Anda di halaman 1dari 64

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LOW

DENSITY LIPOPROTEIN DAN TRIGLISERIDA


PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RUMAH SAKIT UKI PERIODE 2018-2021

SKRIPSI

Oleh

MISSEL ADINTIA NAULI


1861050092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2022
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LOW
DENSITY LIPOPROTEIN DAN TRIGLISERIDA
PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DI RUMAH SAKIT UKI PERIODE 2018-2021

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana


Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Sarjana Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia

Oleh

MISSEL ADINTIA NAULI


1861050092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2022
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Missel Adintia Nauli

NIM : 1861050092

Program Studi : Pendidikan Sarjana Kedokteran

Fakultas : Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis tugas akhir yang berjudul “HUBUNGAN
INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LOW DENSITY LIPOPROTEIN DAN
TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH
SAKIT UKI PERIODE 2018-2021” adalah:
1. Dibuat dan diselesaikan sendiri dengan menggunakan hasil kuliah, tinjauan
lapangan, buku-buku dan jurnal acuan yang tertera di dalam referensi pada
karya tugas akhir saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau
yang pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas lain,
kecuali pada bagian-bagian sumber informasi yang dicantumkan dengan
cara referensi yang semestinya
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan
yang tertera di dalam referensi pada tugas.
Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang dinyatakan di atas, maka karya
tugas akhir ini dianggap batal.
Jakarta, 7 April 2022

(Missel Adintia Nauli)

i
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR


HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LOW DENSITY
LIPOPROTEIN DAN TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UKI PERIODE 2018-2021
Oleh:
Nama : Missel Adintia Nauli
NIM : 1861050092
Program Studi : Pendidikan Sarjana Kedokteran
telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam Sidang
Tugas Akhir guna mencapai gelar Sarjana Strata Satu/ pada Program Studi
Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen
Indonesia.

Jakarta, 7 April 2022


Menyetujui:
Pembimbing

dr. Nur Nunu Prihantini Sinaga, M.Si


NIDN: 0323027502

Ketua Program Pendidikan Dekan


Sarjana Kedokteran

Dra. Lusia Sri Sunarti, MS Dr. dr. Robert Hotman Sirait, Sp.An
NIDN: 0305106006 NIDN: 0301106203

ii
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN

PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR


Pada 7 April 2022 telah diselenggarakan Sidang Tugas Akhir untuk memenuhi
sebagai persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada
Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen
Indonesia, atas nama:

Nama : Missel Adintia Nauli

NIM : 1861050092

Program Studi : Pendidikan Sarjana Kedokteran

Fakultas : Kedokteran

termasuk ujian Tugas Akhir yang berjudul “HUBUNGAN INDEKS MASSA


TUBUH DENGAN LOW DENSITY LIPOPROTEIN DAN TRIGLISERIDA
PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT
UKI PERIODE 2018-2021” oleh tim penguji yang terdiri dari:

Nama Penguji Jabatan dalam Tim Tanda Tangan


Penguji
1 dr. Ekarini Daroedono, Sebagai Dosen Penguji I
M.Kes

2 dr. Nur Nunu Prihantini Sebagai Dosen Penguji II


Sinaga, M.Si

Jakarta, 7 April 2022

iii
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Missel Adinta Nauli
NIM : 1861050092
Program Studi : Pendidikan Sarjana Kedokteran
Fakultas : Kedokteran
Jenis tugas akhir : Skripsi
Judul : Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Low Density
Lipoprotein dan Trigliserida pada pasien Diabetes Melitus
Tipe di Rumah Sakit UKI Periode 2018-2021
Menyatakan bahwa:
1. Tugas akhir tersebut adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah
dipublikasikan atau yang pernah dipakai untuk mendapatkan gelar akade-
mik di perguruan tinggi manapun;
2. Tugas akhir tersebut bukan merupakan plagiat dari hasil karya pihak lain
dan apabila saya mengutip dari karya orang lain maka akan dicantumkan
sebagai referensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Saya memberikan Hak Nonekslusif Tanpa Royalti kepada Universitas
Kristen Indonesia yang berhak menyimpan, mengalih media/format-kan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempub-
likasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilih hak cipta
Apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran Hak Cipta dan Kekayaan
Intelektual atau Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia lainnya dan
integritas akademik dalam karya saya tersebut, maka saya bersedia menanggung
secara pribadi segala bentuk tuntutan hukum dan sanksi akademis yang timbul serta
membebaskan Universitas Kristen Indonesia dari segala tuntutan hukum yang
berlaku.
Dibuat di Jakarta
Pada Tanggal, 7 April 2022
Yang menyatakan,

Missel Adintia Nauli


iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
hikmat, penyertaan dan kesetiaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Low Density Lipoprotein dan
Trigliserida pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit UKI Periode
2018-2021” di Fakultas Kedoteran Universitas Kristen Indonesia sebagai
pemenuhan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana kedokteran. Dalam
perjalanan perkuliahan dan penyelesaian karya tulis ini penulis bersyukur atas
bantuan Tuhan dan juga berbagai pihak yang selalu mendukung penulis. Lewat
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang ter-
dalam dari relung hati penulis kepada:
1. Dr. dr. Robert Hotman Sirait, Sp.An selaku Dekan FK UKI yang telah
memimpin dan memberikan kebijakan yang mendukung studi penulis
2. DR Muhammad Alfarabi, SSi, M.Si, selaku Ketua Tim Skripsi dan
segenap anggota tim skripsi yang telah mengatur pembagian dosen
pembimbing, penguji, jadwal sidang dan telah melakukan penyusunan
Buku Pedoman Penulisan dan Penilaian sehingga membantu penulis
untuk menyusun karya tulis ini.
3. dr. Nur Nunu Prihantini Sinaga, M.Si, selaku dosen pembimbing yang
selalu menyediakan waktunya dan dengan sabar membimbing serta
mengarahkan penulis serta memberikan dukungan rohani dalam
penyelesaian karya tulis ini.
4. dr. Ekarini Daroedono, M.Kes selaku dosen penguji yang telah menguji
dan membantu penulis selama penyelesaian karya tulis ini
5. Dr. Sudung Nainggolan, B.Sc, M.H.Sc. serta teman penulis Latifah
Zakiyah yang mau meluangkan waktunya untuk membantu penulis
memahami metode penelitian dan analisis data dalam karya tulis ini
6. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Kedoteran Universitas Kristen
Indonesia yang telah memberikan ilmunya dan mendidik penulis selama
perkuliahan

v
7. Seluruh staff rekam medis yang telah membantu penulis mengumpul-
kan data diantara ribuan tumpukan kertas dan teman seperjuangan
dalam pengambilan data di rekam medis yang senantiasa berjuang
bersama sehingga hari yang melelahkan dapat terlewati terima kasih
8. Kedua orang tua penulis, Bapak Maruli Sitorus dan Ibu Maria Christina
yang terus tersenyum dan memberikan penulis dukungan baik secara
moril dan materil sehingga terima kasih tidak cukup mengungkap-
kannya.
9. Abang penulis Maelzel, Marcel, dan Marvel Sitorus yang selama ini
telah menjadi abang yang selalu membantu dan mendukung penulis
serta peduli dibalik diamnya.
10. Teman-teman penulis dari gereja GPdI Kp. Makasar dan Persekutuan
Mahasiswa FK UKI yang telah menerima penulis apa adanya, menjadi
teman dalam suka dan duka dan memberikan peran yang besar dalam
perubahan hidup penulis
11. Teman penulis Wulan Novita, Rambu Ana Toya, Ni Made Evina, Hanny
Hadinata, Citra Ayu Nirvananda, Kharen Aprilia, Stefanni Genesaret,
Ando Sando yang telah menjadi teman dan sahabat penulis serta
membuat penulis merasakan hal-hal baru dalam kehidupan
12. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Angkatan 2018 yang telah sama-sama berjuang melewati naik turunnya
kehidupan mahasiswa kedokteran. Semoga kita dapat kembali berjuang
bersama meraih gelar dokter dan menjadi dokter yang mengutamakan
kasih dalam setiap pelayanan kita.
13. Kepada Awan, teman penulis yang selama ini menginspirasi,
memotivasi serta menemani penulis untuk tetap berjuang dan tidak
menyerah dalam menggapainya sekalipun ia tinggi dan sulit untuk
diraih.
14. Seluruh pihak -pihak yang tidak disebutkan disini, yang terus
memberikan dukungan dan berkontribusi dalam penulisan karya ilmiah
ini.

vi
Penulis meminta maaf atas segala kesalahan dalam penulisan karya
ilmiah ini, dan dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk
mengembangkan penelitian ini. Akhirnya tiada kata yang dapat me-
wakili rasa terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah mem-
bantu dan mendukung penulis selama ini semoga Tuhan membalas dan
memberkati setiap pihak yang telah membantu penulis.
Semoga penelitian ini dapat membantu pengembangan ilmu
pengetahuan dalam dunia kedokteran.
Jakarta, 7 April 2022

vii
AYAT ALKITAB

Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat


pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.

Amsal 16:16

viii
DAFTAR ISI
Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS AKHIR ................................... i


PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR ........................... ii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR .......................................... iii
PERNYATAAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR........ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
ABSTRACT ........................................................................................................ xvi

BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3.Hipotesis............................................................................................................ 5
1.4.Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.4.1.Tujuan Umum ......................................................................................... 5
1.4.2.Tujuan Khusus ........................................................................................ 5
1.5.Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.5.1.Manfaat Bagi Subjek Penelitian ............................................................. 5
1.5.2.Manfaat Bagi Pemerintah ....................................................................... 6
1.5.3.Manfaat Bagi Peneliti ............................................................................. 6
1.5.4.Manfaat Bagi Institusi Pendidikan .......................................................... 6

BAB II .................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7

ix
2.1.Indeks Massa Tubuh ...................................................................................... 7
2.2.Lipid .............................................................................................................. 8
2.2.1.Klasifikasi Lipid ..................................................................................... 8
2.2.2.Peranan Lipid Dalam Tubuh ................................................................... 9
2.2.3.Lipoprotein.............................................................................................. 9
2.2.4.Metabolisme Lipid dalam Tubuh .......................................................... 10
2.2.5.Kadar Lipid Serum................................................................................ 12
2.3.Diabetes Melitus .......................................................................................... 13
2.3.1.Klasifikasi Diabetes Melitus ................................................................ 13
2.3.2.Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 ……………………...…….14
2.3.3.Patofisiologi DM tipe 2…..………..………………………………......14
2.4.Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total Pada Pasien
DM Tipe 2 ….…………………………………………………………………18
2.5.Kerangka Teori ............................................................................................ 20
2.6.Kerangka Konsep ........................................................................................ 20

