Anda di halaman 1dari 53

SKRIPSI

HUBUNGAN GLUKOSA DARAH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
(STUDI PUSTAKA)

OLEH:

KATERINA SEKAR AYU


1713353034

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUMMEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021

i
HUBUNGAN GLUKOSA DARAH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA
PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

Skripsi ini diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada


program studi Teknologi Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

OLEH:

KATERINA SEKAR AYU


1713353034

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021

ii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
Skripsi, Juni 2021

Katerina Sekar Ayu

Hubungan Glukosa Darah dengan Kadar Trigliserida pada Penderita Diabetes


Melitus Tipe 2. (Studi Pustaka)

xiv + 32 halaman, 2 tabel, 1 gambar, dan 5 lampiran

ABSTRAK

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan kesehatan berupa kumpulan gejala yang
disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan atau
resistensi insulin. Akibat dari resistensi insulin maka akan merangsang
peningkatan sintesis asam lemak dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi
maka terjadi peningkatan sintesis asam lemak dalam darah sehingga terjadi
peningkatan trigliserida dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan glukosa darah dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus
tipe 2. Bidang penelitian adalah Kimia Klinik. Metode yang digunakan yakni
analisis isi (content analysis), jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian studi pustaka. Berdasarkan hasil studi pustaka pada 15
artikel terdapat 11 artikel yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan
tentang hubungan glukosa darah dengan kadar trigliserida dan 4 artikel yang
menyatakan tidak adanya hubungan glukosa darah dengan trigliserida pada
penderita diabetes melitus tipe 2 dengan nilai rata-rata glukosa darah 121,33
mg/dl – 269,65 mg/dl dan nilai trigliserida 122,5 mg/dl – 237 mg/dl.

Kata Kunci : Glukosa Darah, Trigliserida dan Diabetes Melitus


Daftar Bacaan : 41 (1990-2020)

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Katerina Sekar Ayu


Nim : 1713353034
Tempat, tanggal Lahir : Sriwaylangsep, 19 September 1998
Agama : Katholik
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : RT/RW 008/003 Sriwaylangsep, Kalirejo, Lam - Teng
Email : ayukaterin1998@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SD N 1 Sriwaylangsep
SMP : SMP N 1 Banyumas
SMA : SMA S Xaverius Pringsewu
SARJANA : Polteknik Kesehatan Tanjungkarang, Program Sarjana
Terapan, Program Studi Teknologi Laboratorium
Medis

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi

HUBUNGAN GLUKOSA DARAH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

Oleh:

KATERINA SEKAR AYU


1713353034

Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi Prodi Teknologi

Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan


Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Bandar Lampung, Januari 2021

Tim Pendamping Skripsi

Pembimbing Utama

Sri Ujiani, S.Pd., M. Biomed.

Pembimbing Pendamping

Iwan Sariyanto, S.ST., M.Si.

v
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Hubungan Glukosa Darah dengan Kadar Trigliserida pada Penderita


Diabetes Melitus Tipe 2 (Studi Pustaka)
Penulis
Katerina Sekar Ayu/1713353034
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Studi Teknologi
Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Bandar Lampung, Juni 2021

Tim Penguji

Mimi Sugiarti, S.Pd,M.Kes


Ketua

Sri Ujiani, S.Pd., M.Biomed.


Anggota

Iwan Sariyanto, S.ST.,M.Si


Anggota
Mengetahui
Ketua Jurusan Analis Kesehatan Ketua Program Studi
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Teknologi Laboratorium Medik
Program Sarjana Terapan

Dra. Eka Sulistianingsih, M. Kes Sri Ujiani, S.Pd., M. Biomed


NIP. 196604031993032002 NIP. 197301031996032001

vi
MOTTO

Sebesar Apapun Beban dan Masalah Yang Ada, Tuhan Tetap Jauh Lebih Besar

vii
PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan ini
saya persembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tua saya, Bapak Yulius Katiman dan Anastasya Suyati yang selalu
menyebut nama saya dalam setiap doa mereka, yang selalu mendukung serta
menasihati tanpa kenal lelah, serta selalu memberikan kasih sayang dan dorongan
yang tak pernah putus. Saya juga berterimakasih untuk kakak-kakak saya serta
keluarga besar yang selalu menemani dan memberikan semangat serta mendukung
saya selama ini.
Terimakasih untuk teman-teman saya yang selalu memberikan semangat
dalam penulisan skripsi ini dan untuk teman-teman kelas DIV Analis Kesehatan
Angkatan 2017 yang telah memberikan banyak cerita dan terimakasih atas
dukungan, semangat, doa dan hiburan yang saya rasakan selama 4 tahun ini
khususnya untuk Whyngky Oktira, Melda Lestari, Meilinda Ayu, Fenny Karlina,
Hallimatuzzuhairoh, Nur Ratih, Tika Anggraini, dan juga terimakasih kepada
Yohanes Indra Sasongko yang selalu mendukung dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini .
Terimakasih pula untuk kakak-kakak, teman-teman, dan adik-adik di Jurusan
Analis Kesehatan yang telah memberikan banyak semangat dan doa selama saya
berada di Jurusan Analis Kesehatan. Tidak lupa ucapan terimakasih kepada kedua
pembimbing saya yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih juga kepada
penguji utama. Ucapan terimakasih kepada seluruh dosen dan staf Jurusan Analis
Kesehatan atas ilmu, dukungan, saran, dan nasihat yang telah diberikan, semoga
apa yang telah diberikan senantiasa bermanfaat. Terimakasih untuk semua pihak
yang terlibat dalam terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan
satu-persatu.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Glukosa Darah Dengan Kadar Trigliserida Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
2” yang disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program
Studi Teknologi Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan di Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini:

1. Warjidin Aliyanto, S.KM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Tanjungkarang.
2. Dra. Eka Sulistianingsih, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
3. Sri Ujiani, S.Pd., M. Biomed. selaku Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Iwan Sariyanto, S.ST., M.Si. selaku pembimbing pendamping yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Mimi Sugiarti, S.Pd, M.Kes selaku penguji utama.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Tidak ada sesuatu yang berharga yang dapat penulis berikan kepada mereka
kecuali harapan dan doa yang tulus, semoga amal dan budi baik mereka mendapat
imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, penulis berharap semoga apa
yang penulis tuangkan dalam skripsi ini akan memberikan manfaat bagi kita
semua, Amin.
Bandar Lampung, Januari 2021

Katerina Sekar Ayu

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii


ABSTRAK .......................................................................................................... iii
BIODATA PENULIS .......................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ vi
MOTTO .............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .............................................................................................viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................ix
DAFTAR ISI .....................................................................................................x
DAFTAR TABEL ............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
E. Ruang Lingkup ........................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5


A. Tinjauan Teori ............................................................................................ 5
1. Diabetes Melitus.............................................................................. 5
2. Glukosa Darah ............................................................................... 10
3. Trigliserida ................................................................................... 12
4. Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Kadar Trigliserida ....... 16
B. Kerangka Konsep ..................................................................................... 18
C. Hipotesis .................................................................................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 19


A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 19
B. Waktu Penelitian ....................................................................................... 19
C. Prosedur Penelitian ................................................................................... 19
D. Sumber Data .............................................................................................. 20
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 20
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 20
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 21


A. Hasil .......................................................................................................... 21
B. Pembahasan ............................................................................................... 26

x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 30
A. Kesimpulan ............................................................................................... 30
B. Saran .......................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM 5

Tabel 2.2 Nilai Standar Trigliserida 14

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar 2.1 Struktur Kimia Trigliserida 12

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Lampiran 1 Kartu Bimbingan Pembimbing Utama


Lampiran 2 Kartu Bimbingan Pembimbing Pendamping
Lampiran 3 Pengambilan Darah Vena
Lampiran 4 Cara Kerja Pemeriksaan Trigliserida
Lampiran 5 Cara Kerja Pemeriksaan Glukosa Darah

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan kesehatan berupa kumpulan
gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan atau resistensi insulin. Penyakit ini juga sering disertai dengan
komplikasi penyakit lain misalnya penyakit jantung koroner atau
asterosklerosis. (Bustan,2015)
Berdasarkan penyebabnya, diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi
4 kelompok, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional dan DM tipe lain.
Pada pedoman ini, hiperglikemia yang dibahas adalah yang terkait dengan
diabetes mellitus tipe 2. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan
adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes
melitus tipe 2 di berbagai penjuru dunia. Meningkatnya penderita DM tipe 2
disebabkan oleh peningkatan obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang
mengkonsumsi makanan yang berserat, merokok, dan konsumsi makanan
tinggi lemak. (Perkeni, 2011)
Organisasi WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang
DM tipe 2 yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. Badan kesehatan
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM tipe 2 di Indonesia dari
8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003,
diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 133
juta jiwa, dengan prevalensi DM sebesar 14,7% pada daerah urban dan 7,2%
pada daerah rural, sehingga diperkirakan pada tahun 2003 terdapat sejumlah
8,2 juta penyandang DM di daerah rural. (Perkeni, 2019)
Sedangkan prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada
penduduk umur ≥ 15 tahun di Provinsi Lampung mengalami peningkatan dari
0,7% pada tahun 2013 menjadi 1,4% pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2019).
Terdapat dua tipe utama diabetes melitus,yang umum yaitu diabetes melitus
tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 merupakan jenis
diabetes melitus yang tergantung terhadap adanya insulin yang disebabkan

1
2

karena kurangnya kemampuan tubuh dalam memproduksi insulin,


sedangkan pada diabetes melitus tipe 2 merupakan diabetes melitus yang
tidak tergantung terhadap kadar insulin yang disebabkan karena
ketidakmampuan tubuh untuk merespon insulin yang dihasilkan oleh organ
pankreas. (Khasanah, 2012)
Peningkatan kadar glukosa dalam darah menyebabkan terjadinya
hiperglikemi yang manifestasinya menyebabkan penyakit diabetes
melitus.Kadar glukosa yang tinggi akan merangsang pembentukan glikogen
dari glukosa, sintesis asam lemak dan kolestrol dari glukosa. Kadar glukosa
darah yang tinggi juga dapat mempercepat pembentukan trigliserida dalam
hati. (Ekawati, 2012)Meningkatnya kadar trigliserida akan menambah resiko
terjadinya penyakit jantung. Dalam aliran darah dengan kadar normal
biasanya tidak melebihi 150 mg/dl, tetapi pada keadaan tertentu seperti
diabetes melitus, hiperlipidemia, kegemukan, dan penyakit bawaan lain,
kadar trigliserida yang meningkat dapat lebih dari 200mg/dl
(hipertrigliseridemia).(Koestadi,1989)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irma Livia
Hibatula,dkk.(2019) Mengenai Korelasi Kadar Trigliserida dengan Kadar
Glukosa Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara kadar glukosa darah dengan kadar trigliserida pada
penderita diabetes melitus tipe 2.Penelitian lain oleh Rosidah tentang
Hubungan Gula Darah dengan Kenaikan Kadar Trigliserida pada Penderita
Diabetes Mellitus di Klinik As-Syifa Pucuk Lamongan. Menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dengan
kenaikan kadar trigliserida pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
Berdasarkan latarbelakang diatas, maka penulis tertarik mengadakan
Studi Pustaka mengenai “Hubungan glukosa darah dengankadar trigliserida
pada penderita diabetes melitus tipe 2”.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara glukosa darah dengan
kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang dikaji secara
studi pustaka?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan glukosa darah dengan kadar trigliserida
pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang dikaji secara studi pustaka.
2. Tujuan Khusus
a) Mengkaji rata-rata kadar glukosa darah pada penderita diabetes
melitus tipe 2 secara studi pustaka.
b) Mengkaji rata-rata kadar trigliserida serum pada penderita diabetes
melitus tipe 2 secara studi pustaka.

c) Mengkaji adanya hubungan glukosa darah dengan kenaikan


trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 secara studi pustaka.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dibidang kimia klinik mengenai hubungan
glukosa darah dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus
tipe 2.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan dan referensi agar dapat menambah
pengetahuan bagi pengunjung perpustakaan yang membacanya
khususnya bagi mahasiswa Prodi Teknologi Laboratorium Medis.
b. Bagi Peneliti
Sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta membuat peneliti dapat mengaplikasikan ilmu
metodologi penelitian.
4

E. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian dengan rancangan studi
pustaka, yaitu merangkum beberapa literatur yang relevan dengan tema.
Dalam hal ini fokus penelitian pustaka adalah glukosa darah, trigliserida dan
diabetes mellitus. Variabel independen adalah glukosa darah sedangkan
variabel dependen yaitu trigliserida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang terus-
menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain juga
menyebutkan bahwa diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia
kronis yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal. Hal ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada
mata, ginjal, dan pembuluh darah (Sunaryati, 2011).
Diabetes melitus berasal dari bahasa Yunani diabainein yang berarti
“tembus” atau “pancuran air”, melitus yang berarti “madu atau rasa
manis”. Penyakit ini lalu dikenal dengan penyakit kencing manis.
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit dengan kadar glukosa darah
di dalam darah yang tinggi karena pankreas tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara baik dan maksimal. Insulin adalah hormon
yang dilepaskan oleh pankreas yang bertanggungjawab dalam
mempertahankan kadar glukosa yang normal dalam darah. Insulin
bertugas memasukan glukosa ke dalam sel sehingga dapat menghasilkan
energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes melitus jika
memiliki kadar glukosa darah puasa > 126mg/dL dan pada tes sewaktu >
200mg/dL. Kadar glukosa darah sepanjang hari bervariasi dan akan
meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam
(Perkeni, 2006).
Diagnosis diabetes melitus ditegakkan dengan adanya kenaikan
kadar glukosa darah yang ditentukan oleh salah satu dari beberapa kriteria.

5
6

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM


NO Kriteria Nilai Rujukan Keterangan
1 Pemeriksaan glukosa plasma ≥126 mg/dl Puasa adalah kondisi tidak
puasa ada asupan kalori minimal 8
jam.

2 Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl Setelah tes toleransi glukosa


oral (TTGO) dengan beban
glukosa 75 gram.

3 Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl Dengan keluhan klasik


sewaktu (Poliuria, Polidipsia,
Polifagia dan lain-lain)

4 Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% Dengan menggunakan


metode yang terstandarisasi
oleh
NationalGlycohaemogobin
Standarization Program
(NGSP)

Sumber : (Perkeni, 2015)

Keadaan kadar glukosa darah yang baik tidak terlepas dari peran
hormon, yaitu hormon insulin dan glukagon. Insulin merupakan hormon
yang memiliki peran penting dalam menurunkan kadar glukosa dalam
darah, sedangkan glukagon adalah hormon yang memegang peran
penting dalam meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Kedua hormon
tersebut berkerja secara sinergis untuk mempertahankan kadar glukosa
dalam darah agar tetap dalam keadaan stabil. (Khasanah, 2012)

a) Proses Terjadinya Diabetes Mellitus


Insulin dihasilkan oleh sel Beta Pulau Langerhans Pankreas,yang
berfungsi untuk mempertahakan kadar glukosa dalam darah di
keadaan normal, dengan cara mengubah glukosa dalam darah
menjadi glikogen dan disimpan dalam otot atau jaringan sebagai
cadangan tenaga. Insulin befungsi mempercepat transportasi atau
pengangkutan glukosa dari darah kedalam sel. Berkurangnya insulin
mengakibatkan glukosa dalam darah akan meningkat (hiperglikemi)
7

karena agen perubahnya yaitu insulin tidak cukup atau bahkan tidak
ada sama sekali maka transportasi glukosa ke dalam sel akan
berkurang. Oleh karna itu, indikator utama DM adalah kadar glukosa
dalam darah yang tinggi.
Adapun beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya
hiperglikemi adalah:
1.Penurunan produksi insulin
2. Peningkatan penyerapan karbohidrat dari usus.
3. Peningkatan produksi glukosa dalam hati.

b) Epidemiologi
Penderita diabetes melitus tipe 2 meliputi lebih 90% dari semua
populasi diabetes di dunia. Prevalensi DMT2 pada bangsa kulit putih
berkisar antara 3-6% pada populasi dewasa.International Diabetes
Federation (IDF) pada tahun 2011 mengumumkan bahwa terdapat
336 juta orang di seluruh dunia mengidap DMT2 dan penyakit ini
terkait dengan 4,6 juta kematian tiap tahunnya, atau satu kematian
setiap tujuh detik. Penyakit ini mengenai 12% populasi dewasa di
Amerika Serikat dan lebih dari 25% pada penduduk usia lebih dari 65
tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
International Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada
tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Berdasarkan data dari
IDF 2014, Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik
dua peringkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan 7,6 juta orang
penyandang DM. Penelitian epidemiologi yang dilakukan hingga
tahun 2005 menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus di Jakarta
pada tahun 1982 sebesar 1,6%, tahun 1992 sebesar 5,7%, dan tahun
2005 sebesar 12,8%. Pada tahun 2005 di Padang didapatkan
prevalensi DM tipe 2 sebesar 5,12%.
8

Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara


berkembang akibat peningkatan angka kemakmuran di negara yang
bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan
perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar
menyebabkan meningkatnya angka kejadian penyakit degeneratif,
salah satunya adalah penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus
merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada
produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia. (Perkeni
2019)

c) Klasifikasi Diabetes Melitus


Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, masing-
masing tipe diabetes melitus memiliki penyebab yang bervariasi dan
penanganan yang berbeda pula, meskipun gejala-gejala yang
ditimbulkan hampir sama. Berikut penggolongan tipe diabetes
melitus menurut dunia medis, yaitu:
1) Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes melitus tipe ini sering disebut
juga dengan “diabetes melitus tergantung insulin”. Diabetes
jenis ini disebabkan kurangnya kemampuan tubuh dalam
memproduksi insulin, hal ini terjadi karena gangguan faktor
imun atau penyakit kornis yang menyerang pankreas sebagai
pusat produksi insulin. Diabetes tipe ini biasanya diderita oleh
orang–orang dengan usia muda dibawah 30 tahun,
pengobatannya dapat dilakukan dengan cara suntik insulin
seumur hidup. (Khasanah, 2012)
2) Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes melitus tipe 2 disebabkan
karena ketidakmampuan tubuh untuk merespon insulin. Jumlah
insulin yang diproduksi pankreas sebenarnya tetap dalam
keadaan baik, namun tubuh kehilangan kemampuan untuk
merespon kerja insulin. Diabetes melitus tipe ini sering disebut
“diabetes melitus tidak tergantung insulin”. Diperkirakan, 90%
dari seluruh kasus diabetes melitus adalah tipe ini dan biasa
terjadi pada usia lebih dari 30 tahun. (Khasanah, 2012)
9

