Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN STUDI KOMPREHENSIF

PRE-INTERNSHIP GIZI KLINIK KASUS RAWAT


INAP PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG

Disusun oleh :
Alyfia Rahmah Putri - 2020350058

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS SAHID

2024
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Laporan Praktik Kerja Lapang Manajemen Asuhan Gizi Klinik Rumah Sakit di RSUD Cibinong
Jenis Kasus :
1. Kasus Penyakit Dalam (Chronic Kidney Disease on HD and Emergency HiPertensi )
2. Kasus Anak (Susp. Epilepsi)
Nama Mahasiswa : Alyfia Rahmah Putri – 2020350053

Disetujui oleh,

Wardina Humayrah , S.Gz., M.Si Yulia Purnama sari , S.Gz


Dosen Pembimbing PKL RS Clinical Structure (CI)

Diketahui oleh,

Khoirul Anwar, S.Gz., M.Si Suci Reno Monalisa, SKM., MKM., RD


Ketua Program Studi Gizi Usahid Kepala Instalasi Gizi RSUD Cibinong
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat serta
nikmatnya yang sangat berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapang
(PKL) bidang manajemen Asuhan Gizi Klinik (MAGK) di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
yang telah dilaksanakan pada 07 Desember – 23 Desember 2023. PKL bidang MAGK merupakan
program pendidikan Sarjana Gizi yang harus diikuti seluruh mahasiswa Program Studi S1 Gizi,
Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid Jakarta untuk memenuhi kompetensi
dan mendapatkan wawasan utama di dunia profesional. Kegiatan PKL dalam menyusun laporan
PKL ini dapat terselesaikan dengan baik atas bimbingan dan dukungan dari beberapa pihak terkait.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Khoirul Anwar, S.Gz., M.Si selaku Ketua Program Studi Gizi, Fakultas Teknologi
Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid
2. Ibu Wardina Humayra, S.Gz., M.Si selaku Dosen Pembimbing PKL RS
3. Ibu Suci Reno Monalisa, SKM., MKM., RD selaku Kepala Instalasi Gizi RSUD
Cibinong
4. Ibu Catur Endri Esmiati, S.Gz., RD selaku Koordinator CI dalam Praktik Manajemen
Asuhan Gizi Klinik
5. Kak Yulia Purnama Sari , S.Gz selaku CI dalam Praktik Manajemen Asuhan Gizi Klinik
6. Seluruh Ahli Gizi RSUD Cibinong dalam membimbing Praktik Manajemen Asuhan
Gizi Klinik
7. Seluruh staff dan karyawan di Instalasi Gizi RSUD Cibinong yang telah membantu
dalam menjalankan kegiatan PKL
8. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberi dukungan moral, doa, dan materil
9. Teman dekat dan teman kelompok PKL RSUD Cibinong Kloter 3 yang telah bekerja
sama dan berbagi suka-duka selama kegiatan PKL
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu
penulis membutuhkan masukan, kritik, dan saran yang membangun untuk perbaikan. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah
diberikan.

Jakarta, 21 Februari 2024

Penulis
LAPORAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF

PRE-INTERNSHIP GIZI KLINIK


KASUS RAWAT INAP PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN CKD ON HD
DAN EMERGENCY HIPERTENSI

Disusun oleh :
Alyfia Rahmah Putri - 2020350058

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS SAHID

2024
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Pasien

NRM : 1132XXXX

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tanggal Lahir : 10/11/1974

Usia : 49 tahun

Pekerjaan : Perhotelan

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 27/01/2024

Tanggal Awal Intervensi : 30/01/2024

Ruang Melati 2 ruang no 205

Diagnosa Medis : CKD on HD dan HT emergency

1.2 Gambaran Umum Penyakit

Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak menyerang warga
dunia. Siapapun dapat terserang penyakit ginjal, tanpa memandang usia ataupun ras. Salah
satunya adalah gagal ginjal kronik. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan kerusakan ginjal
yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, berdasarkan kelainan patologi atau petanda kerusakan
ginjal seperti kelainan di urinalis dengan atau tanpa penurunan laju penyaringan (filtrasi)
glomerulus. Di samping itu PGK terdiagnosis bila laju penyaringan (filtrasi) glomerulus
kurang dari 60 ml/menit/1,73 m² meskipun tidak ditemukan kelainan urin. Jika Penyakit ginjal
kronik ini tidak segera ditangani dengan serius gagal ginjal kronik menimbulkan banyak
komplikasi yaitu anemia, neuropati perifer, komplikasi kardiopulmoner, komplikasi
gastrointestinal, disfungsi seksual, defek skeletal, parestesia, disfungsi saraf motorik (foot
drop dan paralisis flasid), fraktur patologis (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2017).

Hipertensi merupakan penyakit yang sampai sekarang banyak ditemukan di dunia, bahkan
sampai sekarang kasus hipertensi terus meningkat seiring kemajuan zaman, yaitu dengan
peningkatan perubahan pola hidup yang tidak sehat. Dahulu hipertensi banyak di temukan
pada kasus-kasus usia lanjut, tetapi sekarang hipertensi sudah mulai banyak di temukan pada
usia muda. Penyebab Hipertensi sudah banyak di perbincangkan, dan yang paling sering di
bahas adalah dua penyebab hipertensi yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer mendominasi penyebab hipertensi yaitu 95 % hipertensi adalah hipertensi
primer yang disebut juga hipertensi esensial, dan sisanya 5% adalah hipertensi sekunder.
Salah satu penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal yang biasa dikenal
dengan hipertensi renal. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami peningkatan
tekanan sistole dan atau diastole, tetapi sebenarnya peningkatan ini terjadi akibat 2 parameter
yang meningkat yaitu peningkatan tahanan perifer total tubuh dan peningkatan cardiac
output / curah jantung (Gambar 2). Sehingga dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang
menyebabkan terjadinya peningkatan salah satu atau keduanya, maka akan menyebabkan
orang tersebut mengalami peningkatan tekanan darah

Penyakit hipertensi pada dasarnya adalah penyakit yang dapat merusak pembuluh darah, jika
pembuluh darahnya ada pada ginjal, maka tentu saja ginjalnya mengalami kerusakan.
Seseorang yang tidak mempunyai gangguan ginjal, tetapi memiliki penyakit hipertensi dan
tidak diobati akan menyebabkan komplikasi pada kerusakan ginjal, dan kerusakan ginjal yang
terjadi akan memperparah hipertensi tersebut. Kejadian ini menyebabkan tinkat terapi
hemodialis menjadi tinggi dan angka kematian akibat penyakit ini juga cukup tinggi.
Hipertensi menyebabkan rangsangan barotrauma pada kapiler glomerolus dan meningkatkan
tekanan kapiler glomerolus terebut, yang lama kelamaan akan menyebabkan
glomerolusclerosis. Glomerulusclerosis dapat merangsang terjadinya hipoksia kronis yang
menyebabkan kerusakan ginjal. Hipoksia yang terjadi menyebabkan meningkatnya kebutuhan
metabolisme oksigen pada tempat tersebut, yang menyebakan keluarnya substansi vasoaktif
(endotelin, angiotensin dan norephineprine) pada sel endotelial pembuluh darah lokal tersebut
yang menyebabkan meningkatnya vasokonstriksi. Aktivasi RAS (Renin Angiotensin Sistem)
disamping menyebabkan vasokontriksi, juga menyebakan terjadinya stres oksidatif yang
meningkatkan kebutuhan oksigen dan memperberat terjadinya hipoksia. Stres oksidatif juga
menyebabkan penurunan efesiensi transport natrium dan kerusakan pada DNA, lipid &
protein, sehingga pada akhirnya akan menyebakan terjadinya tubulointertitial fibrosis yang
memperparah terjadinya kerusakan ginjal
Gambar 1. Patofisiologi CKD dengan hipertensi

Sumber: Akmarawita Kadir, 2016


Proses asuhan gizi terstandar perlu dilakukan untuk pasien dengan diagnosa CKD on
HD dengan Emergency hipertensi karena penyakit tersebut memerlukan intervensi diit yang
sesuai dan khusus untuk menunjang kondisi pasien. Seperti diberikan tinggi energi dan tinggi
protein yang berkaitan dengan luka pasca bedah yang dialami oleh pasien tersebut. Oleh sebab
itu, agar asupan pasien terpenuhi dan sesuai dengan kondisi pasien maka dilakukan proses
asuhan gizi terstandar yang diawali dengan skrinning, assesment, diagnosis, intervensi,
monitoring, dan evaluasi. Pada pasien dengan diagnosis Benign Prostatic Hyperplasia diberikan
intervensi gizi dengan pemberian diit pasca bedah dengan tinggi energi dan tinggi protein untuk
membantu percepatan proses luka dan menenuhi kebutuhan zat gizi, serta membantu dan
mempertahankan atau mendekati status gizi pasien dalam kategori yang normal.

Adapun bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan yaitu terdapat dalam tabel berikut.

Tabel 1. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan pada Diet Dialisis
Sumber Bahan Makanan yang Bahan Makanan yang Tidak
Dianjurkan Dianjurkan
Karbohidrat Nasi, bihun, jagung, mie,
kentang, makaroni, roti, biskuit,
tepung sagu, tapioka, pudding
Protein Ayam, daging, ikan, Susu Kacang kacangan dan hasil
olahannya, tahu, tempe, ikan asin.
Lemak Minyak kelapa sawit, minyak Santan kelapa, minyak kelapa,
jagung, minyak kacang tanah, mentega, dan margarin niasa,
minyak kedelai, ayam dengan kulit
margarin/mentega rendah garam.
Sayuran Semua jenis sayuran kecuali Sayuran tinggi kalium untuk
pada kondisi hiperkalemia kondisi hiperkalemia seperti
dianjurkan memilih sayuran daun singkong , bayam,
rendah kalium seperti, wortel, asparagus, kembang kol,
labu siam, buncis. kangkung
Buah-buahan Semua buah kecuali pada kondisi Buah tinggi kalium pada kondisi
hiperkalemia dianjurkan memilih hiperkalemia seperti, pisang,
sayuran rendah kalium seperti belimbing, bit, alpukat, mangga,
pepaya, pir, apel. semangka, melon

1.3 Gambaran Penyakit Pasien

1.3.1 Riwayat Penyakit Pasien Sekarang

a. Riwayat Penyakit Pasien Sekarang


Os dirawat di ruang melati lantai 3 kamar 206. Kondisi Os saat ini masih lemas, mual dan
muntaber, 2 hari smrs BAB berwarna hitam, namun setelah diberi obat sudah tidak ada. OS
mengalami penurunan berat badan sejak 8 bulan terakhir karena menjalani terapi
Hemodialisis.
b. Riwayat Penyakit Dahulus
Os sudah menjalani terapi hemodialisis sejak 8 bulan yang lalu. Os mempunyai riwayat
hipertensi namun tidak mengonsumsi obat antihipertensi.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Os mengatakan bahwa orangtua Os memiliki riwayat penyakit hipertensi.

1.3.2 Diagnosa Medis

Os didiagnosis CKD on HD dan Emergency hipertensi


II. ASESMENT GIZI

2.1 Skrining Gizi

Skrinning gizi merupakan proses sederhana dan cepat yang dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan akan tetapi cukup sensitif untuk mendeteksi pasien yang berisiko
malnutrisi dan tidak malnutrisi serta perlu tindak lanjut tindakan. Metode skrining yang
digunakan untuk pasien dewasa adalah Malnutrition Screening Tools (MST)

Tabel 2. Formulir Skrining Gizi Malnutrition Screening Tools (MST)


No Parameter Skor
1 Apakah terjadi penurunan berat badan pada 6 bulan
terakhir?
a. Tidak ada 0

b. 1-5 kg 1

c. 6-10 kg 2

d. 11-15 kg 3

e. >15 kg 4

2 Apakah asupan makan berkurang karena nafsu makan?

a. Ya 1

b. Tidak 0

Total Skor 2

1. Tindak Lanjut Skrining MST:


Risiko ringan (Nilai MST 0-1)
a. Risiko Sedang (Nilai MST 2-3)
b. Risiko Tinggi (Nilai MST 4-5)
2. Pasien mempunyai kondisi khusus (DM/ kemoterapi/ Hemodialisa/ Geriatri/ Imunitas
menurun/ lain-lain sebutkan...
a. Ya
Tidak
3. Alergi Makanan: Tidak ada alergi makanan
4. Preskripsi diet
Makanan biasa
a. Makanan khusus
5. Tindak lanjut
Perlu asuhan gizi
a. Belum perlu asuhan gizi
Berdasarkan hasil skrining skor yang di dapat adalah 0 dengan interpretasi risiko ringan.
Walaupun risiko ringan namun perlu dilakukan tindakan lanjut sesuai kondisi keluhan pasien,
proses asuhan gizi dan pemberian intervensi gizi yang tepat perlu dilakukan untuk melakukan
pengendalian.

2.2 Pengkajian Data Antropometri

Tinggi Badan : 170 cm


Berat Badan SMRS : 67 Kg
Berat Badan Kering : 63 kg
Berat Badan Basah : 65 kg
BBI : 57.6 Kg
IMT : 21.04 Kg/m2 (Status gizi : normal menurut PGN 2014)
Panjang Ulna : 26 cm
Lingkar Lengan Atas : 23.5 cm
Estimasi Berat Badan (Utih Arupah 2018)
Pria = (2,592 x LiLA) – 12,902
= (2,592 x 23.5) – 12,902
= 69,984 – 12,902
= 54.5 Kg

Estimasi Tinggi Badan = 173 cm


Menurut Ulna (bapen.org dalam MUST)

BBI (Brocca modifikasi 2014)


= 90% x (Tinggi Badan – 100)
= 90% x (173 – 100)
= 65.7 Kg

IMT = BBA (Kg) : (TB (m) x TB (m))


= 63 : (1,73 x 1,73)
= 21 Kg/m2

Tabel 3. Pengkajian Data Antropometri Tn.A


Domain Data Interpretasi
AD-1.1.1 Tinggi Badan 173 cm Estimasi tinggi ulna 26 cm
AD-1.1.2 Berat Badan 63 kg Estimasi LiLA 23,5 cm
AD-1.1.4 Berat Badan Ideal 65.7 kg Berdasarkan rumus Brocca
AD-1.1 Persen Penurunan Berat 2.9% -
Badan
AD-1.1.1 Indeks Massa 21 kg/m2 Normal (PGN, 2014)
Tubuh
AD-1.1.1 LiLA 23.5 cm -
Panjang badan Os dan berat badan Os didapatkan berdasarkan hasil pengukuran
dengan menggunakan alat ukur metline yang diukur pada hari pertama assesment pada
tanggal 29 Januari 2024. Status Gizi Os berdasarkan perhitungan IMT yaitu 21 kg/m 2
termasuk dalam kategori gizi normal menurut PGN, 2014.

2.3 Pengkajian Data Biokimia (BD)

Tabel.4 Data Biokimia Tn. A


Domain Data Nilai Normal Interpretasi

27/01/2024

Profil Hematologi

Hemoglobin 10,0 g/dL 13.7 - 17.5 g/dL Normal

Hematokrit 30.5% 40 - 48 % Rendah

Trombosit 43000 150000-450000/uL Rendah

Leukosit 9040/uL 5000-10000/uL Normal

Profil Elektrolit Darah

Natrium Darah 133 mmol/L 135-155 mmol/L Rendah

Kalium Darah 3.7 mmol/L 3,6 - 5.5 mmol/L Normal

Klorida Darah 102 mmol/L 95 - 108 mmol/L Normal

Profil Gula Darah

GDS 84 mg/dL 70 - 200 mg/dL Normal

BProfil Protein

Ureum 106 mg/dL 20 - 40 mg/dL Tinggi

Creatinin 4.9 mg/dL 0.5 – 1.5 mg/dL Tinggi

SGOT 55 u/L <37 u/L Tinggi

SGPT 30 u/L <42 u/L Normal


Sumber : Electronic Health Record RSUD Cibinong (2024) diakses Pada tanggal 29 januari 2024
Berdasarkan tabel diatas Hasil pemeriksaan biokimia ini dilakukan pada saat Os berada
di IGD kemudian hasil pemeriksaan lab ini didapatkan pada tanggal 27 Januari 2024 dengan
diketahui hasil hematokrit 30.5%, trombosit 9040/uL, natrium darah 133 mmol/L dengan
interpretasi rendah dan hasil ureum 106 mg/dL, creatinin 4.9 mg/dL, dan SGOT 55 u/L dengan
interpretasi tinggi.

2.4 Pengkajian Data Fisik (D) Tn. A

Tabel. 4 Hasil pengkajian klinis Tn.A

Parameter Hasil Lab Nilai Rujukan Interpretasi

Tekanan Darah 151/94 mmHg 120/80 mmHg Tinggi

Suhu Tubuh 36,5°C 36.5-37°C Normal

Nadi 58 kali/menit 70-100 kali/menit Rendah

Laju Pernafasan 20 kali/menit 18-30 kali/menit Normal


Sumber : Elektronik Health Record RSUD CIBINONG (2024) diakses pada tanggal 29 Januari 2024

Berdasarkan hasil pengamatan klinis saat pengkajian awal Os berdasarkan tabel diatas
didapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah dalam keadaan tinggi, denyut nadi, laju pernapasan,
dan suhu termasuk dalam keadaan yang normal serta nadi dalam keadaan rendah.

Tabel 5 Hasil pemeriksaan fisik Tn.A

Domain Hasil

Kesadaran Composmentis

Mual Ada
Muntah Tidak Ada

Pusing Tidak Ada

Lemas Ada

Penurunan Nafsu Makan Ada

Edema Tidak Ada

Sumber : Observasi Os pada tanggal 29 Januari 2024

Berdasarkan hasil pengkajian awal Os mengeluh mual, lemas dan muntaber serta terdapat penurunan nafsu
makan berkaitan dengan konstitensi makanan os lunak, dimana Os tidak meyukai makanan yang lunak atau
lembek.

2.5 Pengkajian Riwayat Gizi/Makann (FH)

2.1.1 Asupan Makanan/Zat Gizi

• Kajian Food History


Berdasarkan hasil wawancara dengan Os, Os biasa makan teratur sebanyak 3 kali makan utama
dalam sehari. Pola makan OS sehari-hari teratur, Sebelum melakukan HD Os suka mengonsumi
makanan bersantan seperti nasi padang, makanan digoreng, lontong, oncom, minum minuman
berenergi setiap hari, Sup daging 1x perminggu , ikan kembung 1x perminggu , teh manis 1x
sehari, kopi susu 1x sehari. Setelah menjalani HD ola makan Os mulai berubah. Os mulai
mengurangi makan makanan yang bersantan, mulai makan makanan yang di rebus. Os tidak
menyukai makanan yang lembek Setelah Os merasakan sakit Os mulai merasakan penurunan nafsu
makan, penurunan nafsu makan ini dirasakan oleh Os dikarenakan makanan yang diberikan rumah
sakit lembek. Dan Os tidak memiliki alergi makanan.

• Kajian Food Recall 1x24 jam

Berdasarkan hasil recall 1x24 SMRS didapatkan Os pada makan pagi hari mengkonsumsi bubur,
dimana bubur tidak habis, hanya dikonsumsi sebmayak 4 suap dengan lauk ayam yang
dikonsumsi setengahnya. Untuk camilan pagi, Os mengkonsumsi1 buah semangka dan 1 snack
cracker. Untuk makan siang Os diberkan makanan dari rumah sakit, yaitu nasi tim namun tidak
dimakan sama sekali, sedangkan untuk lauk os mengonsumsi sayur asem, tempe sebanyak ½
porsi. Untuk camilannya setelah makan siang Os mengkonsumsi roti sebanyak 1/2 potong.
Kemudian untuk makan malam Os mengonsumsi tahu rebus dan rolade sebanyak ½ porsi
Tabel. 4 Asupan SMRS Tn.A

SMRS
Zat Gizi Kebutuhan Kategori
Jumlah %SMRS

Energi (kkal) 2300 1266 68 Defisit Tingkat


Berat

Protein (gram) 78.8 23.7 30 Defisit Tingkat


Berat

Lemak (gram) 57.4 33.4 66 Defisit Tingkat


Berat

Karbohidrat 333.5 202.6 76 Defisit Tingkat


(gram) Sedang
Keterangan : Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan); Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan); Defisit tingkat
ringan (80-89% angka kebutuhan), Normal (90-119% angka kebutuhan); dan Di atas angka kebutuhan (≥120% angka
kebutuhan).

Hasil recall 24 jam Os menunjukan hasil asupan Os sebelum masuk rumah sakit
dapat diketahui bahwa asupan energi, protein dan lemak berada dalam kategori defisit tingkat
berat serta, karbohidrat berada dalam kategori defisit tingkat sedang

2.5.2 Terapi Medis


Os diberikan terapi medis melalui oral dan parenteral, sebagai berikut:

Tabel 4 Interaksi Obat dan Makanan Tn. A


Nama Obat Indikasi Pemberian Efek samping Interaksi dengan
gizi/makanan

Nicardipine
titrasi per
0.5 mg/jam

dan duodenum,
regimen eradikasi H.
pylori pada tukak
Omeprazole Gangguan astritis, sakit Tidak ada interaksi dengan
peptik, refluks
Injeksi kepala, dan ruam kulit makanan
esofagitis, Sindrom
Zollinger Ellison
(BPOM).
Andancentr
on injeksi

Candesartan

Untuk menangani Pusing, hipotensi, edema, -


hipertensi, jantung mual, sembelit, jantung
Adalat oros koroner, nyeri berdebar.
dada, dan sindrom
Raynaud.

Clonidin

Herbeser
CD

Carvadilol

Asam Folat

Bicnat

Coco3

Vitamin
b12

2.6 Riwayat Personal (PH)

Os merupakan seorang kepala keluarga berusia 49 tahun 2 bulan 11 hari. Os tinggal bersama istri
dan anaknya. Kegiatan Os sehari – hari adalah bekerja di sebuah hotel dengan 6 hari kerja. Os
seharinya mengonsumsi makanan dari rumah dan makanan dari luar. Os jarang berolahraga rutin.
Os telah menjalani terapi Hemodialisis sejak 8 bulan yang lalu. Sejak didiagnosisi CKD os sudah
mempunyai riwayat penyakit hipertensi.

III. Diagnosis Gizi


1. NI- 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan yang ditandai
dengan hasil recall asupan 24 jam yaitu defisit tingkat berat dimana energi 68%, protein
30%, defisit tingkat berat dimana lemak 66% dan defisit tingkat sedang dimana karbohidrat
76%.
2. NB- 5.1
3. NB-1.6 Kurang patuh terhadap rekomendasi terkait gizi yang ditandai dengan sudah
mendapat edukasi gizi namun masih mengonsumsi makanan yang tidak dianjurkan ditandai
dengan nilai tekanan darah 210/80 mmhg.

IV. INTERVENSI GIZI

4.1 Perencanaan (Planning)


A. Tujuan intervensi:
a. Meningkatkan asupan sesuai kebutuhan Os
b. Memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga paasien dan pasien terkait bahan
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan atau dibatasi
B. Preskipsi Diet
i. Jenis diet : Diet Dialisis 70 gram
ii. Bentuk Makanan : Makanan biasa
iii. Frekuensi Makanan : 3x makanan utama, 2x selingan
iv. Rute Pemberian : Oral
v. Tujuan diet :
1. Mencegah defisiensi zat gizi dengan cara memenuhi kebutuhan zat gizi
2. Mempertahankan dan memperbaiki status gizi agar pasien dapat melakukan aktivitas
normal sehingga mempunyai kualitas hidup baik.
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan

C. Prinsip dan Syarat Diet


1. Energi 35 kkal/Kg BBI
2. Protein tinggi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan
menggantin asam amino yang hilang selama proses hemodialisis. Protein
dan lemak sebesar 1.2 g/Kg BB ideal/hari.
3. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari perhitungan protein dan lemak berkisar
55 - 70%
4. Lemak 15 - 30% dari total energi
5. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari perhitungan protein dan lemak.
6. Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urine yang keluar dalam 24 jam,
yaitu 1 gram ditambah dengan penyesuaianmenururt jumlah urine sehari,
yaitu 1 gram untuk tiap 1 liter urine. Kebutuhan kalium dapat pula
diperhitungkan 40 mg/kgBB
7. Kalium diberikan sesuai dengan jumlah urine yang keluar dalam 24 jam,
yaitu 2 gram ditambah penyesuaian menurut jumlah urine sehari, yaitu 1
gram untuk setiap 1 liter urine. Kebutuhan kalium dapat pula
diperhitungkan 40 mg/kg BB.
8. Kalsium individual, kebutuhan tinggi yaitu 1000 mg, maksimum 2000
mg/hari. Jka perlu diberikan suplemen kalsium.
9. Fosfor dibatasi, yaitu <17 mg/kgBB ideal/hari. Berkisar 800-1000mg
10. Cairan dibatasi, yaitu sejumlah urine selama 24 jam ditambah 500-750 mL.
D. Perhitungan Kebutuhan Energi
Perhitungan kebutuhan zat gizi yang digunakan menyesuaikan kondisi Os yang merupakan Pasien chronic
kidney diseases oh HD dan hipertensi maka kebutuhan sebagai berikut:

Kebutuhan Energi = 35 kkal x BBI


= 35 kkal x 65.7 Kg
= 2299.5 kkal jadi 2300 kkal

80% Kebutuhan = 2300 kkal x 90%


= 1840 kkal

Kebutuhan Protein = 1,2g/Kg BBI


= 1.2 x 65,7 kg
= 78.8 g

80% Kebutuhan = 78.8 kkal x 80%


= 63 kkal

Kebutuhan Lemak = 25% x 2300 kkal / 9


= 63.88 g Jadi 64 g
80% Kebutuhan = 64 gram x 80%
= 51.2 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 58% x 2300 kkal / 4


= 333.5 gram

80% Kebutuhan = 333.5 gram x 80%


= 266.8 gram

Kebutuhan Cairan = 500 cc  jumlah urine 24 jam (cc)


= 500 cc  100 cc
= 600 c

4.2 Implementasi (Implementation)


A. Pemberian Diet
Os diberikan Diet dialisis dengan konsistensi makanan biasa secara oral diberikan dalam tiga kali
makan utama dan dua kali makan selingan. Diberikan diet dengan total kebutuhan diet mencapai
80-100%, kebutuhan zat gizi Os yaitu energi 2300 kkal, protein 78.7 gram, lemak 64 gram, dan
karbohidrat 333.5 gram. Perencanaan bahan pangan untuk menu Os dengan 80% kebutuhan zat
gizi Os disajikan pada tabel berikut:

Tabel 8 Perencanaan kebutuhan Gizi Harian Tn.A Hari ke 1 (80% dari kebutuhan Harian)
Kandungan DBMP 1
Penukar Kandungan Total
Golongan Bahan Satuan
Makanan Penukar Energi Protein Lemak KH Energi Protein Lemak KH
Karbohidrat 4.5 175 4 0 40 787.5 18 0 180
Protein hewani (RL) 3 50 7 2 0 150 21 6 0
Protein hewani (LS) 2 75 7 5 0 150 14 10 0
Protein nabati 2 75 5 3 7 150 10 6 14
Sayuran A 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sayuran B 1 25 1 0 5 25 1 0 5
Sayuran C 0 50 0 0 10 0 0 0 0
Buah 2 50 0 0 12 100 0 0 24
Gula 0.25 50 0 0 12 12.5 0 0 3
Minyak tak jenuh 4 50 0 5 0 200 0 20 0
Minyak jenuh 1 50 0 5 0 12.5 0 1.25 0
Madu 0.25 50 0 0 12 25 0 0 6
Susu 0.5 460.0 17.0 15.0 62.0 115 4.25 3.75 15.5
Total Ketersediaan 1815 68.25 55.75 247.5
Kebutuhan 80% 1840 63 51.2 266.8
Persentase 98.64% 108.33% 108.89% 92.77%