BAB III ................................................................................................................. 21


METODE PENELITIAN ................................................................................... 21
3.1.Desain Penelitian ............................................................................................. 21
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 21
3.2.1.Lokasi Penelitian................................................................................... 21
3.2.2.Waktu Penelitian ................................................................................... 21
3.3.Instrumen Penelitian........................................................................................ 21
3.4.Populasi dan Sampel ....................................................................................... 21
3.4.1.Populasi................................................................................................. 21
3.4.2.Sampel .................................................................................................. 21
3.5.Kriteria Penelitian ........................................................................................... 22
3.5.1.Kriteria Inklusi ...................................................................................... 22
3.5.2.Kriteria Eksklusi ................................................................................... 22
3.6.Identifikasi Variabel ........................................................................................ 22
3.6.1.Variabel Bebas ...................................................................................... 22

x
3.6.2.Variabel Terikat .................................................................................... 22
3.7.Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 22
3.8.Tahapan Penelitian .......................................................................................... 23
3.8.1.Pengambilan Data ................................................................................. 23
3.8.2.Pengolahan Data ................................................................................... 24
3.8.3.Analisis data .......................................................................................... 24

BAB IV ................................................................................................................. 25
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 25
4.1.Hasil Penelitian ............................................................................................... 25
4.1.1.Analisis Univariat ................................................................................. 25
4.1.2.Analisis Bivariat ................................................................................... 28
4.1.3.Analisis Multivariat .............................................................................. 30
4.2.Pembahasan ..................................................................................................... 31

BAB V................................................................................................................... 34
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 34
5.1.Kesimpulan ..................................................................................................... 34
5.2.Saran…. ........................................................................................................... 34
5.2.1.Bagi Peneliti.......................................................................................... 34
5.2.2.Bagi Masyarakat ................................................................................... 35
5.2.3.Bagi RSU UKI ...................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36

LAMPIRAN ......................................................................................................... 40

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Pada Penduduk Asia……………..….7


Tabel 2.2 Kadar Lipid Serum Normal Pada Manusia…………..………………..12
Tabel 2.3 Kriteria Diagnostik DM………………………………………………..17
Tabel 2.4 Kadar Tes Laboratorium Darah Untuk Diagnosis Diabetes Prediabetes.18
Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………………...22
Tabel 4.1 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin.25
Tabel 4.2 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Usia…………26
Tabel 4.3 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Indeks Massa
Tubuh…………………………………………………………………. 26
Tabel 4.4 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Pekerjaan…..27
Tabel 4.5 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan
Low Density Lipoprotein……………………………………………… 27
Tabel 4.6 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Trigliserida….28
Tabel 4.7 Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh Dengan
Low Density Lipoprotein………………………………………………28
Tabel 4.8 Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh dengan Trigliserida…………….29
Tabel 4.9 Korelasi Rank Spearman antara IMT, LDL dan Trigliserida………….30

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori………………………………………………………20


Bagan 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………………….20

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ABCA-1 ATP Binding Cassette Transporter A1


AIR Acute Insulin Secretion Response
CETP Cholesteryl Ester Transfer Protein
DCCT Diabetes Control and Complication Trial
DM Diabetes Melitus
GDM Gestasional Diabetes Melitus
GLUT-4 Glucose Transporter 4
HDL High Density Lipoprotein
IDL Intermediet Density Lipoprotein
IMT Indeks Massa Tubuh
IRS Insulin Reseptor Substrate
LCAT Lechitin: cholesterol acyltransferase
LDL Low Density Lipoprotein
LpL Lipoprotein Lipase
MTP Microsomal Trigliserid Transfer Protein
NEFA non-esterfied fatty acid
NGSP National Glycohemoglobin Standardization Program
OR Odds Ratio
Perkeni Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
PLTP Phospolipase Transfer Protein
RCTP Reverse Cholesterol Transport
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar
ROS Reactive Oxygen Species
TTGO Tes Toleransi Glukosa Oral
sLDL Small Low Density Lipoprotein
SR-B1 Scavenger Receptor- B1
VLDL Very Low Density Lipoprotei

xiv
ABSTRAK

Satu diantara pengukuran obesitas adalah menggunakan Indeks Massa Tubuh


(IMT). Meningkatnya obesitas sejalan dengan meningkatnya diabetes melitus tipe
2. DM tipe 2 menyebabkan terganggunya metabolisme lipid dalam tubuh terutama
hipertrigliseridemia, penurunan HDL dan kenaikan small dense LDL. Keadaan ini
menyebabkan pasien memiliki risiko penyakit kardiovaskular lebih besar. Oleh
sebab itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut terkait hubungan antara IMT dengan
kadar LDL dan trigliserida. Metode yang digunakan adalah analisis korelasional
dengan pendekatan cross sectional memakai rekam medik pasien DM Tipe 2 di
Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia periode 2018-2021. Hasil pada
penelitian didapatkan jumlah sampel sejumlah 60 orang pasien diabetes melitus tipe
2. Lebih banyak terjadi pada pasien dengan jenis kelamin perempuan, usia di antara
65-74 tahun, IMT berlebih, pekerjaan ibu rumah tangga, kadar LDL berlebih, dan
kadar trigliserida yang normal. Uji korelasi antara IMT dan LDL adalah p = 0,588
dengan ratio peluang 0.912. Antara IMT dan trigliserida adalah p = 0,704 dengan
ratio peluang 0,702. Analisis korelasi rank spearman antara IMT dan LDL menun-
jukkan nilai p = 0,895 dengan r=-0,017. Antara IMT dan trigliserida menujukkan
nilai p= 0,523 dengan nilai r = -0.084.

Kata Kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, IMT, Trigliserida, Low Density Lipoprotein

xv
Universitas Kristen Indonesia
ABSTRACT

A measure of obesity is the Body Mass Index (BMI). The increase in obesity is
consistent with the increase in type 2 diabetes. Type 2 DM leads to disorder of lipid
metabolism in the body, especially hypertriglyceridemia, low HDL and high small
dense LDL. This situation causes patients to have a greater risk of cardiovascular
disease. Therefore, researchers want to investigate further about the relationship
between BMI with LDL and triglyceride levels. The method used was a
cross- sectional method-based correlation analysis using the medical records of
patients with type 2 DM during the period 2018-2021 at the Christian University
of Indonesia Hospital. The results of this study included a sample of 60 patients
with type 2 diabetes. Most occurred in patients with female sex, aged between
65-74 years, overweight BMI, housewife work, excess LDL levels, and normal
triglyceride levels and the correlation test between BMI and LDL was p=0.588 with
an odds ratio of 0.912 p = 0.704 between BMI and triglycerides with an odds ratio
of 0.702. Spearman’s rank correlation analysis between BMI and LDL showed
p value = 0.895, r = -0.017. Between BMI and triglycerides, p value = 0.523,
r value = -0.084.

Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, BMI, Triglycerides, Low Density Lipoprotein

xvi
Universitas Kristen Indonesia
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Obesitas ialah penimbunan lemak yang berlebihan dalam
tubuh akibat ketidakseimbangan konsumsi energi yang lebih besar
dari energi yang digunakan dalam tubuh seseorang1. Faktor yang
mencetuskan hal ini bisa terjadi sebab makanan yang banyak
dikonsumsi dan kebiasaan hidup yang tidak banyak bergerak. Hal ini
tidak dapat diingkari lantaran seiring dengan kemajuan zaman gaya
hidup masyarakat pun menjadi berubah
Dahulu ketika peralatan elektronik belum ditemukan orang
banyak melakukan aktivitas fisik untuk mencuci maupun
membersihkan rumah yang kotor. Saat ini pun ketika seseorang ingin
memenuhi kebutuhannya untuk makan ia tidak perlu repot-repot
untuk pergi memasak atau membeli di luar rumah tetapi dapat
memesannya hanya dengan gawai yang berada ditangannya.
Kemajuan ini membuat seseorang tidak terpaksa untuk melakukan
aktivitas fisik, dengan duduk dan tidak banyak bergerak pun orang
dapat memenuhi apa yang diperlukan.
Pola makan yang salah merupakan salah satu penyebab kejadian
obesitas2. Variasi makanan cepat saji yang murah dan enak
meningkatkan daya konsumsi masyarakat meskipun makanan cepat
saji tinggi garam dan lemak. Faktor genetik, lingkungan sosial dan
budaya juga dapat mempengaruhi kejadian obesitas 1.
Salah satu pengukuran obesitas adalah dengan memperhitungkan
Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks massa tubuh menghitung
rasio tinggi badan dengan berat badan. Apabila indeks massa tubuh
seseorang melebihi 27 Kg/m2 maka ia tergolong obesitas 3.

1 Universitas Kristen Indonesia


Efek yang ditimbulkan oleh obesitas terutama obesitas sentral
adalah diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus (DM) adalah
penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme kronis
dengan berbagai etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
glukosa darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid, dan protein sebagai akibat tidak efisiennya fungsi insulin
(WHO,1999). Semakin tinggi IMT seseorang maka risiko seseorang
terkena diabetes akan semakin tinggi4.
Menurut WHO, 2021, jumlah pasien yang menderita diabetes
mengalami kenaikan dari 108 juta orang pada 1980 menjadi 422 juta
orang di tahun 2014 yang berarti terdapat satu orang yang
mengalami diabetes dari sebelas orang penduduk di dunia.
Sementara itu, tahun 2019 dipertimbangkan terjadi 1,5 juta kematian
akibat diabetes. WHO, 2000 memperkirakan bahwa jumlah
penderita diabetes akan meningkat 50% dalam waktu 25 tahun dari
150 juta orang pada tahun 2000 menjadi 300 juta orang pada tahun
2025. International Diabetes Federation (IDF) juga menyatakan
terdapat 382 juta penduduk dunia yang mengidap diabetes pada
tahun 2013 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta kasus
pada tahun 2035.
IDF menyatakan Indonesia menempati peringkat ke enam negara
dengan jumlah pengidap diabetes paling banyak di seluruh dunia
dengan 10,3 juta kasus dan pada masa yang akan datang
diperkirakan akan menjadi peringkat ke lima dari jumlah pengidap
diabetes terbanyak dengan 13,7 juta kasus di tahun 2030. Menurut
RISKESDAS nasional tahun 2018 prevalensi DM di Indonesia
berdasarkan hasil pemeriksaan darah adalah 8,5% penduduk diatas
usia 15 tahun. DKI Jakarta sendiri termasuk 4 daerah dengan kasus
diabetes mellitus terbanyak dengan 3,4% orang yang terdiagnosis
dokter menderita diabetes. Penelitian pada lima daerah di DKI
Jakarta melaporkan masih banyak kasus DM yang belum

