Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

Proses Asuhan Gizi Klinik Pada Pasien Post URS+litotripsi+TUR Buli ec batu
buli+ tumor Di ruangan BEDAH IRINA A kamar 01
RSUP prof. DR. R.D Kandou Manado.

Oleh :
Mutiara Maspeke
751341120020

POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
ASUHAN GIZI KLINIK (AGK)

Diajukan Oleh :
MUTIARA MASPEKE
751341120020

Telah Disetujui Oleh :

Koordinator
Clinical Instructure Clinical Instructure

Luther Kombongan, S.ST Fitri Yani Arbie, SST, M.Kes


NIP: NIP:

Kepala Intalasi Gizi

Agus Porajou Watak, SST


NIP:
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada tuhan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan tuntunan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Asuhan Gizi Klinik Pada pasien di BEDAH atas RSUP Prof Dr. R. D.
Kandou Manado dengan baik
Dalam penulisan Laporan ini mungkin tidak akan dapat terselesaikan
tanpaadanya bimbingan, nasihat, bantuan serta motivasi dan dukungan yang
diberikan.Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Agus Porajou Watak, SST selaku Kepala Instalasi Gizi RSUP
Prof.Dr.R.D.Kandou Manado
2. Ibu Sumiati, SST, selaku penanggung jawab PKL yang telah
banyakmemberikan masukan dan saran dalam pelaksanaan PKL
3. Bapak Luther Kombongan, S.ST, selaku Clinical Instructure kasus besar
RSUPProf. Dr.R.D. Kando
4. u Manado yang telah membimbing saya selama PKL
5. Clinical Instructure dan staff Instalasi Gizi RSUP Prof. Dr.
R.D.KandouManado yang telah membantu hingga terselesainya laporan
ini yang tidakbisa penulis sebutkan satu – persatu
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini yang
tidakdapat penulis sebutkan satu-persatu
Dengan tersusunnya laporan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
semuakalangan masyarakat. Laporan ini mungkin jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu,penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pihak pembaca yang
sifatnyamembangun untuk kesempurnaan lebih lanjut laporan ini.

Manado, Juni 2023

MUTIARA MASPEKE
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) adalah pelayanan yang diberikan

dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status

gizi, dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh

pada prosespenyembuhan penyakit. Sebaliknya proses perjalanan penyakit

dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi-

kondisi pasien yang semakin memburuk karena tidak tercukupinya kebutuhan

zat gizi untuk perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih

memburuk dengan adanya penyakitdan kekurangan gizi. Selain itu masalah

gizi lebih dan obesitas erat denganhubungannya dengan penyakit degeneratif

seperti diabetesmelitus, penyakit jantungkoroner, hipertensi dan kanker yang

memerlukan terapi gizi untuk membantupenyembuhan.

Saat ini dilalukan pemecehan masalah baru dengan menggunakan

penerapanproses asuhan gizi terstandart (PAGT) yaitu pendekatan sistematis

dalammemberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas melalui

serangkaian aktifitasyang terorganisir meliputi identifikasi kebutuhan gizi

sampai pemberian pelayananuntuk memenuhi kebutuhan gizi. Proses asuhan

gizi dilalukan pada pasien yangberesiko kurang gizi, sudah mengalami

kurang gizi atau kondisi khusus denganpenyakit tertentu, proses ini

merupakan serangkaian yang berulang atau bersiklus.


Dalam pelaksaan pelayanan gizi dirumah sakit dituntut adanya

pengetahuan,keterampilan serta hal-hal yang menunjang dalam pelaksaannya.

Untukmemperoleh pengalaman itu diperlukan kegiatan PKL bagi mahasiswa

jurusan giziguna mempraktekkan teori yang didapat dari bangku kuliah.

Dalam proses penyembuhan penyakit dari pasien yang perlu

diperhatikan yaitu pengaturan makanannya. Makanan dapat membantu untuk

memperbaiki keadaangizi pasien sampai pada keadaan yang optimal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

tersebut yaitu bagaimana penerapan diet pada pasien dengan melakukan

penerapan asuhan gizi terstandar.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu merencanakan dan melakukan manajemen asuhan

giziklinik dengan penerapan proses asuhan gizi terstandar (PAGT).

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melaksanakan assesment gizi pada pasien

b. Mahasiswa mampu menegakkan/menentukan diagnosa gizi pada pasien

c. Mahasiswa mampu melaksanakan pengamatan dengan baik dan benar

selama di BEDAH.

d. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien.

e. Mahasiswa mampu membuat planning menu sehari jika kondisi pasien

sudah stabil.
D. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat menerapkan prinsip

dansyarat diet pada pasien.

b. Dapat memberikan intervensi yang tepat pada pasien sesuai

dengandiagnosis medis, diagnosa gizi berdasarkan data antropometri,

fisik,klinis, pemeriksaan biokimia dan status gizi.

2. Bagi pasien dan keluarga

Pasien dapat memahami dan menerapkan terapi diet yang telah diberikan

setelah pulang dari rumah sakit serta keluarga dapat membantu dan

memotivasi pasien dalam melaksanakan diet.

3. Bagi instalasi gizi

Sebagai masukkan data yang telah dikaji secara mendalam dapat

digunakan untuk menentukan diet menu pasien.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Post URS

Ureteroscopic Lithotripsy (URS) adalah merupakan prosedur tindakan

pemeriksaan saluran kandung kemih yang menggunakan suatu alat yang

dimasukkan melalui saluran kemih kedalam ureter kemudian batu dipecahkan

dengan gelombang pneumatik. Pecahan batu akan keluar bersama air seni

B. Lithotripsi

Sistoskopi Lithotripsi adalah prosedur noninvasif (kulit tidak ditusuk)

yang digunakan untuk mengobati batu ginjal yang terlalu besar untuk melewati

saluran kemih. Lithotripsy merawat batu kandung kemih dengan mengirimkan

energi ultrasonik terfokus atau gelombang kejut langsung ke batu yang pertama

kali ditempatkan dengan fluoroskopi (sejenis "film" sinar-X) atau ultrasound

(gelombang suara frekuensi tinggi). Gelombang kejut memecah batu besar

menjadi batu yang lebih kecil yang akan melewati sistem kemih. Lithotripsy

memungkinkan orang dengan jenis batu tertentu dalam sistem kemih untuk

menghindari prosedur bedah invasif untuk menghilangkan batu (Hopkins

medicine, 2020).

C. Tumor Buli

Kandung kemih adalah sebuah organ tubuh yang menyerupai sebuah

‘kantung’ dalam pelvis yang m enyimpan urin yang diproduksi ginjal. Urin

dialirkan ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter.


Tumor Buli-Buli atau juga bisa disebut tumor vesika urinaria (kandung

kemih) merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua

kali lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita. Terdapat kasus yang

melaporkan, pernah mengeluhkan kencing yang berwarna merah dan bercampur

darah. Tetapi karena pernah mendengar bahwa itu adalah tanda adanya infeksi di

saluran kemih dan bisa sembuh atau hilang dengan minum obat tertentu, pasien

kemudian menjadi tenang. Tapi ketahuilah jangan pernah meremehkan kencing

berdarah karena itu bukan hanya berarti infeksi, tapi bisa juga berarti tanda

adanya batu saluran kencing bahkan keganasan atau kanker di saluran kemih.

Bila Anda menemui keluhan kencing darah yang berulang atau menetap dengan

atau tanpa rasa sakit, sebelum dipastikan oleh seorang dokter maka itu harus

dianggap sebagai sebuah masalah yang serius dan bukan sekedar infeksi biasa.

D. Etiologi dan Faktor Resiko

Penyebab-penyebab tumor buli semakin banyak dan rumit, dan beberapa

substansi-substansi dalam industri kimia diyakini bersifat karsinogenik (Hueper,

1942). Salah satunya adalah sifat karsinogenisitas dari β -naphthylamine yang

telah ditemukan. Substansi ini diyakini terbawa dalam urine dan menyebabkan

asal tumor dalam kaitannya dengan kontak dengan permukaan mukosa vesika

dalam waktu lama. Substansi kimia lainnya yang diwaspadai bersifat karsinogenik

adalah benzidine.

Keganasan buli-buli tejadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak

terdapat di sekitar kita. Beberapa faktor resiko yang mempermudah seseorang

menderita karsinoma buli-buli adalah:


1) Pekerjaan

Pekerja pabrik kimia, terutama pabrik cat, laboratorium, pabrik korek api,

tekstil, pabrik kulit, dan pekerja salon/ pencukur rambut sering terpapar oleh

bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2-naftilamin, benzidine, dan

4-aminobifamil).

2) Perokok

Resiko untuk mendapat karsinoma buli-buli pada perokok 2-6 kali lebih besar

dibanding dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan karsinogen amin

aromatik dan nitrosamin.

3) Infeksi saluran kemih

Telah diketahui bahwa kuman-kuman E. Coli dan Proteus spp menghasilkan

nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.

4) Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan

Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan

siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklofosfamid yang diberikan

intravesika, fenasetin, opium, dan obat antituberkulosa INH dalam jangka

waktu lama dapat meningkatkan resiko timbulnya karsinoma buli-buli.

E. Gejala Klinis

Gejala pada kanker buli-buli tidaklah spesifik. Banyak penyakit-penyakit

lain, yang termasuk kondisi inflamasi, melibatkan ginjal dan kandung kemih,

menunjukkan gejala yang sama. Gejala pertama yang paling umum adalah

adanya darah dalam urin (hematuria). Hematuria dapat terlihat dengan mata

telanjang, ataupun berada dalam level mikroskopik. Gejala seperti adanya iritasi
pada urinasi juga dapat dihubungkan dengan kanker kantung kemih, seperti rasa

sakit dan terbakar ketika urinasi, rasa tidak tuntas ketika selesai urinasi, sering

urinasi dalam jangka waktu yang pendek. Iritabilitas vesikal dengan atau tanpa

sakit biasanya menandakan adanya infiltrasi, walaupun tidak dalam semua

kasus.Waspadai bila pasien datang dengan mengeluh hematuria yang bersifat:

1. Tanpa disertai rasa nyeri (painless).

2. Kambuhan (intermitten).

3. Terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).

Seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada

karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak

jarang menunjukkan gejala iritasi bulu-buli.

Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien

datang meminta pertolongan karena tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit

yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema

tungkai. Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh

massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.terdapat

nyeri pinggang jika tumor menyumbat saluran kemih sehingga terjadi

hidronefrosis.

F. Terapi

Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah

reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat
ditentukan luas infiltrasi tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya,

antara lain:

1) Tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat

atau wait and see.

2) Instilasi intravesika dengan obat-obat Mitosimin C, BCG, 5-Fluoro Uracil,

Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan Interferon.

Dilakukan dengan cara memasukkan zat kemoterapeutik ke dalam buli

melalui kateter. Cara ini mengurangi morbidatas pada pemberian secara sistemik.

Terapi ini dapat sebagai profilaksis dan terapi, mengurangi terjadinya rekurensi

pada pasien yang sudah dilakukan reseksi total dan terapi pada pasien dengan

tumor buli superfisial yang mana transuretral reseksi tidak dapat dilakukan Zat ini

diberikan tiap minggu selama 6-8 minggu, lalu dilakukan maintenan terapi

sebulan atau dua bulan sekali. Walaupun toksisitas lokal sering terjadi, toksisitas

sistemik jarang terjadi karena ada pembatasan absorbsi di lumen buli. Pada apsien

gross hematuri sebaik nya menghindari cara ini karena dapat menyebabkan

komplikasi sistemik berat. Efisiensi obat dapat dicapai dengan membatasi intake

cairan sebelum terapi, pasien dianjurkan berbaring dengan sisi berbeda, tidak

berkemih 1-2 jam setelah terapi.