3) Diabetes Melitus Gestasional Diabetes melitus gestasional


merupakan jenis diabetes yang timbul pada ibu hamil dan terjadi
selama kehamilan. Biasanya, diabetes melitus tipe ini muncul
pada kehamilan trisemester kedua dan ketiga dan akan normal
kembali setelah melahirkan. (Khasanah,2012)
4) Diabetes Melitus tipe lain ada juga beberapa tipe diabetes lain,
contohnya diabetes melitus karena genetik, operasi, obat-obatan,
infeksi, dan sebagainya. (Khasanah, 2012)

d) Gejala Diabetes Melitus


Gejala awal terjadinya DM biasanya berhubungan dengan efek
langsung dari peningkatan glukosa dalam darah yakni jika kadar
glukosa darah lebih dari 160-180 mg/dl. (Bustan, 2015)
Terdapat beberapa gejala khas yang sering ditemukan pada
penderita diabetes mellitus yaitu :
 Sering merasa haus.
 Frekuensi buang air kecil meningkat, terutama pada malam
hari.
 Rasa lapar yang terus-menerus.
 Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
 Lemas dan merasa lelah.
 Pandangan yang kabur.
 Luka yang lama sembuh. (Sunaryati, 2011)

e) Faktor Resiko Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus biasanya bersumber dari pola hidup yang
kurang sehat juga disertai dengan konsumsi makanan atau obat yang
dapat berakibat pada penurunan kerja pancreas. (Ganong, 2003)
Berikut beberapa faktor resiko diabetes melitus yaitu obesitas,
Genetik (bawaan), kadar kostikoteroid yang tinggi, kehamilan (pada
DM gestasional), obat yang mengakibatkan kerusakan pankreas dan
racun yang mempengaruhi produksi/kerja insulin. (Sunaryati, 2011)
10

Peningkatan kadar glukosa darah yang berlangsung lama dapat


merusak pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lainnya
termasuk mengganggu dalam metabolisme lemak khususnya
trigliserida. (Khasanah, 2012)

f) Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik diabetes mellitus sering dikaitkan dengan
konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Pasien yang menderita
defisiensi insulin tak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma
puasa yang normal atau toleransi glukosa sesudah memakan
karbohidrat. Jika hiperglikeminya parah dan melebihi ambang ginjal
bagi zat tersebut, maka aka timbul glukosuria. Glukosuria
mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran
urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa
hilang bersama urin maka pasien akan menderita gangguan
keseimbangan kalori negatif dan berat badan akan berkurang. Rasa
lapar yang semakin besar (poifagia). Pasien juga akan mengeluh lelah
dan mengantuk. (Price, 1987)

2. Glukosa Darah
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk
dari karbohidrat yang terdapat dalam makanan dan disimpan sebagai
glikogen dihati dan otot rangka. (Guyton,2006) Kadar glukosa darah
merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh.
Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insulin yang dihasilkan
kelenjar pankreas, sehingga hati dapat mengatur kadar glukosa dalam
darah. Bila kadar glukosa dalam darah meningkat sebagai akibat naiknya
proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, maka oleh enzim-enzim
tertentu glikosa dirubah menjadi glikogen. (Koestadi, 1989)
Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat menggunakan sampel darah
lengkap seperti serum atau plasma. Serum lebih banyak mengandung air
dari pada darah lengkap, sehingga serum berisi lebih banyak glukosa dari
pada darah lengkap. Kadar glukosa darah dapat ditentukan melalui
11

berbagai metode berdasarkan sifat glukosa yag dapat mereduksi ion-ion


logam tertentu, atau dengan pengaruh enzim khusus untuk menghasilkan
glukosa, yaitu enzim glukosa oksidase. Enzim glukosa oksidase
merupakan senyawa yang mengubah glukosa menjadi asam glukonat.
(Nugraha, 2018)
Pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP paling sering
dilakukan di laboratorium karena dianggap ketelitiannya lebih tinggi,
sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. Alat yang digunakan untuk
pemeriksaan glukosa darah metode ini adalah spektrofotomoter. Glukosa
merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan sebagai
sumber tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang mengandung
karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi pembentukan
energi di dalam tubuh, sebagai sumber energy utama bagi kerja otak dan
sel darah merah. Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung
karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga
polisakarida. Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam
hati dan seterusnya berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh.
Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa
oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh sel tubuh.
(Koestadi,1989)
Metabolisme glukosa menghasilkan asam piruvat, asam laktat, dan
asetil-coenzim A. Jika glukosa dioksidasi total maka akan menghasilkan
karbondioksida, air, dan energi yang akan disimpan didalam hati atau
otot dalam bentuk glikogen.(Guyton, 2007) Hati dapat mengubah
glukosa yang tidak terpakai melalui jalur-jalur metabolic lain menjadi
asam lemak yang disimpan sebagai trigliserida atau menjadi asam amino
untuk membentuk protein. Hati berperan dalam menentukan apakah
glukosa langsung dipakai untuk menghasilkan energi, disimpan atau
digunakan untuk tujuan structural. (Nugraha, 2018)
Glukosa darah dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi
nilai rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl.
Kadar glukosa darah yang terlalu tinggi dinamakan dengan
12

hiperglikemia. Kadar glukosa kurang dari normal dinamakan


hipoglikomia. Dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus
halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui
aliran darah. (Price,1987)

3. Trigliserida
a) Definisi Trigliserida
Trigliserida merupakan lemak cadangan tubuh yang tertimbun
dalam jaringan adiposa yang terletak pada bagian tertentu dalam
tubuh. (Penil, 2008)Lemak ialah senyawa organik yang memiliki
sifat tidak larut dalam air, dan dapat larut oleh larutan organik
nonpolar. Lemak merupakan zat yang digunakan tubuh untuk proses
metabolisme. Lemak terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
kolesterol, lemak High Density Lipoprotein (HDL), lemak Low
Density Lipoprotein (LDL), lemak Very Low Density Lipoprotein
(VLDL), serta trigliserida.
Trigliserida adalah ester alkohol gliserol dan asam lemak yang
terdiri dari tiga molekul asam lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak
jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. (Almatsier,2009)
Trigliserida digunakan tubuh terutama untuk menyediakan energi
dalam proses metabolik, sejumlah kecil trigliserida juga digunakan
di seluruh tubuh untuk membentuk membran sel. Trigliserida di
dalam darah membentuk kompleks dengan protein tertentu
(apoprotein) sehingga membentuk lipoprotein. Lipoprotein itulah
bentuk transportasi yang digunakan trigliserida. (Almatsier, 2009)
Trigliserida digunakan dalam tubuh untuk menyediakan energi
bagi berbagai metabolisme dalam tubuh, fungsi lipid mempunyai
peranan yang hampir sama dengan karbohidrat. Namun terdapat
beberapa lipid yang digunakan juga didalam tubuh untuk
menyediakan fungsi intrasel lain. (Guyton, 1990)
13

b) Struktur Kimia Trigliserida


Trigliserida merupakan gabungan tiga asam lemak yang berikatan
dengan gliserol yang sama maupun berbeda. Rumus kimia
trigliserida adalah RCOO-CH2CH(- OOCR’)-OOCR’’, dimana R,
R’, R’’ adalah rantai alkil. (Koestadi, 1989)

Gliserol Tiga Asam Lemak Trigliserida

Gambar 2.1 Struktur Kimia Trigliserida


Sumber: Ganong, 2003

Menurut panduan NECP(National Education Chol Program)


pada tahun 2001, orang yang memiliki kadar trigliserida diambang
batas atas, tinggi atau sangat tinggi harus mengikuti serangkainan
perawatan untuk membuat kadar trigliserida dalam darah dapat
kembali normal. Orang yang memiliki kadar trigliserida dalam
ambang batas atas biasanya memulai dengan membuat perubahan
terhadap gaya hidup. (Ganong,2003)

a) Metabolisme Trigliserida
Proses pencernaan trigliserida sebagian besar terjadi didalam usus
halus, enzim yang berperan dalam pencernaan lemak adalah enzim
lipase. Enzim lipase sebagian besar terbentuk di pankreas dan oleh
dinding usus halus. Sumber dari trigliserida berasal dari makanan
yang dihidrolisi secara sempurna oleh enzim menjadi asam lemak
dan gliserol. Selebihnya trigliserida akan dipecah menjadi
digliserida, monogliserida dan asam lemak. Trigliserida dan lipid
besar lain yaitu kolesterol dan fosfolipida lain yang terbentuk
14

didalam usus halus akan diabsorbsi secara aktif dan disebarkan


keseluruh tubuh oleh darah. Bahan-bahan ini akan bergabung dengan
protein khusus untuk membentuk ala angkut lipida yang dinamakan
lipoprotein. Setiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran dan
mengangkut berbagai jenis lipida dalam jumlah yang berbeda–beda.
(Almatsier, 2009)
Kilomikron merupakan suatu lipoprotein yang bertugas
mengangkut lipida yang berasal dari saluran cerna kedalam tubuh.
Kilomikron akan diarbsorpsi oleh dinding usus halus kedalam sistem
limfe kemudian melalui ductus thoracicus disepanjang aliran darah.
Kilomikron adalah lipoprotein paling besar dan memiliki densitas
paling rendah. Kilomikron bertugas mengangkut lipida yang berasal
dari saluran cerna keseluruh tubuh. Lipida yang diangkut terutama
yaitu trigliserida. Kilomikron merupakan tetesan besar lipida berupa
trigliserida, kolesterol dan fosfolipida dengan sedikit protein yang
membentuk selaput pada permukaannya. Kilomikron pada dasarnya
bertugas mengemulsi lemak sebelum masuk kedalam aliran darah.
Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak dalam usus
halus saat terjadinya upaya pengemulsian lemak selama proses
pencernaan. Perbedaannya yaitu bahwa dalam proses pencernaan
yang mengililingi tetesan lemak adalah air sedangkan dalam
kilomikron, lemak yang dikelilingi oleh protein. Dalam aliran darah
triglserida yang ada pada kilomikron akan dipecag menjadi gliserol
dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein lipase yang berada
pada sel-sel endotel kapiler. (Almatsier, 2009)
Sebagian besar asam lemak yang terbentuk didalam tubuh akan
diabsorpsi oleh sel sel otot, lemak dan sel–sel lain. Asam lemak ini
dapat langsung digunakan sebagai sumber energi, sedangkan lemak
akan menyimpan sebagai cadangan energi berupa trigliserida. Bila
sebagian besar trigliserida telah dipisahkan dari kilomikron, sisanya
yang sebagian besar terdiri dari kolesterol dan protein dibawa
kedalam hati dan akan dilakukan proses metabolisme.
15