Tabel 9 Perencanaan kebutuhan Harian Gizi Tn.A Hari ke 2

Kandungan DBMP 1 Penukar Kandungan Total


Golongan Bahan
Makanan Satuan Penukar Energi Protein Lemak KH Energi Protein Lemak KH
Karbohidrat 7 175 4 0 40 1225 28 0 280
Protein hewani (RL) 3 50 7 2 0 150 21 6 0
Protein hewani (LS) 3 75 7 5 0 225 21 15 0
Protein nabati 1 75 5 3 7 75 5 3 7
Sayuran A 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sayuran B 2 25 1 0 5 50 2 0 10
Sayuran C 0 50 0 0 10 0 0 0 0
Buah 2 50 0 0 12 100 0 0 24
Gula 1 50 0 0 12 50 0 0 12
Minyak tak jenuh 4 50 0 5 0 200 0 20 0
Minyak jenuh 2 50 0 5 0 150 0 15 0
Total Ketersediaan 2225 77 59 333
Kebutuhan 100% 2300 78.8 64 333.5
92.19
Persentase 96.74% 97.72% % 99.85%

Tabel 10 Perencanaan kebutuhan Harian Gizi Tn.A Hari ke 3

Kandungan DBMP 1
Penukar Kandungan Total

Golongan Bahan Makanan Satuan Penukar Energi Protein Lemak KH Energi Protein Lemak KH
Karbohidrat 5 175 4 0 40 875 20 0 200
Protein hewani (RL) 3 50 7 2 0 150 21 6 0
Protein hewani (LS) 3 75 7 5 0 225 21 15 0
Protein nabati 0.75 75 5 3 7 56.25 3.75 2.25 5.25
Sayuran A 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sayuran B 2 25 1 0 5 50 2 0 10
Sayuran C 0 50 0 0 10 0 0 0 0
Buah 2 50 0 0 12 100 0 0 24
Gula 1 50 0 0 12 50 0 0 12
Minyak tak jenuh 4 50 0 5 0 200 0 20 0
Minyak jenuh 0.5 50 0 5 0 25 0 2.5 0
Susu 1 460.0 17.0 15.0 62.0 460 17 15 62
madu 1 50.0 0.0 0.0 12.0 50 0 0 12
Total Ketersediaan 2241.25 84.75 60.75 325.25
Kebutuhan 100% 2300 78.8 64 333.5
107.55
Persentase 97.45% % 94.92% 97.53%

Pembagian Porsi Bahan Makanan Hari ke 1 dengan Kebutuhan 80%

Golongan bahan makanan SP Pagi Sel. 1 Siang Sel. 2 Malam

Karbohidrat 4.5 1 1 1 0.5 1

Protein hewani (RL) 3 1 2

Protein hewani (LS) 2 1 0.5 0.5

Protein nabati 2 1 1

Sayuran A 0

Sayuran B 1 1 1

Sayuran C 0

Buah 2 1 1

Gula 0.25 0.25

Minyak tak jenuh 4 1 1 2

Minyak jenuh 1 1

Susu 0.25 0.25

madu 0.5 0.5

Pembagian Porsi Bahan Makanan Hari ke 2 dengan Kebutuhan 100%

Golongan bahan makanan SP Pagi Sel. 1 Siang Sel. 2 Malam

Karbohidrat 7 1.5 1 1 2 1.5

Protein hewani (RL) 3 1 2

Protein hewani (LS) 3 1 1 1

Protein nabati 1 0.5 0.5


Sayuran A 0

Sayuran B 2 2

Sayuran C 0

Buah 2 1 1

Gula 1 1

Minyak tak jenuh 4 1 2 2

Minyak jenuh 2 1 1

Pembagian Porsi Bahan Makanan Hari ke 3 dengan Kebutuhan 100%

Golongan bahan makanan SP Pagi Sel. 1 Siang Sel. 2 Malam

Karbohidrat 5 1 0.5 1.5 0.5 1.5

Protein hewani (RL) 3 1 2

Protein hewani (LS) 3 1 0.5 0.5

Protein nabati 0.75 0.5 0.25

Sayuran A 0

Sayuran B 2 1 1

Sayuran C 0

Buah 2 1 1

Gula 1 0.5 0.5

Minyak tak jenuh 4 1 1 2

Minyak jenuh 0.5 0.25 0.25

Susu 1 0.5 0.5

madu 1 0.5 0.5

B. Rencana Edukasi Gizi


Tema : Diet Dialisis
Tujuan : Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam menerapkan terapi diet yang
diberikan dan bahan makanan yang dianjurkan dengan yang tidak dianjurkan.
Sasaran : Keluarga pasien
Materi : Diet Diet dialisis, tujuan, pemberian diet, bahan makanan yang dianjurkan dengan yang
tidak dianjurkan, satuan bahan penukar dan cara pengolahan bahan yang tinggi kalium.
Waktu : 1 Februari 2024
Durasi : 15 menit
Tempat : Ruang rawat pasien Gedung melati kamar 205
Media : Leaflet Diet Dialisis
Evaluasi : Menanyakan kembali materi yang diberikan

V. MONITORING DAN EVALUASI

Perencanaan monitoring dan evaluasi ini untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi
pasien selama menjalankan intervensi. Monitoring dilakukan untuk mengetahui pencapaian dari
tujuan diet yang diberikan kepada pasien apakah sudah sesuai dan dapat mencapai target dan akan
dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Tabel 16. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi Tn. A

Monitoring Indikator Metode Pelaksanan Target


Asupan Pemberian asupan Pengamatan dan Target asupan Os
melalui oral membandingkan dari 80% mencapai
asupan makan Os 100% dari
selama 3 hari kebutuhan zat gizi
intervensi
Biokimia Pengecekan nilai Pengecekan hasil Target hasil
normal biokimia laboratorium selama laboratorium
Os 3 hari intervensi menunjukkan angka
normal
Fisik/klinis Fisik dan tanda Membandingkan Keluhan yang
vital hasil pemeriksaan dirasakan Os
fisik dan klinis berkurang dan tanda
selama 3 hari vital normal
intervensi
Pengetahuan & Pengetahuan Edukasi gizi Pengetahuan Os dan
perilaku terkait gizi dan keluarga pasien keluarga meningkat
makanan setelah 3 hari terkait makanan dan
intervensi zat gizi

A. Monitoring dan Evaluasi Data Antropometri


Monitoring terhadap antropometri pasien dilakukan untuk mengevaluasi status gizi setelah
dilakukan intervensi gizi. Penilaian antropometri Os dilakukan dengan pengukuran ulna dan lingkar
lengan atas (LiLA) untuk mengetahui kategori status gizi Os. Monitoring hasil pengukuran
antropometri disajikan pada tabel berikut.
Tabel 17. Monitoring dan Evaluasi Data Antropometri Tn. A

Parameter H1 H3
Lila (cm) 23.5 cm 23.5 cm
Ulna (cm) 26 cm 26 cm
BB sebelum dan
sesudah HD ( 31 Januari 63 kg (sebelum HD) 61.7 kg (sesudah HD)
2024)
Berdasarkan pemantauan antropometri Os selama 3 hari, tidak terjadi perubahan LiLA dan
Ulna, namun BB kering dan

B. Monitoring dan Evaluasi Data Biokimia

Tabel 18. Monitoring dan Evaluasi Data Biokimia Tn. A

Indikator Nilai Satuan Pengkajian Hasil Evaluasi


Normal Gizi
29/01/24 30/01/24 31/01/24 1/2/24
Profil Hematologi
Hemoglobin 13.7- gr/dl 15.5 - - -
17.5
Hematokrit 40-48 % 30.5 - - -

Leukosit 5000- / µl 9040 - - -


10000
Trombosit 150000- / µl 43000 - - -
450000
Profil elektrolit darah

Natrium 135-155 mmol/L 133 - - -


Darah
Kalium Darah 3.6-5.5 mmol/L 3.7 - - -

Klorida Darah 95-108 mmol/L 102 - - -

Profil Gula Darah


Glukosa 70-200 mg/dl 92 - - -
Sewaktu
Profil Protein
Ureum 20-40 106 mg/dl - - -
Creatinin 0.5 1.5 4.9 mg/dl - - -
SGOT < 37 55 u/L - - -
SGPT < 42 30 u/L - - -
Sumber : Elektronik Health Record RSUD CIBINONG (2024) diakses pada tanggal 1 februari 2024

Hasil data lab yang didapatkan pada awal pengkajian gizi di tanggal 1 februari 2024
didapatkan dari hasil pemeriksaan Os pada saat masih di IGD. Untuk hasil lab berikutnya
tidak didapatkan dikarenakan setelah hemodialisis Os tidak dilakukan pemeriksaan lab
kembali.

C. Monitoring dan Evaluasi Data Fisik/Klinis


Hasil monitoring fisik Os dilakukan dengan cara pemantauan secara langsung saat
memberikan intervensi. Kesadaran Os dari hari pertama intervensi sampai hari ke 3
intervensi tidak ada perubahan yaitu composmentis. Pada hari pertama intervensi Os
mengalami keluhan nyeri pada bagian bekas operasi, mual, lemas dan pusing.
Tabel 19. Monitoring dan Evaluasi Data Klinis Tn. A

Parameter Nilai Normal Hari 1 Hari 2 Hari 3


09/12/23 10/12/23 11/12/23
Denyut nadi 65 – 110 79 80 88
Laju Pernapasan 20 – 25 20 20 20
Suhu 36 – 37 36,5 36,4 36,5
Tekanan Darah 120/80 145/90 140/83 140/86
Tabel 20. Monitoring dan Evaluasi Data Fisik Tn. A

Data Fisik Nilai Normal Pengkajian Intervensi Gizi


Awal
8/12/23 9/12/23 10/12/23 11/12/23
Keadaan Normal Sedang Normal Normal Normal
Umum
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
Mual Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Muntah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pusing Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Lemas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Muntaber Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Penurunan Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nafsu Makan

Dari hasil pengkajian di awal, Os dengan kesadaran umum yang sedang dan dengan
kesadaran yang composmentis, kemudian Os juga mengeluh mual dan muntaber. Hal ini
berlangsung selama 2 hari di tanggal.
Monitoring dan Evaluasi Data Asupan Gizi
Melakukan monitoring terhadap asupan makanan Os selama diberikan intervensi untuk
mengetahui tingkat kecukupan energi dan zat gizi sesuai dengan kebutuhan pasien. Intervensi gizi
ini diberikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan Os. Os diberikan diet pasca bedah untuk
mengoptimalkan kondisi pasien yang telah melakukan operasi agar lebih terkontrol. Monitoring
perbandingan asupan makan 80% dari kebutuhan total dari pasien selama hari, sebagai berikut.

Tabel 3.14 Asupan Makanan hari ke 1 dengan kebutuhan 80% Tn.A

Hari 1
Kebutuhan
Zat Gizi
80% Asupan Asupan Total
% % %
RS luar RS Asupan

Energi (kkal) 1840 1465 79.6 - 0 79.6 79.6

Protein (g) 64 55.8 87.1 - 0 87.1 87.1

Lemak (g) 47 34.5 73.4 - 0 73.4 73.4

Karbohidrat (g) 266.8 213.5 80 - 0 80 80


Tabel 3.15 Asupan Makanan hari ke 2 dengan kebutuhan 100% Tn. A

Hari 2
Kebutuhan
Zat Gizi
100% Asupan Asupan Total
% % %
RS luar RS Asupan

Energi (kkal) 2300 2178 94 130 5.6 2308 99.6

Protein (g) 78.8 72.5 92 2.49 3.4 74.9 95.4

Lemak (g) 64 57.6 90 0.2 0.31 57.8 90.031

Karbohidrat (g) 333.5 304.6 91 28.58 8.5 333.18 99.9

Tabel 3.16 Asupan Makanan hari ke 2 dengan kebutuhan 100% Tn. A


Hari 3
Kebutuhan
Zat Gizi
100% Asupan Asupan Total
% % %
RS luar RS Asupan

Energi (kkal) 2300 2156 93 230 10 2386 103

Protein (g) 78.8 80 101 4.49 5.7 85.7 105.5

65.9 102 102.0


Lemak (g) 64 3.2 0.05 69.1
5

Karbohidrat (g) 333.5 312.5 93 45.6 13.6 358.1 106.6


Grafik Tingkat Kecukupan Tn.A
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Energi Protein Lemak Karbohidrat

MRS 1 MRS 2 MRS 3

Gambar 2. Perbandingan Tingkat Kecukupan Gizi Tn. A

Sebelum masuk rumah sakit, asupan makan Os termasuk kedalam defisit tingkat
ringan dan defisit tingkat berat karena Os mengalami penurunan nafsu makan. Pada hari
pertama hingga hari ketiga intervensi, os diberikan diet dialisis tinggi energi dengan
pemberian 80% dari kebutuhan zat gizi os. asupan os pada hari pertama hingga hari
ketiga mengalami peningkatan dibandingakan sebelum intervensi. pada hari pertama
intervensi belum memenuhi tingkat gizi yang sesuai dengan kebutuhan. hal tersebut
terjadi dikarenakan os yang kurang menyukai konstitensi makanan yang diberikan. pada
hari kedua os mengalami peningkatan asupan makan karena konstitensi makanan diganti
menjadi makanan biasa.
Monitoring dan Evaluasi Pengetahuan
Pelaksanaan edukasi dan sesi tanya jawab dilakukan secara tatap muka dengan pasien
dan keluarga pasien. Edukasi tersebut berisi pemaparan materi yang menggunakan media
leaflet, leaflet tersebut membahas tentang diit Dialisis, dan daftar bahan makanan penukar.
Edukasi tersebut dilakukan pada tanggal 01 februari 2024 yang bertempat di ruang melati
lantai 2 di ruangan 205, pemberian materi edukasi tersebut meliputi tujuan diet, syarat diet,
contoh menu makanan, porsi makan, jadwal makan, bahan makanan penukar, makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan. Evaluasi pemberian materi sudah berjalan sesuai rencana
dikarenakan pihak keluarga sempat menanyakan beberapa hal sehingga pemberian materi ini
bersifat dua arah.
V Penutup

6.1 Kesimpulan
Os merupakan kepala keluarga yang berusia 49 tahun dengan diagnosis CKD on HD
dan Emergency Hipertensi. Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri, status gizi Os
tergolong normal dengan IMT 21 kg/m2. Os diberikan intervensi berupa diet dialisis dengan
tinggi protein dan konsistensi makan biasa. Berdasarkan hasil pengamatan monitoring dan
evaluasi pemberian intervensi selama tiga hari, didapatkan hasil monitoring asupan Os
mengalami peningkatan dibandingkan sebelum intervensi. Pada hari pertama intervensi,
asupan makan os tidak mengalami peningkatan dikarenakan os masih mual dan lemas serta
os kurang suka dengan makanan yang diberikan dan kurang berselera. Perubahan hasil
laboratorium tidak dapat dilihat dikarenakan Os melakukan pengecekan laboratorium hanya
saat di poli sebelum melakukan proses operasi dan untuk pasca bedah Os tidak dilakukan
pengecekan kembali terhadap hasil laboratorium tersebut. Konseling dan edukasi dilakukan
dengan pemberian materi edukasi berupa leaflet yang diberikan secara langsung, materi
edukasi juga diberikan secara langsung kepada pasien dan pihak keluarga pasien dengan
pemberian yang berjalan dengan lancar karena keluarga pasien sempat menanyakan beberapa
hal sehingga edukasi ini berjalan dengan dua arah.

Lampiran 1. Dokumentasi
Foto Makanan
Waktu Makan
Sebelum Sesudah

Dokumentasi Intervensi Pasien Stase Penyakit Dalam

Hari 1

Makan Pagi

Selingan Pagi

Makan Siang

Selingan Siang
Foto Makanan
Waktu Makan
Sebelum Sesudah

Makan Sore

Hari 2

Makan Pagi

Selingan Pagi

Makan Siang
Foto Makanan
Waktu Makan
Sebelum Sesudah

Selingan Siang

Makan Sore

Hari 3

Makan Pagi

Selingan Pagi
Foto Makanan
Waktu Makan
Sebelum Sesudah

Makan Siang

Selingan Siang

Makan Sore

Lampiran 2 Edukasi Pasien


Dokumentasi Edukasi Pasien Stase Bedah

Media Proses
(Leaflet DBMP) (Leaflet CKD) (Penyakit Dalam)

LAPORAN STUDI KASUS KOMPREHENSIF

PRE-INTERNSHIP GIZI KLINIK


KASUS RAWAT INAP PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA
PASIEN ANAK DENGAN SUSP. EPILEPSI
Disusun oleh :
Alyfia Rahmah Putri - 2020350058

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN

KESEHATAN UNIVERSITAS SAHID

2024

Identitas Pasien
NRM : 1134XXXX
Nama : An. N
Jenis Kelamin : PeremPuan
Tanggal Lahir : 17/06/2010
Usia : 13 tahun 7 bln 17 hr
Pekerjaan : Siswa menengah
Tanggal Kasus : 02/01/2024
Diagnosis Medis : Penurunan kesadaran ec Susp. Status Epileptikus

Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

ASESMENT GIZI

Antropometri

Tinggi Badan : 153 cm


Berat Badan : Kg
BBI : 47.7 Kg
IMT : 25.6 Kg/m2 (Status Gizi: 2.03 Gizi lebih (overweight)
Lingkar Lengan Atas : 24 cm

Pengukuran Rumus Hasil Perhitungan

TB = 153 cm - -

BB = 60 kg - -

BB Ideal BBI (Brocca modifikasi, 2015) BB Ideal


= 47.7 kg
= 90% x (Tinggi Badan – 100) x 1 kg
= 90% x (153 – 100) x 1 kg
= 47.7 Kg

IMT BBA (Kg) : (TB (m) x TB (m)) IMT


= 25.6 kg/m2
= 60 : (1,53 x 1,53)
= 25.6 Kg/m

IMT/U IMT/U > median IMT/U


= (IMT aktual - IMT median) / = 2.03 Gizi lebih
( tabel 1 sd - Median) (overweight) PMK no 2
() tahun 2020

25.6 – 19.3
=
22.4 – 19.3
6.3
=
3.1
= 2.03

Biokimia
Hasil pemeriksaan laboratorium Os tersedia pada tabel berikut :

Tabel.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium An.A


Parameter Hasil Lab Nilai Rujukan Interpretasi

Hemoglobin 14,1 g/dL 13.7 - 17.5 g/dL Normal

Hematokrit 41.1% 40 - 48 % Normal

Trombosit 438000 150000-450000/uL Normal


Leukosit 22840/uL 5000-10000/uL Tinggi

Basofil 0% 0-1 % Normal

Eosinofil 0% 1-3 % Normal

Batang 0 2-6% Rendah

Segmen 68% 50 – 70% Normal

Limfosit 28% 20 – 40 % Normal

Monosit 4% 2–8% Normal

Natrium Darah 142 mmol/L 135-155 mmol/L Normal

Kalium Darah 5.7 mmol/L 3,6 - 5.5 mmol/L Tinggi

Klorida Darah 107 mmol/L 95 - 108 mmol/L Normal

GDS 268 mg/dL 70 - 200 mg/dL Tinggi

Ureum 29 mg/dL 20 - 40 mg/dL Normal

Creatinin 1.3 mg/dL 0.5 – 1.5 mg/dL Normal


Sumber : Electronic Health Record RSUD Cibinong (2024)
Klinis/ Fisik

Hasil pemeriksaan klinis Os tersedia pada tabel 2 berikut ini:

Tabel.2 Hasil pemeriksaan klinis

Parameter Hasil Lab Nilai Rujukan Interpretasi

Tekanan Darah 130/80 mmHg 120/80 mmHg Tinggi

Suhu Tubuh 37°C 36.5-37°C Normal

Nadi 110 kali/menit 70-100 kali/menit Normal

Laju Pernafasan 24 kali/menit 18-30 kali/menit Normal


Sumber : Electronic Health Record RSUD Cibinong (2024)

Tabel.3 Hasil pemeriksaan fisik Os

Parameter Data Nilai normal

Nyeri Perut Ada Tidak ada

Lemas Tidak ada Tidak ada


Mual Tidak ada Tidak ada

Muntah Tidak ada Tidak ada

Pusing Ada Tidak ada

Muntah Tidak Ada Tidak ada


Glasgow Coma Scale (GCS) E:2 E: 4
M:4 M: 6
V: 3 V: 5

Cedera kepala sedang

Riwayat Gizi/Dietary

Alergi Makanan : N/A


Lainnya : N/A
Pola makan : Pola makan tidak terartur,jarang sarapan pagi, makan makanan pedas
setia hari,suka mengonsumsi jajanan sekolah seperti seblak 2x/hari,
cilok 2x/hari, jarang mengonsumsi nasi yaitu 1x/hari kadang 2x/hari,
suka makan ikan mas dan ikan lele 2x/minggu, suka mengonsumsi
sayuran setiap hari, yaitu sayur kangkung dan bayam, sayur asem,
jarang suka buah hanya buah rambutan 1x/minggu.

Kandungan Zat Gizi Asupan Zat Gizi


Waktu Bahan Berat E P L KH E P L KH
Makan Menu Makanan SP (g) URT (kkal) (g) (g) (g) (kkal) (g) (g) (g)
Siang Nasi beras 1 100 3/4 175 4 0 40 175 4 0 40
ikan mas ikan mas 2 80 4/9 50 7 2 0 100 14 4 0
1
selingan ciki 1 10 bngks 50 1 2.5 6 50 1 2.5 6
makaroni 1
pedes 1 20 bngks 90 2 2 15 90 2 2 15
2.5 2.4
cilok cilok 2 100 1 bh 266 7 58.17 5 532 5.14 116.34 4.9
Total 947 26.14 124.84 65.9

Tabel. 4 Asupan SMRS Os


SMRS
Zat Gizi Kebutuhan Kategori
Jumlah %SMRS

Energi (kkal) 2037 947 0.46 Defisit Tingkat


Berat

Protein (gram) 76.4 26.14 34.2 Defisit Tingkat


Berat

Lemak (gram) 113.2 124.84 110 Normal

Karbohidrat 178.2 65.9 36.9 Defisit Tingkat


(gram) Berat
Keterangan : Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan); Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan);
Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan), Normal (90-119% angka kebutuhan); dan Di atas angka
kebutuhan (≥120% angka kebutuhan).

Riwayat Personal
Os berusia 13 tahun 7 bulan 11 hari merupakan anak ke dari bersaudara. Os mengalami
kejang pertama pada usia 3 bulan. Menjalani terapi rutin dan mengonsumsi obat anti epilepsi
sampai berada di kelas 6 sd berhenti minum obat. Os mengalami kambuh pada bulan
september karena memakan makanan pedas, dirawat inap selama 8 hari. Lalu OS kembali
mendapat serangan kejang pada hari jumat, 1 februari 2024 di sekolah Os lalu dibawa pulang
oleh ibu Os. Os mengalami penurunan kesadaran dan tidak sadrkan diri saat dibawa ke IGD
pada malam harinya.riwayat penyakit Os sekarang adalah penurunan kesadaran ec susp
epileptikus dan keluarga os memiliki riwayat penyakit lambung.

Terapi Medis
Tabel 3.7 Interaksi Obat dan Makanan An. F
Nama Obat Indikasi Pemberian Efek samping Interaksi
dengan
gizi/makanan

ceftriaxon
2x 1 gr

Omeprazol Tukak lambung dan Gangguan astritis, Tidak ada


e tukak duodenum, sakit kepala, dan interaksi
tukak lambung dan ruam kulit dengan
duodenum yang makanan
terkait dengan AINS,
lesi lambung dan
duodenum, regimen
eradikasi H. pylori
pada tukak peptik,
refluks esofagitis,
Sindrom Zollinger
Ellison (BPOM).

pct 4x 500
mg

phenitoin

Pembengkakan
pada kaki,
hipernatremia, rasa
haus, demam,
takikardi, Tidak ada
Pengganti cairan hipertensi, sakit interaksi
NaCl 0,9%
tubuh (BPOM) kepala, pusing, dengan
kelelahan, makanan
iritabilitas, mulut
kering, infeksi di
daerah
penyuntikan.

Mengantuk,
kelemahan otot,
ataksia, gangguan Dapat
Untuk pasien dengan
mental, amnesia, berinteraksi
Diazepam status epileptikus,
ketergantungan, dengan kafein
10 mg kejang demam
depresi pernapasan, dan jus jeruk
(BPOM)
kepala terasa ringan bali
hari berikutnya,
bingung

1. Menentukan Rasio Diet Ketogenik

An.A usia 13 tahun, maka menggunakan rasio 3 : 1, dimana 4 gram lemak : 1 gram
( Karbohidrat + Protein)

2. Perhitungan Kebutuhan
Zat Gizi Kebutuhan 100% Kebutuhan 80%

Energi (kkal) Kebutuhan Energi = BB ideal x 80% x 2037 kkal


AKG sesuai usia-tinggi = 1629.8137 kkal
= 47.7 kg x (2050 kkal/48 kg) = 1630 kkal
= 47.7 x 42.71 kkal
= 2037 kkal

Protein (g) = 15% x Keb. Energi / 4 80% x 76.4 g


= 15% x 2037 / 4 = 61.12 g
= 76.4 g

Lemak (g) = 50% x Keb. Energi / 9 80% x 113.2 g


= 50% x 2037 / 9 = 90.6 g
= 113.2 g

Karbohidrat (g) 35% x Keb energi / 4 80% x 178.2 g


= 35% x 2037 / 4 = 142.6 g
= 178.2 g

INTERVENSI GIZI

2. Tujuan intervensi
a. Meningkatkan asupan zat gizi pasien sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Os
b. Membantu meningkatkan pelaksanaan dan penerimaan diet sesuai kebutuhan
pasien
c. Menjaga Menjaga kondisi pasien agar tidak kejang melalui pemberian diet
ketogenik
d. Memberikan diet dengan memperhatikan faktor tumbuh kembang anak
e. Meningkatkan pengetahuan orang tua melalui edukasi gizi

3. Implementasi Gizi
a. Pemberian Diet (ND/ Nutrition Delivery)
i. Jenis diet : Diet Ketogenik
ii. Bentuk Makanan : Makanan Lunak
iii. Frekuensi Makanan : 3x makanan utama, 2x selingan
iv. Rute Pemberian : Oral
v. Tujuan diet :
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein
2. Memberikan makan bertahap sesuai dengan kondisi pasien
vi. Prinsip dan Syarat Diet :

● Kebutuhan energi sesuai dengan kebutuhan yaitu sebesar 2037 kkal dan diberikan
secara bertahap 80% yaitu sebesar 1630 kkal
● Protein diberikan 15% dari total kebutuhan energi, yaitu 76.4 gram dan diberikan
secara bertahap 80% yaitu 61.1 gram
● Lemak diberikan 50% dari kebutuhan energi yaitu sebesar 113.2 gram dan diberikan
secara bertahap 80% yaitu 90.6 gram (Sampaio, 2016)
● Karbohidrat diberikan 35% dari total kebutuhan energi yaitu sebesar 178.2 gram dan
diberikan secara bertahap yaitu 142.6 gram

Anda mungkin juga menyukai