G. Status Gizi

Status gizi adalah suatu ukurang mengenai kondisi tubuh seseorang yang

dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi didalam

tubuh. Cara menentukan status gizi seseorang atau kelompok yaitu dengan

melakukan penilaian status gizi baik secara langsung yaitu dengan antropometri,
klinis, biokimia, dan biofisik dan yang tidak langsung yaitu dengan survei

konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

Tabel 6. Ambang batas indeks masa tubuh (IMT) menurut Depkes RI

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17.0-18,5

Normal Normal 18,5-25,0

Gemuk Overweight 25,0-27,0

Obesitas >27,0

Tabel 7. Kriteria status gizi berdasarkan LILA menurut buku harvard


(WHO-NCHS)

Kategori %

Obesitas >120%

Overweight 110-12%

Normal 90-110%

Kurang 60-90%

Buruk <60%

H. Asupan Makanan

Asupan makan adalah semua jenis makanan dan minuman yang

dikonsumsitubuh setiap hari. Secara umum asupan makanan adalah informasi

tentangjumlah dan jenis makanan yang dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang
ataukelompok orang pada waktu tertentu. Dari asupan makan diperoleh zat

giziesensial yang dibutuhkan tubuh untuk memelihara pertumbuhan dan

kesehatanyang baik (Almatsier,2002).

Pada pasien kritis, tubuh mengalami berbagai perubaha

metabolismetermasuk perubahan penggunaan sumber energi tubuh, Hal ini

terjadi karenaasupan yang terganggu dan pada keadaaan tersebut terjadi

hipermetabolismedan hiperkatabolisme sehingga kebutuhan energi tubuh

meningkat. Tubuhmemiliki cadangan utama karbohidrat dan lemak yang

sewaktu waktu dapatdilepaskan.

Beberapa organ ada yang membutuhkan glukosa secara mutlak, dan

adajuga yang membutuhkan gabungan glukosa dengan lemak. Glukosa dapat

dibentuk dari beberapa asam amino melalui glukoneogenesis. Selama kelaparan,

terjadi oksidasi lemak sebagai pengganti utama sumber energi dankehilangan

nitrogen akan dikurangi dengan mobilisasi lemak.Ketika cadangan lemak sudah

berkurang, dapat berlanjut menjadi kehilangan masa otot yang berat.


Klasifikasi Asupan berdasarkan AKG

Tingkat asupan dihitung berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AGK) dibagi

dengan ketegori:

Tabel 8. Kategori Asupan makanan berdasarkan AKG

Kategori %

Asupan baik >100%

Sedang 90-90%

Kurang 70-79%

Defisit berat <70%


BAB III

GAMBARAN UMUM PASIEN

A. Assesment Gizi
1. Identitas Penderita

Nama : Syaranamual Agustinus

Tanggal Lahir : 25 April 1948

Umur : 75 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SLTA/Sederajat

Pekerjaan : Pensiun

Agama : kristen

Diagnosa MRS : post URS+litotripsi+TUR Buli ec batu buli+ tumor


buli

Diet RS : Diet TKTP

Nomor RM : 00788912

2. Data Subyektif
a. Riwayat Penyakit Dahulu
-
b. Riwayat Penyakit Sekarang
post URS+litotripsi+TUR Buli ec batu buli+ tumor buli
c. Riwayat Penyakit Keluarga
-
3. Riwayat Nutrisi
a. Asupan Sebelum Pengamatan
Pada saat sebelum pengamatan pola makan pasien saat SMRS pasien
makan 3 kali sehari 3-4 centong setiap makan, 2-3 potong ikan sekali
makan, sayur 2-4 sendok dalam sekali makan dan buah 5-6 kali
dalam seminggu.
Pasien memiliki kebiasaan minum teh manis setiap hari dan jarang
minum air putih.
Tabel 1. Asupan sebelum pengamatan

Zat Gizi Asupan Kebutuhan Presentase Keterangan


Energi 1065,4 1826,5 58,3% Kurang
Protein 42,8 68,4 62,5% Kurang
Lemak 29,2 40,5 72% Kurang
Karbohidrat 155 296,8 52% Kurang
Berdasarkan tabel asupan makanan pasien sebelum pengamatan
didapati bahwa asupan makan pasien kurang, berkaitan juga dengan
kondisi pasien.
b. Asupan Makan Saat Pengamatan
Frekuensi makan pasien di rumah sakit diberikan sebanyak 3 kali
makan utama, 2 kali selingan buah dalam sehari dengan bentuk
makanan lunak yaitu bubur dan pasien tidak dapat menghabiskan
makanan karena takut BAB. Pasien suka makan ikan.
c. Alergi Makanan dan Obat
Pasien memiliki alergi makan ayam dan telur.
d. Pantangan Makanan
4. Sosial Ekonomi
-
5. Data Obyektif
a. Hasil Pemeriksaan Antropometri

