranya adalah :

a. Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan


epitelium yang berkurang di dalam korteks.

b. Kista fungsional

1) Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi


ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan
folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita
yang menarche kurang dari 12 tahun.

2) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi


progesterone setelah ovulasi.

3) Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG


terdapat pada mola hidatidosa.

4) Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH


yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.

2. Kista neoplasma

a. Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.

b. Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin


berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen
mengalahkan elemen yang lain

c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium


(Germinal ovarium)
d. Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada
hubungannya dengan endometroid

e. Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

IV. ETIOLOGI

Kista ovarium terbentuk leh bermacam sebab. Penyebab


inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa
tipe kista ovarium,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak
ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang
tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal
terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel
telur ini akan terbuka saat siklus menstruasiuntuk melepaskan sel telur.
Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan
bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista
sebagian besar berupa darah yang keluar akibatdari perlukaan yang terjadi
pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula
diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini disebut
dengan Kista Dermoid.

V. PATHWAY DAN PATOFISIOLOGI

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil


yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai
dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3
lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada
sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan
multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-
kista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit
tersebut diluar cakupan artikel ini.
Pathway
VI. TANDA DAN GEJALA
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya
sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang
menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak
bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau
perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-
gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :

1. Perut terasa penuh, berat, kembung

2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

3. Haid tidak teratur

4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke


punggung bawah dan paha.

5. Nyeri sanggama

6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan
kesehatan segera:

1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba

2. Nyeri bersamaan dengan demam

3. Rasa ingin muntah

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan


pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer)
digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi
tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan
gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat
dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan
atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi
material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan
melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat
ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh
untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.

VIII. PENATALAKSANAAN MEDIS


Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan
melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan
tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat,
kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kiste.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan
perawatan pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang
diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan
pemakaian gurita abdomen yang ketat.
IX. PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama
dengan yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase
penyembuhan dan waktu granulasi jaringan.
Fase-fase penyembuhan luka antara lain :
1. Fase I
Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak
terbentuk fibrin yang menumpuk mengisi luka dari benang fibrin.
Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu
menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan
jahitan dengan baik.
2. Fase II
Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai
menghilang dan ceruk mulai kolagen serabut protein putih semua
lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu minggu, jaringan ikat
kemerahan karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan
menunjang luka dengan baik dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat
pada fase ini, tergantung pada tempat dan liasanya bedah.
3. Fase III
Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah
baru dan arus darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti
berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada minggu ke dua hingga
enam post operasi, pasien harus menjaga agar tak menggunakan otot
yang terkena.
4. Fase IV
Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien
akan mengeluh, gatal disekitar luka, walau kolagen terus menimbun,
pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat
persendian akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan
terjadi ceruk yang berlapis putih.

X. KOMPLIKASI
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas
terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme
terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap
kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral
terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila
seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan
kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera
melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.

XI. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN


1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama
dan alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada
massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen
bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak
berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya
kista ovarium.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi
untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
5. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan
bahkan sampai amenorhea.
6. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara
sistematis.
a. Kepala
b. Mata
c. Leher
d. Dada : Pernapasan
e. Abdomen
f. Ekstremitas.
g. Eliminasi, urinasi
7. Data Sosial Ekonomi
8. Data Spritual
9. Data Psikologis
10. Pola kebiasaan Sehari-hari
11. Pemeriksaan Penunjang
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Preoperasi
a. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi
b. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan
c. PK perdarahan
2. Post operasi
a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik
b. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
c. Deficit perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)

DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :


EGC.

Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Womens Health Care. Seventh edit.

Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Aesculapus.

Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana. Jakarta:EGC.

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC).


United States of America:Mosby.

Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America:Mosby.

William Helm, C. Ovarian Cysts. 2005. American College of Obstetricians and


Gynecologists ( cited 2005 September 16 ). Available at
http://emedicine.com

Winknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai