Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELITIAN

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


“ DI PUSKESMAS DUNGINGI”

OLEH :

KELOMPOK 2

1. DICKY SAPUTRA ABDULLAH


2. ARTIKASARI HULALANGO
3. DIENDHA UTHARY HASAN
4. ARDINI MARCELLA YUSUF
5. CERIL CONO
6. DESI SAFITRI DATUKRAMAT

PRODI DIPLOMA III GIZI


POLTEKKES KEMENKESS GORONTALO
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan PBL

C. Manfaat PBL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Posyandu
B. Pengertian status gizi
C. Faktor penyebab masalah gizi pada bayi dan balita
D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi
E. Penilaian status gizi pada bayi dan balita

BAB III METODE PELAKSAAN

A. Waktu
B. Tempat pelaksanaan
C. Metode pengukuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran umum
B. Hasil
C. Perhitungan
D. Pembahasan

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Sasaran

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi
untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal
tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Status gizi baik atau status gizi
optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum
pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2002).
Menurut Suhardjo (2003) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi
diantaranya adalah faktor langsung: konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Serta faktor
tidak langsung antara lain tingkat pendapatan, pengetahuan tentang gizi dan pendidikan.
Sejalan dengan Suhardjo, Almatsier (2002) menyatakan bahwa berbagai faktor sosial ekonomi
akan mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain:
pendapatan keluarga, pekerjaan, pendidikan dan pemilikan kekayaan atau fasilitas. Faktor
sosial ekonomi keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga
sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. Hal ini dapat terlihat anak dengan sosial
ekonomi tinggi tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan
anak dengan status sosial ekonomi rendah (Marimbi, 2010). Demikian juga dengan status 2
pendidikan ibu, misalnya tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dalam
pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak meyakini pentingnya pemenuhan
kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak (Gerungan, 2004). Pudjiadi (2001) memberikan
gambaran bahwa semakin tinggi pendidikan ibu, menunjukkan semakin tingginya status sosial
ekonomi keluarga tersebut.

B. Tujuan PBL
1. Tujuan umum
Pada akhir Praktek Belajar Lapangan (PBL) mahasiswa mampu melakukan pengukuran
antropometri pada bayi dan balita, untuk mengetahui status gizinya.
2. Tujuan khusus
a.Mahasiswa mampu menyiapkan instrumen pengukuran antropometri pada bayi
dan balita
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran antropometri pada bayi dan
balita
c.Mahasiswa mampu menentukan status gizi pada anak taman kanak-kanak.
C. Manfaat PBL
a. Mahasiswa dapat menyiapkan instrumen pengukuran antropometri pada bayi dan balita.
b. Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran antropometri pada bayi dan balita.
c. Mahasiswa dapat menentukan status gizi pada bayi dan balita.
BAB II

A. Pengertian Posyandu

1 Pengertian Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005). Posyandu merupakan salah
satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ). Posyandu adalah system pelayanan
yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum
komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau
berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat
dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. Berencana
yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang
dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu
dalam peningkat mutu manusia di masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan
dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
 Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga
kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
 Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina
tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap
menjadi tenaga kerja tangguh.
 Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan
pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu merupakan strategi yang
tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek
Poleksosbud.

B. Pengertian status gizi


Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengunaan zat-
zat gizi dibedakan menjadi gizi kurang, baik dan lebih (Almatsier, 2002). Status gizi adalah
ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan
dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan
pengukuran yang di dasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit.
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk
menyediakan energi, dan memeilahara jaringan tubuh, serta mengatur prsoses-proses
kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas,
disamping untukmkesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi
berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja.

C. Faktor penyebab masalah gizi pada bayi

Sylva, Lestari (2015). Dalam penelitianya Ia menyatakan bahwa ada pengaruh tentang
pendapatan kepala keluarga dengan asupan makan dan status gizi pada balita.
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Terdapat dua faktor
langsung yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi,
keduanya saling mempengaruhi. Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi
makanan yang tidak memenuhi prinsip gizi seimbang. Faktor penyebab langsung kedua
adalah penyakit infeksi yang terkait dengan tingginya kejadian penyakit menular dan
buruknya kesehatan lingkungan.
Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah
dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan,
bersih, dan aman, misalnya bayi tidak memperoleh ASI eksklusif. Faktor penyebab langsung
kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular
terutama diare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyak terkait mutu
pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan perilaku hidup
sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih, sarana sanitasi dan
perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang air besar di jamban,
tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah dan sebagainya.
Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga, khususnya pangan
untuk bayi 0-6 bulan (ASI eksklusif) dan 6-23 bulan (MP-ASI), dan pangan yang bergizi
seimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu terkait pada kualitas pola asuh anak. Pola
asuh, sanitasi lingkungan, akses pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan, dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses informasi terutama tentang gizi dan kesehatan.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang cukup rawan terjadi bencana, dimana bayi dan
ibu hamil termasuk korban bencana yang rentan terhadap masalah gizi. Masalah gizi yang
biasa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan anak berumur di bawah dua tahun (baduta),
bayi tidak mendapatkan air susu ibu karena terpisah dari ibunya, dan semakin memburuknya
status gizi kelompok masyarakat yang sebelum bencana memang dalam kondisi bermasalah.
Kondisi ini diperburuk dengan bantuan makanan yang sering terlambat, tidak
berkesinambungan, serta terbatasnya ketersediaan pangan lokal. Masalah tersebut diperburuk
lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal khususnya untuk
bayi dan baduta.
Anak usia 0-12 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus mengalami situasi
darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan perubahan konsumsi makanan
dan kondisi lingkungan yang terjadi tiba-tiba.
Intervensi gizi terhadap bayi yang menjadi korban bencana dapat dilakukan dengan cara bayi
tetap diberi ASI. Apabila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat
memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu susu/donor. Apabila tidak
memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu formula dengan
pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan.

D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi


Supariasa (2001) mengatakan bahwa status gizi ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor
secara langsung dan tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung antara lain
faktor kesehatan dan konsumsi makanan. Sedangkan untuk faktor tidak langsung yang
mempengaruhi status gizi adalah:
1.Daya beli keluarga
Kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk membeli bahan pangan
dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapat keluarga, harga bahan makanan dan tingkat
pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan.
2. Kebiasaan makan
Pola makan yang benar dengan memperhatikan frekuensi makanan utama dan makanan
selingan serta memperhatikan porsi yang pas akan menjadi salah satu cara seseorang
mencapai status gizi yang optimal. Karena dengan hal tersebut, metabolisme akan lancar
dan badan akan terasa lebih sehat.
3. Sosial budaya
Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan dan mempunyai pendapatan yang cukup tinggi,
akan lebih memilih makanan kaleng dan olahan pabrik dikarenakan adanya gengsi.
Sedangkan penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menganggap bahwa ayah
mempunyai kedudukan yang tinggi sehingga ayah mendapatkan bagian yang paling besar.
4. Zat gizi dalam makanan
Makanan yang baik adalah yang mengandung zat-zat gizi bagi tubuh. Terdiri dari
makronutrien dan mikronutrien. Dengan asupan makanan yang bergizi diharapkan
kesehatan akan terjaga dan status gizi baik.
5. Pemeliharaan kesehatan
Seseorang yang sadar akan kesehatannya akan berusaha menjaga tubuhnya agar tetap
dalam kondisi yang prima. Dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin, maka secara tidak
langsung akan berdampak baik bagi kesehatannya. Disamping itu individu perlu melakukan
kegiatan-kegiatan preventiveagar tidak mudah terserang penyakit.
6. Kebersihan lingkungan
Penyakit infeksi berhubungan dengan kebersihan lingkungan. Bila penyakit infeksi ini
menyerang pada individu maka akan menyebabkan terganggunya status gizi. Lingkungan
yang sehat akan membuat makanan yang dikonsumsi terbebas dari kuman penyebab
penyakit infeksi sehingga gizi baik dapat dicapai.
E.Penilaian Status Gizi Pada Bayi Dan Balita
Penilaian status gizi dapat dibagikan menjadi 4 yaitu :
a. Secara klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi, seperti
kulit, mata, rambut, dan mukosa oral tau organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid.
b. Secara biokimia
Penilain status gizi dengan biokimia/laboratorium adalah pemeriksaan yaang diuji
secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot.
c. Secara biofisk
Penilain statu gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
d. Secara antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dan tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada
perubahan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam
tubuh. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Beberapa indeks antropometri
yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut
umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
BAB III
METODE PELAKSAAN

A. WAKTU
Hari/tanggal : Senin, 08 November 2021
Jam : 08.00-12.00WITA

B. TEMPAT PELAKSAAN
Penelitian ini dilakukan Di puskesmas dungingi

C. METODE PENGUKURAN
Untuk pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dengan satuan centimeter
(cm) sedangakan pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital dengan satuan
kilogram (kg) Dan Babyshacle
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Wilayah

Alamat : Jl. Palma Kelurahan Huango Botu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, provinsi Gorontalo

Kode Puskesmas : P7571011201

B. Hasil

Anda mungkin juga menyukai