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Antropometri

Pemeriksaan Antropometri Hasil

Berat Badan 70 kg

Tinggi Badan 172 cm

LILA -

Berat Badan Ideal 72 kg

Status Gizi 24 kg/cm (normal)

b. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Hasil

Keadaan Umum Sedang

Kesadaran Compos Mentis

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan Klinis Hasil

Suhu 36,5

Nadi 122
c. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan Ket

Leukosit 9,6 4,000-10.000 /µl N

Hb 9,9 13-16,5 g/dl

PCV - 35-50 % -

Trombosit 256 150-450 /µl N

MCV 83,7 80-100 L/µM3 N

MCH 28,6 27,0-35,0 Lpg N

MCHC 34,2 30,0-,40,0 g/dl N

Natrium 132 135-153 Mmol/I

Kalium 3,6 3,5-5,1 Mmol/I N

Chlorida 98 97-111 Mmol/I N

6. Obat yang Diberikan RS


-
B. Diangnosa Gizi
NI. 2.1 Asupan makanan dan minuman per oral tidak adekuat berkaitan
dengan pilihan makanan bubur karena takut BAB ditandai dengan hasil
reccal 24 jam energi
C. Intervensi Gizi
1. Jenis Diet : TKTP
2. Bentuk Makanan : Lunak
3. Rute : Oral
4. Tujuan Diet
Tujuan diet energi tinggi protein tinggi adalah untuk:
Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkatkan untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
5. Syarat Diet
a) Energi cukup yaitu 1686 kkal.
b) Protein cukup yaitu 15%.
c) Lemak cukup yaitu 20%.
d) Karbohidrat diberikan sisa dari protein dan lemak yaitu 65% dari
energi total.
Tabel 6. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Diajurkan

Sumber Bahan makanan yang Bahan makanan yang


dianjurkan tidak dianjurkan
Karbohidrat Nasi, roti, mi, makaroni -
dan hasil oleh tepung-
tepungan lain, seperti cake
tarcis, puding, dan pastri,
dodol, ubi, karbohidrat
sederhana seperti gula
pasir.
Protein Daging sapi, ayam, ikan, Makanan yang dimasak
telur, susu dan hasil dengan banyak minyak
olahannya, seperti keju, atau kelapa/santan kental.
yoghurt dan es krim.
Protein nabati Semua jenis kacang- Makanan yang dimasak
kacangan dan hasil dengan banyak minyak
olahannya, seperti tempe, atau kelapa/santan kental.
tahu, dan pindakas.
Sayuran Semua jenis sayuran, -
terutama jenis B, seperti
banyam, buncis daun
singkong, kacang panjang,
labu siam dan wortel
direbus dikukus dan
ditumis.
Buah-buahan Semua jenis s5buah segar, -
buah kaleng,buah kering
dan jus buah.
Lemak dan Minyak goreng, mentega, -
minyak margarin, santan
encer,salad dressing.
Minuman Teh, madu, sirup, -
minuman rendah energi
dan kopi encer.
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti Bumbu yang tajam, seperti
bawang merah, bawang cabe, merica, cuka, MSG.
putih, laos, salam, dan
kecap.

6. Perhitungan Kebutuhan Gizi


REE = 10 x W + 6,25 x H -5 x A + 5
= 10 x 72 + 6,25 x 172 -5 x 75 +5
= 700 + 1075 – 375 + 5
= 1405 kkal
TEE = RMR X FA
= 1405 x 1,3
= 1826,5 kkal
Protein =15% x 1826,5 / 4
= 68,4 gr
Lemak = 20% x 1826,5 / 9
= 40,5 gr
Karbohidrat = 65% x 1826,5 / 4
= 296,8 gr

D. Rencana Monitoring dan Evaluasi


E. Rencana Motivasi dengan Konseling
1. Tujuan
2. Materi
3. Sasaran
4. Metode
5. Tempat
6. Waktu
7. Alat peraga
8. Pelaksana
9. Evaluasi
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Implementasi Diet
B. Asupan Makanan Pasien Selama Pengamatan
1. Asupan Hari Pertama
Tabel Asupan makan pasien hari pertama (01-06-2023)

