Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN SEMINAR KASUS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

PADA Tn. AN DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA + CKD ON HD + SUSP.


CHF DIRUANGAN HEMODIALISA RSUD Prof. Dr. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO

OLEH
KELOMPOK II

NURMALIA R. MANTU, S.Kep ( C03121077 )


MEYSKE Y. YASIN ( C03121063 )
MIRANTI ABDULLAH, S.Kep ( C03121064 )
HENDRA RADJULANI, S.Kep ( C03121054 )
SRI DEVIYANINGSIH NABU, S.Kep ( C0311040 )

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian syukur dan puji, kami memanjatkan
syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Seminar Kasus Stase Keperawatan Medikal Bedah
II dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. AN Dengan Diagnosa Medis Anemia +
CKD ON HD + susp. CHF di Ruang Hemodialisa RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo”. Selama menjalani studi dan menyelesaikan laporan seminar Stase
Keperawatan Medikal Bedah II banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep., MM., M.Kep Selaku Dosen Penanggung Jawab
pada Stase Keperawatan Medikal Bedah 1
2. Ns. Iskandar Simbala, S.Kep, M.Kep selaku Preseptor Akademik Ruangan
Hemodialisa
3. Ns. Wijoyo Mohune, S.Kep selaku Preseptor Klinik Ruangan Hemodialisa RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
4. Teman-teman Seperjuangan Profesi Ners Angkatan XIV Program Studi Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan, wawasan dan kemampuan kami. Oleh karena itu, Kami sangat meghargai
masukan guna penyempurnaan dalam penyusunan Laporan ini. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi para pengambil keputusan, pemerhati, dan para praktisi kesehatan.

Gorontalo, 20 Juni 2022

Kelompok II

2
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................1

Kata Pengantar ...........................................................................................................2

Daftar Isi ......................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................................4

1. Latar Belakang ...............................................................................................4


2. Tujuan Penelitian ..........................................................................................5
3. Manfaat ..........................................................................................................5

BAB II CONSEPT MAPT TERORITIS PENYAKIT PASIEN ............................6

BAB III PEMBAHASAN ..........................................................................................7

1. Pengkajian ......................................................................................................7
2. Phatway ..........................................................................................................13
3. Identifikasi Data .............................................................................................14
4. Diagnose Keperawatan .................................................................................14
5. Intervensi Keperawatan .................................................................................15
6. Implementasi Keperawatan ...........................................................................18

BAB IV ANALISA KASUS .......................................................................................23

BAB V PENUTUP ......................................................................................................26

1. Kesimpulan ....................................................................................................26
2. Saran ...............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................27

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronik adalah suatu penyakit
dimana ginjal mengalami penurunan fungsi yang progresif dan ireversibel. The Kidney
Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of The National Kidney Foundation
menyebutkan bahwa CKD adalah penyakit ginjal yang telah berlangsung selama lebih
dari 3 bulan dan penurunan LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) sebanyak 60 ml/min/1.73m2
(Lewis, 2011). Data dari United States Renal Data System (USRDS) pada tahun 2014
menunjukan bahwa prevalensi kejadian CKD di Amerika Serikat meningkat setiap
tahunnya, tercatat sebanyak 2,7 juta jiwa pada tahun 2011 dan tercatat menjadi 2,8 juta
jiwa ditahun 2012. Prevalensi penyakit CKD di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak
0,2% sedangkan di Jawa Tengah prevalensinya sebanyak 0,3% (Riskesdas, 2013).
Penyakit CKD sering tidak teridentifikasi sampai pada tahap 3 karena bersifat
asymptomatic atau tanpa gejala hingga tahap uremik akhir tercapai. Uremia adalah
sindrom atau gejala yang terkait dengan CKD. Adanya uremia tersebut akan
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit, pengaturan dan fungsi endokrin ginjal
rusak, dan akumulasi produk sisa secara esensial memengaruhi setiap sistem organ lain
(Lemone, 2012; Black & Hawks, 2009).
Penyakit CKD akan mempengaruhi penurunan LFG dan fungsi ginjal memburuk
lebih lanjut, retensi natrium dan air biasa terjadi. Hal ini dapat menyebabkan resiko edema
dan hipertensi, pasien juga akan merasa cepat lelah, sesak nafas, dan nafsu makan
menurun. Penanganan pada pasien CKD tahap akhir dilakukan beberapa terapi
diantaranya yaitu terapi pengganti ginjal seperti transplantasi ginjal, dialisis peritoneal,
maupun hemodialisa (Lemone, 2012; Tanto, dkk, 2014; Black & Hawks, 2009).
Hemodialisa (HD) adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengeluarkan produk
limbah dan cairan yang berada didalam tubuh, serta menggantikan fungsi ginjal dalam
tubuh yang tidak dapat berfungsi dengan baik (Smeltzer & Bare, 2013). Didunia saat ini
tercatat ada lebih dari 2 juta pasien yang menjalani terapi HD. Pasien HDdi Amerika

4
Serikat mencapai 350 ribu orang, Jepang 300 ribu orang, sedangkan di Indonesia hampir
mencapai 15 ribu orang (Setiati, dkk, 2014).
Hemodialisa menjadi terapi pengganti ginjal utama disebagian besar negara di
dunia dengan prevalensi yang mencapai angka 2 juta tersebut. Pasien yang memilih terapi
pengganti ginjal HD harus memahami hal-hal penting seperti pembatasan asupan cairan,
hal ini mempunyai tujuan untuk mengurangi resiko edema dan komplikasi
kardiovaskuler. Komplikasi kardiovaskuler pada pasien HD akan meningkatkan angka
mortalitas dan morbiditas lebih dari 50%. Cairan yang dikonsumsi kedalam tubuh harus
sama jumlahnya dengan air yang keluar, maka jumlah asupan cairan harus dibatasi sesuai
dengan jumlah urine yang keluar pada hari sebelumnya ditambah dengan cairan yang
keluar melalui insensible water losses (IWL) (Setiati, dkk, 2014; Smeltzer & Bare, 2013).

1.2 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnose medis Anemia + CKD On HD + susp. CHF sehingga dapat menentukan
diagnose keperawatan, dan rencana keperawatan.

1.3 Manfaat
Asuhan Keperawatan ini di harapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia Pendidikan.

5
BAB II
CONSEPT MAPT TERORITIS PENYAKIT PASIEN

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian
Informasi Umum :
Tn. A.N jenis kelamin laki-laki umur 42 tahun, agama Islam, Alamat, pekerjaan,
CM 08.95.76, golongan darah, masuk rumah sakit hari jum’at tanggal 10 juni
2022 di IGD dan di pindahkan di ruang perawatan HCU Noni. Kemudian
dilakukan tindakan HD pada tanggal 13 juni 2022. Sebelum tindakan HD pasien
dilakukan penimbangan berat badan, BB basah 58 kg, BB kering 54 kg,
pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 28
x/menit, SB 370C.

Keluhan Utama : Sesak

Riwayat keluhan utama :


Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan gelisah, tidak bisa tidur sejak 2 hari
yang lalu, saat HD kemarin pasien merasa nyeri dada di sebelah kiri, nyeri hilang
timbul saat HD 1 hari yang lalu. Saat dilakukan pengkajian di ruang HD pasien
sudah terpasang oksigen dengan NRM 10 L dari ruangan sebelumnya.
Kemudian pasien dilakukan HD dengan UF GOAL 2500 selama 5 jam dan
diberikan transfusi darah 2 kantong (±500 ml), terdapat edema derajat IV di
ekstremitas bawah.
Diagnosa Medis : Anemia + CKD On HD + susp CHF
Pengkajian
1. Oksigenasi (Sirkulasi dan Pernafasan) : Pasien mengeluh sesak, tanda-
tanda vital TD: 130/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 28 x/menit, SB 370C,
pemeriksaan paru bunyi nafasnya disebelah kanan lebih nyaring dari sebelah
kiri, CRT <3 detik, akral hangat, HB 6,4 g/dl, Eritrosit 2,35 juta/uL,
Hematokrit 19,9 %, Leukosit 11.2 ribu/uL.
2. Nutrisi cairan dan elektrolit : Pola makan setelah sakit 3 x / hari dengan
tekstur padat (nasi, pasien tidak biasa makan bubur, setiap makan ±1 sendok
nasi), kebiasaan minum sedikit-sedikit ±600-800 ml/hari, tidan ada mual-
muntah, TB cm, BB kering 54 kg BB basah 58 kg, IMT (pria dewasa normal
IMT 18,5-24,9), pemeriksaan mulut tidak ada luka, pada bagian perut tidak

7
ada acites, hasil LAB Ureum 132 mg/dl, Kreatinin 8.3 mg/dl.
3. Eliminasi : BAB 1 x / hari, BAK 5-6x/hari ±100ml, warna urine putih
kekuningan, tidak terpasang kateter.
4. Aktivitas (termasuk kebersihan diri) dan latihan : Saat datang di ruang
HD klien menggunakan kursi roda ruangan HCU.
5. Neuro sensori dan kognitif : GCS 15 (E4 V5 M6), tingkat kesadaran
Composmentis.
6. Keamanan dan Proktektif : Skala jatuh skor 15 (resiko rendah), terpasang
handrail, tidak terpasang kateter.
7. Endokrin : Tidak ada keluhan dibagian endokrin
8. Interaksi Sosial : Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
perawat yang melakukan perawatan,

8
PUSAT HEMODIALISA
Tanggal : 13 Juni 2022
OBSERVASI HEMODIALISA Nama Pasien : Tn. AN
Dr. Nephrolog : Umur : 42 tahun
Dr. Internist: Alergi obat / makanan :
Surat persetujuan tindakan ya tidak Dialisis pertama :
Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran coma soporcoma apatis somnolen composmentis
Kulit pucat icteric bintik-bintik haematome normal
Sclera mata icteric merah normal
Conjungtiva anemi merah normal
Edema wajah tangan acites kaki tidak ada
Kedatangan strecher tempat tidur kursi roda jalan kaki

Jumlah urine 24 jam : ml Tidak ada urine


Penyebab gagal ginjal :
Keluhan pasien setelah HD lalu :
Heparrinisasi : Dosis awal/bolus : 1.000 unit Dosis lanjutan : 1.000 unit/jam
Dializer : Type : F 6 HS F 7 HS F 8 HS F 9 HS
Singgle Reuse ke :
Kuf : 16 mmHg
Surface Area : 1,6 m2
Total Volume : 96 ml
Vask. Akses : Cimino Graf Catheter Femoral
Av-Fietula : 15 GA 16 GA 17 GA
15 GA 16 GA 17 GA

BALANCE :
Intake Output
Priming : 50 ml Ultra filtrasi : 2500 ml
Minum :- ml Urine :- ml
NGT :- ml CMS/Muntah : - ml
Infus :- ml Cairan Drain : - ml
Transfusi : 400 ml
Wash out : 150 ml Total 2500 ml
Total : 600 ml
BALANCE : -1900 ml
Berat Badan Kering : 54 kg Berat badan HD lalu :
Berat Badan Basah : 58 kg Berat badan pulang :

Hasil Lab (Lingkari)


Dialusis saat ini ke : HBsAG + / -
Nomor Mesin : Anti Hbs + / -
Anti HCV + / -
Anti HIV + / -

9
PUSAT HEMODIALISA
Paraf
Jam Instruksi Dokter Paraf Perawat
Dokter

Tindakah HD 5 Jam
08.15 UFG 2.500 ml
Heparin 1.000 IV / Jam

PRE HD
Keterangan
Jam Tensi H/R Suhu

08.15 130/80 102 37oC

Mulai jam : 08.15 Profil UF, No : Konsentrat : 500 mmol


Selesai jam : 13.15 Profil Na, No :
ON - HD
Eff, Cum Tekanan Juml
Jam Tensi H/R UFG UFR UF Ket
BF BV AP VP TMP Hep
08.15 130/80 102 185 2500 500 10 0,1 -100 100 100 20 Inisiasi
09.15 130/80 102 185 2500 500 500 11,1 -100 100 100 15
10.15 130/80 102 185 2500 500 1000 22,2 -100 100 100 10
11.15 130/80 102 185 2500 500 1500 33,3 -100 100 100 5
12.15 130/80 102 185 2500 500 2000 44,4 -100 100 100 0
13.15 130/80 102 185 2500 500 2500 55,6 -100 100 100 - Terminasi
Kt / v :

POST - HD
Jam Tensi H/R Suhu Keterangan

13.20 130/80 90 37oC

Keistimewaan pasien dan rencana HD selanjutnya :


______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________

Nama perawat Nama perawat

10
PUSAT HEMODIALISA
Tanggal : 16 Juni 2022
OBSERVASI HEMODIALISA Nama Pasien : Tn. AN
Dr. Nephrolog : Umur : 42 tahun
Dr. Internist: Alergi obat / makanan :
Surat persetujuan tindakan ya tidak Dialisis pertama :
Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran coma soporcoma apatis somnolen composmentis
Kulit pucat icteric bintik-bintik haematome normal
Sclera mata icteric merah normal
Conjungtiva anemi merah normal
Edema wajah tangan acites kaki tidak ada
Kedatangan strecher tempat tidur kursi roda jalan kaki

Jumlah urine 24 jam : 300 ml Tidak ada urine


Penyebab gagal ginjal :
Keluhan pasien setelah HD lalu : Tidak ada
Heparrinisasi : Dosis awal/bolus : 1.000 unit Dosis lanjutan : 1.000 unit/jam
Dializer : Type : F 6 HS F 7 HS F 8 HS F 9 HS
Singgle Reuse ke :
Kuf : 16 mmHg
Surface Area : 1,6 m2
Total Volume : 96 ml
Vask. Akses : Cimino Graf Catheter Femoral
Av-Fietula : 15 GA 16 GA 17 GA
15 GA 16 GA 17 GA

BALANCE :
Intake Output
Priming : 50 ml Ultra filtrasi : 2500 ml
Minum :- ml Urine :- ml
NGT :- ml CMS/Muntah : - ml
Infus :- ml Cairan Drain : - ml
Transfusi :- ml
Wash out : 100 ml Total 2500 ml
Total : 150 ml
BALANCE : -1900 ml
Berat Badan Kering : 54 kg Berat badan HD lalu : 56 kg
Berat Badan Basah : 58 kg Berat badan pulang : 55 kg

Hasil Lab (Lingkari)


Dialusis saat ini ke : HBsAG + / -
Nomor Mesin : Anti Hbs + / -
Anti HCV + / -
Anti HIV + / -

11
PUSAT HEMODIALISA
Paraf
Jam Instruksi Dokter Paraf Perawat
Dokter

Tindakan HD : 5 Jam
08.00 UFG : 2500 ml
Heparin : 1000 IU/jam

PRE HD
Keterangan
Jam Tensi H/R Suhu

08.00 160/100 80 37oC

Mulai jam : 08.00 Profil UF, No : Konsentrat : 500 mmol


Selesai jam : 13.00 Profil Na, No :
ON - HD
Eff, Cum Tekanan Juml
Jam Tensi H/R UFG UFR UF Ket
BF BV AP VP TMP Hep
08.00 160/100 80 160 2500 500 10 0,1 -100 100 100 20 Inisiasi
09.00 160/90 80 187 2500 500 500 11,2 -100 100 100 15
10.00 160/90 80 187 2500 500 1000 22,4 -100 100 100 10
11.00 160/90 80 187 2500 500 1500 33,6 -100 100 100 5
12.00 160/90 80 187 2500 500 2000 44,8 -100 100 100 0
13.00 160/90 80 187 2500 500 2500 56,0 -100 100 100 - Terminasi
Kt / v :

POST - HD
Jam Tensi H/R Suhu Keterangan

13.00 160/90 80 37oC

Keistimewaan pasien dan rencana HD selanjutnya :


______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________________

Nama perawat Nama perawat

12
3.2 Pathway

Gaya hidup Diabetes militus

Makan minum
nefrotoksik Peningkatan
viskositas darah

Zat-zat toksik
menumpuk dijaringan Kerusakan fungsi
ginjal ginjal

Kerusakan jaringan
ginjal

CKD

Penurunan produksi Hemodialisa


Penurunan filtrasi
hormon eritropoietin

Tindakan hemodialisa Ketidakseimbangan


Penurunan produksi cairan dan elektrolit
sel darah merah
Anti Koagulan
Penumpukan cairan
Anemia
Anemia

Hipervolemia
Perfusi perifer tidak
efektif Insersi

Tekhnik septik

Resiko infeksi
13
3.3 Identifikasi Data
1. Data Subjektif
- Pasien mengatakan urin/24 jam berkisar 100cc
- Pasien mengatakan BB kering 54 kg
2. Data Objektif
- Akral teraba hangat
- Warna kulit tampak pucat
- Tampak sesak
- Tampak lemah
- Konjungtiva anemis
- Hb 6,4 g/dL
- TD : 130/80 mmHg
- Terpasang O2 NRM 10 L
- Ureum 132 mg/dL
- Kreatinin 8,3 mg/Dl
- Adanya edema perifer (Kaki)
- Berat badan meningkat
- BB basah 58 kg
- Terpasang vistula arteri dan vena di pembuluh darah vena sepalika median
antebrachial lengan kanan
- Tidak ada demam
- Tidak ada kemerahan
- Tidak ada bengkak
3.4 Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d tanda dan
gejala mayor Akral teraba hangat, warna kulit tampak pucat, tampak sesak
2. Hipervolemia b.d Gangguan mekanisme regulasi d.d Adanya edema perifer (Kaki)
3. Resiko infeksi b.d factor resiko penyakit kronis (gagal ginjal), efek prosedur
invasive (hemodialisa), ketidakadekuatan pertahan tubuh sekunder : penurunan
hemoglobin

14
3.5 Intervensi Keperawatan
Inisial pasien : Tn.A.N Ruangan : Hemodialisa
No. RM : 08-95-76

NO DIAGNOSE KEPERAWATAN LUARAN KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1 Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan pemberian # Pemberian produk darah
Definisi : Penurunan sirkulasi darah pada produk darah perfusi perifer efektif Observasi :
level kapiler yang dapat mengganggu dengan kriteria hasil : 1. Monitor tekanan darah/jam
metabolism tubuh 1) Warna kulit pucat menurun 2. Monitor hasil Lab (Hb)
Penyebab : Penurunan konsentrasi 2) Hb meningkat ke 9 3. Kaji kembali tanda dan gejala dari
hemoglobin 3) Konjungtiva tidak anemis gangguan perfusi perifer setelah
Gejala dan tanda mayor 4) KU membaik tindakan transfusi
Subjektif : 5) Tidak Sesak Teraupetik :
1) Pusing 6) Pasien memahami tentang 4. Berikan oksigen menggunakan NRM
Objektif : edukasi yang diberikan 10L/menit
1) Akral teraba hangat 5. Berikan posisi fowler
2) Warna kulit tampak pucat Edukasi :
3) Tampak sesak 6. Ajarkan pasien untuk konsumsi gizi
4) Sesak saat beraktifitas seimbang
5) Tampak lemah 7. Ajarkan pasien untuk mengenal
6) Konjungtiva anemis tanda-tanda anemia
7) Hb 6,4 g/dL Kolaborasi :
8) TD : 130/100 mmHg 8. Pemberian produk darah PRC 2 bag
9) Terpasang O2 NRM 10 L selama HD
Kondisi klinis terkait : 9. Pemberian terapi ESA jika HB diatas
Anemia 8 g/dL

15
2 Hypervolemia Setelah dilakukan Tindakan hemodialisa # Manajemen cairan
Definisi : Peningkatan volume cairan selama 5 jam maka keseimabngan cairan Tindakan
intravaskuler, interstisial, dan/ atau meningkat dengan kriteria hasil : Observasi
intraseluler. 1. Berat badan pulang 56 1. Monitor berat badan
Penyebab : Gangguan mekanisme regulasi 2. Asupan cairan tidak melebihi Edukasi
Gejala dan tanda mayor : berat badan kering 2. Ajarkan asupan cairan tidak melebihi
Subjektif : 3. Pemahaman tentang edukasi 3 % dari berat badan kering diantara
- Pasien mengtaakan urine yang diberikan 2 waktu hd
selama 24 jam kurng lebih Kolaborasi
100cc 3. Kolaborasi Tindakan hemodialisa
- Pasien mengatakan hasil lab ur
cr berkisar cr 6-8, ur 100-150
- Pasien mengatakan ada
kenaikan berat badan
- Bb kering 54

Objektif :
- Adanya edema perifer dikedua
tungkai bawah (Kaki) derajat 4
- Berat badan meningkat dari 54
ke 58
- Ur 132 cr 8.3
- Jumlah urine berkisar
100cc/hari

16
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan hemodialisa, # Pencegahan Infeksi
Definisi : Beresiko mengalami peningkatan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil Tindakan :
terserang organisme patogenik : Obsevasi :
Factor resiko : 1) Tidak ada demam 1) Monitor tanda dan gejala infeksi
1) Efek prosedur invasive (hemodialisa) 2) Tidak ada kemerahan local sebelum dan sesudah HD
Kondisi klinis terkait : 3) Tidak ada bengkak Teraupetik :
1) Tindakan invasive 4) Edukasi yang diberikan 2) Lakukan tehnik septik diarea insersi
Gejala dan Tanda 3) Lakukan tehnik dresing (kassa)
Subjektif : - diarea insersi
Objektif : 4) Cuci tangan sebelum dan sesudah
1) Terpasang vistula di vena sepalika kontak dengan pasien dan
median antebrachial lengan kanan lingkungan pasien
2) Tidak ada demam Edukasi :
3) Tidak ada kemerahan 5) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4) Tidak ada bengkak 6) Ajarkan pencegahan infeksi
7) Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar

17
3.6 Implementasi Keperawatan
Inisial pasien : Tn.A.N Ruangan : Hemodialisa
No. RM : 08-95-76 Tanggal : 13 Juni 2022
NO DIAGNOSE TGL/JA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN M
1 Perfusi perifer 13/6/2022 # Pemberian produk darah 13.20
tidak efektif 08:00 1. Memberikan posisi fowler S : Pasien mengatakan tidak ada
Hasil : Pasien dalam keadaan posisi fowler keluhan sesak, lemah, pusing dan
2. Memberikan oksigen Pasien mengatakan memahami
Hasil : Diberikan oksigen NRM 10 L/menit tentang edukasi
3. Memonitor Tanda-tanda vital/jam
O:
Hasil :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
1. Kulit tidak tampak pucat
2. konjungtiva pasien tidak
SPO2 : 99 %
anemis
HR : 102/menit
4. Memonitor hasil Lab (Hb) 3. Tekanan darah 130/80
Hasil : Hb pasien 6,4 g/dl mmHg
5. Memberikan produk darah PRC 4. KU membaik
Hasil : Terlayani 2 kantong darah 5. SUDAH TIDAK
10:00 6. Mengajarkan pasien untuk konsumsi gizi TERPASANG O2 DAN
seimbang dan mengenal tanda-tanda anemia SUDAH TIDAK SESAK
Hasil : Pasien menyatakan pemahaman A :- gangguan perfusi perifer tidak
7. Memonitor Tanda-tanda vital/jam efektif teratasi
Hasil : 130/80 mmHg

18
11:00 8. Memberikan oksigen menggunakan NRM - Pasien masih mengalami
L/menit resiko gangguan perfusi
Hasil : pasien sudah tidak sesak, pemberian O2 perifer tidak efektif
dihentikan
9. Memonitor Tanda-tanda vital/jam P:
Hasil : 130/80 mmHg
1. monitor hasil laboratorium
12:00 10. Memonitor Tanda-tanda vital/jam
Hasil : 130/80 mmHg (hemoglobin) setiap bulan
11. Memonitor Tanda-tanda vital/jam (minimal) atau jika timbul
13:00 Hasil : 130/80 mmHg
gejala
12. Kaji kembali tanda dan gejala dari gangguan
perfusi perifer setelah transfusi 2. Ajarkan tanda dan gejala
Hasil : tidak ada keluhan pusing, lemah,sesak, anemia
konjungtiva tidak anemis
2 Hypervolemia 09:00 # Manajemen cairan 13.20
1. Melakukan Tindakan HD S : Pasien mengatakan paham
Hasil : dilakukan Tindakan HD 5 jam uf goal tentang edukasi yang diberikan
2500 O : BB pulang 56
10:00 A:
2. Menganjurkan asupan cairan tidak melebihi 3 %
- kelebihan volume cairan
dari berat badan kering diantara 2 waktu HD belum teratasi
Hasil : Pasien mengatakan membatasi minum air - Bb pulang 56
11.00 ±600 ml P : edukasi asupan cairan tidak
3. Memonitor berat badan sesudah hd melebihi 3%
Hasil : 56 kg

19
3 Resiko infeksi 08:00 # Pencegahan Infeksi
1. Melakukan tehnik septik diarea insersi S:
Hasil : dilakukan tehnik septik - klien mengatakan Tidak
2. Melakukan dresing pada area insersi ada demam, bngkk, kmrhn
Hasil : melakukan dresing pada area insersi - pasien menyatakan paham
3. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal tentang edukasi yang
Hasil : pasien tidak menunjukkan tanda-tanda diberikan
infeksi, tidak kemerahan, bengkak
4. Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien O:
Hasil : perawat melakukan cuci tangan sebelum - Tidak ada kemerahan dan
kontak dengan pasien Tidak ada bengkak diarea
09:20 5. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi insersi
Hasil : pasien menyatakan pemahaman - dilakukan tehnik septik
6. Mengajarkan pencegahan infeksi dan dresing pada area
Hasil : pasien menyatakan pemahaman insersi
7. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar A:
Hasil : pasien menyatakan paham - tidak terjadi infeksi
8. Mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien - pasien masih beresiko
dan lingkungan pasien terjadi infeksi diarea insersi
Hasil : perawat melakukan cuci tangan sesudah P : edukasi tentang tanda dan
12:00 kontak dengan pasien gejala infeksi di rumah
Seperti kemrahan, bengkak,
phbs

20
Inisial pasien : Tn.A.M Ruangan : Hemodialisa
No. RM : 08-95-76 tanggal : 16 Juni 2022

NO DIAGNOSE TGL/JA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN M
1 Hypervolemia 09:00 1. Menganjurkan pasien untuk memonitor status 13.20
hidrasi S : Pasien mengatakan paham
Hasil : Pasien mengatakan paham. (status hidrasi tentang memoniot status hidrasi
O : BB pulang 55 kg
ringan, warna urin putih kekuningan
A : Tidak Ada gangguan
2. Memonitor berat badan sesudah HD keseimbangan cairan
Hasil : BB basah : 58 kg P : Kolaborasi Tindakan
BB kering : 54 kg hemodialisa
3. Menganjurkan asupan cairan tidak melebihi 3 %
dari berat badan kering diantara 2 waktu HD
Hasil : Pasien mengatakan membatasi minum air
±600 ml
4. Memonitor berat badan sesudah hd
Hasil : 55 kg

3 Resiko infeksi 08:00 1. Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien S:


dan lingkungan pasien 1. klien mengatakan Tidak
Hasil : perawat melakukan cuci tangan sebelum ada demam
kontak dengan pasien 2. pasien menyatakan
2. Melakukan tehnik antiseptik diarea insersi pemahaman
Hasil : dilakukan tehnik septik

21
3. Melakukan dresing pada area insersi O:
Hasil : melakukan dresing pada area insersi 3. Tidak ada kemerahan dan
4. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal Tidak ada bengkak diarea
Hasil : pasien tidak menunjukkan tanda-tanda insersi
infeksi 4. dilakukan tehnik septik dan
5. Mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien dresing pada area insersi
12:00 dan lingkungan pasien
hasil : perawat melakukan cuci tangan sesudah A : tidak ada infeksi
kontak dengan pasien
P : Anjurkan untuk melihat tanda
dan gejala infeksi di rumah

22
BAB IV
ANALISA KASUS

Pada pembahasan ini, penulis membandingkan antara teori dengan asuhan


keperawatan pada Tn. A.M dengan Diagnosa Medis utama Anemia + CKD On HD yang
dilaksanakan selama 2 hari, mulai dari tanggal 13 Juni 2022 sampai dengan 16 Juni 2022
di ruang Hemodialisa RSUD Aloesaboe. Pembahasan berikut ini akan diuraikan
pelaksanaan Asuhan keperawatan pada pasien Tn. A.N dengan Diagnosa Medis utama
Anemia + CKD On HD di ruang Hemodialisa sesuai fase dalam proses keperawatan yang
meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
pelaksanaan tindakan keperawatan, serta evaluasi.
1. Pembahasan Pengkajian
Pada tahap pembahasan pengkajian ini penulis membandingkan antara teori
pengkajian dengan data hasil pengkajian pada Tn. A.N dengan Diagnosa Medis
utama Anemia + CKD On HD + Susp. CHF. Untuk memperoleh data tersebut,
penulis melakukan pengkajian kepada pasien, keluarga, melakukan pemeriksaan
fisik observasi serta dari mempelajari status pasien. Data yang dikaji sesuai data
dasar pengkajian, pengkajian pada Tn. A.N dengan Diagnosa Medis utama Anemia
+ CKD On HD + Susp. CHF, yaitu meliputi :
a. Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, pola kebiasaan
sehari- hari. Pada kasus ditemukan tanda dan gejala yaitu sesak nafas sebelum
masuk rumah sakit, pasien juga mengatakan lemas, sesak, mual (-), muntah
(-) .
b. Hasil laboratorium didapatkan HB 6,4 g/dl, Ureum 132 mg/dl, Kreatinin 8,3
mg/dl.
c. Pada tahap pengkajian penulis tidak menemukan hambatan yang berarti
dikarenakan klien sangat kooperatif.
2. Diagnosis Keperawatan
Dalam penyusunan diagnosa keperawatan pada kasus ini penulis mengacu
pada rumusan standar Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI (2018) sebagai
dasar untuk perumusan diagnosis keperawatannya, penulis. Menurut SDKI
diagnose keperawatan yang muncul pada pasien Tn. A.N dengan Diagnosa Medis
utama Anemia + CKD On HD + Susp.CHF yaitu :

23
a. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d tanda
dan gejala mayor, Akral teraba hangat, warna kulit tampak pucat, tampak
sesak.
b. Hipervolemia b.d Gangguan mekanisme regulasi d.d Adanya edema perifer
(Kaki)
c. Resiko infeksi b.d Factor resiko penyakit kronis ( gagal ginjal), efek prosedur
invasive ( hemodialisa), ketidakadekuatan pertahan tubuh sekunder :
penurunan hemoglobin.
3. Intervensi/perencanaan
Dalam kegiatan tahap perencanaan ini adalah penentuan prioritas masalah.
Dalam penentuan prioritas, penulis menetukan berdasarkan teori Hirarki Maslow
dan masalah yang mengancam jiwa pasien diprioritaskan terlebih dahulu.
Penentuan prioritas di lakukan karena tidak semua masalah dapat diatasi dalam
waktu yang bersamaan. Perencanaan pada masing-masing diagnosa untuk tujuan
disesuaikan dengan teori yang ada, dan lebih banyak melihat dari kondisi pasien,
keadaan tempat/ruangan dan sumber daya dari tim kesehatan. Pada penentuan
kriteria waktu, penulis juga menetapkan berdasarkan kondisi pasien dan ruangan
sehingga penulis berharap tujuan yang sudah disusun dan telah ditetapkan dapat
tercapai. Adapaun pembahasan perencanaan kepada, sesuai prioritas diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
a. Perfusi perifer tidak efektif intervensi yang dilakukan adalah pemberian
produk darah (PRC) untuk menangani keluhan pasien yaitu sesak, pusing, dan
lemah.
b. Hypervolemia intervensi yang dilakukan adalah Manajemen cairan untuk
mengidentifikasi dan mengelola keseimbangan cairan dan mencegah
komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan
c. Resiko infeksi intervensi yang dilakukan adalah pencegahan infeksi untuk
mencegah terjadinya infeksi selama prosedur tindakan HD dilakukan pada
pasien
4. Implementasi/pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, pada dasarnya disesuaikan dengan susunan
perencanaan , dengan maksud agar semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara
optimal. Adapun pembahasan pelaksanaan dari masing-masing diagnosa yang telah
tersusun adalah sebagi berikut :

24
a. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d
pusing, Akral teraba hangat, warna kulit tampak pucat, tampak sesak,
Perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori di buku
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018) dan Standar Luaran
Keperawatan, Indonesia/SLKI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia/SDKI (2018).
b. Hypervolemia b.d Gangguan mekanisme regulasi d.d Adanya edema perifer
(Kaki). Perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori di
buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018) dan Standar
Luaran Keperawatan Indonesia/SLKI (2018), Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
c. Resiko infeksi b.d Factor resiko penyakit kronis ( gagal ginjal), efek prosedur
invasive (hemodialisa), dan ketidakadekuatan pertahan tubuh sekunder :
penurunan hemoglobin, Perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai
dengan teori di buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018)
dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia/SLKI (2018), Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).

25
BAB V
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien Tn. A.N
dengan Diagnosa Medis utama Anemia + CKD On HD + Susp. CHF di Ruang
Hemodialisa RSUD Aloeisaboe Pada tahun 2022, peneliti dapat mengambil
kesimpulan :
1. Tn. A.N dengan Diagnosa Medis utama Anemia + CKD On HD + Susp. CHF
Didapatkan hasil data mengalami sesak nafas sebelum masuk rumah sakit,
pasien juga mengatakan lemah (+), mual (-), muntah (-).
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn,A.N Yaitu : Perfusi
perifer tidak efektif, Hipervolemia, dan Resiko Infeksi .
3. Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah pada Tn. A.N diagnosa 1
(transfusi darah), diagnosa 2 (Manajemen cairan), diagnosa 3 (Pencegahan
Infeksi).
4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 2 hari, implementasi sesuai
dengan intervensi. Sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat di
laksanakan pada implementasi keperawatan.
5. Hasil evaluasi keperawatan hampir semua teratasi pada pelaksanaan asuhan
keperawatan.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya asuhan keperawatan ini mahasiswa mengetahui
bagaimana melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose medis
Anemia + CKD + Susp. CHF dengan tindakan HD sehingga dapat menentukan
diagnosa dan rencana keperawatan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Jakarta
Selatan, Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Jakarta
Selatan, Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Jakarta
Selatan, Dewan Pengurus Pusat PPNI
Endarto, Edi. (2012) Hubungan Lama Menjalani Hemodialisa Dengan Kualitas Hidup
PasienCKD Di Ruang Hemodialisa RSUD AM Provinsi Lampung. Skripsi
Indonesia.Co.Id/Id/Article/Chronic-Kidney-Disease (diakses pada tanggal 22-Mei-
2022)

27

Anda mungkin juga menyukai