2
Universitas Kristen Indonesia
terdiagnosis yakni tiga kali lipat dari kasus diabetes melitus yang
terdeteksi 5.
DM tipe 2 ini disebabkan oleh gangguan sekresi insulin maupun
resistensi insulin terutama pada otot dan hati. Hormon insulin yang
diproduksi oleh kelenjar pankreas bertindak sebagai kunci glukosa
untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh dan diubah menjadi energi. DM
tipe 2 lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak.
Gejala yang ditimbulkan khas pada diabetes melitus yakni, rasa haus
yang berlebihan (polidipsi), produksi urin yang berlebihan (poliuri),
cepat merasa lapar (polifagi).
Pada DM tipe 2 hormon insulin tidak bisa digunakan dengan
seharusnya sehingga menyebabkan glukosa dalam darah meningkat
(hiperglikemia). Pada awalnya kondisi resistensi insulin
dikompensasi dengan sekresi insulin namun bila hal ini terus
menerus terjadi maka kelenjar penghasil insulin dapat menjadi lelah
dan rusak. Selain itu karena tubuh tidak mendeteksi adanya glukosa
yang dapat dipakai maka tubuh akan menstimulasi pembentukan
glukosa dari jaringan adiposa (lipolisis) kemudian akan meningkat-
kan asam lemak bebas. Hal ini menyebabkan glukotoksisitas dan
lipotoksisitas dalam tubuh6.
Apabila hal ini tidak dapat terdeteksi secara dini atau pengobatan
yang dilakukan pasien diabetes melitus tidak teratur maka akan
menimbulkan komplikasi kronik dari diabetes melitus5. Komplikasi
inilah yang menyebabkan perburukan kondisi pasien diabetes
melitus karena komplikasi yang ditimbulkan dapat mengenai
berbagai organ dalam tubuh. Diabetes memberikan pengaruh
terhadap komplikasi kronik karena adanya perubahan pada sistem
vaskular, baik secara mikrovaskular maupun makrovaskular. Secara
mikrovaskular dapat mengakibatkan retinopati, nefropati, neuropati
dan secara makrovaskular dapat mengakibatkan penyakit
kardiovaskular, penyakit jantung koroner dan gangguan pada

3
Universitas Kristen Indonesia
pembuluh darah tungkai bawah.
Penyebab utama kematian pada diabetes melitus adalah penyakit
jantung5,6. Penyakit jantung koroner berkembang akibat terjadinya
aterosklerosis dini yang bisa menyerang organ vital (jantung dan
otak). Aterosklerosis ini disebabkan karena multifaktor yakni
stress oksidatif, hiperlipidemia, hiperglikemia, hiperinsulinemia,
hiperproinsulinemia, penuaan dini, serta perubahan proses koagulasi
dan fibrinolisis5. Dislipidemia terjadi karena adanya gangguan
metabolisme lipoprotein yang berfungsi mengangkut lipid ke
seluruh tubuh meliputi meningkatnya konsentrasi trigliserida, Very
Low Density Lipoprotein (VLDL), dan small dense Low Density
Lipoprotein (sLDL) yang bersifat aterogenik dan turunnya
konsentrasi High Density Lipoprotein (HDL) yang bersifat
antiaterogenik, antioksidan dan antiinflamasi6. Karena itu maka
pemantauan berat badan dan kolesterol total pada pasien diabetes
melitus sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi kronik dari
diabetes melitus.
Karena peningkatan kasus yang sangat tinggi serta komplikasi
diabetes yang sangat berdampak buruk bagi kondisi pasien, oleh
sebab itu penulis hendak meneliti lebih lanjut Hubungan Indeks
Massa Tubuh dengan LDL dan trigliserida pada pasien diabetes
melitus tipe 2. Penulis berharap agar dengan penelitian ini dapat
dilakukan pencegahan dan deteksi dini terhadap diabetes melitus tipe
2 dan komplikasinya.

1.2. Rumusan Masalah


Apakah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan
LDL dan trigliserida pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RS UKI
tahun 2018-2021?

4
Universitas Kristen Indonesia
1.3. Hipotesis
Ho: Tidak Terdapat korelasi antara indeks massa tubuh dengan
low density lipoprotein dan trigliserida pada pasien diabetes melitus
tipe 2 di Rumah Sakit UKI tahun 2018-2021.

Ha: Terdapat korelasi antara indeks massa tubuh dengan


low density lipoprotein dan trigliserida pada pasien diabetes melitus
tipe 2 di Rumah Sakit UKI tahun 2018-2021.

1.4. Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui korelasi diantara indeks massa tubuh dengan
LDL dan trigliserida pasien diabetes melitus tipe2 di Rumah Sakit
UKI tahun 2018-2021.

1.4.2. Tujuan Khusus


a. Mengetahui indeks massa tubuh pasien diabetes melitus tipe2 di
Rumah Sakit UKI tahun 2018-2021.
b. Mengetahui LDL dan trigliserida pada pasien diabetes melitus
tipe 2 di Rumah Sakit UKI tahun 2018-2021.
c. Mengetahui hubungan diantara indeks massa tubuh dengan
LDL dan trigliserida pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RS
UKI tahun 2018-2021.

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1. Manfaat Bagi Subjek Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan bisa membangun kesadaran untuk
menjaga berat badan serta secara berkala memeriksa profil lipid
untuk mencegah risiko dan komplikasi diabetes melitus tipe 2.

5
Universitas Kristen Indonesia
1.5.2. Manfaat Bagi Pemerintah
Memberi masukan dan informasi untuk pengembangan program
kesehatan pada penyakit DM tipe 2.

1.5.3. Manfaat Bagi Peneliti


a. Melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis peneliti dalam
menghadapi permasalahan kesehatan.
b. Memperluas wawasan dan pengalaman peneliti dalam
melakukan penelitian.
c. Menambah pengetahun tentang hubungan diantara indeks massa
tubuh dengan LDL dan trigliserida pada pasien diabetes melitus
tipe 2
d. Sebagai pemenuhan syarat peneliti dalam mendapatkan gelar
sarjana kedokteran

1.5.4. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan


Dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi sebagai suatu
landasan untuk memajukan penelitian-penelitian berikutnya.

6
Universitas Kristen Indonesia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Indeks Massa Tubuh


Indeks massa tubuh(IMT) adalah indeks sederhana dari berat
badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan
kelebihan berat badan dan tingkatan obesitas pada orang dewasa7.
Untuk menentukan IMT seseorang dilakukan pengukuran dengan
menggunakan rumus berat badan (Kg) dibagi dengan kuadrat tinggi
badan (m2).
Rumus IMT:

Berat Badan (Kg)


IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Setelah dilakukan pengukuran IMT maka hasil yang diperoleh


akan dimasukkan ke klasifikasi yang telah ditetapkan.
Table 2.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Pada Penduduk Asia

Klasifikasi IMT (kg/m2)


Underweight < 18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight: ≥23
At risk 23,0-24,9
Obese I 25-29,9
Obese II ≥ 30

Sumber: WHO,2020

7
Universitas Kristen Indonesia
2.2. Lipid
Lipid merupakan kelompok senyawa heterogen, termasuk lemak,
minyak, steroid, lilin serta senyawa terkait. Lipid mempunya sifat
secara umum tidak dapat larut dalam air dan dapat larut dalam pelarut
nonpolar seperti eter dan kloroform8.

2.2.1. Klasifikasi Lipid8,9,10


Lipid diklasifikasikan menjadi lipid sederhana dan kompleks. Lipid
sederhana ialah ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Lipid
sederhana meliputi:
1. Lemak yaitu ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak cair yang
disebut sebagai minyak
2. Lilin yaitu ester asam lemak dan alkohol monohidrat dengan berat
molekul tinggi.
Lipid kompleks adalah ester asam lemak, tidak selalu mempunyai
alkohol dan satu atau lebih asam lemak tetapi juga kelompok lain,
dibagi menjadi 3 bagian:
1. Fosfolipid yang memiliki gugusan asam fosfor dan seringkali basa
nitrogen
2. Glikolipid (glikosfingolipid) yang mengandung asam lemak,
sfingosin, dan karbohidrat
3. Kompleks lipid lainnya seperti lipidamino, lipoprotein,sulfolipid
Turunan lipid merupakan turunan yang terbentuk dari hidrolisis
lipid sederhana dan kompleks. Contohnya termasuk asam lemak,
gliserol, steroid, alkohol, lemak aldehid, badan keton, hidrokarbon,
vitamin yang larut dalam lemak, mikronutrien, dan hormon.
Lipid netral adalah lipid yang tidak bermuatan seperti asilgliserol
(gliserida), kolesterol dan ester kolesterol. Triasilgliserol merupakan
jenis lipid paling banyak dalam tubuh mamalia.

8
Universitas Kristen Indonesia
2.2.2. Peranan Lipid Dalam Tubuh
Lipid mempunyai peran penting dalam tubuh diantaranya sebagai
sumber energi utama tubuh, bertindak sebagai isolator listrik yang
memungkinan sinyal berjalan di sepanjang saraf bermielin. Lipid yang
terikat pada protein (lipoprotein) membentuk membran sel dan
mitokondria serta mengangkut lipid dalam darah. Lipid yang ada
disekitar jaringan subkutan dan organ tertentu bertindak sebagai
isolator panas bagi tubuh dan pelindung bagi organ tubuh. 8,9,10

2.2.3. Lipoprotein
Untuk beredar dalam darah, lipid membutuhkan alat transportasi
yakni lipoprotein sebab lipid tidak dapat larut dalam air. Empat lipid
utama yang terdapat dalam lipoprotein adalah triasilgliserol (16%),
fosfolipid (30%), kolesterol (14%), kolesterol ester (36%), dan asam
lemak bebas (free fatty acids) (4%)8.Terdapat empat lipoprotein utama
yang berperan penting dalam fisiologi dan diagnosis klinis yakni:
1. Kilomikron
Lipoprotein yang mengangkut triasilgliserol dan lipid lain yang
diabsorpsi dari usus (lipid eksogen). Didominasi oleh triasilgliserol
dan membawanya dari usus ke hati dan jaringan lemak (adiposa)
2. Lipoprotein berdensitas sangat rendah (Very High Density
Lipoprotein (VLDL),pra-β-lipoprotein)
Lipoprotein ini mengangkut triasilgliserol dari hati. Paling banyak
mengandung triasilgliserol dan membawanya dari hati ke jaringan
adiposa
3. Lipoprotein berdensitas rendah (Low Density Lipoprotein (LDL),
β-lipoprotein)
Lipoprotein ini mempresentasikan tahapan terakhir katabolisme
VLDL. Didominasi oleh kolesterol dan membawanya dari hati ke
sel-sel seluruh tubuh sering disebut kolesterol jahat.

