Disusun oleh :
Alyfia Rahmah Putri - 2020350058
UNIVERSITAS SAHID
2024
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
Laporan Praktik Kerja Lapang Manajemen Asuhan Gizi Klinik Rumah Sakit di RSUD Cibinong
Jenis Kasus :
1. Kasus Penyakit Dalam (Chronic Kidney Disease on HD and Emergency HiPertensi )
2. Kasus Anak (Susp. Epilepsi)
Nama Mahasiswa : Alyfia Rahmah Putri – 2020350053
Disetujui oleh,
Diketahui oleh,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat serta
nikmatnya yang sangat berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapang
(PKL) bidang manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
yang telah dilaksanakan pada 07 Desember – 23 Desember 2023. PKL bidang MAGK merupakan
program pendidikan Sarjana Gizi yang harus diikuti seluruh mahasiswa Program Studi S1 Gizi,
Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid Jakarta untuk memenuhi kompetensi
dan mendapatkan wawasan utama di dunia profesional. Kegiatan PKL dalam menyusun laporan
PKL ini dapat terselesaikan dengan baik atas bimbingan dan dukungan dari beberapa pihak terkait.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Khoirul Anwar, S.Gz., M.Si selaku Ketua Program Studi Gizi, Fakultas Teknologi
Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid
2. Ibu Wardina Humayra, S.Gz., M.Si selaku Dosen Pembimbing PKL RS
3. Ibu Suci Reno Monalisa, SKM., MKM., RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD
Cibinong
4. Ibu Catur Endri Esmiati, S.Gz., RD selaku Koordinator CI dalam Praktik Manajemen
Asuhan Gizi Klinik
5. Kak Yulia Purnama Sari , S.Gz selaku CI dalam Praktik Manajemen Asuhan Gizi Klinik
6. Seluruh Ahli Gizi RSUD Cibinong dalam membimbing Praktik Manajemen Asuhan
Gizi Klinik
7. Seluruh staff dan karyawan di Instalasi Gizi RSUD Cibinong yang telah membantu
dalam menjalankan kegiatan PKL
8. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberi dukungan moral, doa, dan materil
9. Teman dekat dan teman kelompok PKL RSUD Cibinong Kloter 3 yang telah bekerja
sama dan berbagi suka-duka selama kegiatan PKL
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu
penulis membutuhkan masukan, kritik, dan saran yang membangun untuk perbaikan. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah
diberikan.
Penulis
LAPORAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF
Disusun oleh :
Alyfia Rahmah Putri - 2020350058
UNIVERSITAS SAHID
2024
BAB I
LATAR BELAKANG
NRM : 1132XXXX
Nama : Tn. A
Usia : 49 tahun
Pekerjaan : Perhotelan
Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak menyerang warga
dunia. Siapapun dapat terserang penyakit ginjal, tanpa memandang usia ataupun ras. Salah
satunya adalah gagal ginjal kronik. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan kerusakan ginjal
yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, berdasarkan kelainan patologi atau petanda kerusakan
ginjal seperti kelainan di urinalis dengan atau tanpa penurunan laju penyaringan (filtrasi)
glomerulus. Di samping itu PGK terdiagnosis bila laju penyaringan (filtrasi) glomerulus
kurang dari 60 ml/menit/1,73 m² meskipun tidak ditemukan kelainan urin. Jika Penyakit ginjal
kronik ini tidak segera ditangani dengan serius gagal ginjal kronik menimbulkan banyak
komplikasi yaitu anemia, neuropati perifer, komplikasi kardiopulmoner, komplikasi
gastrointestinal, disfungsi seksual, defek skeletal, parestesia, disfungsi saraf motorik (foot
drop dan paralisis flasid), fraktur patologis (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2017).
Hipertensi merupakan penyakit yang sampai sekarang banyak ditemukan di dunia, bahkan
sampai sekarang kasus hipertensi terus meningkat seiring kemajuan zaman, yaitu dengan
peningkatan perubahan pola hidup yang tidak sehat. Dahulu hipertensi banyak di temukan
pada kasus-kasus usia lanjut, tetapi sekarang hipertensi sudah mulai banyak di temukan pada
usia muda. Penyebab Hipertensi sudah banyak di perbincangkan, dan yang paling sering di
bahas adalah dua penyebab hipertensi yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer mendominasi penyebab hipertensi yaitu 95 % hipertensi adalah hipertensi
primer yang disebut juga hipertensi esensial, dan sisanya 5% adalah hipertensi sekunder.
