Anda di halaman 1dari 20

Nama : Lucyana Lettisia Apriliani Hutagalung

NIM : 1861050155
Kelompok Tutorial 4B
Learning Object

1. Jenis-jenis luka
2. Proses Penyembuhan luka
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
penyembuhan luka
4. Peran organel sel
5. Macam-macam Jaringan epitel
6. Macam-macam kelenjar di kulit
7. Macam-macam jaringan penyambung
8. Macam-macam pembuluh darah dan
fungsinya
1. jenis-jenis luka

Berdasarkan waktu dan proses penyembuhannya, luka dapat


diklasifikasikan menjadi luka akut dan kronik.
Luka akut merupakan cedera jaringan yang dapat pulih kembali
seperti keadaan normal dengan bekas luka yang minimal dalam
rentang waktu 8-12 minggu. Penyebab utama dari luka akut
adalah cedera mekanikal karena faktor eksternal, dimana terjadi
kontak antara
kulit dengan permukaan yang keras atau tajam, luka tembak,
dan luka pasca operasi. Penyebab lain luka akut adalah luka
bakar dan cedera kimiawi, seperti terpapar sinar radiasi,
tersengat listrik, terkena cairan kimia yang besifat korosif, serta
terkena sumber panas.
Sementara luka kronik merupakan luka dengan proses
pemulihan yang lambat, dengan waktu penyembuhan lebih dari
12 minggu dan terkadang dapat menyebabkan kecacatan. Ketika
terjadi luka yang bersifat kronik, neutrofil dilepaskan dan secara
signifikan meningkatkan ezim kolagenase yang bertnggung
jawab terhadap destruksi dari matriks penghubung jaringan.3
Salah satu penyebab terjadinya luka kronik adalah kegagalan
pemulihan karena kondisi
fisiologis (seperti diabetes melitus (DM) dan kanker), infeksi
terus-menerus, dan rendahnya tindakan pengobatan yang
diberikan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

1. Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua.
Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati
dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
2. Nutrisi
Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien
memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan
mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk
memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin.
Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan
lama karena suplai darah jaringan adipose tidak adekuat.
3. Infeksi
Bakteri sumber penyebab infeksi. Infeksi menyebabkan peningkatan
inflamasi dan nekrosis yang menghambat penyembuhan luka.
4. Sirkulasi (Hipovolemia) dan Oksigenasi
Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya
sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki
sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang gemuk penyembuhan
luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah
infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada
orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah
perifer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun
pada orang yang menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik
pada perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan
vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk
penyembuhan luka.
5. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika
terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat
diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
6. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah putih),
yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah
(“Pus”).
7. Iskemia
Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai
darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh
darah itu sendiri.
8. Diabetes Mellitus
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan
gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut
juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
9. Keadaan Luka
Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas
penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.
10. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik
yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh
terhadap cedera
b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk
bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka
pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

3. Proses Penyembuhan Luka


Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang
kompleks karena adanya kegiatan bioseluler dan
biokimia yang terjadi secara berkesinambungan.
Penggabungan respon vaskuler, aktivitas seluler, dan
terbentuknya senyawa kimia sebagai substansi mediator
di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait
pada proses penyembuhan luka. Ketika terjadi luka,
tubuh memiliki mekanisme untuk mengembalikan
komponen- komponen jaringan yang rusak dengan
membentuk struktur baru dan fungsional.4 Proses
penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses
regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga dipengaruhi
oleh faktor endogen, seperti umur, nutrisi, imunologi,
pemakaian obat-obatan, dan kondisi metabolik. Proses
penyembuhan luka dibagi ke dalam lima tahap, meliputi
tahap homeostasis, inflamasi, migrasi, proliferasi, dan
maturasi.5
Pendarahan biasanya terjadi ketika kulit mengalami luka
dan menyebabkan bakteri maupun antigen keluar dari
daerah yang mengalami luka. Pendarahan juga
mengaktifkan sistem homeostasis yang menginisiasi
komponen eksudat, seperti faktor pembekuan darah.
Fibrinogen di dalam eksudat memiliki mekanisme
pembekuan darah dengan cara koagulasi
terhadap eksudat (darah tanpa sel dan platelet) dan
pembentukan jaringan fibrin, kemudian memproduksi
agen pembekuan darah dan menyebabkan pendarahan
terhenti.6 Keratinosit dan fibroblas memiliki peran
penting dalam proses penyembuhan luka. Keratinosit
akan menstimulasi fibroblas untuk mensintesis faktor
pertumbuhan, lalu akan terjadi stimulasi proliferasi
keratinosit. Selanjutnya, fibroblas mendapatkan fenotipe
miofibroblas di bawah kontrol dari keratinosit. Hal ini
dipengaruhi oleh keseimbangan antara proinflamator
atau pembentukan faktor pertumbuhan (TGF)- β-
dominated.7
Homeostasis memiliki peran protektif yang membantu
dalam penyembuhan luka. Pelepasan protein yang
mengandung eksudat ke dalam luka menyebabkan
vasodilatasi dan pelepasan histamin maupun serotonin.
Hal ini memungkinkan fagosit memasuki daerah yang
mengalami luka dan memakan sel-sel mati (jaringan
yang mengalami nekrosis).5 Eksudat adalah cairan yang
diproduksi dari luka kronik atau luka akut, serta
merupakan komponen kunci dalam penyembuhan luka,
mengaliri luka secara berkesinambungan dan menjaga
keadaan tetap lembab. Eksudat juga memberikan luka
suatu nutrisi dan menyediakan kondisi untuk mitosis
dari sel-sel epitel.
Pada tahap inflamasi akan terjadi udema, ekimosis,
kemerahan, dan nyeri. Inflamasi terjadi karena adanya
mediasi
oleh sitokin, kemokin, faktor pertumbuhan, dan efek
terhadap reseptor.
Selanjutnya adalah tahap migrasi, yang merupakan
pergerakan sel epitel dan fibroblas pada daerah yang
mengalami cedera untuk menggantikan jaringan yang
rusak atau hilang. Sel ini meregenerasi dari tepi, dan
secara cepat bertumbuh di daerah luka pada bagian yang
telah tertutup darah beku bersamaan dengan pengerasan
epitel.
Tahap proliferasi terjadi secara simultan dengan tahap
migrasi dan proliferasi sel basal, yang terjadi selama 2- 3
hari. Tahap proliferasi terdiri dari neoangiogenesis,
pembentukan jaringan yang tergranulasi, dan epitelisasi
kembali.1 Jaringan yang tergranulasi terbentuk oleh
pembuluh darah kapiler dan limfatik ke dalam luka dan
kolagen yang disintesis oleh fibroblas dan memberikan
kekuatan pada kulit. Sel epitel kemudian mengeras dan
memberikan waktu untuk kolagen memperbaiki jaringan
yang luka. Proliferasi dari fibroblas dan sintesis kolagen
berlangsung selama dua minggu. Tahap maturasi
berkembang dengan pembentukkan jaringan
penghubung selular dan penguatan epitel baru yang
ditentukan oleh besarnya luka. Jaringan granular selular
berubah menjadi massa aselular dalam waktu beberapa
bulan sampai 2 tahun.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Lin et al. terhadap
tikus putih, IL-6 berperan dalam proses penyembuhan
luka. IL-6 memiliki peran penting di dalam
proses regulasi terhadap infiltrasi leukosit, angiogenesis,
dan akumulasi kolagen. Angiogenesis memiliki faktor
seperti FGF- 1 dan FGF-2 ketika terjadi hipoksia
jaringan. FGF-2 bekerja dengan menstimulasi sel
endotelial untuk melepaskan aktivator plasminogen dan
prokolagenase. Aktivator plasminogen akan mengubah
plasminogen menjadi plasmin dan prokolagenase untuk
mengaktifkan kolagenase, lalu akan terjadi digesti
konstituen membran dasar.13 Ekspresi kolagenase
menghasilkan proses perbaikkan jaringan pada matriks
ekstraselular dan juga memiliki peran penting dalam
menginisiasi migrasi keratinosit dalam proses
penyembuhan luka.
H2O2 juga dilaporkan memiliki aktivitas yang baik
dalam proses penyembuhan luka, melalui penelitian
yang dilakukan oleh Roy et al.15 Dalam konsentrasi yang
rendah, H2O2 memfasilitasi terjadinya angiogenesis luka
secara in vivo. H2O2 menginduksi fosforilasi FAK dalam
jaringan yang luka secara in vivo dan di dalam lapisan
dermal mikrovaskuler sel endotelial. H2O2 menginduksi
daerah fosforilasi spesifik (Tyr-925 dan Tyr-861) dari
FAK. Daerah lain yang sensitif terhadap H2O2 adalah
daerah autofosforilasi Tyr-397. Faktor parakrin dari stem
sel mesenkimal juga berpengaruh terhadap makrofag
dan sel endotelial, terutama dalam meningkatkan proses
pemulihan luka. Bone marrow
derived mesenchymal stem cells (BM- MSCs) berperan
dalam proses pemulihan luka yang dilepaskan dari
jaringan dermal fibroblas. BM-MSCs menghasilkan
sitokin dan kemokin yang berbeda, termasuk VEGF-α,
IGF-1, EGF, faktor pertumbuhan keratinosit,
angiopoietin-1, faktor turunan stromal-1, makrofag
inflamator protein-1 α dan β, serta eritropoietin. BM-
MSCs dalam medium yang telah dikondisikan, secara
signifikan dapat meningkatkan migrasi dari makrofag,
keratinosit, dan sel endotelial, serta proliferasi dari
keratinosit dan sel endotelial, dibandingkan terhadap
fibroblas dalam medium yang telah dikondisikan. Jadi
melalui penelitian yang telah dilakukan, faktor yang
dihasilkan oleh BM-MSCs dari makrofag dan sel
endotelial ke dalam luka, meningkatkan proses
penyembuhan luka.
4. Peran Organel Sel

1. Retikulum Endoplasma, adalah organel sel yang berbentuk saluran saluran


yang terhubung dengan inti. Fungsinya antara lain berperan dalam
transport zat dan tempat menempelnya ribosom.
2. Ribosom, adalah organel sel yang terdapat di dalam sitoplasma dan
menempel pada retikulum endoplasma kasar. Berfungsi untuk sintesis
protein.
3. Mitokondria, adalah organel sel yang berbentuk kapsul dengan saluran
lekuk pendek di bagian dalam. Fungsinya adalah untuk respirasi sel dan
sebagai pusat pembangkit tenaga.
4. Lisosom, adalah organel sel yang banyak ditemukan di dalam sel sel yang
berperan penting dalam imunitas seperti leukosit dan limfosit. Fungsi
lisosom antara lain adalah mencerna zat zat yang belum dapat diurai,
menghancurkan bagian sel yang tidak berguna lagi, mencerna makanan
cadangan di saat kekurangan, tempat pembentukan enzim pencernaan,
menetralkan zat yang menyebabkan kanker (karsinogen).
5. Badan golgi, adalah organel yang berbentuk bulatan dan berfungsi untuk
sekresi zat, sintesis lisosom , dan lain lain.
6. Sentrosom, adalah struktur berbentuk tabung yang dapat ditemukan pada
sel eukariota. Fungsinya adalah untuk membentuk silia dan flagela, serta
memproses pembelahan sel dalam membentuk benang spindel.
7. Plastida, adalah organel yang khas pada sel tumbuhan sebagai tempat
pigmen warna.
8. Vakuola, adalah organel yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan
cadangan makanan sekaligus menyimpan zat zat yang akan dieksresikan.
9. Mikrotubulus, adalah organel mikro yang berfungsi untuk kerangka sel
dan berperan penting dalam pembentukan spindel.
10. Mikrofilamen, adalah benang benang halus yang mempengaruhi kontraksi
sel.
11. Peroksisom, adalah kantong kecil yang berisi dengan enzim katalase yang
fungsinya mengurai peroksida yang merupakan sisa dari metabolisme yang
sifatnya toksik menjadi air dan oksigen yang membahayakan sel

5. Macam-macam jaringan epitel

No. Jaringan Letak Fungsi

Kapsul Bowman, lapisandalam


pembuluh darah dan limfa, Pelapis bagian dalam
alveolus paru-paru, ruang rongga dan saluran,
1. Epitel pipih selapis
jantung, selaput bagian dalam tempat difusi dan
telinga, dan sel ekskresi kecil infiltrasi zat.
pada sebagian besar kelenjar.

Kelenjar air liur, retina mata, Proteksi, absorpsi, dan


2. Epitel kubus selapis dinding ovarium, dan saluran sekresi (penghasil
dalam nefron ginjal. lendir atau mucus)

Dinding dalam lambung,usus, Proteksi. sekresi. difusi


kantong empedu,rahim, saluran dan absorpsi zat.
3. Epitel silindris selapis
pernapasan bagian atas, dan
saluran pencernaan.

Penghasil mucus untuk


Dinding dalam rongga hidung, menangkap benda asing
4. Epitel silindris selapis Den lie trakes, bronkus, dan dinding yang masuk. Getaran
dalam ovinduk silianya menghalau
benda asing tersebut.
Proteksi, sekresi, dan
5. Epitel silindris berlapis semu Rongga hidung dan trakea
gerakan gas.
Epitel Kompleks

Epitel kompleks tersusun dari beberapa lapisan sel. Lapisan sel terbawah yang selalu
membelah diri untuk mengganti sel-sel permukaan yang rusak disebut lapisan
germinativa. jenis-jenis jaringan epitel kompleks beserta letak dan fungsinya
dijelaskan dalam tabel dibawah ini:

No. Jaringan Letak Fungsi

Kulit, rongga mulut, esofagus,


Proteksi dan penghasil
1. Epitel pipih selapis taring, vagina, anus, dan rongga
mucus
hidung.

Kelenjar keringat, kelenjar


Proteksi dan penghasil
2. Epitel kubus selapis minyak, ovarium, dan buah
mucus
zakar

Lapisan konjungtiva, dinding


Proteksi dan penghasil
3. Epitel silindris selapis dalam kelopak mata, laring.
mucus
faring, dan uretra.

Menahan regangan dan


Kandung kemih, ureter, dan tekanan
4. Epitel transisional
pelvis ginjal
Jenis Epitel Berdasarkan Struktur dan Fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi dua, yaitu epitel
kelenjar dan epitel penutup.

 Epitel kelenjar, berfungsi dalam pembuatan, penyimpanan, dan sekresi zat-zat


kimia. Ada dua macam kelenjar yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.
o Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran
pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya. Kelenjar ini
berfungsi membantu metabolisme dan komunikasi. Zat yang
disekresikan oleh kelenjar eksokrin (sekret) dapat berupa enzim,
keringat, dan feromon, Contoh kelenjar eksokrin yaitu kelenjar susu,
kelenjar keringat pada kulit, kelenjar fundus pada dinding lambung,
dan kelenjar submaksilaris pada rahang bawah.
o Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran
pengeluaran. Hasil sekresi kelenjar endokrin langsung memasuki
sistem peredaran darah untuk diangkut menuju bagian tubuh yang
memerlukan. Contoh kelenjar endokrin yaitu kelenjar timus, kelenjar
adrenal, dan kelenjar tiroid yang menyekresikan hormon.

 Epitel penutup, berfungsi melapisi permukaan tubuh dan jaringan.

6. Macam-macam Kelenjar di Kulit


Kelenjar minyak (bahasa Inggris: sebaceous glands) adalah
kelenjar mikroskopik yang berada tepat di bawah kulit
yang mengeluarkan minyak yang disebut sebum. Kelenjar
minyak pada tikus yang mengeluarkan minyak adalah kelenjar
prepusial yang juga memproduksi hormon feromon.[2]
Fungsi Penting Kelenjar Minyak
Berlawanan dengan apa yang dikhayalkan evolusionis, kelenjar
minyak bukan tak berfungsi dan berlebih, bahkan, jaringan yang
sangat penting bagi tubuh.
Sebagaimana kita ketahui, kelenjar keringat ditemukan bersama
dengan kelenjar minyak di kulit. Keringat melembabkan kulit.
Namun, tanpa campuran apapun, keringat cepat menguap,
mengakibatkan pengeringan kulit yang lebih parah. Untuk
mencegahnya, zat lain dibutuhkan. Karena minyak menyebabkan
air dapat dipertahankan di kulit. Dengan cara ini, kelenjar
keringat dan minyak bekerja sama melembabkan kulit. Karena
itu kedua kelenjar ini harus ada bersamaan agar kulit tetap halus
dan elastis. Fungsi kelenjar minyak, yang mengeluarkan pelumas
dan lemak lainnya, penting bagi kesehatan kulit kita.
Sebagaimana kita lihat, kelenjar minyak, sebagaimana jaringan
lainnya, memiliki peran tersendiri: mencegah kulit kita kering.
Kelenjar minyak ditempatkan bersama kelenjar keringat untuk
tujuan ini. Pada kenyataannya, kelenjar-kelenjar ini tidak
berbahaya, dan bahkan memiliki kegunaan yang penting.
Manusia memiliki 3 juta kelenjar keringat. Kelenjar keringat
dapat ditemukan di dermis, dekat permukaan luar kulit.
Kebanyakan terdapat di telapak tangan dan kaki, dan tidak
terdapat di bibir. Dengan aktivitas fisik yang berat dalam suhu
hangat sampai panas, kelenjar akan mengeluarkan sekitar 2 liter
keringat lebih banyak dari biasanya.
Kulit memiliki 2 jenis kelenjar keringat: kelenjar keringat
apokrin dan merokrin. Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel
mioepitel (dari bahasa Latin: myo-, "otot"), sel epitel khusus
yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya.
Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret
yang sudah menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan
kontraksi sel mioepitel dikendalikan oleh sistem saraf otonom
dan hormon yang beredar dalam tubuh.
Di samping itu, kelenjar serumen, yang memproduksi kotoran
telinga, dan kelenjar susu, sering dianggap sebagai modifikasi
kelenjar keringat.Kedua kelenjar itu tampak sebagai susunan sel
yang bundar dan mengelilingi lumen di tengah. Sel yang
mengelilingi lumen adalah epitel kubus berlapis.

7. Macam-macam Jaringan Penyambung


Jaringan ikat biasa

Berdasarkan kepadatan komponen penyusunnya dibedakan menjadi dua


yaitu:

 Jaringan ikat padat

Jaringan ikat padat mempunyai susunan sel dan serabut yang sangat
rapat. Fungsi jaringan ikat padat adalah untuk menghubungkan antara
organ satu dengan organ yang lain. Jaringan ikat padat terdapat pada
tendon dan ligamen. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara tulang
dengan otot sedangkan ligamen berfungsi sebagai penghubung tulang
dengan tulang lainnya. Selain itu, jaringan ikat padat juga terdapat pada
pembungkus tulang dan lapisan dermis pada kulit.

 Jaringan ikat longgar

Jaringan ikat longgar mempunyai banyak substansi dasar yang


memisahkan sel dan serabutnya. Terdapat di antara organ-organ tubuh
atau yang mengisi celah-celah antara jaringan lain. Bersifat ulet dan
berwarna keputih-putihan

Jaringan ikat khusus

Berdasarkan fungsinya, jaringan ikat khusus dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Sebagai darah dan jaringan pembentuk sel darah. Seperti sumsum


tulang

2. Sebagai jaringan penyokong yang terutama memberi kekuatan pada


tubuh yang terdiri atas tulang rawan dan tulang keras.

 Tulang Rawan

Berdasarkan substansi dasar dan serabutnya, tulang rawan dibedakan


menjadi tiga macam:

Tulang rawan hialin

tulang rawan hialin adalah tulang rawan yang mengandung kondroblas


dan kolagen. Berwarna putih kebiru-biruan dan transparan, matriksnya
mengandung banyak serat kolagen berdaya lentur yang tinggi, merupakan
penunjang utama tubuh saat embrio (bayi), sedangkan pada saat dewasa
hanya ditemukan di persendian, saluran pernafasan, laring, hidung dan
antara ujung tulang rusuk dan tulang dada;

Tulang rawan elastis

Tulang rawan elastis adalah tulang rawan yang strukturnya lebih lentur.
Terdapat serat elastin berwarna kuning dan perikondrium. Fungsi utama
tulang rawan elastis adalah sebagai pemberi fleksibilitas dan penyokong.
Tulang ini terdapat pada embrio, laring, daun telinga, epiglotis, dan
bagian luar telinga.

Tulang rawan fibrosa

Tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen


sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini
dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada
simfisis pubis diantara 2 tulang pubis.

 Tulang Keras

Tulang keras berfungsi sebagai jaringan penyokong yang tersusun dari sel
tulang. Substansi dasarnya mengalami pengapuran sehingga keras dan
mempunyai serabut yang merupakan kesatuan yang sangat kompak

8. Macam-macam Pembuluh Darah dan Fungsinya

1. Jenis-jenis arteri

Arteri elastik:  adalah pembuluh terbesar di tubuh, contoh


arteri ini adalah aorta (pembuluh darah terbesar yang
menyambut darah setelah baru dikeluarkan dari ventrikel
kiri jantung), trunkus pulmonalis (pembuluh darah yang
menyambut darah yang keluar dari pompaan ventrikel
kanan jantung), dan juga cabang-cabang utamanya.
Dinding pembuluh darah jenis ini terutama terdiri dari
jaringan ikat elastik, memperlihatkan daya tahan dan
kelenturan ketika darah mengalir. Dinding pembuluh ini
sangat melebar selama sistol (kontraksi jantung atau
pompa jantung). Sewaktu diastol (relaksasi jantung),
dinding kembali mengerut (recoil) dan mendorong darah
maju.
Arteri muskular: dinding mengandung banyak otot polos,
juga mengontrol aliran darah  melalui vasokontriksi
(menguncup) dan vasodilatasi (mengembang), mekanisme
ini diatur oleh sistem saraf otonom.
Arteriol: arteri kecil dengan satu sampai lima lapisan otot
polos, arteriol terminal akan mengalirkan darah ke
pembuluh darah paling kecil, yaitu kapiler.

2. Jenis-jenis kapiler

Vas capillare continuum: adalah jenis yang paling


banyak, endotel membentuk lapisan utuh.
Vas capillare fenestratum: mengandung fenestra ataupun
pori-pori pada endotelnya. Terdapat di kelenjar endokrin,
usus halus, dan glomerulus ginjal
Vas capillare sinusoideum: memperlihatkan diameter
lebar dengan celah di antara sel-sel endotel. Membrana
basalisnya tidak terbentuk sempurna. Kapiler ini terdapat
di hati, limpa, dan sumsum tulang.

3. Jenis-jenis vena

Vena cava:vena ini adalah pembuluh darah yang


menyambut darah dari seluruh tubuh yang mengandung
CO2 ketika hendak masuk kedalam jantung, vena ini
merupakan vena terbesar, vena cava ada dua yaitu vena
cava superior yang letaknya diatas jantung, dan vena cava
superior yang terletak dibawah vena cava inferior.
Vena pulmonalis: vena ini membawa darah dari paru atau
sirkulasi pulmoner ke dalam jantung, vena ini
mengandung darah yang berisi O2. Vena pulmonalis juga
terbagi dua yaitu vena pulmonalis dextra yang membawa
darah dari paru-paru kanan, dan vena pulmonalis sinistra
yang membawa darah dari paru-paru kiri.
Vena cutanea: adalah vena yang tampak di bawah kulit,
yang biasa ditusuk saat seseorang di infus.
Deep vein: adalah vena yang terletak lebih dalam dan
berdekatan dengan arteri, vena ini tidak tampak dari luar
kulit.
Venula: ini adalah vena dengan ukuran terkecil, dan
berhubungan langsung dengan kapiler.

FUNGSI PEMBULUH DARAH


Pembuluh darah berfungsi membawa darah yang dipompa dari ventrikel
kiri jantung ke seluruh tubuh, darah tersebut mengandung oksigen yang
diikat oleh hemoglobin atau Hb didalam darah. Didalam darah juga
terdapat protein dan glukosa yang mana komponen tersebut dibutuhkan
oleh jaringan dan sel nantinya. Setelah sampai ke seluruh tubuh atau
organ targetnya melalui anastomosis arteriovenosa dan juga kapiler.
Oksigen dan metabolit tersebut di pasok ke organ target hingga
tercapailah tujuan dengan oksigen dan metabolit seperti glukosa tersebut,
sel-sel di seluruh tubuh dapat mengalami metabolisme aerob
(menggunakan O2) untuk menjalankan fungsinya. Kemudian oksigen
tersebut ditukar dengan karbon dioksidan, kemudian kembalilah darah itu
darah ke jantung melalui vena kecil kemudian vena besar, setelah sampai
dijantung, darah tersebut dipompa oleh ventrikel kanan jantung ke dalam
paru, atau sistem ini disebut juga dengan sirkulasi pulmoner. Sampai
diparu, darah yang membawa CO2 tersebut ditukar kembali dengan O2
yang baru kita hirup, melalui mekanisme difusi. Pembuluh darah juga
berfungsi untuk membawa sel darah putih ketika terjadi infeksi untuk
mekanisme penyembuhan, sel darah putih tersebut yang merupakan imun
tubuh seseorang akan melawan kuman ataupun benda asing yang masuk
kedalam tubuh, sehingga ketika imunitas seseorang melemah ataupun
kuman yang masuk kedalam tubuh terlalu kuat, disitulah seseorang
terkena penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
1. jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/13366/
pdf
2. www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/viewFile/
1678/1583
3. jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/13366
4. cacatanipa.blogspot.com › Fungsi
5. https://www.pelajaran.co.id/.../pengertia-jenis-letak-
dan-fungsi-jaringan-epitel-pada-h...
6. zonabawah.blogspot.com/2011/05/kelenjar-kelenjar-
pada-kulit-manusia.html
7. https://budisma.net/2015/01/macam-macam-
jaringan-ikat.html
8. https://www.softilmu.com › Biologi

Anda mungkin juga menyukai