9
Universitas Kristen Indonesia
4. Lipoprotein berdensitas tinggi (High Density Lipoprotein (HDL),
alfa-lipoprotein)
Lipoprotein ini mengangkut kolesterol dan bekerja dalam
metabolisme VLDL dan kilomikron. Didominasi oleh fosfolipid
dan kolesterol, HDL membawa kolesterol dari seluruh jaringan
tubuh kembali ke hati sering disebut kolesterol baik 8,9,10.

2.2.4. Metabolisme Lipid dalam Tubuh


Terdapat tiga jalur metabolisme lipid dalam tubuh yakni, jalur
eksogen, jalur endogen yang memetabolisme low density lipoprotein
dan jalur reverse cholesterol transport yang memetabolisme high
density lipoprotein.
1. Jalur Eksogen
Jalur ini merupakan jalur metabolisme lipid yang berasal dari
asupan lemak yang dikonsumsi setiap hari. Makanan berlemak akan
diserap dalam bentuk trigliserida dan kolesterol. Trigliserida dan
kolesterol ini akan bergabung bersama Apo-B48, fosfolipid menjadi
kilomikron. Kilomikron kemudian masuk menuju duktus toraksikus
ke pembuluh darah. Di dalam pembuluh darah kilomikron akan
bergabung dengan HDL nascent menjadi kilomikron matur.
Lipoprotein lipase (LpL) akan menghidrolisis kilomikron matur
menjadi gliserol dan asam lemak bebas (non-esterfied fatty acid
(NEFA)) yang akan digunakan menjadi energi bagi sel-sel otot
terdekat. Sisanya disebut sebagai kilomikron remnant yang akan
diangkut oleh Apo-E menuju hepar untuk kemudian diubah menjadi
trigliserida dan dimanfaatkan kembali menjadi VLDL dan HDL5.
2. Jalur Endogen
Jalur ini terpusat di dalam hepar. Trigliserida dan kolesterol yang
ditangkap oleh tubuh dirakit bersama Apo B-100 juga fosfolipid
menjadi VLDL nascent. VLDL ini memiliki kadar trigliserida yang
tinggi dibandingkan kolesterolnya. Kemudian VLDL nascent akan

10
Universitas Kristen Indonesia
menuju pembuluh darah dan LpL akan menghidrolisis VLDL
menjadi gliserol serta asam lemak yang kemudian akan digunakan
menjadi energi dan cadangan energi. Sisa VLDL kemudian akan
diubah menjadi Intermediet Density Lipoprotein (IDL) melalui
cholesteryl Ester Transfer Protein (CETP) dan Phospolipase
Transfer Protein (PLTP). IDL memiliki kadar trigliserida yang sama
banyak dengan kolesterol. Kemudian IDL melalui proses yang sama
akan diubah kembali menjadi LDL yang memiliki kolesterol lebih
besar dari trigliserida. LDL sebagian akan diangkut ke jaringan
yang memiliki reseptor LDL dan juga dibawa ke hati. Sebagian LDL
lainnya akan teroksidasi kemudian diambil oleh reseptor
scavenger- A makrofag serta diubah menjadi sel busa (foam cell).
Oksidasi dari LDL ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
meningkatnya small dense LDL pada diabetes dan juga tingkat HDL
di dalam tubuh karena sifat protektif HDL terhadap oksidasi
LDL 5,6 .
3. Reverse Cholesterol Transport (RCT)
Kolesterol yang berasal dari hati dan usus akan diubah menjadi
HDL nascent, HDL ini memiliki kolesterol yang rendah dengan
Apo-A sebagai lipoprotein utamanya. HDL nascent kemudian akan
mengambil kolesterol yang berada di makrofag melalui ATP
Binding Cassette Transporter A1 (ABCA-1) dan menjadi HDL
matur. Lechitin: cholesterol acyltransferase ( LCAT) mengubah
HDL matur ke bentuk kolesterol ester. Kolesterol yang diangkut
oleh HDL akan memasuki jalur ke hati dan jalur melalui VLDL dan
IDL. Di hati kolesterol ester akan ditangkap oleh Scavenger
Receptor- B1 (SR-B1), sedangkan jalur VLDL serta IDL, kolesterol
ester yang dibawa oleh HDL akan diubah menjadi partikel diskoid
kecil HDL-3 kemudian menjadi HDL-2a berbentuk sferikal dengan
bantuan LCAT. CETP akan mengubah HDL-2a menjadi VLDL dan

11
Universitas Kristen Indonesia
LDL kemudian akan dibawa menuju hepar untuk dibuat menjadi
VLDL dan HDL baru5,6.

2.2.5. Kadar Lipid Serum

Tabel 2.2 Kadar Lipid Serum Normal Pada Manusia

Klasifikasi kadar lipid plasma


Kolesterol Total (mg/dl)
• Diinginkan < 200
• Sedikit tinggi (borderline) 200-239
• Tinggi ≥ 240
Kolesterol LDL(mg/dl)
• Optimal < 100
• Mendekati optimal 100-129
• Sedikit Tinggi (borderline) 130-159

• Tinggi 160-189

• Sangat Tinggi ≥ 190

Kolesterol HDL (mg/dl)


• Rendah <40
• Tinggi ≥ 60

Trigliserida (mg/dl)
• Normal <150
• Sedikit tinggi (borderline) 150-199
• Tinggi 200-499

• Sangat tinggi ≥ 500

Sumber: National Cholesterol Education Program Adult Panel


III (NCEP-ATP III), 2019

12
Universitas Kristen Indonesia
2.3. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya5.

2.3.1. Klasifikasi Diabetes Melitus 11,12


Jenis- jenis diabetes menurut American Diabetes Association, 2019
yang dianjurkan Persatuan Endokrinologi Indonesia (Perkeni)
1. DM Tipe 1
Penyebab jenis ini dikarenakan rusaknya sel beta pankreas sebagai
penghasil hormon insulin. Rusaknya sel beta pankreas ini disebabkan
oleh karena autoimun dan idiopatik. Pada DM tipe 1 pasien men-
galami defisiensi insulin yang absolut karena sudah terjadi proses ke-
rusakan pada sel beta pankreas.
2. DM Tipe 2
Disebabkan karena terganggunya sekresi insulin maupun ter-
ganggunya kerja dari insulin (resistensi insulin) terutama pada otot
dan hati.
3. Diabetes Kehamilan / Diabetes Melitus Gestasional (DMG)
Diabetes ini ditegakkan pada trimester 2 atau 3 kehamilan dengan ibu
yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelum kehamilan
4. Jenis diabetes tertentu
Diabetes karena penyebab lain seperti defek genetik fungsi sel beta
pankreas (diabetes neonatal dan diabetes onset maturitas pada usia
muda), penyakit eksokrin pankreas (cystic fibrosis, pankreatitis) dan
akibat obat/bahan kimia (penggunaan glukokortikoid, pengobatan
HIV/AIDS, setelah melakukan transplantasi organ)

13
Universitas Kristen Indonesia
2.3.2. Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
Berikut beberapa risiko seseorang dapat terkena diabetes melitus: 12,13
1. Riwayat diabetes pada keluarga (orang tua atau saudara dengan
diabetes tipe 2)
2. Obesitas (BMI 25 kg/m2)
3. Kebiasaan aktivitas fisik yang rendah, waktu duduk dan durasi
menonton televisi yang tinggi
4. Ras/Etnis tertentu (Afrika America, Latin, Amerika Native, Asia
Amerika, Kepulauan Pasifik)
5. Riwayat toleransi glukosa terganggu atau glukosa puasa terganggu
6. Riwayat Diabetes Gestasional atau melahirkan bayi > 4 kg
7. Hipertensi (Tekanan darah 140/90 mmHg)
8. Kadar kolesterol HDL <35 mg/dL dan/atau kadar trigliserida >250
mg/dl
9. PCOS atau acanthosis nigricans
10. Riwayat penyakit vaskular
11. Peningkatan biomarker (asam urat, CRP, kadar adiponectin, vitamin D,
alanine aminotransferase (ALT), gamma-glutamyl transferase)
12. Pola diet yang tidak sehat (meningkatnya konsumsi daging, minuman
dengan pemanis, menurunnya makanan yang mengandung serat)
13. Merokok

2.3.3 Patofisiologi DM tipe 2


Gangguan metabolisme glukosa disebabkan oleh dua faktor utama,
yakni tidak adekuatnya sekresi insulin (defisiensi insulin) dan kurang
sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (resistensi insulin) serta
didukung oleh faktor lingkungan (environment)5.
Tubuh membutuhkan glukosa sebagai bahan utama dalam pembentukan
energi. Kebutuhan energi ini dipenuhi dengan asupan makanan dan
minuman yang dikonsumsi oleh manusia. Ketika makanan dan minuman

14
Universitas Kristen Indonesia
masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi proses pencernaan makanan da-
lam bentuk karbohidrat, protein dan lemak menjadi glukosa. Glukosa
kemudian akan masuk ke dalam darah. Peningkatan kadar glukosa darah
akan merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin. Dalam
keadaan fisiologis tubuh insulin disekresikan dalam dua fase.
Sekresi fase pertama (Acute Insulin Secretion Response =AIR) adalah
sekresi insulin yang berlangsung cepat setelah adanya rangsangan terhadap
sel beta dan berakhir dengan cepat. Puncak dari sekresi fase pertama ini
biasanya relatif tinggi untuk mengantisipasi kenaikan glukosa darah yang
signifikan setelah makan. Sekresi fase pertama ini sangat penting karena
berpengaruh terhadap kinerja fase kedua.
Setelah sekresi fase pertama berakhir maka dilanjutkan dengan sekresi
fase kedua (latent phase). Sekresi fase kedua berbeda dengan fase pertama.
Sekresi fase kedua meningkat secara perlahan dan bertahan dalam waktu
yang relatif lebih lama. Puncak dari sekresi fase dua bergantung pada
seberapa besar kadar glukosa darah di akhir fase dua. Bila pada fase satu
sekresinya tidak adekuat maka pada terjadi kompensasi pada sekresi fase
dua. Hal ini dilakukan agar menjaga keadaan normoglikemi. Bila hal ini
terus menerus berlangsung maka kompensasi tidak menjadi adekuat untuk
membuat keadaan normoglikemi dan terjadi dekompensasi. Terjadi
peningkatan kadar glukosa darah postprandial, pasien akan mengalami
keadaan prediabetes saat kondisi tidak ditangani, keadaan hiperglikemi
kronik, maka akan terjadi kerusakan pada sel beta pankreas dan resistensi
insulin yang membawa pasien ke dalam keadaan diabetes5.
Saat insulin dilepaskan ke dalam darah, insulin harus berikatan dengan
reseptor insulin (insulin receptor substrate (IRS). Ikatan insulin dan
reseptor akan memberikan signal yang berguna bagi proses metabolisme
glukosa di dalam sel otot dan lemak. Ikatan ini akan memicu proses sintesis
dan translokasi dari transporter glukosa 4 (GLUT-4). Transporter inilah
yang akan bekerja memasukkan glukosa dari ekstrasel ke intrasel. Selain
dibutuhkannya sekresi insulin yang cukup dibutuhkan sensitivitas (aksi)

15
Universitas Kristen Indonesia
dari jaringan terhadap insulin. Ketika terjadi resistensi insulin ini maka
insulin tidak dapat digunakan dan membuat kadar glukosa dalam darah
menjadi meningkat. Hal ini disebut sebagai resistensi insulin.5,12
Ketika kadar glukosa dalam darah meningkat maka akan terjadi
pembuangan glukosa lewat urin. Glukosa bersifat menyerap air sehingga
ketika banyak glukosa terbuang cairan dalam tubuh pun ikut terbuang
(diuresis osmosis) hal ini ditandai dengan gejala klasik poliuri. Ketika
terlalu banyak cairan yang dibuang maka tubuh akan mengalami dehidrasi
dan menimbulkan rasa haus yang berlebihan pada pasien atau polidipsi.
Saat terjadi resistensi insulin maka tidak ada efek inhibisi pada sel saraf
penghasil neuropeptide Y yang berfungsi menaikkan nafsu makan oleh
karena itu pasien selalu merasa lapar atau polifagi14. Pasien DM juga
menunjukkan gejala klasik penurunan berat badan hal ini terjadi karena
terjadinya glukoneogenesis sehingga terjadi peningkatan pemecahan
protein dan lemak dalam tubuh5.

2.3.3. Diagnosis Diabetes Melitus 12


Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah, juga
glukosa darah vena. Namun darah utuh (whole blood), vena ataupun kapiler
dapat juga digunakan. Diagnostik dilakukan bila terdapat tanda-tanda
DM. Gejala khas DM yakni poliuria, polydipsia, dan polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Jika ada gejala khas,
hanya diperlukan satu tes glukosa darah abnormal tetapi jika pasien tidak
memiliki gejala khas dari DM maka dibutuhkan dua kali pemeriksaan
glukosa darah abnormal.

16
Universitas Kristen Indonesia
Table 2.3 Kriteria Diagnostik DM

1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)


sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir
2. Atau
Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam

3. Atau
Glukosa plasma 2 Jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang
setara 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air
4. Atau
HbA1c 6,5% (48 mmol/mol). Tes harus dilakukan pada laboratorium yang
menggunakan NGSP tersertifikasi dan penilaian standar Diabetes Control and
Complication Trial (DCCT)

Sumber: Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2


Dewasa di Indonesia,2019

17
Universitas Kristen Indonesia
Berikut merupakan tabel perbandingan pada orang normal, orang dengan
prediabetes dan diabetes melitus sesuai klasifikasi

Tabel 2.4 Kadar Tes Laboratorium Darah Untuk Diagnosis Diabetes


Dan Prediabetes

HbA1c (%) Glukosa darah Glukosa plasma 2


puasa (mg/dL) jam setelah TTGO
(mg/dL)
Diabetes ≥ 6,5 ≥ 126 ≥ 200
Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal < 5,7 < 100 < 140

Sumber: Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2


Dewasa di Indonesia,2019

2.4. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Kolesterol Total Pada
Pasien DM Tipe 2
Meningkatnya IMT per kg/m2 akan meningkatkan risiko terjadinya
DM tipe 2 sebesar 18% 15. Meningkatnya IMT maka akan sejalan dengan
kadar lipid dalam darah. Menurut hipotesis lipid overflow13, kelebihan lipid
ini akan memicu penyimpanan lipid ektopik di organ yang memetabolisme
glukosa termasuk pankreas, otot dan hati. Peningkatan asam lemak pada
organ diatas menimbulkan keadaan lipotoksisitas. Lipotoksisitas ini dapat
mengganggu sensitivitas insulin, reseptor insulin dan transporter glukosa
(GLUT 4). Hal ini membuat tubuh jatuh dalam kondisi hiperglikemik dan
dalam jangka yang panjang akan dapat menyebabkan diabetes melitus
tipe 2.
Semakin tinggi IMT maka akan terjadi peningkatan kasus terjadinya
diabetes melitus hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kolesterol total,
kolesterol LDL, trigliserida dan menurunnya kolesterol HDL16. Saat

18
Universitas Kristen Indonesia
keadaan seperti ini maka pasien diabetes melitus mempunyai risiko lebih
tinggi terkena penyakit kardiovaskular karena gambaran profil lipid diatas
merupakan gambaran dislipidemia diabetik yang sangat aterogenik6.
Dislipidemia diabetik yang paling umum terjadi ialah peningkatan
trigliserida, peningkatan small-dense LDL dan penurunan HDL. Namun
yang paling sering didapatkan adalah peningkatan trigliserida
(hipertrigliseridemia)17.
Keadaan dislipidemia diabetik ini terutama disebabkan karena stress
oksidatif yang kemudian akan meningkatan Microsomal Trigliserid
Transfer Protein (MTP). Protein ini mengatur kandungan kolesterol dan
trigliserida pada VLDL dan kilomikron, semakin tinggi MTP maka akan
meningkatkan potensi proaterogenik. Selain itu hal ini menyebabkan
penurunan klirens kilomikron trigliserida dan membuat LpL menurun
fungsinya. Pada akhirnya kilomikron, trigliserida, VLDL, VLDL-Apo B
meningkat dan menyebabkan hipertrigliseridemia. Stress oksidatif juga
menyebabkan fungsi dan kadar HDL menurun. Ketika HDL menurun maka
fungsi klirens kolesterol, antioksidan, dan antiaterogenik juga menurun, hal
ini menyebabkan terbentuknya LDL menjadi kecil dan padat serta mudah
teroksidasi pada dinding pembuluh darah arteri atau yang sering disebut
small dense LDL (sLDL). Kondisi seperti ini membuat pasien diabetes
memiliki risiko penyakit kardiovaskular sebanyak 30 persen 6,17.

19
Universitas Kristen Indonesia
2.5. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Kadar lipid dalam


Peningkatan IMT Lipotoksisitas
darah meningkat

Mengganggu
sensitivitas insulin,
Hiperglikemia Rusaknya.sel.beta
reseptor insulin
kronik .pankreas
dan transporter
glukosa

Dislipidemia
Penyakit
DM.Tipe .2. Diabetik
kardiovaskular
Aterogenik

2.6. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Variabel.Bebas. Variabel.Terikat.

Low Density
Indeks Massa
Lipoprotein Tubuh
Trigliserida

20
Universitas Kristen Indonesia
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Pada penelitian ini digunakan metode analisis korelasional dengan
pendekatan cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara IMT
dengan Profil Lipid Pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit UKI 2018-2021.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bagian rekam medik Rumah Sakit
Universitas Kristen Indonesia.
3.2.2. Waktu Penelitian
Dilaksanakan pada bulan November 2021 hingga Januari 2022.

3.3. Instrumen Penelitian


Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai instrumen penelitian.
Data sekunder didapat dari hasil rekam medik pada pasien penyakit
diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit UKI tahun 2018-2021.

3.4. Populasi dan Sampel


3.4.1. Populasi
Populasi yang digunakan adalah semua pasien diabetes melitus tipe 2 di
Rumah Sakit UKI periode 2018-2021
3.4.2. Sampel
Menggunakan semua sampel yang sesuai kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi. Hal ini sesuai dengan metode total sampling.

21 Universitas Kristen Indonesia


3.5. Kriteria Penelitian
3.5.1. Kriteria Inklusi
Pasien dengan diagnosis utama DM tipe 2 dan pasien yang tertulis
dalam rekam medik Rumah Sakit UKI periode 2018-2021
3.5.2. Kriteria Eksklusi
Data rekam medik pasien yang tidak lengkap

3.6. Identifikasi Variabel


3.6.1. Variabel Bebas
Indeks Massa tubuh
3.6.2. Variabel Terikat
Low Density Lipoprotein
Trigliserida

3.7. Definisi Operasional Variabel


Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Kategori Skala


1. Indeks Massa Rasio berat badan terhadap 1= Normal Rasio
tubuh tinggi badan yang dipakai 2= Tidak
untuk mengklasifikasikan Normal
berat badan.

Rumus. IMT:

Berat badan (Kg)


Tinggi Badan (m) x
Tinggi Badan (m)

Klasifikasi IMT
1. Normal: 18,5-22,9
2. Tidak Normal : <18,5
dan ≥ 23
2. LDL Lipoprotein yang membawa 1 =Normal Ordinal
kolesterol ke sel-sel seluruh 2= Berlebih
tubuh

22
Universitas Kristen Indonesia
1. Normal : < 100
2. Berlebih : ≥ 100
3. Trigliserida Salah satu lipid terbanyak Ordinal
dalam tubuh 1= Normal
1.Normal : <150 2= Berlebih
2. Berlebih :≥ 150
4. Usia Satuan waktu yang 1=35-44 Rasio
digunakan untuk mengukur 2= 45-54
lama hidup manusia dari 3=55-64
sejak kelahiran 4=65>
5. Jenis Identitas Seksual 1= Laki-laki Nominal
Kelamin 2=Perempuan

6. Pekerjaan Jenis kegiatan dan peker- 1= Ibu Rumah Nominal


jaan yang dilakukan baik di Tangga
dalam rumah maupun di 2= Swasta
luar rumah. 3= Pensiunan
4= Wiraswasta
5= Pedagang
6= Pendeta
7= Guru
8= PNS

3.8. Tahapan Penelitian


3.8.1. Pengambilan Data
Pengambilan dan pengumpulan data memakai data sekunder dari rekam
medik pasien penderita DM tipe 2 di RS UKI periode 2018-2021 yang akan
dilakukan peneliti. Setelah semua data terkumpul, data diseleksi sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Data yang
didapatkan akan digunakan dalam penelitian ini kemudian data akan disalin
ke dalam database.

23
Universitas Kristen Indonesia
3.8.2. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan kemudian akan dianalisis memakai program SPSS
ver.28 (Statistical Package for the Social Science) menggunakan prosedur
pemrosesan data sebagai berikut:
a. Tahap Editing
Memeriksa kelengkapan data dari hasil rekam medik.
b. Coding
Mengubah data yang diperoleh menjadi kode-kode angka untuk
memudahkan proses olah data.
c. Entry
Memasukan data yang akan diproses menggunakan komputer
d. Tabulasi
Untuk memudahkan analisis data maka data yang terkumpul akan
dikelompokkan sesuai dengan variabel yang dipakai.

3.8.3. Analisis data


Yang pertama dilakukan analitik deskriptif (univariat) untuk menghitung
mean, modus, median pada variable dependen maupun variabel independen.
Selanjutnya dilakukan uji bivariat memakai uji chi-square. Analisis
bivariat hubungan berarti bila p < 0,05 dan tidak berarti bila p > 0,05 antara
2 variabel dan memperhitungkan odss ratio. Setelah uji bivariat maka akan
dilakukan pengujian multivariat menggunakan rank spearman. Untuk
menilai signifikansi antara kedua variabel independent.

24
Universitas Kristen Indonesia
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Bersumber pada data yang didapatkan dari rekam medik pasien
DM Tipe 2 periode 2018-2021 di RSU UKI. Didapatkan sampel
penelitian sesuai dengan kriteria inklusi yakni berjumlah 60 pasien.
Hasil penelitian ini akan digambarkan menggunakan analisis.
univariat, bivariat, dan juga analisis multivariat.
4.1.1. Analisis Univariat
Analisis univariat dipakai untuk mengetahui karakteristik
distribusi frekuensi penderita diabetes melitus berdasarkan jenis
kelamin, usia, indeks massa tubuh, pekerjaan serta profil low density
lipoprotein dan trigliserida.

Tabel 4.1 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2


Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen


Perempuan 32 53.5
Laki-Laki 28 46.7
Total 60 100.0

Tabel 4.1 menggambarkan karakteristik pasien DM tipe 2


di Rumah Sakit UKI Periode 2018 - 2021 berdasarkan jenis
kelamin pasien DM tipe 2 lebih banyak berjenis kelamin perempuan.
Sebanyak 32 orang pasien (53,5 %) dibandingkan laki-laki sebanyak
28 orang pasien (46,7 %).

25
Universitas Kristen Indonesia
Tabel 4.2 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persen


35 – 44 5 8.3
45 – 54 16 26.7
55 – 64 16 26.7
65 – 74 23 38.3
Total 60 100.0

Tabel 4.2 menggambarkan karakteristik pasien DM tipe 2 di RS


UKI Periode 2018-2021 sesuai dengan usia. Didapatkan pasien DM
tipe 2 didominasi diantara usia 65-74 tahun sejumlah 23 orang
pasien (38,3 %). Kemudian pada urutan kedua dengan jumlah 16
orang pasien diantara usia 45-54 tahun dan 55-64 tahun (26,7%).
Urutan ketiga dengan jumlah 5 orang pasien diantara usia 35-44
tahun (8.3%).

Tabel 4.3 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2


Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

IMT Frekuensi Persen


Normal 21 35.0
Tidak Normal 39 65.0
Total 60 100.0

Berdasarkan Tabel 4.3. frekuensi IMT pada penderita DM tipe 2


yakni berat badan normal 21 orang pasien (35%) dan berat badan
tidak normal 39 orang pasien (65%).

26
Universitas Kristen Indonesia
Tabel 4.4 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persen


Ibu Rumah Tangga 23 38.3
Swasta 13 21.7
Pensiunan 11 18.3
Wiraswasta 5 8.3
Pedagang 1 1.7
Pendeta 2 3.3
Guru 1 1.7
PNS 4 6.7
Total 60 100.0

Berdasarkan Tabel. 4.4 distribusi pekerjaan pada penderita DM tipe


2 terbanyak pada ibu rumah tangga sebanyak 23 orang pasien
(38,3%), swasta 13 orang pasien (21,7%), pensiunan 11 orang pasien
(11%), wiraswasta 5 orang pasien (8,3%), PNS 4 orang pasien
(6,7%), pendeta 2 orang pasien (3,3%), pedagang dan guru masing-
masing 1 orang pasien (1,7%).

Tabel 4.5 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2


Berdasarkan Low Density Lipoprotein

LDL Frekuensi Persen


Normal 12 20.0
Berlebih 48 80.0
Total 60 100.0

27
Universitas Kristen Indonesia
Tabel 4.5 distribusi Low Density Lipoprotein pada penderita DM
tipe 2, dengan nilai normal sejumlah 12 orang pasien (12%),
berlebih 48 orang pasien (80%).

Tabel 4.6 Distribusi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2


Berdasarkan Trigliserida

Trigliserida Frekuensi Persen


Normal 32 53.3
Berlebih 28 46.7
Total 60 100.0

Tabel 4.6 distribusi trigliserida pada penderita DM tipe 2, dengan


nilai normal sejumlah 32 orang pasien (53,3%) dan berlebih
sebanyak 28 orang pasien (46,7%).

4.1.2. Analisis Bivariat


Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi diantara variabel dependen dan independen memakai uji
statistic chi square dan Odss Ratio.

Tabel 4.7 Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Low


Density Lipoprotein

Low Density Lipopro- OR


tein Total p (95 % CI)
IMT
Normal Berlebih value
N % N % N %
Normal 4 19 17 81 21 100 0.912
Tidak 0.588
8 20.5 31 79.5 39 100
Normal 0.239-3.475
Total 12 20 48 80 60 100

28
Universitas Kristen Indonesia
Tabel di atas menunjukkan p value >0,05. Hal ini menujukkan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Indeks Massa
Tubuh dan Low Density Lipoprotein. Pasien yang memiliki indeks
massa tubuh normal memiliki kecenderungan untuk memiliki LDL
normal sebesar 0,912 dibandingkan dengan pasien yang memiliki
IMT tidak normal.

Tabel 4.8 Korelasi Antara Indeks Massa Tubuh dengan


Trigliserida

Trigliserida
Total. OR
IMT Normal Berlebih p value
(95 % CI)
N % N % N %
Normal 10 47.6 11 52.4 21 100
Tidak 0.702
22 56.4 17 43.6 39 100 0.704
Normal 0.242-2.038
Total 32 53.3 28 46.7 60 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak


signifikan antara indeks massa tubuh dengan trigliserida, dengan
nilai p value >0,05 yakni 0,704. Dari nilai odss ratio didapatkan
bahwa pasien DM tipe 2 dengan IMT normal memiliki
kecenderungan trigliserida normal sebesar 0,702 dibandingkan
dengan pasien yang memiliki IMT tidak normal.

29
Universitas Kristen Indonesia
4.1.3. Analisis Multivariat
Tabel 4.9 Korelasi Rank Spearman antara IMT, LDL dan
Trigliserida

Correlation
IMT LDL Trigliserida
Correlation
IMT 1.000 -0.017 -0.084
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.895 0.523
Correlation
LDL -0.017 1.000 0.217
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.895 0.096
Trigli Correlation
-0.084 0.217 1.000
serida Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.523 0.096

Pada tabel diatas didapatkan p value antara IMT dan LDL yakni
0,895 (> 0,05) hal ini mengindikasikan tidak adanya korelasi antara
IMT dan LDL. Koefisien korelasi -0,017 menunjukkan hubungan
yang sangat lemah antara IMT dan LDL. p value pada IMT dan
trigliserida menunjukkan tidak adanya korelasi dengan nilai 0,523
(> 0,05). Koefisien korelasi antara IMT dan trigliserida -0.084 hal
ini menjelaskan bahwa hubungan antara IMT dan trigliserida sangat
lemah.

30
Universitas Kristen Indonesia
4.2. Pembahasan
Pada analisis univariat pasien DM tipe 2 didominasi oleh
perempuan hal ini sesuai dengan RISKESDAS Nasional tahun 2018
bahwa lebih banyak pasien DM tipe 2 dengan rata-rata kasus
sebanyak 1.923 kasus dibandingkan laki-laki 1.253 kasus.
Usia pasien DM Tipe 2 di RS UKI terjadi paling banyak diantara
usia 65 - 74 tahun hal ini juga sejalan sesuai Perkeni 2015. Risiko
terkena diabetes tipe 2 lebih tinggi seiring bertambahnya usia hal
ini dikarenakan penurunan fungsi insulin yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas seiring pertambahan usia.
Indeks massa tubuh yang tidak normal lebih banyak terjadi pada
pasien DM tipe 2 daripada pasien dengan indeks massa tubuh
normal hal ini sejalan dengan studi literatur umrahwati mengenai
gambaran indeks massa tubuh dimana pasien DM tipe 2 paling
banyak mengalami obesitas (berisiko, obesitas 1 dan obesitas 2)18.
Obesitas merupakan salah satu risiko terjadinya DM tipe 2
Seseorang dengan obesitas memiliki risiko dua kali lebih besar men-
galami DM tipe 219. Pada keadaan obesitas maka terjadi peningkatan
lipid yang dapat menyebabkan terjadinya lipotoksisitas. Keadaan
lipotoksisitas ini dapat mengganggu kinerja dari pankreas dalam
menghasilkan insulin dan menyebabkan tubuh dalam keadaan hiper-
glikemik dan dalam jangka panjang bila hal ini dibiarkan akan dapat
menyebabkan DM tipe 26.
Kadar LDL berlebih pasien DM tipe 2 di RSU UKI terjadi pada
48 orang pasien lebih banyak dari pasien dengan kadar LDL normal
sebanyak 12 orang pasien, sementara kadar trigliserida pada pasien
dalam penelitian ini lebih banyak dengan kadar normal (32 orang
pasien) dibandingkan yang berlebih (28 orang pasien). Hal ini
searah dengan penelitian yang dilaksanakan di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada pasien DM didapatkan kadar
LDL yang tinggi lebih banyak daripada yang normal dan kadar

