Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOLOGI PENYAKIT KRONIS


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi
Dosen Pengampu : Arnika Dwi Asti, M.Kep. dan Dra Nurochmah, S.Psi.

Disusun Oleh:
1. Murti Firdaus Nuraini A02020040
2. Nur Avizah Oktaviani A02020043
3. Rahayu Rustika A02020047
4. Rusita Herliana A02020054
5. Sawitri A02020055
6. Sefita Nuraeni A02020056
7. Siti Asiyah A02020058
8. Sri Widiastuti A02020064
9. Tiara Shinta Dewi A02020068
10. Mamik Alfiani A02020074
11. Wahyu Dwi Putra N A02020077
Kelas 1B D3 Keperawata

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG

2020/2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .................................................................. 1


B. RUMUSAN MASALAH................................................................ 2
C. TUJUAN........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYAKIT KRONIS


B. KLARIFIKASI PASIEN YANG MEMBUTUHKAN PERAWAT
KRONIS
C. PENGERTIAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIS
D. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIS
E. CONTOH MASALAH PSIKOLOGI PENDERITA PENYAKIT
GAGAL GINJAL KRONIS
F. CARA MENANGANI MASALAH PSIKOLOGI PENDERITA
PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIS
G. CONTOH KASUS

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.....................................................................................
B. SARAN………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
Kata pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah mengenai “Penyakit Gagal Ginjal Kronis ” ini
dengan tepat waktu tanpa suatu halangan apapun.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga kami dapat
berupaya dengan maksimal untuk menghasilkan hasil yang terbaik dalam
makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik saran yang membangun
sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan dapat dijadikan
sebagai dasar untuk membuat makalah yang baik.

Banyumudal , 21 December 2020


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kronis dapat dijelaskan sebagai penyakit degeneratif yang


bertahan lama hingga bertahun-tahun yang masih dapat
dikendalikan, namun sulit untuk sembuh (Dewi, 2016). Menurut data
dari World Health Organization (WHO) tahun 2010 sebesar 63%
dari seluruh jumlah kematian disebabkan karena penyakit kronis.
Penyakit kronis meliputi penyakit jantung koroner, stroke, kanker,
diabetes mellitus, cedera, penyakit paru obstruktif kronik, batu ginjal
dan penyakit sendi/ rheumatoid arthritis (Kementerian Kesehatan RI,
2013). Pada program penanggulangan penyakit kronis yang
mendapat perhatian khusus dari pemerintah adalah terbatas pada
penyakit hipertensi dan DM padahal penyakit yang menyerang
persendian banyak menimbulkan kecacatan pada penderitanya.
Penderitaan yang di alami cukup lama dan berat akibat penyakit
sendi atau rheumatoid arthritis, sehingga penyakit ini tergolong
penyakit kronis (Fillah, 2017).

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian penyakit gagal ginjal kronik?
b. Bagaimana respon penderita gagal ginjal kronik?
c. Bagaimana masalah psikologis penderita gagal ginjal
kronik ?
d. Bagaimana cara mengatasi masalah psikologis penderita gagal
ginjal kronik?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa diharapkan
mampu mengenal dan mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien
yang mengalami pennyakit kronis
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu :
a. untuk mengetahui kondisi fisiologis dan psikologis pasien
b. untuk mengetahui respon pada pasien penyakit kronis
c. untuk mengetahui keadaan pasien sebelum dan sesudah dilakukannya
pengobatan secara psikologis dan fisiologis.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian penyakit kronis


Definisi Penyakit Kronis Penyakit kronis merupakan jenis penyakit
degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka waktu yang
sangat lama, yakni lebih dari enam bulan. Orang yang menderita penyakit
kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan cenderung
mengembangkan perasaan hopelessness dan helplessness karena berbagai
macam pengobatan tidak dapat membantunya sembuh dari penyakit kronis
(Sarafino, 2006). Rasa sakit yang diderita akan mengganggu aktivitasnya
sehari-hari, tujuan dalam hidup, dan kualitas tidurnya (Affleck et al. dalam
Sarafino, 2006).
Etiologi Penyakit Kronis
Penyakit kronis dapat diderita oleh semua kelompok usia, tingkat
sosiaekonomi, dan budaya. Penyakit kronis cenderung menyebabkan
kerusakan yang bersifat permanen yang memperlihatkan adanya penurunan
atau menghilangnya suatu kemampuan untuk menjalankan berbagai fungsi,
terutama muskuloskletal dan organ-organ pengindraan. Ada banyak faktor
yang menyebabkan penyakit kronis dapat menjadi masalah kesehatan yang
banyak ditemukan hampir di seluruh negara, di antaranya kemajuan dalam
bidang kedokteran modern yang telah mengarah pada menurunnya angka
kematian dari penyakit infeksi dan kondisi serius lainnya, nutrisi yang
membaik dan peraturan yang mengatur keselamatan di tempat kerja yang
telah memungkinkan orang hidup lebih lama, dan gaya hidup yang
berkaitan dengan masyarakat modern yang telah meningkatkan insiden
penyakit kronis (Smeltzer & Bare, 2010).

B. Klarifikasi Pasien yang Membutuhkan Perawat Kronis

C. Pengertian Penyakit Gagal Ginjal Kronik


Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi
saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal. Secara
medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan
atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.
Ginjal berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum
dibuang melalui cairan urine. Setiap hari, kedua ginjal menyaring sekitar
120-150 liter darah, dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urine.Di dalam
setiap ginjal, terdapat unit penyaring atau nefron yang terdiri dari
glomerulus dan tubulus. Glomerulus menyaring cairan dan limbah untuk
dikeluarkan, serta mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang
berbentuk protein.
Selanjutnya, saat darah melewati unit penyaring tubulus, mineral yang
dibutuhkan tubuh disaring kembali sedangkan sisanya dibuang sebagai
limbah.
Selain menyaring limbah dan kelebihan cairan, fungsi ginjal lain yang
penting dalam tubuh, di antaranya:
 Menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar
garam dalam tubuh tetap normal.
 Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang
memproduksi sel darah merah.
 Memproduksi vitamin Ddalam bentuk aktif yang menjaga kesehatan
tulang.
Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah dapat
menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat terasa lebih jelas saat fungsi ginjal
sudah semakin menurun. Pada tahap akhir GGK, kondisi penderita dapat
berbahaya jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah satunya
cuci darah.
D. Respon Klien Terhadap Penyakit Gagal Ginjal Kronis

Permasalahan Psikologis pada Penderita Gagal Ginjal Kronis Smeltzer &


Bare (2002) mengatakan bahwa cuci darah menyebabkan perubahan gaya
hidup pada keluarga. Waktu yang diperlukan untuk terapi dialysis akan
mengurangi waktu yang tersedia untuk melakukan aktivitas sosial dan dapat
menciptakan konflik, frustasi, rasa bersalah, serta depresi di dalam
keluarga. Penyesuaian psikologis Menurut Iyus Yosep (2007) Sebelum
memasuki pada tema permasalahan psikologi seorang penderita gagal ginjal
perlu kita ketahui tahapan penyesuaian psikologisnya. Menurut Iyus Yosep
penyesuaian psikologis pada penderita gagal ginjal kronis memiliki
beberapa tahap, yaitu:
1) Pengingkaran atau denial
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah shok, tidak
percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi. Dengan
mengatakan atau menolak kenyataan kehilangan itu terjadi dengan
mengatakan “tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi,” “itu tidak
mungkin”.
2) Marah atau anger
Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya
kehilangan. Individu menunjukan perasaan yang meningkat yang sering
diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungan nya, orang-orang
tertentu atau ditunjukan pada dirinya sendiri. Reaksi yang ditunjukan pada
fase ini adalah agresif, bicara kasar, menolak pengobatan, dan menuduh
dokter dan perawat tidak kompeten.

3) Tawar menawar atau bargaining


Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara
intensif maka ia akan maju ke tahap tawar menawar. Pada tahap ini
biasanya pasien akan mengeluarkan kata-kata seperti “seandainya dulu saya
mau menjaga kesehatan”.

4) Depresi atau depression

Individu pada fase ini sering menunjukan sikap antara lain menarik diri,
tidak mau berbicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat
baik dan menurut atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan,
perasaan tidak berharga.
5) Penerimaan atau acceptance
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran selalu
terpusat kepada objek atau orang hilang akan mulai berkurang dan hilang.

E. Contoh Maslah Psikologis Penderita Penyakit Gagal Ginjal Kronis


Permasalahan psikologis pada pasien gagal ginjal yang sering muncul
adalah ketakutan, kecemasan, stress, dan depresi karena penderita gagal
ginjal menjalani pengobatan Terapi hemodialisa harus dijalani pasein gagal
ginjal sepanjang hidupnya. Kecuali melakukan transplantasi, pasien harus
menjalani perawatan berkala setiap minggu. Perawatan dilakukan selama
12-15 jam yang terbagi dalam tiga sesi. Kondisi ini pada umumnya
menyebabkan gangguan psikologis yang dalam.
Pada enam bulan sampai satu tahun pertama terapi, pasien merasakan
ketidaknyamanan dan ketidakbebasan. Penolakannya terhadap kondisi yang
dialami tersebut biasanya menghasilkan konflik dalam diri pasien. Konflik
batiniah ini lamalama akan menghasilkan rasa frustasi, rasa bersalah,
depresi, dsb ada beberapa gangguan psikologis yang muncul dari pasien
gagal ginjal.
(1) Delirium, sebuah kondisi mental yang menyebabkan sulitnya
konsentrasi dan gangguan intelegensi. Secara umum biasanya pasien
mengalami kelesuan dan kebingungan yang nyata.
(2) Depresi, merupakan kondisi mental karena merasakan kehilangan
seperti kebebasan, pekerjaan dan kemandirian.
(3) Dimensia dialisis sebuah sindrom fatal dan progresif. Kondisi ini
diawali dengan kegagapan berbicara, kemudian berlanjut menjadi gangguan
bicara karena luka pada sistem syaraf. Kesulitan memahami
pembicaraandan akhirnya tidak mampu berbicara sama sekali.
Kenyataannya pasien yang menjalani terapi hemodialisa, kondisinya bisa
membaik.
Sayangnya kondisi psikologis pasien seringkali dianggap tidak penting
untuk diperhatikan. Pasien mengalami ketakutan, frustasi sehingga akhirnya
menimbulkan rasa marah. Banyak penelitian yang kemudian membuktikan
bahwa lingkungan psikososial pasien akan sangat memengaruhi perjalanan
penyakit dan kondisi fisik pasien.
F. Cara Menangani Masalah Psikologis Penderita Penyakit Gagal
Ginjal Kronis

Anda mungkin juga menyukai