1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan
rahmat dan hiadayat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas praktik
klinik yang berjudul Laporan Pendahuluan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyeri
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah ikut berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan laporan ini khususnya
kepada Ibu Widwi S.Kep, Ns selaku pembimbing klinik dan Ibu Zuraidah S,Kep
Ns M,Kep. selaku pembimbing akademik yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini dan tak lupa pula saya mengucapkan maaf kepada
semua pihak, karena saya menyadari bahwa laporan yang saya buat ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun agar laporan yang saya buat dapat jauh lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Terima Kasih
Fina Oktaridha
Nim. 212113011
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 6
3. Etiologi ...................................................................................................... 8
B. Fisiologis Nyeri ............................................................................................... 8
D. Patofisiologi ................................................................................................... 10
F. Komplikasi .................................................................................................... 11
G. Penatalaksanaan ............................................................................................ 12
H. Pathway ........................................................................................................ 13
I. Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................................... 14
J. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 16
K. Intervensi Keperawatan ............................................................................... 16
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 19
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
6
umur 15-24 tahun dengan diagnosis yaitu 1,2%, umur 25-34 tahun dengan
diagnosis yaitu 3,1% dan umur 35-44 tahun dengan berdasarkan diagnosis
yaitu 6,3%, umur 45-54 tahun berdasarkan diagnosis yaitu 11,1%, umur 55-64
tahun berdasarkan diagnosis yaitu 15,5%, umur 65-74 tahun berdasarkan
diagnosis 18,6% dan umur 75 tahun atau lebih yaitu mencapai 18,9%.
Masyarakat yang tinggal di pedesaan lebih banyak yang mempunyai penyakit
asam urat dengan berdasarkan diagnosis yaitu 7,8% dibandingkan dengan
masyarakat yang tinggal di perkotaan dengan diagnosis 6,9%, penyakit asam
urat lebih banyak diderita oleh perempuan yaitu berdasarkan diagnosis 8,5%
dibandingkan dengan laki-laki yaitu berdasarkan diagnosis 6,1% ini
disebabkan oleh wanita yang usianya memasuki masa menopause hormon
esterogen wanita mengalami penurunan sehingga tidak dapat dengan optimal
mengeksresi asam urat dalam tubuh (Kementerian Kesehatan RI, 2018)
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan pendahuluan ini adalah untuk membantu
pemahaman bagi pembaca mengenai kebutuhan rasa aman dan nyeri serta
faktor yang dapat mempengaruhinya. Pentingnya materi ini dibahas untuk
meningkatkan kualitas pribadi yang baik serta meningkatkan kepekaan
terhadap individu lainnya tentang kebutuhan rasa aman dan nyeri yang
dihadapi oleh masing – masing individu dimasa yang akan datang.
7
BAB II
PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYERI
A. Definisi
1. Pengertian Rasa Aman
a. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologi atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (potter & perry, 2006)
b. Nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhnya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan dan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transendem (keadaan tentang suatu yang melebihi
masalah dabn nyeri)
2. Pengertian Nyeri
a. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. (Aziz Alimul, 2014)
b. Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari adanya kerusakan pada jaringan yang
actualdan potensia. Nyeri merupakan salah satu alasan orsng mencari
bantuan perawatankesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses
penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik
atau pengobatan (Mayasari, 2016)
c. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstimasinya diketahui bila seseorang pernah
mengalami (Wartonah, 2012).
8
3. Etiologi
a. Lingkungan
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Kelelahan
e. Budaya
f. Ansietas
g. Gaya koping
h. Pengalaman sebelumnya
i. Dukungan keluarga dan sosial
B. Fisiologis Nyeri
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti Bradikinin, serotin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf resptor nyeri dan rangsangan tersebut akan
dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri
akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke
hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanim
sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami
nyeri (Potter dan Perry, 2009)
9
C. Faktor Yang Mempengaruhi Respon Nyeri
1. Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika
sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung
memendam nyeri yang dia alami, karena mereka menganggap nyeri adalah
hal alami yang harus dijalani dan mereka takut mengalami penyakit berat
atau meninggal jika nyeri diperiksa.
2. Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara
signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya
(ex : tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh
nyeri)
3. Kultur
Orang belajar budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan
bahwa nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa
nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan
kesalahan jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri
dan bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Teknik
relaksasi, guided imagery merupakan teknik untuk mengatasi nyeri.
10
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan
seseorang cemas.
8. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pada koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.
D. Patofisiologi
E. Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekanan di
abdomen.
2. Rontogen untuk mengetahui tulang atau organ dalam abnormal.
3. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya.
4. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang
pecah di otak.
F. Komplikasi
1. Edema pulmotal
2. Kejang
3. Masalah mobilitasi
4. Hipertensi
5. Hipertermi
6. Gangguan pola istirahat dan tidur
12
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyerI
ringan sampai sedang)
4. Kompres hangat
5. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksanaan medis
1 Pemberian analgesik
2 Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri
yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
3 Plasebo
4 Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini
dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan
pasien.
13
H. Pathway
Faktor Presipitasi
(Agen cedera, Agen cedera biologi, Agen cedera kimiawi, Agen pencedera,
dilatasi serviks, Eksblusi fetal)
Reseptor Nyeri
Persepsi Nyeri
Nyeri
Mobilitas Fisik
Menekan Saraf Terganggu
Nyeri dipersepsikan
Gangguan
Mobilitas Fisik
Berhubungan
Nyeri Akut dengan Faktor
presipitasi
RAS Teraktivitasi
14
I. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Riwayat keperawatan
b. Prilaku non verbal : beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara
lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
e. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau
dapat menggunakan skala dari 1-10.
15
f. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai,
berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri
terakhir timbul
• Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu)
• Skala nyeri 4-6 nyeri sedang ( mengganggu aktifitas fisik )
• Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aktifitas secara
mandiri)
h. Pemeriksaan fisik
1. Ekspresi Wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir dibawah
2. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
3. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernafasan
4. Ekstermitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi rasa yang tidak nyaman.
16
J. Diagnosa keperawatan
K. Intervensi Keperawatan
17
pemasangan spalk
Edukasi
1. jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. ajarkan teknik non
farmakologis untuk
meredakan nyeri
(teknik nafas dalam,
teknik distraksi, teknik
imajinasi terbimbing)
Kolaborasi
1. kolaborasi dengan
dokter pemberian
analgetimk, jika perlu
2. kolaborasi dengan
dokter untuk
dilakukan
pembedahan dan
pemasangan pen, jika
perlu
Defisit Tingkat pengetahuan (L.12111) Edukasi kesehatan
pengetahuan Setelah dilakukan tindakan (1.12383)
b.d gaya keperawatan selamam3x24 jam Observasi
hidup sehat diharapkan keseimbangan cairan 1. identifikasi
(D.0111) pasien meningkat dengan kriteria hasil kesiapan dan
: kemampuan menerima
1. prilaku sesuai anjuran meningkatkan informasi
dari 2 (cukup menurun) menjadi 4 2. identifikasi faktor-
(cukup meningkat) faktor yang dapat
2. kemampuan menjelaskan meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu topik menurunkan motivasi
18
meningkat dari 2 (cukup menurun) perilaku hidup bersih
menjadi 4 (cukup meningkat) dan sehat
3. perilaku sesuai dengan pengetahuan Terapeutik
meningkat dari skala 2 (cukup 1. sediakan materi dan
menurun) menjadi 4 (cukup media pendidikan
meningkat) kesehatan
4. pertanyaan tentang masalh yang 2. jadwalkan
dihadapi menurun dari 2 (cukup pendidikan kesehatan
membaik) menajdi 4 (cukup menurun) sesuai kesepakatan
5. persepsi yang kliru terhadap masalah 3. berikan kesepakatan
menurun dari 2 (cukup meningkat ) untuk bertanya
menjadi 4 ( cukup menurun) Edukasi
6. prilaku meningkat dari 2 (cukup 1. jelaskan faktor
menurun) menjadi 4 (cukup resiko yang dapat
meningkat) mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan prilaku
hidup bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
19
Gangguan Setelah dilakukan tindakan asuhan Observasi
pola tidur b/d keperawatan selama 3 x 24 jam - Identifikasi pola
nyeri masalah intoleransi aktivitas dapat aktifitas dan tidur
(D.0055) teratasi dengan kriteria hasil : Terapeutik
- Keluhan sulit tidur -Modifikasi
- Keluhan tidak puas tidur lingkungan (Mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur)
- Tetapkan jadwal
tidur rutin
Edukasi
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup
selama sakit
20
DAFTAR PUSTAKA
Tim pokja SDKI PPNI. (2017) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st
ed) jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia. Retrieved from
http://www.inna-ppni.or.id
Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(I) . jakarta. Retrived from http://www.inna-ppni.or.id
Tim pjok SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Definisi dan kriteria Hasil Keperawatan (1st ed) jakarta : Dewan Pengurus pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Rectrieved from http://www.innappni.or.id
Potter & perry, (2009) Fundomental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta: EGC. Hlm 1502-1533
https://www.academia.edu/37709655/KEBUTUHAN_RASA_AMAN_DAN
_NYAMAN_NYERI
21