31
Universitas Kristen Indonesia
trigliserida yang tinggi lebih sedikit daripada yang normal20. Hal ini
berbeda dengan penelitian yang menyatakan bahwa gambaran
dislipidemia yang tersering ditemukan pada DM tipe 2 adalah
peningkatan trigliserida16,17, 21,22.
Pada analisis bivariat LDL dengan IMT dan trigliserida dengan
IMT didapatkan p value > 0,05 hal ini menyatakan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara LDL dan IMT serta trigliserida dan
IMT. Hal ini searah dengan penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado dan penelitian pada daerah pesisir kota Kendari
yang membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan an-
tara LDL dan trigliserida terhadap IMT pada pasien DM tipe 2 na-
mun terdapat hubungan yang signifikan diantara HDL dan IMT20,23
. Perbedaan ini bisa terjadi karena tidak diperhatikannya
penggunaan lipid lower agent pada pasien DM Tipe 2 sehingga
mempengaruhi LDL dan trigliserida pasien. Hal ini dibuktikan
dengan penelitian pada praktek mandiri dokter hakikiyah Lampung
dengan memasukkan kriteria eksklusi pasien yang menggunakan
lipid lower agent didapatkan hubungan yang signifikan diantara
IMT dengan kadar LDL. Pasien dengan obesitas memiliki risiko
3.433 kali lebih besar untuk memiliki LDL yang tinggi23. Juga pada
penelitian yang dilakukan di RSPAU Dr S. Hardjolukit Yogyakarta
yang menyatakan adanya hubungan antara IMT dengan kadar
trigliserida24.
Analisis multivariat didapatkan hubungan yang sangat lemah
antara IMT dengan LDL maupun trigliserida. Hal ini searah dengan
penelitian oleh Choi S dan Tan E yang membuktikan bahwa tidak
ada hubunganantara IMT dengan profil lipid pasien DM Tipe 225.
Bila dibandingkan dengan pengkuran lingkar pinggang dan perut
maka hubungan dengan obesitas dengan profil lipid lebih kuat.
Namun bertentangan dengan penelitian yang dilaksanakan Biadgo
B. dkk. dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan diantara

32
Universitas Kristen Indonesia
IMT dan trigliserida maupun low density lipoprotein melainkan ada
hubungan yang signifikan dengan pengukuran rasio pinggang dan
pinggul terhadap IMT26.
Terdapat keterbatasan pada penelitian ini dikarenakan
menggunakan data sekunder yaitu rekam medik dalam
pengambilan data, pada rekam medik juga tidak mencatat
sepenuhnya pengobatan yang dilakukan bila pasien berobat di luar
RS UKI dan pengonsumsian diluar resep dokter selain. itu jumlah
sampel yang digunakan juga menjadi keterbatasan dalam penelitian
ini.

33
Universitas Kristen Indonesia
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Bersumber pada hasil penelitian terhadap pasien DM tipe 2 Rumah
Sakit UKI periode 2018-2021 dapat ditarik kesimpulan:
1. Pada penelitian ini didapatkan jumlah sampel sebanyak 60 orang
pasien diabetes melitus tipe 2. Paling banyak terjadi pada pasien
dengan jenis kelamin perempuan, usia di antara 65-74 tahun,
pekerjaan ibu rumah tangga.
2. Indeks Massa Tubuh Pasien DM Tipe 2 paling banyak mengalami
kelebihan berat badan (berisiko, obesitas 1 dan obesitas 2)
3. Low Density Lipoprotein pasien DM tipe 2 lebih banyak yang
berlebih dari yang normal
4. Trigliserida pasien DM tipe 2 lebih banyak yang normal daripada
yang berlebih
5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh
dengan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.

5.2. Saran
Sesuai dengan hasil analisis dan penelitian yang telah dilaksanakan
serta kesimpulan yang telah didapatkan maka penulis memberikan
saran untuk penelitian selanjutnya yakni:
5.2.1. Bagi Peneliti

1. Dapat mengambil jumlah sampel penelitian dalam skala yang


lebih besar agar ruang lingkup penelitian lebih luas dan sampel
penelitian dapat lebih bervariasi dan mewakili populasi yang ada
2. Memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi variabel
penelitian baik eksternal dan internal yang dapat menjadikan

34
Universitas Kristen Indonesia
penelitian ini bias seperti penggunaan lipid lower agent, pola
makan penggunaan obat-obatan, riwayat merokok dan lainnya.
3. Melakukan penelitian ini dengan metode yang berbeda seperti
kuesioner maupun gabungan beberapa metode penelitian
lainnya.
4. Meneliti lebih lanjut hubungan antara lingkar pinggang dan
panggul terhadap peningkatan LDL maupun trigliserida

5.2.2. Bagi Masyarakat


Dapat menjaga kesehatan dengan tidak hanya menjaga berat
badan namun juga lingkar pinggang dan panggul serta melakukan
pemeriksaan berkala seperti pengukuran, glukosa darah, profil lipid
dan lainnya sehingga kualitas hidup pasien dapat dimaksimalkan
dan komplikasi dapat dicegah.

5.2.3. Bagi RSU UKI


Melakukan pengembangan untuk rekam medis agar dapat
diwujudkan dalam format ketikan sehingga dapat menghindari
interpretasi yang berbeda dari pembacaan tulisan tangan, serta dapat
mengukur lingkar pinggang dan panggul sebagai indikator pening-
katan trigliserida dan low density lipoprotein

35
Universitas Kristen Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

1. Telisa I, Hartati Y, Haripamilu AD. Faktor Risiko Terjadinya Obesitas Pada


Remaja SMA. Faletehan Heal J. 2020;7(03):127-129. 16 Juni 2021

2. Febriani D, Sudarti T. Fast food as drivers for overweight and obesity among
urban school children at Jakarta, Indonesia. J Gizi dan Pangan.
2019;14(2):99–106. 16 Juni 2021

3. Mentri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Gizi Seimbang. 2014;21.

4. Luthansa N, Pramono D. Indeks massa tubuh dan kejadian diabetes mellitus


pada penduduk dewasa di Indonesia: analisis data The Indonesian Family
Life Survey 5. BKM J Community Med Public Heal [Internet].
2017;33(4):167–72. Available from:
https://media.neliti.com/media/publications/237983-indeks-massa-tubuh-
dan-kejadian-diabetes-a5de14f1.pdf 16 Juni 2021

5. Setiati S , Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B SA. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. 2316–2318 p.

6. Effendi AT, Waspadji S. Aspek Biomolekular Diabetes Mellitus II. 2011.


140 p.

7. P2PTM. Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT). Kemenetrian


Kesehatan RI. 2019;1

8. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2009. 128–137 p.

9. Baynes JW, Dominiczak MH. Medical Biochemistry. 5th ed. China: Elsevier;
2019. 27-33;489-506 p.

36
Universitas Kristen Indonesia
10. Bishop ML, Fody EP, Schoeff LE. Clinical Chemistry: Principles,
Techniques and Correlations. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2018.
308–333 p.

11. American Diabetes Association. 2. Classification and diagnosis of diabetes:


Standards of medical care in diabetes-2019. Diabetes Care. 2019;42
(Suppl 1):S13–28.

12. Soelistijo SA, Novida H, Rudijanto A, Soewondo P, Suastika K, Manaf A et


al. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia. Perkeni. 2019. 133 p.

13. Chadt A, Scherneck S, Joost H-G, Al-Hasani H. Molecular links between


Obesity and Diabetes: “Diabesity”. [Updated 2018 Jan 23]. Endotext
[Internet]. 2000; Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25905279

14. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. 8th ed. Jakarta: EGC;
2014. 672 p.

15. Soelistijo SA, Lindarto D, Decroli E, Permana H, Sucipto KW, Kusnadi Y,


et al. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
Dewasa di Indonesia. PB Perkeni; 2019. 7–15 p.

16. Chen Y, Zhang XP, Yuan J, Cai B, Wang XL, Wu XL, et al. Association of
body mass index and age with incident diabetes in Chinese adults: A
population-based cohort study. BMJ Open. 2018;8(9). 18 Oktober 2021

17. Hussain A, Ali I, Kaleem WA, Yasmeen F. Correlation between body mass
index and lipid profile in patients with type 2 diabetes attending a tertiary
care hospital in Peshawar. 2019;35(3):591-596. 18 Oktober 2021

18. Hirano T. Pathophysiology of diabetic dyslipidemia. J Atheroscler Thromb.


2018;25(9):771–82. 25 Februari 2022

19. Umrahwati. Gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT), Rasio Lingkar Pinggang

37
Universitas Kristen Indonesia
dan Panggul (RLPP) dan Tekanan Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Wilayah Maju/Urban (skripsi). Kendari; Politeknik Kesehatan
Kendari; 2020. 2 Mei 2021

20. Bellou V, Belbasis L, Tzoulaki I. Evangelou E. Risk factors for type 2


diabetes mellitus: An exposure-wide umbrella review of meta-analyses.
PLoS One [Internet]. 2018; 13(3):1–27. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5860745/pdf/pone.019412
7.pdf 18 Oktober 2021

21. Koampa PH, Pandelaki K, Wongkar MCP. Hubungan indeks massa tubuh
dengan profil lipid pada pasien diabetes melitus tipe 2. e-CliniC. 2016;4(1).
7 Juli 2021

22. Bhowmik B, Siddiquee T, Mujumder A, Afsana F, Ahmed T, Mdala IA, et


al. Serum Lipid Profile and Its Association with Diabetes and Prediabetes in
a Rural Bangladeshi Population. Int J Environ Res Public Health.
2018;15(9):1944. 25 Februari 2022

23. Sumertayasa INH, Agung A, Lestari W, Herawati S. HDL pada pasien


Diabetes Mellitus tipe 2 dengan hipertensi di Rumah Sakit Daerah
Mangusada , Badung tahun 2018-2019. 2020;11(3):1198–205. 25 Februari
2022

24. Kholidah AN, Tien, Aritrina P, Nirmala F. Hubungan Kadar Kolesterol Total
dan Trigliserida dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Daerah Pesisir
Kota Kendari. J Ilm Fak Kedokt Halu Oleo. 2018;5(2):448–52. 10 Februari
2022

25. Esfandiari F, Anggraeni S, Nur M, Santoso F. Indeks Massa Tubuh Dengan


Kadar LDL Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II FKTP Di Praktek
Mandiri Dokter Hakikiyah Lampung Tengah Tahun 2019. J Ilmu Kedokt dan
Kesehat [Internet]. 2020;7(2):526–31. Available from:
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/2528.10
Februari 2022

38
Universitas Kristen Indonesia
26. Iswanto Y, Pangastuti R, Ermamili A. Hubungan indeks massa tubuh (imt),
usia dan kadar glukosa darah dengan kadar kolesterol total dan trigliserida
pada anggota TNI AU di RSPAU Dr S. Hardjolukito Yogyakarta. Univ Alma
Ata Yogyakarta. 2017;4–19. 2 Mei 2021

27. Choi S, Tan E. Anthropometric measures and lipid CHD risk factors in
Korean Immigrants with Type 2 Diabetes. J Cardiovasc Nur.2011;26(5):
414-422. 25 Februari 2022