Sementara itu, hati akan mensintesis trigliserida dan kolesterol


dari kelebihan protein dan karbohidrat yang ada. Hati merupakan
alat yang digunakan tubuh untuk memproduksi lipida (lipogemik)
utama. Sel– sel lemak tidak memproduksi namun hanya menyimpan
lemak. (Almatsier, 2009)

Tabel 2.1 Nilai Standar Trigliserida


NO Kriteria Kadar Trigliserida (mg/dl)

1 Normal <150 mg/dl


2 Diambang batas tinggi 150 – 199 mg/dl
3 Tinggi 200 – 499 mg/dl
4 Sangat Tinggi >500 mg/dl
Sumber: Almatsier, 2009

b) Fungsi Trigliserida
Sebagian lemak dan minyak dalam tubuh terdiri dari 98-99%
trigliserida. Trigliserida merupakan estergliserol. Suatu gugus
alkohol trihidrat dan asam lemak didalam trigliserida adalah asam
lemak yang sama yang dinamakan trigliserida sederhana, bila
berbeda dinamakan trigliserida campuran.

Berikut fungsi dari trigliserida dalam tubuh:

1) Sumber energi
Lemak dan minyak adalah sumber energi paling padat yang
menghasilkan 9 kilo kalori untuk setiap gramnya, yaitu 2,5 kali
besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam
jumlah yang sama.
2) Sumber asam lemak esential
Lemak merupakan sumber asam lemak esential yaitu asam
linoleat dan linoleat.
3) Alat angkut vitamin larut lemak
Lemak juga mengandung vitamin larut lemak tertentu. Lemak
susu dan minyak ikan laut tertentu mengandung vitamin A dan
16

D dalam jumlah yang berarti. Hampir semua minyak nabati


merupakan sumber vitamin E. Lemak juga bertugas membantu
transportasi dan absorpsi vitamin larut lemak yaitu vitamin A,
D, E dan K.
4) Menghemat protein
Lemak juga bertugas menghemat penggunaan protein dalam
tubuh yakni dalam proses sintesis protein, sehingga protein
tidak digunakan sebagai sumber energi.
5) Memberi rasa kenyang dan kelezatan
Lemak akan memperlambat sekresi asam lambung dan juga
memperlambat pengosongan lambug, sehingga memberikan
efek rasa kenyang lebih lama. Disamping itu, lemak juga
memberi tekstur yang disukai dan memberi rasa kelezatan
khusus pada makanan.
6) Sebagai pelumas
Lemak merupakan minyak yang bertugas sebagai pelumas dan
membantu saat proses pengeluaran sisa pencernaan.
7) Melindungi suhu tubuh
Lapisan lemak dibawah kulit dapat mengisolasi tubuh dan
mencegah kehilangan panas tubuh secara drastis maka lemak
berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh tetap stabil.
8) Pelindung organ dalam tubuh
Lapisan lemak yang menyelubungi organ-organ tubuh seperti
jantung, hati dan ginjal dan membantu organ–organ tersebut
tetap dalam posisinya dan melindunginya terhadap benturan dan
bahaya lain diluar tubuh. (Almatsier, 2009)

4. Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Trigliserida


Diabetes mellitus adalah faktor resiko terjadinya komplikasi yaitu
asterosklerosis dan PJK dimana kadar glukosa yang tinggi merangsang
pembentukan glikogen. Sintesis asam lemak dan kolesterol dari glukosa,
dalam keadaan dimana glukosa yang tinggi dan kerja insulin yang tidak
17

maksimal atau glukosa tidak dapat diserap oleh tubuh maka dapat
mempercepat pembentukan trigliserida didalam hati sehingga trigliserida
berkumpul dan menumpuk dalam darah dan pembuluh darah.
(Koestadi,1989)Pada dasarnya insulin sendiri berfungsi membantu
sintesis dan penyimpanan glikogen dan pada saat bersamaan mencegah
pemecahannya,insulin meningkatkan sintesis protein dan trigliserida di
dalam hati, insulin juga menghambat glukogenesis dan membantu
glikolisis.
Asterosklerosis merupakan penyakit arteri yang berukuran besar
akibat terbentuknya lesi lemak yang disebut plak ateromatosa pada
permukaan dinding arteri, salah satu faktor resiko terbentuknya
asterosklerosis adalah kejadian diabetes mellitus karna pada saat
terjadinya diabetes mellitus dimana terjadi disfungsi insulin dalam tubuh
maka produk trigliserida atau lipid secara otomatis akan meningkat dan
mengakibatkan penumpukan pada dinding arteri. (Guyton, 1990)
Pada penderita diabetes mellitus terdapat dua ketidak normalan
sistem metabolisme trigliserida yaitu kelebihan produksi VLDL yang
terbentuk kecil dan padat atau VLDL dan kelebihan pemecahan lemak
sehingga lemak dalam aliran darah beredar bebas dalam jumlah yang
banyak dan disebut lipolisis yang tidak efektif oleh lipopreotein lipase.
Kedua kelainan ini akhirnya menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
trigliserida diatas normal atau disebut sebagai hipertrigliseridemia.
Apabila tubuh membutuhkan energi maka enzim yang ada di dalam
sel lemak tubuh (lipase) memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam
lemak lalu melepasnya ke dalam pembuluh darah, terutama pada sel-sel
yang membutuhkan komponen ini. Trigliserida yang ada didalam
pembuluh darah kemudian dibakar untuk menghasilkan energi,
karbondioksida dan air. Penderita diabetes mellitus tipe 2 terjadi karna
resistensi insulin perifer. Dampak dislipidemia adalah meningkatnya
kilomikron,VLDL, HDL dan trigliserida.
18

Semakin insulin resisten maka semakin meningkatkan produksi


trigliserida dalam hati. ( Marewa, 2015)Teori di atas didukung oleh
penelitian yang telah dilakukan oleh Aya Yuriesta,dkk.(2018) Mengenai
Hubungan Glukosa Darah Terhadap Peningkatan Kadar Lemak Darah
Pada Populasi Studi Kohor Kecamatan Bogor Tengah 2018. Menunjukan
bahwa kadar glukosa darah memiliki hubungan yang signifikan terhadap
peningkatan kadar lemak darah.

B. Kerangka Konsep

Glukosa Darah pada DM Trigliserida

C. Hipotesis

H0: Tidak terdapat hubungan antara glukosa darah dengan kadar trigliserida

pada penderita diabetes mellitus tipe 2 yang dikaji secara studi pustaka.

Ha : Terdapat hubungan antara glukosa darah dengan kadar trigliserida pada


penderita diabetes mellitus tipe 2 yang dikaji secara studi pustaka.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Studi Kepustakaan (Library
Research). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, variabel
independen adalah glukosa darah sedangkan variabel dependen adalah
trigliserida.
B. Waktu Penelitian
Penelitian studi pustaka ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2021.
C. Prosedur Penelitian
1) Pemilihan topik
Topik yang dipilih dalam penelitian ini yaitu hubungan glukosa darah
dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2.
2) Eksplorasi informasi
Informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri jurnal
yang sesuai dengan topik penelitian yakni hubungan glukosa darah dengan
kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2.
3) Menentukan fokus penelitian
Fokus penelitian ini yaitu jurnal yang berhubungan dengan kadar glukosa
darah dan kadar trigliserida pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
4) Pengumpulan sumber data
Pengumpulan sumber data yaitu berasal dari database Google scholar dan
Research Gate.
5) Persiapan penyajian data
Jurnal yang telah dikumpulkan dibaca, dianalisis dan diambil kesimpulan
yang sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sehingga data-
data yang diperoleh semakin akurat dan tepat.
6) Penyusunan laporan
Pada bagian akhir kegiatan penelitian, peneliti mulai dengan proses
penyusunan laporan penelitian. Proses penyusunan laporan ini dilakukan
dengan cara menyusun berbagai data yang didapat sesuai dengan topik

19
20

penelitian. Laporan yang dibuat peneliti dilakukan sesuai dengan pedoman


penulisan yang telah ditentukan oleh Poltekkes Tanjungkarang.
D. Sumber Data
Sumber data yang menjadi bahan penelitian ini yaitu sumber data
sekunder, berupa jurnal, buku, dan situs internet yang terkait dengan topik
yang telah dipilih diambil dari database Google scholar dan Research Gate.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Peneliti mendapatkan
data sekunder berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang memiliki variabel
yang sama dengan yang akan diteliti sehingga sesuai dengan hasil yang
diharapkan.
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian kepustakaan dapat berupa check-
list klasifikasi jurnal studi literatur, skema/peta penulisan dan format catatan
penelitian.
G. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian berupa metode
analisis isi (Content Analysis). Kemudian peneliti mengolah bahan-bahan/
data-data yang sudah dikumpulkan hingga ditemukan hasil yang relevan
sesuai dengan topik penelitian. Dalam menganalisa data studi literatur dengan
melihat tahun penelitian mulai dari penelitian terdahulu sampai penelitian
yang terbaru. Pada tahap ini, hasil dari pengumpulan data yang diperoleh
akan dianalisis lebih rinci sehingga memperoleh kesimpulan dari penelitian.
Hasil dari analisa data akan dilakukan tahap pembahasan. Pada tahap ini akan
dibahas secara lebih rinci sehingga dihasilkan kesimpulan data yang akan
membuktikan kebenaran variabel yang di analisis.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang hubungan glukosa darah


dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2, yang
didapatkan melalui artikel, jurnal dan penulusuran internet dari database
Google Scholar dan Research Gate. Diperoleh 5 artikel internasional dan 10
artikel penelitian nasional yang memiliki keterkaitan, didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Ulasan15 Artikel Ilmiah Tentang Hubungan Glukosa Darah dengan Kadar
Trigliserida Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.
Penulis,Tahun
Metode Penelitian
No Dan Judul Tujuan Hasil
dan Sampel
Artikel
1. Anggorotomo W Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil penelitian yaitu
dkk ( 2018) Type 2 korelasi kadar menggunakan data Ada korelasi yang
Diabetes Mellitus glukosa darah sekunder yang signifikan dari tipe 2
on Triglyceride dengan kadar berasal daristatus diabetes mellitus pada
Levels and Blood trigliserida pada rekam medis pasien kadar trigliserida
Pressure. penderita diabetes diabetesmelitus. dengan nilai p=0,009.
melitus tipe 2. Metode yang
digunakan adalah
observasional
analitik dengan
pendekatan cross
sectional sampel
sebanyak 109
responden.
2. Arifin A Y,dkk, Untuk mengetahui jenis penelitian yaitu Hasil penelitian
(2018) Hubungan hubungan kadar analisis potong- menunjukan bahwa
Kadar Glukosa glukosa darah lintang dari sampel kadar glukosa darah
Darah terhadap terhadap kohor 2018. Populasi memiliki pengaruh
Peningkatan Kadar peningkatan ckadar penelitian adalah yang signifikan
Lemak Darah pada lemak darah pada laki-laki dan (p<0,001) terhadap
Populasi Studi populasi studi perempuan usia parameter trigliserida
Kohor Kecamatan Kohor Kecamatan dewasa lebih dari 30 maka dapat dinyatakan
Bogor Tengah Bogor Tengah. tahun. Banyaknya kadar glukosa darah
2018. responden dalam memiliki hubungan
penelitian sebanyak yang signifikan
2092 responden. terhadap peningkatan
Sampel berupa kadar lemak darah
serum yang berasal ( Trigliserida, HDL dan
dari darah vena. HDL)
3. Ekawati E,( 2012) Untuk mengetahui Jenis penelitian ini Hasil penelitian dari
Hubungan Kadar hubungan kadar merupakan hasil uji korelasi r-
Glukosa Darah glukosa darah penelitian langsung, hitung signifikan
terhadap terhadap Sampel yang diamati (0,000< α(0,01) atau
Hypertriglyceridem hypertrigliceidemia pada penelitian ini diterima pada
ia Pada Penderita pada penderita berjumlah 20 pasien probabilitas 1%

21
22

Diabetes Mellitus. diabetes melitus penderita Diabetes menyatakan ada


tipe II. Mellitus. hubungan yang
signifikan antara kadar
glukosa darah dengan
kadar trigliserida
(Hypertriglyceridemia)
pada penderita DM.
4. Hidayat, M (2010) Untuk mengetahui Jenis penelitian Hasil penelitian
Hubungan hubungan observasi analitik menunjukkan adanya
Peningkatan Kadar peningkatan kadar dengan pendekatan hubungan antara
Glukosa Darah glukosa darah crosssectional. peningkatan kadar
Terhadap terhadap Sampel penelitian glukosa darah dengan
Peningkatan Kadar peningkatan kadar adalah 10 orang peningkatan kadar
Trigliserida Darah trigliserida pada pasien rawat jalan trigliserida pada pasien
pada Pasien pasien diabetes yang didiagnosa DM rawat jalan DM tipe II
Diabetes Melitus melitus tipe II di tipe II yang ditunjukkan
Tipe II di RSUD RSUD Jombang dengan kriteria telah dengan nilai signifikan
Jombang Periode Periode Januari- diperiksa kadar lipid (p) 0,001.
Januari-Desember Desember 2008. darah, belum pernah
2008. mendapat terapi
dislipidemia.
5. Josten S, dkk, Untuk mengetahui Jenis penelitian ini Hasil penelitian
(2006). Profil Lipid profil lipid di ialah kajian memperlihatkan adanya
Penderita Diabetes penderita DM tipe 2 retrospektif yang hubungan bermakna
Melitus Tipe 2. berdasarkan usia dianalisis secara antara peningkatan TG
dan jenis kelamin deskriptif. Sampel (p = 0,03) dan
serta jenis fraksi penelitian adalah penurunan HDL (p =
lipid yang tersering semua penderita usia 0,02) terhadap usia di
menyebabkan ≥ 45 tahun yang penderita DM tipe 2.
dislipidemi di didiagnosis DM tipe
penderita DM tipe 2 2. Bahan: pengujian
dan mengetahui dilakukan dengan
hubungannya. menggunakan alat
autoanalyzer Lyasis,
memakai metode
kolorimetrik
enzimatik.
6. Nakhjavani M.,et al Untuk Penelitian ini bersifat Hasil dari penelitian ini
(2006). mengevaluasi triangulasi yaitu didapatkan nilai p
Dyslipidemia In pengaruh jenis (gabungan) dengan value : 0,026 yang
Type 2 Diabetic kelamin pada sampel pasien menyatakan adanya
Mellitus More kelainan lipid pad sebanyak 600 orang hubungan yang
Antherogenic Lipid paseien DM tipe 2. yang telah menjalani signifikan antara
Profile in Woman berbagai macam glukosa darah dengan
proses pengobatan trigliserida pada
dan pemeriksaan penderita DM.
fisik.
7. Puspitasari dkk Untuk mengetahui Jenis penelitian ini Hasil Penelitian yaitu
(2018), Hubungan hubungan Profil adalah analitik didapatkan nilai p
Profil Lipid dengan Lipid dengan kadar observasional, desain value (0,003) dan
Kadar Glukosa glukosa darah pada penelitian yang dinyatakan signifikan
Darah Pada Pasien pasien diabetes digunakan adalah naun didapatkan nilai t
Diabetes Melitus. melitus . cross sectional. hitung >t tabel
Sampel dalam (3,134>1.682) ,
penelitian ini berupa sehingga dinyatakan
serum yang trigliserida memiliki
dianalisis dengan hubungan yang negatif
metode GOD-PAP. dengan glukosa darah.
23

8. Putri,L.H.,.dkk Untuk mengetahui Jenis penelitian yang Hasil penelitian


(2019) Korelasi korelasi antara digunakan adalah didapatkan nilai p value
Kadar Trigliserida kadar trigliserida observasional (0,001) sehingga
dengan Kadar dengan kadar laboratorium dengan dinyatakan terdapat
Glukosa pada glukosa pada pendekatan cross hubungan antara kadar
Penderita Diabetes penderita diabetes sectional.Sampel glukosa darah dengan
melitus tipe II. melitus tipe II. berupa serum kadar trigliserida pada
penderita diabetes penderita diabetes
mellitus. melitus tipe II.
9. Rahayu P N, dkk, Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil penelitian yaitu
(2020). Hubungan hubungan antara menggunakan Korelasi antara gula
Kadar Gula Darah kadar gula darah metode darah puasa dan
Puasa dan Profil puasa dan profil observasional. trigliserida menyatakan
Lipid Pada lipid pada penderita Sampelnya berupa bahwa nilai signifikan
Penderita Diabetes diabetes melitus pasien penderita (2-tailed) atau nilai p
Melitus Tipe 2 tipe 2 dengan diabetes melitus tipe sebesar 0,026 yang
dengan Kejadian kejadian stroke 2 dengan kejadian berarti p < 0,05, dapat
Stroke Iskemik di iskemik di RSUD stroke iskemik yang disimpulkan bahwa
RSUD RA. R.A Basoeni masuk melalui terdapat korelasi atau
Basoeni Mojokerto. Mojokerto pada Instalasi Gawat hubungan yang
bulan Januari Darurat (IGD) bermakna antara kadar
sampai Maret 2020 periode Januari gula darah puasa
sampai Maret 2020. dengan kadar
trigliserida pada
penderita diabetes
melitus tipe 2 dengan
kejadian stroke iskemik.
10. Rosidah dkk, Untuk mengetahui Jenis Penelitian Hasil penelitian
(2017) Hubungan hubungan kadar adalah analisis didapatkan nilai uji
Kadar Gula Darah gula darah dengan deskriptif dan dengan hasil nilai p
dengan Kenaikan kenaikan kadar kuantitatif. Sampel sebesar (0,01 )maka
Kadar Trigliserida trigliserida pada berupa serum dinyatakan terdapat
pada Pendeita penderita diabetes sebanyak 30 pasien hubungan yang
Diabetes Melitus di melitus tipe II. positif penderita signifikan antara kadar
Klinik Assyifa Diabetes mellitus glukosa darah dengan
Pucuk Lamongan. diambil secara kenaikan kadar
purposive inklusif. trigliserida pada
penderita Diabetes
Mellitus.
11. Semadi I N, dkk, Untuk mengetahui Metode pemeriksaan Hasil penelitian
(2017) Blood hubungan glukosa yakni pemeriksaan didapatkan hasil tidak
glucose and lipid darah dengan profil langsung pada serum terdapat hubungan yang
profile in patients lipid pada pasien pasien di RSUD signifikan antara
with diabetic foot diabetes melitus Sanglah Denpasar glukosa darah dengan
ulcer that yang menjalani Bali dalam periode trigliserida dengan nilai
underwent terapi hiperbaric. November 2015 – (p=0,942)
hyperbaric oxygen November 2016
therapy. dengan sampel
berupa sampel
pasien penderita
diabetes melitus.
Singh Onkar et al, Untuk mengetahui Penelitian dilakukan Hasi penelitian yaitu, p
12. (2015) Lipid hubungan profil secara cross- value (0,563)dapat
Profile and Its lipid dengan kadar sectional, dilakukan disimpulkan bahwa
Relationship with glukosa darah pada di Departemen banyak pasien memiliki
Blood Glucose metabolic syndrome Pascasarjana lebih dari satu kelainan
Levels in (DMT2) Fisiologi, Perguruan lipid individu. Sehingga
Metabolic Tinggi Kedokteran dapat dinyatakan bahwa
24

Syndrome. Pemerintah, Jammu, tidak ditemukan


India, signifikan secara
dari1September 2011 statistik.
hingga 30 April
2012. Sampel
berupa serum 72
pasien laki – laki dan
akan dikategorikan
berdasarkan kadar
glukosa darahnya.
13. Soethama, K.P.R, Untuk mengetahui Jenis Penelitian Hasil penelitian
dkk, (2020) hubungan antara merupakan studi didapatkan hasil
Hubungan antara gula darah puasa analitik cross p<0,05 yaitu 0,000 yang
Kadar Gula Darah dengan kadar sectional, memiliki arti terdapat
Puasa dengan trigliserida pada menggunakan hubungan yang
Kadar Trigliserida penderita diabetes metode consecutive signifikan antara GDP
pada Penderita melitus tipe 2 di sampling. Perolehan dan kadar TG pada
Diabetes Melitus RSU Pusat Sanglih data berupa data penderita DM di RSUP
Tipe 2 di RSU Bali. sekunder yang Sanglah Bali.
Pusat Sanglih Bali. berasal dari instalasi
rekam medik RSUP
Sanglah pada 1
maret – 31 desember
2015.
14. Tagoe et al, (2013), Untuk mengetahui Penelitian bersifat Hasil penelitian ini
Type 2 Diabetes pengaruh diabetes crossectional dengan yaitu didapatkan nilai
Mellitus Influences melitus dalam sampel berupa darah pvalue 0,001 yang
Lipid Profile Of meningkatkan kadar vena untuk analisis positif berkorelasi
Diabetic Patients profil lipid dalam profil lipid dan signifikan bahwa gula
darah glukosa darah darah berperan dalam
meningkatkan profil
lipid khususnya
trigliserida dalam darah.
15 Teddy (2015) Untuk mengetahui Metode dan Sampel Hasil penelitian yaitu
Hubungan Kadar hubungan kadar Penelitian : tidak terdapat
Gula Darah Puasa gula darah puasa Penelitian ini hubungan antara kadar
dengan Kadar dengan kadar merupakan gula darah puasa
Trigliserida pada trigliserida pada penelitian analitik dengan kadar
Pasien Diabetes penderita diabetes observasional trigliserida pada pasien
Melitus Tipe 2 di melitus tipe 2 di dengan rancangan Diabetes Melitus tipe 2
Rumah Sakit RSUD Dr.H. cross sectional. dengan hasil p = 0,93
Umum Daerah Dr. Abdoel Moeloek Sampel berupa dengan kekuatan
H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. serum sejumlah 30 korelasi sangat lemah
Bandar Lampung. orang penderita r= 0,017.
diabetes melitus.

Pada Tabel 4.1 didapatkan hasil penelitian kajian pustaka di atas terdapat 11
artikel yang menyatakan adanya hubungan antara glukosa darah dengan kadar
trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2, dan terdapat 4 artikel yang
menyatakan tidak ada hubungan antara glukosa darah dengan kadar trigliserida
pada penderita diabetes melitus tipe 2.
25

Tabel 4.2 Nilai Rerata Glukosa dan Trigliserida

Rata- Rata Kadar Rata- Rata


No Nama, Penulis dan Judul Artikel
Glukosa Kadar Trigliserida

1. Anggorotomo W dkk ( 2018) Type 2 166,40mg/dl 237mg/dl


Diabetes Mellitus on Triglyceride Levels
and Blood Pressure.
2. Arifin A Y,dkk, (2018) Hubungan Kadar 229,9 mg/dl 211 mg/dl
Glukosa Darah terhadap Peningkatan
Kadar Lemak Darah pada Populasi Studi
Kohor Kecamatan Bogor Tengah 2018.
3. Ekawati E, ( 2012) Hubungan Kadar 257,8mg/dl 134,7 mg/dl
Glukosa Darah terhadap
Hypertriglyceridemia Pada Penderita
diabetes melitus.
4 Hidayat, M (2010) Hubungan 218,72mg/dl 202,3mg/dl
Peningkatan Kadar Glukosa Darah
Terhadap Peningkatan Kadar
Trigliserida Darah pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II di RSUD Jombang
Periode Januari-Desember 2008.
5 Josten S, dkk, (2006). Profil Lipid 185,10mg/dl 163,10 mg/dl
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.
6 Nakhjavani M.,et al (2006). 224,6mg/dl 219,7mg/dl
Dyslipidemia In Type 2 Diabetic
Mellitus More Antherogenic Lipid
Profile in Woman
7. Puspitasari dkk (2018), Hubungan Profil 233,7mg/dl 212mg/dl
Lipid dengan Kadar Glukosa Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus
8. Putri,L.H.,.dkk (2019) Korelasi Kadar 269,65mg/dl 133,8 mg/dl
Trigliserida dengan Kadar Glukosa pada
Penderita Diabetes melitus tipe II.
9. Rahayu P N, dkk, (2020). Hubungan 217,8mg/dl 191,1mg/dl
Kadar Gula Darah Puasa dan Profil Lipid
Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
dengan Kejadian Stroke Iskemik di
RSUD RA. Basoeni Mojokerto.
10. Rosidah dkk, (2017) Hubungan Kadar 197mg/dl 132,9 mg/dl
Gula Darah dengan Kenaikan Kadar
Trigliserida pada Pendeita Diabetes
Melitus di Klinik Assyifa Pucuk
Lamongan.
11. Semadi I N, dkk, (2017) Blood glucose 236mg/dl 122,5mg/dl
and lipid profile in patients with diabetic
foot ulcer that underwent hyperbaric
oxygen therapy.
12. Singh Onkar et al, (2015) Lipid Profile 121,33 mg/dl 195,11 mg/dl
and Its Relationship with Blood Glucose
Levels in Metabolic Syndrome.
13 Soethama, K.P.R, dkk, (2020) Hubungan 121,7mg/dl 203,8mg/dl
antara Kadar Gula Darah Puasa dengan
Kadar Trigliserida pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 di RSU Pusat
26

Sanglih Bali.
14 Tagoe et al, (2013), Type 2 Diabetes 147mg/dl 163mg/dl
Mellitus Influences Lipid Profile Of
Diabetic Patients
15 Teddy (2015) Hubungan Kadar Gula 203,4 mg/dl 220,43mg/dl
Darah Puasa dengan Kadar Trigliserida
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Jumlah Min Max Min Max
121,33 - 269,65 mg/dl 122,5 - 237 mg/dl

Pada Tabel 4.2 didapatkan nilai rerata glukosa darah pada penderita diabetes
melitus yaitu 121,33 mg/dl-269,65 mg/dl dan rerata kadar trigliserida pada
penderita diabetes melitus yaitu 122,5 mg/dl – 237 mg/dl dan terdapat
peningkatan kadar glukosa darah yang akan terus diikuti dengan kenaikan kadar
trigliserida.

B. Pembahasan
Berdasarkan penulusuran pustaka, didapatkan 15 yang memiliki
keterkaitan dengan kadar glukosa dan trigliserida pada penderita diabetes
melitus tipe II, penelitian tersebut dilakukan di beberapa rumah sakit yang
ada di Indonesia dan luar negeri.
Pada tabel 4.1 dari 15 artikel yang dikaji didapatkan hasil bahwa terdapat
11 artikel yang menyatakan terdapat hubungan antara kadar glukosa darah
dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2 dan 4 artikel
yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar glukosa
darah dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Hubungan glukosa darah dengan kadar trigliserida pada penderita
diabetes melitus tipe 2. Pada pasien dengan kondisi diabetes maka dapat
mengalami perubahan metabolisme dalam tubuh karna akibat dari terjadinya
resistensi insulin sehingga akan terjadi peningkatan penggunaan dan
pemecahan lemak sebagai sumber energi. Proses ini menyebabkan lipolisis
dari lemak cadangan dan pelepasan asam lemak bebas akibat dari
menurunnya sekresi insulin dan menyebabkan enzim lipase sensitif hormon
akan meningkat. Hal ini akan berakibat pada hidrolisis trigliserida yang
disimpan, lalu akan banyak melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam
27

aliran darah dan berakibat pada meningkatnya konsentrasi asam lemak bebas
dan plasma dalam darah. Sehingga sesuai dengan 11 artikel hasil penelitian
yang menunjukan hubungan yang positif antara kadar glukosa darah dengan
kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Sedangkan pada 4 artikel penelitian yang menunjukan tidak terdapat
hubungan antara kadar glukosa darah dengan kadar trigliserida pada penderita
diabetes melitus tipe 2 disebabkan karna beberapa faktor yaitu pada penelitian
Teddy (2015), diakibatkan karena distribusi data yang tidak merata dan karna
jumlah penderita yang tidak banyak, lalu pada penelitian yang dilakukan oleh
Puspitasari dan Andika (2018) hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang berlawanan antara kadar glukosa darah dengan kadar
trigliserida hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat
mengakibatkan penurunan kadar trigliserida yaitu faktor usia, stress, asupan
makanan, hormon, dan juga aktifitas fisik. Pada penelitian yang dilakukan
oleh I Nyoman Semadi dan Hendry Irawan juga menunjukan hubungan yang
negatif terhadap hubungan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus
tipe 2 yang mungkin disebabkan oleh peningkatan stress oksidatif dari
konsentrasi paparan oksigen yang tinggi yang disebabkan oleh terapi/proses
pengobatan atau juga makanan yang dikonsumsi oleh pasien namun tidak
diteliti pada penelitian ini .Penelitian lain oleh Ongkar Singh,dkk ( 2015) juga
tidak ditemukan perbedaan yang signifikan secara statistik hal ini dipengaruhi
juga karna terapi dan pengobatan yang dijalankan oleh pasien. Semakin buruk
kontrol glikemik pada penderita diabetes melitus tipe 2 akan terus
meningkatkan kadar profil lipid. Kelainan utama metabolisme lemak pada
diabetes yaitu terjadinya percepatan katabolisme lemak. Insulin bertugas
menghambat kerja enzim lipase peka hormon sehingga akan meningkatkan
kadar asam lemak bebas (FFA) dalam plasma menjadi dua kali lipat atau
bahlkan lebih. Karena terjadi defisiensi glukosa intrasel, pasokan energi
dipertahankan dengan metabolisme protein dan lemak. Proses katabolisme
lemak akan terus meningkat dan sistem akan dialiri oleh trigliserida yang
meningkat, Akibatnya sintesis lemak akan terhambat dan jalur katabolik yang
terlalu penuh tidak dapat mengatasi kelebihan asetil-koa yang terbentuk
28

(Malau, 2019). Peningkatan kadar trigliserida berbanding lurus dengan kadar


glukosa darah pada penderita diabetes melitus dimana berarti kadar glukosa
darah yang terus meningkat akan terus diikuti dengan peningkatan trigliserida
dalam darah yang akan berakibat pada komplikasi penyakit lain salah satunya
yakni jantung koroner namun juga terdapat beberapa faktor yang dapat
menurunkan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus yakni pola
makan, aktifitas fisik dan juga jenis makanan yang dikonsumsi yang berarti
juga akan menurunkan resiko komplikasi pada penderita diabetes melitus.
Kelainan metabolisme lemak pada DM tipe2 adalah percepatan
katabolisme lemak, disertai peningkatan pembentukan benda-benda keton,
dan penurunan sintesis asam lemak trugliserida. Kelainan ini terjadi akibat
efekinsulin terhadap mtabolisme lemak. Kelainan metabolisme ini terjadi
akibat efek insulin yang terjadi terhadap metabolisme lemak. Insulin juga
meningkatkan pengambilan glukosa dalam sel hati, kemudian glukosa
akanmasuk pada jalur glikolisis dan menjadi piruvat dah hasil akhir berupa
asetil-KoA, yang merupakan substrat awal sintesis asam lemak. Apabila
kadar insulin berkurang, maka sintesis asam lemak dan trigliserida akan
berkurang. Pelepasan asam lemak dari jaringan adiposa kedalam sirkulasi
darah juga akan terhambat.
Pada dibetes melitus tipe 2, perubahan glukosa menjadi asam lemak
didepot menurun karena defisiensi glukosa dalam sel. Insulin akan
menghambatlipase peka hormon di jaringan adiposa sehingga jika tidak
adanya hormon inikadar asam lemak bebas (FA, NEFA, UFA) dan dalam
plasma menjadi lebih dari dua kali lipat. Peningkatan dlukagon juga dapat
berperan dalam mobilisasi FFA. Selain peningkatan glukoneogenesis dan
meningkatnya glukosa dalam sirkulasi, terjadi gangguan dalam perubahan
asetil-KoA menjadi malonil-KoA yang kemudian diubah menjadi asam
lemak. Hal ini disebabkan defisiensi asetil-KoA kaboksilase, enzim yang
menjadi benda-benda keton.
Pada DM tipe2 yang tidak terkontrol, kadar trigliserida dan kilomikron
serta FFA plasma meningkat. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
penurunan pengangkutan trigliserida ke dalam depot lemak. Penurunan
29

aktivitas lipoprotein lipase juga berperan dalam penurunan pengangkutan ini.


Kadar kolesterol total yang meningkat ini berperan dalam percepatan
timbulnya aterosklerosis. Peningkatan kadar kolesterol total disebabkan oleh
meningkatnya kadar VLDL oleh hati atau penurunan pengeluaran VLDL dan
LDL dari sirkulasi darah, hal inilah yang terjadi pada peningkatan trigliserida
pada penderita DM. (Hanum,2013)
Beberapa artikel yang menyatakan tidak adanya hubungan glukosa
darah dengan kadar trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2
disebabkan karna kurangnya populasi sampel, pengaruh obat yang dikonsumsi
pasien juga karna terapi dan pengobatan yang sedang berjalan, maka perlu
penelitian lanjutan yang memperhatikan beberapa aspek berikut untuk
mendapatkan hasil yang lebih terperinci sesuai dengan dasar teori pada
metabolisme lipid dan glukosa.
Beberapa penderita diabetes melitus ditemukan mengalami peningkatan
glukosa darah yang diiringi dengan peningkatan trigliserida dalam darah maka
diperlukannya pemeriksaan secara rutin untuk memantau kadar glukosa darah
dan trigliserida pada pasien DM. Dalam kajian ini penulis hanya membahas
tentang hubungan glukosa darah dengan trigliserida namun masih banyak
faktor faktor lain yang mempengaruhi kadar glukosa darah dan trigliserida
dalam tubuh seperti pengobatan/terapi yang dijalani pasien juga makanan
serta obat – obatan yang dikonsumsi, dalam artikel yang dikaji tidak terdapat
bahasan tentang faktor faktor lain yang mempengaruhi kadar glukosa darah
dan trigliserida pada penderita diabetes melitus maka pada penelitian
selanjutnya dianjurkan untuk melihat faktor-faktor lain guna mendapatkan
hasil penelitian yang lebih lengkap dan valid sesuai dengan tema tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran pustaka pada ke 15 artikel yang dikaji dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan artikel yang dikaji dapat disimpulkan rata – rata kadar
glukosa darah sebesar 121,33 mg/dl – 269,65mg/dl .
2. Berdasarkan artikel yang dikaji dapat disimpulkan rata – rata kadar
trigliserida darah sebesar 122,5 mg/dl – 237 mg/dl.
3. Berdasarkan artikel tersebut didapatkan 11 artikel yang menyatakan
adanya hubungan glukosa darah dengan kadar trigliserida dan 4 artikel
menyatakan tidak adanya hubungan antara glukosa darah dengan kadar
trigliserida pada penderita diabetes melitus tipe 2.
B. Saran
Berdasarkan hasil studi pustaka yang dilakukan disarankan untuk:
1. Perlu dilakukan pemeriksaan rutin kadar glukosa dan trigliserida serum
pada penderita diabetes melitus tipe II.
2. Perlu dilakukan penelitian kadar profil lipid selain trigliserida yang
berhubungan dengan pemantauan penderita diabetes melitus tipe II.
3. Perlu dilakukan penelitian yang memperhatikan aspek pengobatan, terapi
yang dijalani serta makanan yang dikonsumsi oleh pasien penderita
diabetes melitus tipe 2.

30
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Gramedia Pustaka Utama.

Anggorotomo, W., Sjahriani, T., & Masroni, M. (2018). Type 2 Diabetes Mellitus
on Triglyceride Levels and Blood Pressure. Malahayati International
Journal of Nursing and Health Science, 1(1), 11-16.

Arifin, A. Y., Ernawati, F., & Prihatini, M. (2019). Hubungan Kadar Glukosa
Darah Terhadap Peningkatan Kadar Lemak Darah Pada Populasi Studi
Kohor Kecamatan Bogor Tengah 2018. Jurnal Biotek Medisiana
Indonesia, 8(2), 87-93.

Bustan, M. N. (2015). Manajemen pengendalian penyakit tidak menular. Jakarta:


Rineka Cipta.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2018. Profil Kesehatan Masyarakat


Lampung, Provinsi Lampung. Diakses tanggal 29 November 2020.

Effendi YH. 2013. Patofisiologi Gizi. Bogor:IPB Press.

Ekawati E.2012. Hubungan kadar glukosa darah terhadap hypertriglyceridemia


pada penderita diabetes mellitus. Prosiding Seminar Nasional Kimia
Unesa. Universitas Negeri Surabaya.

Guyton, A. C. dan JE HallS. (1990). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 398-441.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran edisi
11. Jakarta: EGC, 81-85.

Hanum, N. N. (2013). Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa dengan Profil Lipid
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Cilegon Periode Januari 2012-April 2013.

Hidayat, M. (2010). Hubungan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Terhadap


Peningkatan Kadar Trigliserida Darah pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe Ii Di Rsud Jombang Periode Januari Desember 2008 (Doctoral
dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

Indonesia, P. E. (2015). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus


tipe 2 di Indonesia 2015. PB PERKENI.

Josten, S. (2018). Profil Lipid Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 P. Indonesian


Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 13(1), 20-22.

Kementrian Kesehatan RI,2018. Hasil Utama Riskesdas 2018, Jakarta


Khasanah, N. (2012). Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola
Makan. Cetakan Pertama.

Koestadi, 1989. Kimia Klinik Teori dan Praktek Darah. AAK Bhakti Wiyata.
Kediri.

Konsensus Pengolahan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di indonesia


201 Penerbit Perkeni PB PERKENI. Diakses tanggal 30 november 2020

Mahdiana, R. (2010). Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Yogyakarta: Tora


Book.

Malau, S. R. (2014). Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa Dengan Profil Lipid
Pada Diabetes Melitus Tipe 2.

Marewa, L. W. (2015). Kencing Manis (Diabetes Mellitus) di Sulawesi Selatan.


Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Nakhjavani, M., Esteghamati, A. R., & Heshmat, F. E. A. (2006). Dyslipidemia in


type 2 diabetes mellitus: more atherogenic lipid profile in women. Acta Medica
Iranica, 111-118.

Nugraha, G., & Badrawi, I. (2018). Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium


Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik.

Panil, Z. (2008). Memahami teori dan praktik biokimia dasar medis. Jakarta:
EGC.

Pendit, B. U., & Ganong, W. F. (2019, December). Buku Ajar Fisiologi


Kedokteran. EGC.

PERKENI, K. P. (2011). Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia,


Jakarta: PB.

PERKENI, K. P. (2019). Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia,


Jakarta: PB.

Price Sylvia, A., & Wilson Lorraine, M. (1987). Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1.

Puspitasari, P., & Aliviameita, A. (2018). Hubungan Profil Lipid Dengan Kadar
Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus. Medicra (Journal of
Medical Laboratory Science/Technology), 1(2), 77-83.

Putri, L. H., Haryanto, E., & Arifin, S. (2019). Korelasi Kadar Trigliserida
Dengan Kadar Glukosa Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe
II. ANALIS KESEHATAN SAINS, 8(1).
Putri, L. H., Haryanto, E., & Arifin, S. (2019). Korelasi Kadar Trigliserida
Dengan Kadar Glukosa pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II.
ANALIS KESEHATAN SAINS, 8(1).

Rahayu, P. N. (2020). Hubungan Kadar Gula Darah Puasa dan Profil Lipid Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Kejadian Stroke Iskemik di
RSUD RA Basoeni Mojokerto. Jurnal Biosains Pascasarjana, 22(2), 50-
62.

Rosidah, R., & Mahmudah, M. (2017). Hubungan Kadar Gula Darah Dengan
Kenaikan Kadar Trigliserida pada Penderita Diabetes Mellitus di Klinik
As Syifa Pucuk Lamongan. Jurnal Sains, 7(13)..

Semadi, I. N., & Irawan, H. (2017). Blood glucose and lipid profile in patients
with diabetic foot ulcer that underwent hyperbaric oxygen therapy. Bali
Medical Journal, 6(2), 405-408.

Singh, O., Gupta, M., & Khajuria, V. (2015). Lipid profile and its relationship
with blood glucose levels in Metabolic Syndrome. National Journal of
Physiology, Pharmacy and Pharmacology, 5(2), 134.

Soethama, K. P. R., Herawati, S., & Subawa, N. Hubungan antara Kadar Gula
Darah Puasa dengan Kadar Trigliserida pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Bali. E-Jurnal Medika
Udayana, 9(5), 53-57.

Sunaryati, S. S. (14). Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat


Mematikan. Yogyakarta: Flash Books.

Susilo, Y., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Kencing Manis
(Diabetes Mellitus). Yogyakarta: Andi Publisher.

Tagoe, D. N. A., & Amo-Kodieh, P. (2013). Type 2 diabetes mellitus influences


lipid profile of diabetic patients. Annal of Biological Research, 4(6), 88-
92.

Teddy, T. (2015). Hubungan Kadar Gula Darah Puasa dengan Kadar Trigliserida
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Jurnal Medika Malahayati, 2(2),
69-73.

World Health Organization, 2019. Diabetes, Availeable at:


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes

Wulandari, Ajeng, (2017) Penurunan Kadar Trigliserida pada penderita diabetes


mellitus
LAMPIRAN
Lampiran 1

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Katerina Sekar Ayu

Judul Skripsi : Hubungan Glukosa Darah degan Kadar Trigliseria pada


Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.

Pembimbing Utama : Sri Ujiani S.Pd., M.Biomed

No Kegiatan Paraf
1 18 Desember 2020 Bimbingan Bab 1,2,3
2 28 Desember 2020 Bimbingan Bab 1,2,3
3 31 Desember 2020 Bimbingan Bab 1,2,3
4 5 Januari 2021 Bimbingan Bab 1,2,3
5 11 Januari 2021 Bimbingan Bab 1,2,3
6 13 Januari 2021 ACC Seminar Proposal
7 8 Maret 2021ACC Penelitian
8 7 Mei 2021 Bimbingan Bab 4 & 5
9 3 Juni 2021 Bimbingan Bab 4 & 5
10 8 Juni 2021 Bimbingan Bab 4 & 5
11 9 Juni 2021 ACC Seminar Hasil
12

Ketua Prodi ATLM Program Sarjana Terapan

Sri Ujiani, S.Pd.M.Biomed

NIP : 197301031996032001
Lampiran 2

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Katerina Sekar Ayu

Judul Skripsi : Hubungan Glukosa Darah degan Kadar Trigliseria


pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.

Pembimbing Pendamping : Iwan Sariyanto, S.ST, M.Si

No Kegiatan Paraf
1 10 Desember 2020
2 29 Desember 2020 B
3 5 Januari 2021
4 8 Januari 2021 ACC Seminar Proposal
5 7 Mei 2021 ACCPenelitian
6 4 Juni 2021 Bimbingan Bab 4 & 5
7 7 Juni 2021 Bimbingan Bab 4 & 5
8 8 juni 2021 Bimbingan Bab 4 & 5
9 9 Juni 2021 ACC Seminar Hasil
10
11
12

Ketua Prodi ATLM Program Sarjana Terapan

Sri Ujiani, S.Pd.M.Biomed


NIP : 197301031996032001
Lampiran 3

Pengambilan Darah Vena

Darah yang dipakai untuk pemeriksaan adalah darah vena, untuk


memperoleh serum yang cukup diperlukan pengambilan darah sebagai berikut :

1. Siapkan peralatan
2. Pastikan identitas pasien benar.
3. Berikan informasi tentang jenis pemeriksaan yang akan diperiksa dan tentang
proses pengambilan darah.
4. Pasang torniquet pada lengan sekitar 5 cm di atas daerah yang akan ditusuk.
5. Minta pasien mengepalkan tangannya sehingga vena terlihat jelas.
6. Setelah meraba jalur vena, lalu regangkan tourniquet.
7. Pasangkan jarum ke vacum tube holder dengan cara memutar.
8. Kencangkan kembali tourniquet, lalu bersihkan daerah yang akan ditusuk
dengan kapas alkohol 70% melingkar keluar dengan diamter 2 cm.
9. Buka tutup jarum,gunakan ibu jari dan tarik bagian dibawah daerah yang
akan ditusuk.
10. Masukan jarum dengan posisi tusukan ke atas dengan sudut 15-30° masuk ke
vena.
11. Tekan tabung vacutainer ke jarum, darah akan langsung mengalir ke tabung
kemudian lepaskan tourniquet.
12. Isi tabung sampai penuh/sampai vacum berhenti dengan sendirinya.
13. Setelah selesai tempatkan kapas diatas daerah tusukan.
14. Tahan kapas secara lembut dan tarik perlahan.
15. Tutup dengan plaster atau lakukan penekanan halus sampai darah berhenti.
16. Minta pasien untuk tidak melipat tangannya sampai beberapa menit.
17. Buang semua yang terkontaminasi ke dalam wadah limbah yang sesuai.

(SOP Pengambilan spesimen RSUD Abdoel Moeloek Provinsi Lampung)


Lampiran 4

Cara Kerja Pemeriksaan Trigliserida

Metode : GPO-PAP ( Glicerol phospatase oxidase-para aminophenazone )

Prinsip : Trigliserida dengan adanya enzim lipoprotein (LPL) diubah menjadi


gliserol dan asam lemak bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP
dengan bantuan enzim gliserokinase membentuk glicerol 3-fosfat dioksidasi
dengan bantuan enzim gliserol fosfat oksidase (GPO) menjadi hidrogen aseton
fosfat dan hidrogen peroksida ( H2O2) yang akan mengoksidasi klorofenol dan 4-
aminofenazon (PAP)dengan bantuan enzim peroksidase (POD) membentuk
kromatin berwarna merah.

Cara Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Diisi masing-masing tabung
Blanko Standar Sampel
Reagen 500ul 500ul 500ul
Aquadest 5ul - -
Standar - 5ul -
Sampel - - 5ul

3. Dihomogenkan lalu diinkubasi sealama 20 menit pada suhu 20-25°c atau


selama 10 menit pada suhu 37°c.
4. Dibaca pada fotometer dengan absorban 545nm.
Lampiran 5

Cara Kerja Pemeriksaan Glukosa Darah

Metode : GOD-PAP yaitu suatu cara penetapan glukosa darah dari sampel
serum/plasma secara enzimatik menggunakan Glukosa Oksidase Para Amino
Phenazone menghasilkan warna merah pada panjang gelombang 546nm.

Prinsip : glukosa dalam sampel dioksidasi membentuk asam glukonat dan


hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida 4- Aminoatypirene dengan indicator
fenol dikatalis dengan POD membentuk quinonemine dan air.

Cara Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


Blanko Standar Sampel
Standar - 5ul -
Sampel - - 5ul
Aquadest 5ul - -
Reagen 500ul 500ul 500ul

2. Dihomogenkan lalu diinkubasi sealama 20 menit pada suhu 20-25°c


atau selama 10 menit pada suhu 37°c.
3. Dibaca pada fotometer dengan absorban 545nm.

Anda mungkin juga menyukai