Waktu Asupan Berat Energi Protein Lemak KH


Makan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
pagi -Bubur 150 109,3 1,9 0,2 24,0
-cekalang kuah asam 75 110 15,3 5,2 0
-Sup mihun sayur 100 145,8 1,2 0,2 34,3
-pepaya 150 58,4 0,9 0,2 14,7
Siang -bubur 150 109,3 1,9 0,2 24
-cekalang goreng 75 130,3 12,6 8,8 0
-capcai 100 146,0 1,3 14,4 4,9
Sore -bubur 150 109,3 1,9 0,2 24
-cekalang woku 75 23,5 21 1 0
-sup makaroni 100 353 12 1,8 70,8
Total Asupan 1327,2 69,8 32,1 227,9
Total Kebutuhan 1826,5 68,4 40,5 296,8
Preentase Asupan Makanan 72% 99% 79% 76%
2. Asupan Hari Kedua
Tabel Asupan makan pasien hari kedua (02-06-2023)

Waktu Asupan Berat Energi Protein Lemak KH


Makan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
pagi -bubur 400 291,6 5,2 0,4 64,0
-ikan cekalang woku 60 18,8 16,8 0,8 0
-capcai 100 146 1,3 14,4 4,9
-sayur tahu 60 108 3,4 8,0 6,8
-pepaya 200 77,9 1,2 0,2 19,6
Siang -bubur 400 291,6 5,2 0,4 64,0
-ikan bubara bakar 60 14,3 8,8 1,4 2,9
-sup mihun sayur 60 87,5 0,7 0,1 20,6
-semangka 100 32,0 0,4 0,4 7,2
Sore -bubur 400 291,6 5,2 0,4 64,0
-ikan cakalang goreng 60 18,8 16,8 0,8 0
-sup makaroni 60 211,8 7,2 1,1 42,5
-pisang 100 129,3 1,6 0,1 31,1
Total Asupan 1750,5 74,1 43,6 321
Total Kebutuhan 1826,5 68,4 40,5 296,8
Preentase Asupan Makanan 95% 100% 107% 108%
3. Asupan Hari Ketiga
Tabel Asupan makan pasien hari ketiga (03-06-2023)

Waktu Asupan Berat Energi Protein Lemak KH


Makan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
pagi -bubur 300 218,7 3,9 0,3 48
-Ikan cakalang kuah 80 25,0 22,4 1 0
-labu siam 100 7,2 0,6 0,1 6,7
-Sup makaroni 100 353 12 1,8 70,8
-melon 100 39 0,6 0,1 9,8
Siang -bubur 300 218,7 3,9 0,3 48
-ikan bubara bakar 80 19,1 11,8 1,9 3,9
-capcai 100 146 1,3 14,4 4,9
-semangka 100 32 0,6 0,4 7,2
Sore -bubur 300 218 3,9 0,3 48
-cekalang goreng 80 139 13,5 9,4 0
-sup mihun sayur 100 145,8 1,2 0,2 34,3
-pisang gapi 100 31,3 1,6 0,1 31,1
Total Asupan 1736,7 70,2 30,5 312,8
Total Kebutuhan 1826,5 68,4 40,5 296,8
Preentase Asupan Makanan 95% 102% 75% 105%

C. Presentase Asupan Makan


1. Presentasi Asupan Energi
Tabel presentase asupan energi
Energi H1 H2 H3
Asupan 1327,2 1750,5 1736,7
Kebutuhan 1826,5 1826,5 1826,5
Presentase

2. Presentase Asupan Protein


Tabel presentase asupan protein

Energi H1 H2 H3
Asupan 69,8 74,1 70,2
Kebutuhan 68,4 68,4 68,4
Presentase

3. Presentase Asupan Lemak


Tabel presentase asupan lemak

Energi H1 H2 H3
Asupan
Kebutuhan
Presentase

4. Presentase Asupan Karbohidrat


Tabel presentase asupan karbohidrat

Energi H1 H2 H3
Asupan
Kebutuhan
Presentase

D. Monitoring Antropometri
Tabel monitoring antropometri

Pengukuran Hari ke 1 Hari ke 2


Panjang badan
LILA

E. Monitoring
F. Monitoring
G. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai