SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Feni Fitriyani
NIM: 30901800067
SKRIPSI
Oleh :
Feni Fitriyani
NIM: 30901800067
i
ii
iii
iv
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Skripsi, Januari 2022
ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes mellitus tipe 2 merupakan ketidakmampuan sel-sel tubuh untuk
merespon insulin secara penuh, sehingga menyebabkan resistensi insulin. Pencapaian status gizi
yang baik dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes. Pemeriksaan kadar
glukosa dapat puasa untuk mengetahui adanya reaksi hipoglikemik dengan mengukur setelah 8 jam
berpuasa. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran status gizi dan kadar glukosa darah puasa
pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Guntur 1
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner demografi, hasil pemeriksaan laboratorium,
serta pengukuran status gizi. Jumlah responden sebanyak 81 orang dengan teknik purposive
sampling. Data dianalisis statistic menggunakan uji univariat dengan menyajikan frekuensi variabel.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 81 responden, mayoritas memiliki
karakteristik umur lansia akhir sebanyak 37,0%, jenis kelamin dominan perempuan sebanyak
80,2%, pendidikan dominan SD sebanyak 71,6%, Pekerjaan mayoritas sebagai petani sebanyak
48,1%, mayoritas lama menderita diabetes < 5 tahun, mayoritas ada riwayat keturunan sebanyak
60,5%. Status gizi berdasarkan indeks massa tubuh mayoritas normal 45,7%, gemuk 27,2% dan
obesitas 24,7%. Status gizi berdasarkan lingkar lengan atas dominan normal sebanyak 72,8% dari
pada kekurangan energi kronis sebanyak 27,2%. Rata-rata kadar glukosa darah puasa yaitu 221.98
mg/dl.
Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penderita diabetes mellitus tipe 2 di
Puskesmas Guntur 1 memiliki status gizi yang normal, gemuk dan obesitas serta memiliki kadar
glukosa darah puasa tinggi.
Kata kunci: Status Gizi, Kadar Glukosa Darah Puasa, Diabetes Mellitus Tipe 2
Daftar Pustaka: 77 (2012 -2021)
v
NURSING SCIENE STUDY PROGRAM
FACULTY OF NURSING SCIENCE
ISLAMIC UNIVERSITY OF SULTAN AGUNG SEMARANG
Thesis, January 2022
ABSTRACT
Bakground: Type 2 diabetes mellitus is the inability of the body’s cells to respond fully to insulin,
thus causing insulin resisence. Achieving good nutrional status can lower blood glucose levels in
diabetics. Examination of glucose levels can be fast to find out he presence of hypoglycemic
reactions by measuring after 8 hours of fasting. The purpose of the sudy to find out the description
of nutrional status and fasting blood glucose levels in people with type 2 diabetes mellitus in
Puskesmas Guntur 1
Methods: This research is quantitative desriptive research with a cross sectional approach. Data
collection uses demographic questionnaires, laboratory examination results, as well as nuttrional
status measurements. The number of respondents as many as 81 people with purposive sampling
techniques. Data is analyzed statistically using univariate tests by presenting variable frequencies.
Results: Based on the results of the study showed that of 81 respondents, the majority had the
characterisics of final elderly age as much as 37,0%, the dominant sex of women as much as 80,2%,
primary education as much as 71,6%, majority employment as farmers as much as 48.1%, the
majority have long suffered from diabetes < 5 years, the majority there is a history of offspring as
much as 60.5%. nutrional status based on normal dominant upper arm ccircumference is 72,8% off
chronic energy deficiency of 27,2%. The average fasting blood glucose level is 221.98 mg/dl.
Conclusion: From the results of the study it can be concluded that people with type 2 diabetes
mellitus in Puskesmas Guntur 1 have normal nutritional status, fat and obesity and have high asting
blood glucose levels.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan Rahmat-Nyalah sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Gambaran Status Gizi dan Kadar Glukosa Darah Puasa di Puskesmas
Guntur 1”. Penulisan proposal skripsi ini dilakukan unuk memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada program sudi S1
Keperawatan pada jurusan Ilmu Keperawatan Unversitas Islam Sultan Agung
Semarang. Proposal skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya ucapkan
terimakasih kepada :
vii
9. Seluruh Perawat serta Bidan Puskesmas Guntur I yang telah membantu
penulis dalam melakukan penelitian di Puskesmas tersebut
10. Bapak Muh Sayidi dan Ibu Siti Martiah, selaku kedua orang tua tercinta
yang selalu memberikan kasih sayang dan doa serta dukungan yang tiada
henti, yang selalu memberikan nasihat, yang tak kenal lelah dan gigih dalam
bekerja untuk membiayai pendidikan putrinya, tanpa doa, kasih sayang,
nasehat serta kerja keras beliau mungkin saya tidak dapat berada dititik ini,
serta Adik saya Vera Anggraeni yang senantiasa memotivasi dalam
pembuatan skripsi ini
11. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan serta semangat dalam
pembuatan skripsi ini
12. Teman-teman angkatan 2018 Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula yang
selalu memberikan semangat satu sama lain dalam proses penulisan skrpsi
13. Teman-teman satu bimbingan dan satu departemen keperawatan medical
bedah, yang selalu mengigatkan untuk bimbingan dan mengerjakan agar
bisa sidang dengan tepat waktu
Terimakasih.
Feni Fitriyani
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
ix
f. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus ............................................ 14
2. Status Gizi ........................................................................................ 15
a. Pengertian Status Gizi ................................................................ 15
b. Klasifikasi Status Gizi ................................................................ 16
c. Pengukuran Status Gizi .............................................................. 16
3. Kadar Glukosa Darah ....................................................................... 18
a. Pengertian Kadar Glukosa Darah .............................................. 18
b. Pengendalian Kadar Glukosa Darah ......................................... 18
c. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah .......................................... 19
B. Kerangka Teori....................................................................................... 21
x
B. Interpretasi Dan Diskusi Hasil ............................................................... 37
1. Karakteristik Responden .................................................................. 37
2. Status Gizi ........................................................................................ 45
3. Kadar Glukosa Darah Puasa ............................................................ 47
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 48
D. Implikasi Penelitian ................................................................................ 49
A. Kesimpulan ............................................................................................ 50
B. Saran ....................................................................................................... 51
LAMPIRAN ....................................................................................................... 59
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suddarth, 2013).
Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 19.4933, dan tahun 2013 turun sebesar 9.376
kelamin, keturunan, aktifitas fisik, pola makan, konsumsi alkohol dan status gizi
yaitu obesitas (Fandinata & Ernawati, 2020). Obesitas erat kaitannya dengan
resistensi insulin, karena mencegah penyerapan glukosa dalam otot dan sel
1
2
kronik (KEK) dilihat dari pengukuran rasio lingkar lengan atas (LILA).
Pencapaian status gizi baik erat kaitannya dengan kandungan glukosa darah
pada pengidap diabetes. Status gizi mengacu pada keadaan tubuh yang
atau kelompok yang memiliki risiko masalah gizi (Par’i et al., 2017).
glukosa dalam rentan normal (Damayanti, 2015). Kadar glukosa dapat dikontrol
glukosa darah secara teratur guna mempertahankan dan mencapai kadar glukosa
metode spektrofometer yang mana sempel yang digunakaan darah vena dan
kapiler atau arteri saat keadaan tertentu (Damayanti, 2015). Kadar GDP 80 –
130 mg/dl dikatakan terkontrol, sedangkan < 80 mg/dl ataupun > 130 mg/dl
tipe 2 berdasarkan antropometri, didapatkan data sebesar 33,3% status gizi IMT
kategori obesitas, 60% status gizi lingkar lengan atas kategori KEK dan 63,3 %
dilakukan oleh (Septiana et al., 2015) tentang status gizi DM tipe 2 berdasarkan
IMT, sebesar 40,5 % mengalami berat badan yang beresiko, dan 37,8 %
2018), pada pengidap DM tipe 2 status gizi dengan kadar glukosa darah
pada status gizi, namun pola makan, olahraga dan terapi farmakologis harus
diperhatikan.
dalam 3 bulan terakhir sebanyak 306 penderita DM tipe 2. Dari buku kontrol
prolanis didapatkan data status gizi berdasarkan indeks massa tubuh sangat
dan obesitas 57 orang. Dari data yang didapatkan banyak penderia DM tipe 2
dengan IMT yang normal namun pada kadar glukosa darah puasanya tinggi dari
terkait gambaran status gizi dan kadar glukosa darah puasa pada penderita
B. Rumusan Masalah
kerja insulin, atau keduanya. Pada DM tipe 2 faktor resiko yang berpengaruh
mencegah penyerapan glukosa dalam otot dan sel lemak. Obesitas dapat dilihat
mengetahui kekurangan energi kronik dari pengukuran rasio LILA. Status gizi
mengacu pada keadaan tubuh yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan
Rumusan masalah pada penelitian ini “Gambaran Status Gizi Dan Kadar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran status gizi dan kadar glukosa darah puasa pada
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
pembelajaran untuk tenaga kerja profesi keperawatan terkait status gizi dan
pelayanan bagi penderita DM tipe 2 dengan status gizi yang lebih dan kadar
3. Bagi Pasien
yang baik dan kadar glukosa darah puasa terkontrol agar tidak terjadi
komplikasi.
gambaran status gizi dan kadar glukosa darah puasa pada penderita diabetes
mellitus tipe 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Diabetes mellitus
karena sel tidak merespon insulin yang diproduksi atau tidak dapat
7
8
diabetes tipe 2.
selama kehamilan atau persalinan baik ibu atau anak yang akan
dilahirkan.
penyebab lain
yaitu:
a) Usia
menurun.
b) Jenis kelamin
c) Faktor keturunan
anak-anak mereka.
a) Obesitas
b) Aktifias fisik
c) Pola makan
d) Konsumsi Alkohol
akhirnya diabetes.
elektrolit.
haus.
4) Mudah lelah
pembuluh darah atau syaraf. Pada kerusakan ini penderita pada saat
2) Penyaki serebrovaskuler
13
4) Retinopati diabetik
5) Nefropati
cepat serta memadai untuk infeksi ginjal serta kandung kemih dapat
perkembangannya.
6) Neuropati
2013).
1) Nutrisi
2) Olahraga
15
3) Pengobatan
4) Pendidikan
2. Status gizi
a) Antropometri
komposisi tubuh, derajat dan tingkat gizi yang berbeda (Bancin &
protein dan energi dan proporsi jaringan otot dan lemak (Banowati,
2020).
b) Klinis
mukosa mulut.
c) Biokimia
d) Biofisik
memeriksa jumlah serta jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan food
recall 24.
b) Statstik vital
c) Faktor ekologi
lingkungan.
glikolisis (Syahrizal & Puspita, 2020). Kadar glukosa darah adalah gula
dan hati sebagai glikogen yang perlu dijaga dalam kisaran normal agar
1) Diet
19
sesudah makan. Pada tipe 1, makanan dalam porsi besar atau kecil harus
2) Olahraga
4) Pengobatan
setelah makan dan tidak perlu puasa. Nilai normalnya sekitar 110-
kadar glukosa yang diproduksi oleh hati dan adanya diabetes atau
pengukuran rutin.
Ukuran kadar gula darah dimana sampel darah diambil dua jam
sesudah makan. Rentan nilai normal sekitar 100-140 mg/dl. Tes ini
4) Pemeriksaan HbA1c
21
B. Kerangka teori
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Sumber: (Brunner & Suddarth, 2013), (Fandinata & Ernawati, 2020),(Bancin & Christy, 2020)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka konsep
B. Variabel penelitian
Variabel penelitian mengacu pada sifat orang, benda atau kegiatan dengan
2013). Pada penelitian ini variabel bebas yang diteliti adalah status gizi dan
(Siyoto & Sodik, 2015). Desain penelitian ini memakai metode descriptif
penelitian ini, peneliti akan mencari gambaran status gizi dan kadar glukosa
22
23
1) Populasi
Populasi ialah sifat objek maupun subjek ditetapkan peneliti buat diteliti
2) Sampel
Sampel ialah suatu objek dari peneliian yang dapat dijadikan bagian dalam
oleh slovin :
n= N
1+N (e)2
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
n= N
1+N (e)2
n= 102
1 + 102 (0,05)2
n= 102
1,255
24
n = 81,27
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi ialah ciri umum objek yang dapat memenuhi objek
pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan kadar
2) Kriteria eksklusi
jantung
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
F. Definisi operasional
Interpretasi variabel yang dapat diuji, diamati dan digunakan sebagai angka
(Djiwandono, 2015).
a. Instrument
1. Tinggi badan
27
setinggi 2 meter di dinding lurus, dan tandai angka 0 pada lantai. Lepaskan
dinding. Turunkan microtoice sampai dekat dengan bagian atas kepala dan
2. Berat badan
timbangan, dengan melepas sepatu dan tidak memakai tas, posisi kaki
pasien tepat berada ditengah alat timbang, baca hasil berat badan .
pita LILA yang sudah standard dan efektif digunakan. Cara mengukurnya
adalah di tengah lengan kiri atas. Tempatkan pita LILA tepat di titik
tengah lengan. Pita tidak longgar maupun ketat. Pembacaan skala pada
Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa yang diambil dari hasil
cara yaitu :
1. Sumber data
a. Data primer
berupa hasil pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan
atas.
b. Data sekunder
2. Prosedur penelitian
lengan atas menggunakan pita LILA, dan kadar glukosa darah puasa
badan, lingkar lengan atas serta kadar glukosa darah puasa yang telah
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Coding
d. Cleaning
Memeriksa kembali data yang telah dimasukkan, jika ada data yang
2. Analisa data
dalam tabel distribusi frekuensi atau presentase meliputi data kategorik yaitu;
berdasarkan indeks massa tubuh dan lingkar lengan atas sedangkan data
numerik yaitu; lama menderita dan kadar glukosa darah puasa yang duji
J. Etika penelitian
dan eksklusi. Jika ada responden yang tidak setuju menjadi responden,
3. Confiadentiality (kerahasian)
4. Justice (keadilan)
HASIL PENELITIAN
A. Pengantar Bab
Bab ini memaparkan hasil penelitian tentang gambaran status gizi dan kadar
glukosa darah puasa pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Guntur
tanggal 14 – 31 Oktober 2021. Pada bab ini disajikan analisa univariat data usia,
massa tubuh dan lingkar lengan atas dan kadar glukosa darah puasa.
B. Analisa Univariat
1. Karakteristik responden
a. Usia
berikut :
adalah lansia akhir 56-65 tahun sebanyak 30 orang (37,0 %), 28 orang
(34,6%) lansia awal 46-55, usia manula > 65 tahun sebanyak 13 responden
(16,0%) dan usia dewasa akhir < 45 tahun sebanyak 10 responden (12,3
%).
32
33
b. Jenis kelamin
(19,8 %).
c. Pendidikan
(12,3%).
34
d. Pekerjaan
e. Lama menderita DM
f. Riwayat keturunan
keturunan.
2. Status gizi
status gizi gemuk, 20 orang (24,7%) dengan status gizi obesitas, 37 orang
(45,7) dengan status gizi normal dan status gizi sangat kurus dan kurus
responden adalah 221.98 mg/dl, median 208 mg/dl dan standar devisiasi
109.573 mg/dl. Glukosa darah puasa terendah 60 mg/dl dan tertinggi 498
mg/dl. Rata-rata glukosa darah puasa diperkirakan antara 197.75 mg/dl dan
PEMBAHASAN
A. Pengantar Bab
Bab ini memaparkan hasil penelitian tentang gambaran status gizi dan kadar
glukosa darah puasa pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Guntur
1. Karakteristik responden
a. Usia
(Elman, 2019) menampilkan kalau status gizi lanjut usia 60-74 tahun yang
presentase sebesar 59,2%. Studi yang telah dicoba (Komariah & Rahayu,
gula darah tidak terkontrol (Isnaini & Ratnasari, 2018). Penelitian ini
37
38
2020).
kurang. Kurang gizi ialah salah satu permasalah gizi yang kerap terjadi
pada lanjut usia, perihal ini selaku akibat tidak tercukupi konsumsi tenaga
serta protein (Nurfantri & Yuniar, 2016). Gizi lebih lebih banyak dikaitkan
al., 2019). Malnutrisi pada lanjut usia diisyarati dengan penurunan berat
ekstrem pada umur 40 tahun yang salah satunya berakibat pada pancreas
39
itu sendiri. Lanjut usia biasanya mengidap kekurangan nutrisi makro dan
mikro, serta respons dan fungsi sistem kekebalan yang buruk. Bila fungsi
imun lanjut usia dapat ditingkatkan maka kualitas hidup lanjut lansia akan
b. Jenis kelamin
Studi yang telah dicoba (Anita, 2018) menunjukkan kalau status gizi kurus
2020). Penelitian ini sejalan dengan studi (Trisnawati & Setyorogo, 2013)
bahwa prevelensi DM tipe 2 lebih berisiko pada wanita karena secara fisik
disebabkan tingkatan sensitivitas kerja insulin pada otot serta hati (Betteng
dikaitkan dengan indeks massa tubuh besar dan sindrom siklus mestruasi
c. Pendidikan
pendidikan SD ada 11 orang dengan persentase 36,67%. Hal ini juga telah
al., 2021). Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Pahlawati & Nugroho,
akan perlunya hidup sehat dan menjaga pola hidup serta pola makan,
hidup serta pola makan dan apa yang wajib dilakukan buat menghindari
diabetes.