Salah satu penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal yang biasa dikenal
dengan hipertensi renal. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami peningkatan
tekanan sistole dan atau diastole, tetapi sebenarnya peningkatan ini terjadi akibat 2 parameter
yang meningkat yaitu peningkatan tahanan perifer total tubuh dan peningkatan cardiac
output / curah jantung (Gambar 2). Sehingga dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang
menyebabkan terjadinya peningkatan salah satu atau keduanya, maka akan menyebabkan
orang tersebut mengalami peningkatan tekanan darah
Penyakit hipertensi pada dasarnya adalah penyakit yang dapat merusak pembuluh darah, jika
pembuluh darahnya ada pada ginjal, maka tentu saja ginjalnya mengalami kerusakan.
Seseorang yang tidak mempunyai gangguan ginjal, tetapi memiliki penyakit hipertensi dan
tidak diobati akan menyebabkan komplikasi pada kerusakan ginjal, dan kerusakan ginjal yang
terjadi akan memperparah hipertensi tersebut. Kejadian ini menyebabkan tinkat terapi
hemodialis menjadi tinggi dan angka kematian akibat penyakit ini juga cukup tinggi.
Hipertensi menyebabkan rangsangan barotrauma pada kapiler glomerolus dan meningkatkan
tekanan kapiler glomerolus terebut, yang lama kelamaan akan menyebabkan
glomerolusclerosis. Glomerulusclerosis dapat merangsang terjadinya hipoksia kronis yang
menyebabkan kerusakan ginjal. Hipoksia yang terjadi menyebabkan meningkatnya kebutuhan
metabolisme oksigen pada tempat tersebut, yang menyebakan keluarnya substansi vasoaktif
(endotelin, angiotensin dan norephineprine) pada sel endotelial pembuluh darah lokal tersebut
yang menyebabkan meningkatnya vasokonstriksi. Aktivasi RAS (Renin Angiotensin Sistem)
disamping menyebabkan vasokontriksi, juga menyebakan terjadinya stres oksidatif yang
meningkatkan kebutuhan oksigen dan memperberat terjadinya hipoksia. Stres oksidatif juga
menyebabkan penurunan efesiensi transport natrium dan kerusakan pada DNA, lipid &
protein, sehingga pada akhirnya akan menyebakan terjadinya tubulointertitial fibrosis yang
memperparah terjadinya kerusakan ginjal
Gambar 1. Patofisiologi CKD dengan hipertensi
Adapun bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan yaitu terdapat dalam tabel berikut.
Tabel 1. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan pada Diet Dialisis
Sumber Bahan Makanan yang Bahan Makanan yang Tidak
Dianjurkan Dianjurkan
Karbohidrat Nasi, bihun, jagung, mie,
kentang, makaroni, roti, biskuit,
tepung sagu, tapioka, pudding
Protein Ayam, daging, ikan, Susu Kacang kacangan dan hasil
olahannya, tahu, tempe, ikan asin.
Lemak Minyak kelapa sawit, minyak Santan kelapa, minyak kelapa,
jagung, minyak kacang tanah, mentega, dan margarin niasa,
minyak kedelai, ayam dengan kulit
margarin/mentega rendah garam.
Sayuran Semua jenis sayuran kecuali Sayuran tinggi kalium untuk
pada kondisi hiperkalemia kondisi hiperkalemia seperti
dianjurkan memilih sayuran daun singkong , bayam,
rendah kalium seperti, wortel, asparagus, kembang kol,
labu siam, buncis. kangkung
Buah-buahan Semua buah kecuali pada kondisi Buah tinggi kalium pada kondisi
hiperkalemia dianjurkan memilih hiperkalemia seperti, pisang,
sayuran rendah kalium seperti belimbing, bit, alpukat, mangga,
pepaya, pir, apel. semangka, melon
Skrinning gizi merupakan proses sederhana dan cepat yang dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan akan tetapi cukup sensitif untuk mendeteksi pasien yang berisiko
malnutrisi dan tidak malnutrisi serta perlu tindak lanjut tindakan. Metode skrining yang
digunakan untuk pasien dewasa adalah Malnutrition Screening Tools (MST)
b. 1-5 kg 1
c. 6-10 kg 2
d. 11-15 kg 3
e. >15 kg 4
a. Ya 1
b. Tidak 0
Total Skor 2
27/01/2024
Profil Hematologi
BProfil Protein
Berdasarkan hasil pengamatan klinis saat pengkajian awal Os berdasarkan tabel diatas
didapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah dalam keadaan tinggi, denyut nadi, laju pernapasan,
dan suhu termasuk dalam keadaan yang normal serta nadi dalam keadaan rendah.
Domain Hasil
Kesadaran Composmentis
Mual Ada
Muntah Tidak Ada
Lemas Ada
Berdasarkan hasil pengkajian awal Os mengeluh mual, lemas dan muntaber serta terdapat penurunan nafsu
makan berkaitan dengan konstitensi makanan os lunak, dimana Os tidak meyukai makanan yang lunak atau
lembek.
Berdasarkan hasil recall 1x24 SMRS didapatkan Os pada makan pagi hari mengkonsumsi bubur,
dimana bubur tidak habis, hanya dikonsumsi sebmayak 4 suap dengan lauk ayam yang
dikonsumsi setengahnya. Untuk camilan pagi, Os mengkonsumsi1 buah semangka dan 1 snack
cracker. Untuk makan siang Os diberkan makanan dari rumah sakit, yaitu nasi tim namun tidak
dimakan sama sekali, sedangkan untuk lauk os mengonsumsi sayur asem, tempe sebanyak ½
porsi. Untuk camilannya setelah makan siang Os mengkonsumsi roti sebanyak 1/2 potong.
Kemudian untuk makan malam Os mengonsumsi tahu rebus dan rolade sebanyak ½ porsi
Tabel. 4 Asupan SMRS Tn.A
SMRS
Zat Gizi Kebutuhan Kategori
Jumlah %SMRS
Hasil recall 24 jam Os menunjukan hasil asupan Os sebelum masuk rumah sakit
dapat diketahui bahwa asupan energi, protein dan lemak berada dalam kategori defisit tingkat
berat serta, karbohidrat berada dalam kategori defisit tingkat sedang
Nicardipine
titrasi per
0.5 mg/jam
dan duodenum,
regimen eradikasi H.
pylori pada tukak
Omeprazole Gangguan astritis, sakit Tidak ada interaksi dengan
peptik, refluks
Injeksi kepala, dan ruam kulit makanan
esofagitis, Sindrom
Zollinger Ellison
(BPOM).
Andancentr
on injeksi
Candesartan
Clonidin
Herbeser
CD
Carvadilol
Asam Folat
Bicnat
Coco3
Vitamin
b12
Os merupakan seorang kepala keluarga berusia 49 tahun 2 bulan 11 hari. Os tinggal bersama istri
dan anaknya. Kegiatan Os sehari – hari adalah bekerja di sebuah hotel dengan 6 hari kerja. Os
seharinya mengonsumsi makanan dari rumah dan makanan dari luar. Os jarang berolahraga rutin.
Os telah menjalani terapi Hemodialisis sejak 8 bulan yang lalu. Sejak didiagnosisi CKD os sudah
mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
Tabel 8 Perencanaan kebutuhan Gizi Harian Tn.A Hari ke 1 (80% dari kebutuhan Harian)
Kandungan DBMP 1
Penukar Kandungan Total
Golongan Bahan Satuan
Makanan Penukar Energi Protein Lemak KH Energi Protein Lemak KH
Karbohidrat 4.5 175 4 0 40 787.5 18 0 180
Protein hewani (RL) 3 50 7 2 0 150 21 6 0
Protein hewani (LS) 2 75 7 5 0 150 14 10 0
Protein nabati 2 75 5 3 7 150 10 6 14
Sayuran A 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sayuran B 1 25 1 0 5 25 1 0 5
Sayuran C 0 50 0 0 10 0 0 0 0
Buah 2 50 0 0 12 100 0 0 24
Gula 0.25 50 0 0 12 12.5 0 0 3
Minyak tak jenuh 4 50 0 5 0 200 0 20 0
Minyak jenuh 1 50 0 5 0 12.5 0 1.25 0
Madu 0.25 50 0 0 12 25 0 0 6
Susu 0.5 460.0 17.0 15.0 62.0 115 4.25 3.75 15.5
Total Ketersediaan 1815 68.25 55.75 247.5
Kebutuhan 80% 1840 63 51.2 266.8
Persentase 98.64% 108.33% 108.89% 92.77%
Kandungan DBMP 1
Penukar Kandungan Total
Golongan Bahan Makanan Satuan Penukar Energi Protein Lemak KH Energi Protein Lemak KH
Karbohidrat 5 175 4 0 40 875 20 0 200
Protein hewani (RL) 3 50 7 2 0 150 21 6 0
Protein hewani (LS) 3 75 7 5 0 225 21 15 0
Protein nabati 0.75 75 5 3 7 56.25 3.75 2.25 5.25
Sayuran A 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sayuran B 2 25 1 0 5 50 2 0 10
Sayuran C 0 50 0 0 10 0 0 0 0
Buah 2 50 0 0 12 100 0 0 24
Gula 1 50 0 0 12 50 0 0 12
Minyak tak jenuh 4 50 0 5 0 200 0 20 0
Minyak jenuh 0.5 50 0 5 0 25 0 2.5 0
Susu 1 460.0 17.0 15.0 62.0 460 17 15 62
madu 1 50.0 0.0 0.0 12.0 50 0 0 12
Total Ketersediaan 2241.25 84.75 60.75 325.25
Kebutuhan 100% 2300 78.8 64 333.5
107.55
Persentase 97.45% % 94.92% 97.53%
Protein nabati 2 1 1
Sayuran A 0
Sayuran B 1 1 1
Sayuran C 0
Buah 2 1 1
Minyak jenuh 1 1
Sayuran B 2 2
Sayuran C 0
Buah 2 1 1
Gula 1 1
Minyak jenuh 2 1 1
Sayuran A 0
Sayuran B 2 1 1
Sayuran C 0
Buah 2 1 1
Perencanaan monitoring dan evaluasi ini untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi
pasien selama menjalankan intervensi. Monitoring dilakukan untuk mengetahui pencapaian dari
tujuan diet yang diberikan kepada pasien apakah sudah sesuai dan dapat mencapai target dan akan
dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Tabel 16. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi Tn. A
Parameter H1 H3
Lila (cm) 23.5 cm 23.5 cm
Ulna (cm) 26 cm 26 cm
BB sebelum dan
sesudah HD ( 31 Januari 63 kg (sebelum HD) 61.7 kg (sesudah HD)
2024)
Berdasarkan pemantauan antropometri Os selama 3 hari, tidak terjadi perubahan LiLA dan
Ulna, namun BB kering dan
Hasil data lab yang didapatkan pada awal pengkajian gizi di tanggal 1 februari 2024
didapatkan dari hasil pemeriksaan Os pada saat masih di IGD. Untuk hasil lab berikutnya
tidak didapatkan dikarenakan setelah hemodialisis Os tidak dilakukan pemeriksaan lab
kembali.
Dari hasil pengkajian di awal, Os dengan kesadaran umum yang sedang dan dengan
kesadaran yang composmentis, kemudian Os juga mengeluh mual dan muntaber. Hal ini
berlangsung selama 2 hari di tanggal.
Monitoring dan Evaluasi Data Asupan Gizi
Melakukan monitoring terhadap asupan makanan Os selama diberikan intervensi untuk
mengetahui tingkat kecukupan energi dan zat gizi sesuai dengan kebutuhan pasien. Intervensi gizi
ini diberikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan Os. Os diberikan diet pasca bedah untuk
mengoptimalkan kondisi pasien yang telah melakukan operasi agar lebih terkontrol. Monitoring
perbandingan asupan makan 80% dari kebutuhan total dari pasien selama hari, sebagai berikut.
Hari 1
Kebutuhan
Zat Gizi
80% Asupan Asupan Total
% % %
RS luar RS Asupan
Hari 2
Kebutuhan
Zat Gizi
100% Asupan Asupan Total
% % %
RS luar RS Asupan
100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Sebelum masuk rumah sakit, asupan makan Os termasuk kedalam defisit tingkat
ringan dan defisit tingkat berat karena Os mengalami penurunan nafsu makan. Pada hari
pertama hingga hari ketiga intervensi, os diberikan diet dialisis tinggi energi dengan
pemberian 80% dari kebutuhan zat gizi os. asupan os pada hari pertama hingga hari
ketiga mengalami peningkatan dibandingakan sebelum intervensi. pada hari pertama
intervensi belum memenuhi tingkat gizi yang sesuai dengan kebutuhan. hal tersebut
terjadi dikarenakan os yang kurang menyukai konstitensi makanan yang diberikan. pada
hari kedua os mengalami peningkatan asupan makan karena konstitensi makanan diganti
menjadi makanan biasa.
Monitoring dan Evaluasi Pengetahuan
Pelaksanaan edukasi dan sesi tanya jawab dilakukan secara tatap muka dengan pasien
dan keluarga pasien. Edukasi tersebut berisi pemaparan materi yang menggunakan media
leaflet, leaflet tersebut membahas tentang diit Dialisis, dan daftar bahan makanan penukar.
Edukasi tersebut dilakukan pada tanggal 01 februari 2024 yang bertempat di ruang melati
lantai 2 di ruangan 205, pemberian materi edukasi tersebut meliputi tujuan diet, syarat diet,
contoh menu makanan, porsi makan, jadwal makan, bahan makanan penukar, makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan. Evaluasi pemberian materi sudah berjalan sesuai rencana
dikarenakan pihak keluarga sempat menanyakan beberapa hal sehingga pemberian materi ini
bersifat dua arah.
V Penutup
6.1 Kesimpulan
Os merupakan kepala keluarga yang berusia 49 tahun dengan diagnosis CKD on HD
dan Emergency Hipertensi. Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri, status gizi Os
tergolong normal dengan IMT 21 kg/m2. Os diberikan intervensi berupa diet dialisis dengan
tinggi protein dan konsistensi makan biasa. Berdasarkan hasil pengamatan monitoring dan
evaluasi pemberian intervensi selama tiga hari, didapatkan hasil monitoring asupan Os
mengalami peningkatan dibandingkan sebelum intervensi. Pada hari pertama intervensi,
asupan makan os tidak mengalami peningkatan dikarenakan os masih mual dan lemas serta
os kurang suka dengan makanan yang diberikan dan kurang berselera. Perubahan hasil
laboratorium tidak dapat dilihat dikarenakan Os melakukan pengecekan laboratorium hanya
saat di poli sebelum melakukan proses operasi dan untuk pasca bedah Os tidak dilakukan
pengecekan kembali terhadap hasil laboratorium tersebut. Konseling dan edukasi dilakukan
dengan pemberian materi edukasi berupa leaflet yang diberikan secara langsung, materi
edukasi juga diberikan secara langsung kepada pasien dan pihak keluarga pasien dengan
pemberian yang berjalan dengan lancar karena keluarga pasien sempat menanyakan beberapa
hal sehingga edukasi ini berjalan dengan dua arah.
Lampiran 1. Dokumentasi
Foto Makanan
Waktu Makan
Sebelum Sesudah
Hari 1
Makan Pagi
Selingan Pagi
Makan Siang
Selingan Siang
Foto Makanan
Waktu Makan
Sebelum Sesudah
Makan Sore
Hari 2
Makan Pagi
Selingan Pagi
Makan Siang
Foto Makanan
Waktu Makan
Sebelum Sesudah
Selingan Siang
Makan Sore
Hari 3
Makan Pagi
Selingan Pagi
Foto Makanan
Waktu Makan
Sebelum Sesudah
Makan Siang
Selingan Siang
Makan Sore
Media Proses
(Leaflet DBMP) (Leaflet CKD) (Penyakit Dalam)
2024
Identitas Pasien
NRM : 1134XXXX
Nama : An. N
Jenis Kelamin : PeremPuan
Tanggal Lahir : 17/06/2010
Usia : 13 tahun 7 bln 17 hr
Pekerjaan : Siswa menengah
Tanggal Kasus : 02/01/2024
Diagnosis Medis : Penurunan kesadaran ec Susp. Status Epileptikus
ASESMENT GIZI
Antropometri
TB = 153 cm - -
BB = 60 kg - -
25.6 – 19.3
=
22.4 – 19.3
6.3
=
3.1
= 2.03
Biokimia
Hasil pemeriksaan laboratorium Os tersedia pada tabel berikut :
Riwayat Gizi/Dietary
Riwayat Personal
Os berusia 13 tahun 7 bulan 11 hari merupakan anak ke dari bersaudara. Os mengalami
kejang pertama pada usia 3 bulan. Menjalani terapi rutin dan mengonsumsi obat anti epilepsi
sampai berada di kelas 6 sd berhenti minum obat. Os mengalami kambuh pada bulan
september karena memakan makanan pedas, dirawat inap selama 8 hari. Lalu OS kembali
mendapat serangan kejang pada hari jumat, 1 februari 2024 di sekolah Os lalu dibawa pulang
oleh ibu Os. Os mengalami penurunan kesadaran dan tidak sadrkan diri saat dibawa ke IGD
pada malam harinya.riwayat penyakit Os sekarang adalah penurunan kesadaran ec susp
epileptikus dan keluarga os memiliki riwayat penyakit lambung.
Terapi Medis
Tabel 3.7 Interaksi Obat dan Makanan An. F
Nama Obat Indikasi Pemberian Efek samping Interaksi
dengan
gizi/makanan
ceftriaxon
2x 1 gr
pct 4x 500
mg
phenitoin
Pembengkakan
pada kaki,
hipernatremia, rasa
haus, demam,
takikardi, Tidak ada
Pengganti cairan hipertensi, sakit interaksi
NaCl 0,9%
tubuh (BPOM) kepala, pusing, dengan
kelelahan, makanan
iritabilitas, mulut
kering, infeksi di
daerah
penyuntikan.
Mengantuk,
kelemahan otot,
ataksia, gangguan Dapat
Untuk pasien dengan
mental, amnesia, berinteraksi
Diazepam status epileptikus,
ketergantungan, dengan kafein
10 mg kejang demam
depresi pernapasan, dan jus jeruk
(BPOM)
kepala terasa ringan bali
hari berikutnya,
bingung
An.A usia 13 tahun, maka menggunakan rasio 3 : 1, dimana 4 gram lemak : 1 gram
( Karbohidrat + Protein)
2. Perhitungan Kebutuhan
Zat Gizi Kebutuhan 100% Kebutuhan 80%
INTERVENSI GIZI
2. Tujuan intervensi
a. Meningkatkan asupan zat gizi pasien sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Os
b. Membantu meningkatkan pelaksanaan dan penerimaan diet sesuai kebutuhan
pasien
c. Menjaga Menjaga kondisi pasien agar tidak kejang melalui pemberian diet
ketogenik
d. Memberikan diet dengan memperhatikan faktor tumbuh kembang anak
e. Meningkatkan pengetahuan orang tua melalui edukasi gizi
3. Implementasi Gizi
a. Pemberian Diet (ND/ Nutrition Delivery)
i. Jenis diet : Diet Ketogenik
ii. Bentuk Makanan : Makanan Lunak
iii. Frekuensi Makanan : 3x makanan utama, 2x selingan
iv. Rute Pemberian : Oral
v. Tujuan diet :
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein
2. Memberikan makan bertahap sesuai dengan kondisi pasien
vi. Prinsip dan Syarat Diet :
● Kebutuhan energi sesuai dengan kebutuhan yaitu sebesar 2037 kkal dan diberikan
secara bertahap 80% yaitu sebesar 1630 kkal
● Protein diberikan 15% dari total kebutuhan energi, yaitu 76.4 gram dan diberikan
secara bertahap 80% yaitu 61.1 gram
● Lemak diberikan 50% dari kebutuhan energi yaitu sebesar 113.2 gram dan diberikan
secara bertahap 80% yaitu 90.6 gram (Sampaio, 2016)
● Karbohidrat diberikan 35% dari total kebutuhan energi yaitu sebesar 178.2 gram dan
diberikan secara bertahap yaitu 142.6 gram