28. Biadgo B, Abebe MS, Baynes HW, Yesuf M, Alemu A, Abebe M.


Correlation between Lipid Profile with Anthropometric and Clinical
Variables in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. Ethiop J Health Sci.
2017; 27 (3):215-226. 25 Februari 2022

39
Universitas Kristen Indonesia
LAMPIRAN
A. Surat Ijin Penelitian

40
B. Hasil Analisis Univariat dari SPSS
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35-44 5 8.3 8.3 8.3
45-54 16 26.7 26.7 35.0
55-64 16 26.7 26.7 61.7
65-74 23 38.3 38.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 23 38.3 38.3 38.3
Swasta 13 21.7 21.7 60.0
Pensiunan 11 18.3 18.3 78.3
Wiraswasta 5 8.3 8.3 86.7
Pedagang 1 1.7 1.7 88.3
Pendeta 2 3.3 3.3 91.7
Guru 1 1.7 1.7 93.3
PNS 4 6.7 6.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 28 46.7 46.7 46.7
Perempuan 32 53.3 53.3 100.0
Total 60 100.0 100.0

41
Indeks Massa Tubuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 21 35.0 35.0 35.0
Tidak Normal 39 65.0 65.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Low Density Lipoprotein


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 12 20.0 20.0 20.0
Berlebih 48 80.0 80.0 100.0
Total 60 100.0 100.0

Trigliserida
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 32 53.3 53.3 53.3
Berlebih 28 46.7 46.7 100.0
Total 60 100.0 100.0

C. Hasil Analisis Bivariat dari SPSS

Indeks Massa Tubuh * Low Density Lipoprotein Crosstabulation


Low Density Lipoprotein
Normal Berlebih Total
Indeks Normal Count 4 17 21
Massa % within Indeks Massa Tubuh 19.0% 81.0% 100.0%
Tubuh Tidak Count 8 31 39
Normal % within Indeks Massa Tubuh 20.5% 79.5% 100.0%
Total Count 12 48 60
% within Indeks Massa Tubuh 20.0% 80.0% 100.0%

42
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .018 1 .892
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .018 1 .892
Fisher's Exact Test 1.000 .588
Linear-by-Linear Associa- .018 1 .893
tion
N of Valid Cases 60
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4.20.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Indeks .912 .239 3.475
Massa Tubuh (Normal /
Tidak Normal)
For cohort Low Density .929 .316 2.725
Lipoprotein = Normal
For cohort Low Density 1.018 .784 1.323
Lipoprotein = Berlebih
N of Valid Cases 60

43
Indeks Massa Tubuh * Trigliserida Crosstabulation

Trigliserida Total
Normal Berlebih
Indeks Normal Count 10 11 21
Massa Expected Count 11.2 9.8 21.0
Tubuh % within Indeks 47.6% 52.4% 100.0%
Massa Tubuh
Tidak Normal Count 22 17 39
Expected Count 20.8 18.2 39.0
% within Indeks 56.4% 43.6% 100.0%
Massa Tubuh
Total Count 32 28 60
Expected Count 32.0 28.0 60.0
% within Indeks 53.3% 46.7% 100.0%
Massa Tubuh

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) (2-sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .424 1 .515
Continuity Correc- .144 1 .704
tionb
Likelihood Ratio .424 1 .515
Fisher's Exact Test .593 .352
Linear-by-Linear As- .417 1 .519
sociation
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
9.80.
b. Computed only for a 2x2 table

44
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Indeks .702 .242 2.038
Massa Tubuh (Normal /
Tidak Normal)
For cohort Trigliserida = .844 .499 1.429
Normal
For cohort Trigliserida = 1.202 .699 2.066
Berlebih
N of Valid Cases 60

D. Hasil Analisis Rank Spearman

Correlations
Indeks Massa Low Density
Trigliserida
Tubuh Lipoprotein
Spearma Indeks Massa Correlation Coef- 1.000 -.017 -.084
n's rho Tubuh ficient
Sig. (2-tailed) . .895 .523
N 60 60 60
Low Density Correlation Coef- -.017 1.000 .217
Lipoprotein ficient
Sig. (2-tailed) .895 . .096
N 60 60 60
Trigliserida Correlation Coef- -.084 .217 1.000
ficient
Sig. (2-tailed) .523 .096 .
N 60 60 60

45
E. Data Pengambilan Rekam Medis

Profil Lipid
No Tanggal Jenis Kelamin Usia IMT Pekerjaan
LDL Trigliserida
1 30/12/2019 Perempuan 51 thn 4 bulan 26,22 195 326 Ibu Rumah Tangga
2 29/04/2020 Laki-laki 54 thn 10 bulan 25,71 133 271 Pdt Swasta
3 05/03/2021 Perempuan 80 thn 2 bulan 26,67 83 73 Pensiunan Guru
4 2020 Perempuan 69 thn 6 bulan 24,97 76 30 Pensiunan
5 01/02/2019 Perempuan 63 thn 2 bulan 33,87 107 67 Ibu Rumah Tangga
6 13/02/2020 Perempuan 42 thn 6 bulan 22,9 125 141 Ibu Rumah Tangga
7 21/10/2020 Laki-laki 55 thn 6 bln 44 167 226 Wiraswasta
8 01/10/2020 Perempuan 66 thn 6 bln 17,4 188 133/232 Ibu Rumah Tangga
9 19/08/2021 Laki-laki 76 thn 11 bln 25,3 109 186/183 Pensiunan
10 22/09/2020 Laki-laki 71 thn 8 bln 29 139 109/203 Wiraswasta
11 28/11/2019 Perempuan 68 thn 5 bln 19,9 196 142 Ibu Rumah Tangga
12 24/02/2020 Laki-laki 68 thn 7 bln 24 200 118 Wiraswasta
13 07/10/2021 Perempuan 53 thn 10 bln 24 140 155/191 PNS
14 24/09/2019 Perempuan 60 thn 4 bln 22,8 202 221/313 Ibu Rumah Tangga
15 13/02/2020 Perempuan 43 thn 3 bln 29,5 163 745 Swasta
16 01/02/2020 Laki-laki 49 thn 5 bln 19,5 190 168 Swasta
17 19/10/2020 Laki-laki 62 thn 10 bln 19,5 221 205 Pensiunan PNS
18 27/07/2021 Laki-laki 82 thn 28,7 76 75 Pensiunan
19 06/07/2020 Perempuan 59 thn 6 bln 26,2 127 208 Ibu Rumah Tangga
20 17/02/2020 Laki-laki 51 thn 10 bln 25 121 58 Guru
21 20/05/2020 Laki-laki 67 thn 9 bln 20,8 146 152 Wiraswasta
22 14/12/2019 Perempuan 71 thn 11 bln 21,6 100 119 Ibu Rumah Tangga
23 15/03/2020 Perempuan 59 thn 11 bln 20 158 158/186 Ibu Rumah Tangga
24 03/09/2019 Perempuan 60 thn 10 bln 22,1 89 102 Ibu Rumah Tangga
25 25/08/2020 Perempuan 52 thn 2 bln 24,6 128 92 PNS
26 16/06/2020 Perempuan 49 thn 0 bln 16,8 162 96 Ibu Rumah Tangga
27 25/02/2019 Laki-laki 46 thn 11 bln 23 87 71 Swasta
28 26/02/2020 Perempuan 67 thn 10 bln 20,7 83 154 Ibu Rumah Tangga
29 25/10/2021 Perempuan 58 thn 11 bln 24,8 297 142 Ibu Rumah Tangga
30 10/04/2019 Perempuan 58 th 6 bln 22,5 125 89/201 Ibu Rumah Tangga
31 24/07/2019 Laki-laki 54 thn 30,1 88 169 Swasta
32 03/07/2019 Perempuan 58 thn 6 bln 22,9 104 275 Ibu Rumah Tangga
33 25/04/2018 Perempuan 53 thn 4 bln 20,9 126 182 Pendeta
34 26/04/2021 Laki-laki 72 thn 6 bln 22,3 178 223/250 Pensiunan
35 14/05/2019 Laki-laki 57 thn 2 bulan 46,9 166 270 Karyawan Swasta
36 21/09/2020 Perempuan 59 thn 12 bln 23,8 152 127 Ibu Rumah Tangga
37 14/08/2020 Laki-laki 52 thn 4 bln 25,4 118 78 Swasta
38 11/05/2021 Laki-laki 63 thn 0 bln 23,1 144 149 Pensiunan
39 08/02/2019 Perempuan 61 thn 20,1 94 97 Ibu Rumah Tangga
40 28/04/2019 Laki-laki 65 thn 4 bln 34,4 142 162 PNS
41 14/01/2019 Laki-laki 48 thn 5 bln 24,2 99 81/161 Swasta
42 28/01/2021 Laki-laki 83 thn 21,9 97 112/162 Pensiunan PNS
43 10/07/2019 Laki-laki 70 thn 0 bln 24,3 131 135 Pensiunan
44 08/10/2020 Laki-laki 59 thn 9 bln 27,1 191 150 Swasta
45 07/01/2020 Perempuan 69 thn 5 bln 28,9 166 123 Ibu Rumah Tangga
46 07/03/2021 Perempuan 68 thn 8 bln 36,9 124 174/176 Ibu Rumah Tangga
47 30/12/2020 Laki-laki 62 thn 2 bln 22,7 105 81 Pensiunan
48 14/08/2018 Perempuan 66 thn 7 bln 30 229 115 Ibu Rumah Tangga
49 22/12/2021 Laki-laki 51 thn 5 bln 21,8 155 172/202 Pedagang
50 10/05/2021 Perempuan 42 thn 0 bln 34,6 98 158 Ibu Rumah Tangga
51 12/02/2018 Laki-laki 57 thn 4 bln 22 135 107 PNS
52 30/06/2020 Perempuan 53 thn 8 bln 24,7 159 297 Ibu Rumah Tangga
53 24/09/2021 Perempuan 70 thn 1 bln 25 157 242 Ibu rumah tangga
54 28/02/2018 Laki-laki 54 thn 0 bln 40,4 104 402 Wiraswasta
55 14/03/2021 Laki-laki 70 thn 6 bln 28,4 120 108 Swasta
56 23/08/2018 Laki-laki 66 thn 5 bln 23,9 75 113 Pensiunan
57 29/08/2018 Laki-laki 53 thn 8 bln 22,5 150 111/210 Swasta
58 21/03/2019 Perempuan 44 thn 2 bln 20,4 154 269 Swasta
59 15/11/2018 Perempuan 70 thn 5 bln 17,8 122 135/184 Swasta
60 10/07/2020 Perempuan 41 thn 11 bln 36,3 150 254/214 Swasta

46

Anda mungkin juga menyukai