di masyarakat setempat.
d. Pekerjaan
yaitu sebanyak 39 orang. Studi yang dilakukan oleh (Aji Wibowo et al.,
42
turun, sedangkan pada orang tidak sering olahraga, nutrisi yang masuk
tidak terbakar, melainkan disimpan di dalam badan selaku lemak serta gula.
Bila insulin tidak cukup buat mengganti glukosa jadi tenaga hingga
Penelitian ini sesuai dengan studi Isnaini & Ratnasari, 2018 Status
dan mencegah diabetes. Menurut (Bancin & Christy, 2020) aktivitas fisik
dengan tenaga yang dikeluarkan, serta didukung oleh faktor risiko lain
e. Lama menderita
penurunan progresi sekresi insulin akibat kerusakan sel beta pancreas akan
cocok dengan riset Suryati et al., 2019 semakin lama seseorang mengidap
mengurangi sirkulasi dan adanya luka di kaki yang sering tidak dirasakan
(Husniawati, 2015).
f. Riwayat keturunan
kandungan gula darah yang tidak wajar dibandingkan dengan yang tidak
(Brunner & Suddarth, 2013). Seseorang akan lebih cepat sakit diabetes jika
Surpiatna, 2016) risiko terjadinya diabetes pada anak dengan diabetes pada
salah satu orang tuanya adalah 15% dan dengan diabetes pada kedua orang
tuanya 75% .
merefleksikan baik kerentanan genetik serta paparan aspek gaya hidup jadi
hidup dengan kerutinan yang sama dalam pola hidup berbahaya antara
2. Status gizi
dengan berat badan normal ialah paling banyak serta 3 responden sebesar
cukup, kadar lemak yang tinggi menekan penyerapan glukosa dalam tubuh,
2019).
46
jumlah reseptor insulin pada sel-sel seluruh tubuh. IMT normal, tetapi
orang sebesar 60%, perihal ini disebabkan kandungan gula darah tidak
sangat baik dengan IMT dan dapat digunakan sebagai pelengkap atau
47
sebagai pengganti yang sama dalam situasi pasien tidak dapat ditimbang
(Brito et al., 2016). LILA merupakan alat yang berguna sebagai penanda
malnutrisi, pada pasien yang berat dan tingginya tidak dapat ditentukan,
ditemukan korelasi yang kuat antara LILA dengan berat badan pada lansia
Jika penurunan berat badan tidak terukur, LILA merupakan faktor yang
penuaan pada lanjut usia massa otot menurun sebaliknya massa lemak
responden adalahh 221.98 mg/dl. Riset ini sesuai dengan penelitian (Rahayu
et al., 2020) menampilkan rata-rata kadar glukosa darah puasa adalah 217,8
48
mg/dl untuk responden wanita serta 187 mg/dl untuk responden pria. Riset
serum, yang diatur secara ketat di dalam tubuh (Damayanti, 2015). Diabetes
tipe 2 terjalin kekurangan insulin yang dibuat oleh pancreas dalam jumlah
wajar, yang tidak bekerja secara efisien, ataupun terjalin resistensi insulin
(Ugahari et al., 2016). Glukosa darah yang tinggi disebabkan oleh penurunan
otot dan lemak (Djakani et al., 2013). Menurut analisa peneliti, sebagian
penderita yang turut kelas prolanis tidak melaksanakan kontrol teratur serta
minum obat serta pola makan yang kurang baik ini diakibatkan sebab kurang
pengetahuan penderita.
C. Keterbatasan Penelitian
salah satu ketidak lengkapnya informasi penderita yang bisa diteliti sehingga
tidak bisa dijadikan sebagai variabel penelitian, seperti data pola makan,
D. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini implikasi dari status gizi yaitu kelebihan
gizi, efek jangka panjang dari kelebihan gizi pada penderita DM tipe 2 akan
kondisi, perlu adanya perbaikan gizi bagi penderita DM tipe 2 sehingga dapat
mencapai status gizi yang baik dan kadar glukosa darah yang normal.
BAB VI
A. KESIMPULAN
dan kadar glukosa darah puasa pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di
status gizi obesitas, 37 responden memiliki gizi normal. Dan status gizi
sangat kurus dan kurus dengan hasil yang sama yaitu 1 responden .
109.573 mg/dl. Glukosa darah puasa terendah 60 mg/dl dan tertinggi 498
50
51
glukosa darah puasa berada antara 197.75 mg/dl sampai dengan 246.20
mg/dl.
B. SARAN
3. Bagi Pasien
status gizi dalam rentan normal dan pentingnya kadar glukosa darah puasa
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Aji Wibowo, M. I. N., Fitri, F. M., Yasin, N. M., Kristina, S. A., & Prabandari, Y.
S. (2021). Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Beberapa Puskesmas Kabupaten Banyumas. Jurnal Kefarmasian Indonesia,
11(2), 98–108. https://doi.org/10.22435/jki.v11i2.3635
Amila, Utami, N., & Marbun, A. S. (2020). Hubungan status gizi berdasarkan
lingkar lengan atas ( LiLA ) dengan tekanan darah pada pasien Diabetes
Mellitus. Holistik Jurnal Kesehatan, 14(1), 140–148.
Arania, R., Triwahyuni, T., Esfandiari, F., & Nugraha, F. (2021). Hubungan Antara
Usia, Jenis Kelamin, dan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Diabetes
Mellitus Di Klinik Mardi Waluyo Lampung Tengah Resti. 5(September), 146–
153.
Ariyani, D., Achadi, E., & Irawati, A. (2012). Kekurangan Energi Kronis pada
Wanita Indonesia Validity Mid-Upper Arm Circumference to Detect Chronic
Energy Malnutrition Risk of Indonesian Women. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, 7(2), 83–90.
Bancin, L., & Christy, J. (2020). Status Gizi Lansia (cetakan pe). Deepublish.
Banowati, L. (2014). Ilmu Gizi Dasar (F. Pratama (ed.); cetakan pe). Deepublish.
Betteng, R., & Mayulu, N. (2020). Analisis Faktor Resiko Penyebab Terjadinya
Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Dipuskesmas
Wawonasa. Jurnal E-Biomedik (EBM), 2(2), 404–412.
Brito, N. B., Pablo, J., Llanos, S., Ferrer, M. F., Castellanos, N. C., Xiomara, C.,
Rodríguez, A., & Palacio, E. (2016). Relationship between Mid-Upper Arm
Circumference and Body Mass Index in Inpatients. 78(cm), 1–10.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0160480
Chrisianto, E., Rosdiana, D., & Suryani. (2016). Gambaran Status Gizi Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Ariin Achmad
Provinsi Riau. 3(1), 12 halaman.
52
53
Das, A., Saimala, G., Reddy, N., Mishra, P., Giri, R., Kumar, A., Raj, A., Kumar,
G., Chaturvedi, S., Babu, S., Srikantiah, S., & Mahapatra, T. (2019). Mid-
upper arm circumference as a substitute of the body mass index for assessment
of nutritional status among adult and adolescent females : learning from an
impoverished Indian state. Public Health, 179, 68–75.
https://doi.org/10.1016/j.puhe.2019.09.010
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun2019. 3511351(24).
Djakani, H., Masinem, T. V, Mewo, Y. M., Biokimia, B., Kedokteran, F., Sam, U.,
& Manado, R. (2013). Gambaran kadar gula darah puasa pada laki- laki usia
40-59 tahun 2. Jurnal E-Biomedik (EBM), 1(1), 71–75.
Djiwandono, P. (2015). Meneliti Itu Tidak Sulit : Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan Bahasa (cetakan 1). Penerbit Deepublish.
Etika, A., & Monalisa, V. (2016). Riwayat Penyakit Keluarga dengan Kejadian
Diabetes Mellitus. 4(1), 51–57.
Fathurohman, I., Fadhilah, M., & Kunci, K. (2016). Gambaran Tingkat Risiko dan
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Buaran , Serpong Description of Risk Level and Factors Related to Risk of
Type 2 Diabetes Mellitus in Buaran , Serpong. Jurnal Kedokteran Yarsi,
24(3), 186–202.
54
Fradinata, E., Rahayu, L., Rusdiana, S., & Kesuma, Z. (2018). Pengantar
Biostatistika Dan aplikasinya Pada Status Kesehatan Gizi Remaja (H. Sofyan
(ed.); Cetakan Pe). Syiah Kuala University Press Darussalam-Banda
Aceh,2111.
Harsari, R. H., Fatmaningrum, W., & Prayitno, J. H. (2018). Hubungan Status Gizi
dan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Association
between Nutritional Status and Blood Glucose Level in Type 2 Diabetes
Mellitus. 6(2), 2–6. https://doi.org/10.23886/ejki.6.8784.Abstrak
International Diabetes Federation. (2019). IDF Diabetes Atlas Ninth edition 2019.
In International Diabetes Federation. http://www.idf.org/about-
diabetes/facts-figures
Irwan. (2018). Etika dan Perilaku Kesehatan (Cetakan II). CV Absolute Media.
Isnaini, N., & Ratnasari. (2018). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes
mellitus tipe dua Risk factors was affects of diabetes mellitus type 2. Jurnal
Keperawatan Dan Kebidanan Aisyiyah, 14(1), 59–68.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31101/jkk.550
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Pusat
Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 1–8.
Komariah, & Rahayu, S. (2020). Hubungan Usia , Jenis Kelamin Dan Indeks Massa
Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
2 Di Klinik Pratama Rawat Jalan Proklamasi , Depok , Jawa Barat. Jurnal
Kesehatan Kusuma Husada, May, 41–50.
https://doi.org/10.34035/jk.v11i1.412
55
Kusnadi, G., Murbawani, E., & Fitranti, D. (2019). Faktor risiko diabetes melitus
tipe 2 pada petani dan buruh. Journal Of Nutrition College, 6(August), 18–
148. https://doi.org/10.14710/jnc.v6i2.16905
Lasabuda, T., Wowor, P., & Mewo, Y. (2015). Gambaran Indeks Massa Tubuh (
IMT ) Jamaah Masjid Al- Fatah Malalayang. Jurnal E-Biomedik (EBM), 3(3),
9–12.
Lestari, D. D., & Purwanto, D. S. (2013). Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa
Pada Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Dengan Indeks Massatubuh. 991–996.
Masi, G., & Oroh, W. (2018). Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes
Melitus. Jurnal Keperawatan, 6(1), 1–6.
Masruroh, E. (2018). Hubungan Umur dan Status Gizi dengan Kadar Gula Darah
penderita Diabetes Melitus Tipe II. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6(2), 153–163.
Mulyasari, I., & Purbowati. (2018). Jurnal Gizi Indonesia Lingkar lengan atas dan
panjang ulna sebagai parameter antropometri untuk memperkirakan berat
badan dan tinggi badan orang dewasa. Jurnal Gizi Indonesia, 7(1), 30–36.
Nasution, N., & Jauhari, A. (2015). Nutrisi dan Keperawatan (Cetakan 1). Jaya
Imu.
Norsaipah, Netty, & Jalpi, A. (2020). Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Riwayat
Keluarga Dengan Kejadian Diabetes Melitus Pada Masyarakat Di Puskesmas
Cempaka Putih Kota Banjarmasin Tahun 2020.
Nuraini, H. Y., & Surpiatna, R. (2016). Artikel Penelitian Hubungan Pola Makan ,
Aktivitas Fisik dan Riwayat Penyakit Keluarga Terhadap Diabetes Melitus
Tipe 2. 05(01), 5–14.
Nuraisyah, F., Ruliyandari, R., & Matahari, R. (2020). Riwayat Keluarga Diabetes
Tipe II dengan Kadar Gula Darah. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan
’Aisyiyah, 16(2), 253–259.
56
Nurfantri, & Yuniar, D. (2016). Identifikasi Status Nutrisi Dan Resiko Malnutrisi
Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Minaula Kota Kendari.
Dunia Keperawatan, 4(September), 93–99.
Pahlawati, A., & Nugroho, P. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Usia
dengan Kejadian Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Kota
Samarinda Tahun 2019. 2030, 1–5.
Par’i, H., Wiyono, S., & Harjatmo, T. (2017). Penilaian Status Gizi. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Pratiwi, S., Prihandhani, I., & Pradiptha, I. (2020). Hubungan Indeks Massa Tubuh
(Imt) Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe Ii Di Wilayah Kerja Unit Pelayanan Teknis Daerah (Uptd) Puskesmas I
Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Barat. Jurnal Medika Karya Ilmiah
Kesehatan, 5(2).
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2013). Profil kesehatan provinsi jawa
tengah tahun 2013. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 1–253.
Rahayu, P., Handayati, A., & Suhariyadi. (2020). Hubungan Kadar Gula Darah
Puasa Dan Profil Lipid Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan
Kejadian Stroke Iskemik di RSUD R.A Basoeni Mojokerto. Jurnal Biosains
Pascasarjana, 22(2), 50–62.
Sa’pang, M., Puili, D., & Sitoayu, L. (2018). Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dan Rasio Lingkar Puasa pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Ii Di
Puskesmas Kebayoran Lama , Jakarta Selatan. 10(April), 45–50.
Santoso, A., Trijanto, P., & Endiyono. (2017). Hubungan Riwayat Garis Keturunan
dengan Usia Terdiagnosis Diabetes Melitus Tipe II. 1–6.
Septiana, T., Sulendri, N., & Suhaema. (2015). Gambaran Riwayat Pola Makan
Dan Status Gizi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram. Jurnal Kesehatan Prima, 9(1), 1444–1456.
57
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (ed.); Cetakan
1). Literasi Media Publishing.
Sudaryanto, A., Setiyadi, N., & Frankilawati, D. (2014). Hubungan Antara Pola
Makan, Genetik Dan Kebiasaan Olahraga Terhadap Kejadian Diabetes
Melitus Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan, Banjarsari. December,
19–24. https://doi.org/10.13140/2.1.3702.9448
Supariasa, Nyoman, Dewa, I., Bakri, B., & Fajar, I. (2016). Penilaian Status Gizi
(E. Rezkina & C. Agustin (eds.); Ed. 2). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suryani, Rosdiana, D., & Christianto, E. (2016). Gambaran Status Gizi Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Ariin Achmad
Provinsi Riau. 3(1), 12 halaman.
Suryanti, S. D., Raras, A. T., Dini, C. Y., & Ciptaningsih, A. H. (2019). Hubungan
Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2. 13(2), 86–90.
Suryati, I., Primal, D., & Pordiati, D. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Lama Menderita Diabetes Mellitus ( Dm ) Dengan Kejadian Ulkus
Diabetikum Pada Pasien Dm Tipe 2. Jurnal Kesehatan Perintes, 6, 1–8.
Syahrizal, D., & Puspita, N. (2020). Metabolisme dan Bioenergetika (N. Hasanah,
Nurul, Hikmah (ed.); 1st ed.). Syiah Kuala University Press.
Trisnawati, S., & Setyorogo, S. (2013). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus
Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1), 6–11.
Trisnawati, S., Widarsa, T., Suastika, K., Trisnawati, S., Widarsa, T., Suastika, K.,
Iii, P., Selatan, D., & Iv, P. (2013). Laporan hasil penelitian Faktor risiko
diabetes mellitus tipe 2 pasien rawat jalan di Puskesmas Wilayah Kecamatan
Denpasar Selatan Risk factors of type 2 diabetes mellitus of outpatients in
the community health centres of South Denpasar Subdistrict Pendahuluan
Metode Desain yang digunakan dalam penelitian ini. 1.
Ugahari, L. E., Mewo, Y. M., & Kaligis, S. H. M. (2016). Gambaran kadar glukosa
darah puasa pada pekerja kantor. Jurnal E-Biomedik, 4(2).
Ujiani, S. (2015). Hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan kadar
kolesterol penderita obesitas rsud abdul moeloek provinsi lampung. Jurnal
Kesehatan, VI(1), 4–48. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26630/jk.v6i1.24
Vieira, M., Saintrain, D. L., Lais, R., Sandrin, P., Arrais, M., Bandeira, C., Ofe,
A., & Braga, A. (2019). Nutritional assessment of older adults with diabetes
mellitus. 155. https://doi.org/10.1016/j.diabres.2019.107819