Disusun oleh :
Maulidatul M M
(181141025)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan
DISPEPSIA" dengan sebaik-baiknya. Makalah asuhan keperawatan ini kami susun untuk
memberikan informasi mengenai penyakit dispesia yang terjadi. Disamping itu penulisan
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas praktik keperawatan medikal bedah yang di
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan setulusnya kami sampaikan
terima kasih kepada yang terhormat Ibu eyan selaku Clinical Instruktur di RS.
yang turut membantu yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Tidak ada manusia yang
sempurna, dalam makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki sehingga kritik
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah khasanah keilmuan
dalam bidang keperawatan dasar dan dapat memberi pengetahuan yang bermanfaat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iv
BAB I ............................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat.............................................................................................................................. 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
2.1.1 DEFINISI....................................................................................................................... 5
2.1.3 ETIOLOGI..................................................................................................................... 8
3.3. INTERVENSI...................................................................................................................... 16
BAB IV ........................................................................................................................................... 21
iv
PENUTUP ...................................................................................................................................... 21
v
BAB I
PENDAHULUAN
kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu
hati (daerah lambung), kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat organik
dan fungsional. Penyakit yang bersifat organik antara lain karena terjadinya
gangguan di saluran cerna atau di sekitar saluran cerna, seperti pankreas, kandung
empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat fungsional dapat dipicu
karena faktor psikologis dan faktor intoleran terhadap obat-obatan dan jenis makanan
Dispepsia menjadi keluhan klinis yang paling sering dijumpai dalam praktik
peningkatan prevalensi dispepsia fungsional sebesar 1,9% pada tahun 1988 naik
menjadi 3,3% pada tahun 2003. Di negara-negara barat, populasi orang dewasa yang
resolusi spontan dalam satu tahun serta prevalensi yang stabil dari waktu ke waktu.
Sebanyak 25% dari populasi Amerika Serikat dipengaruhi dispepsia setiap tahunya,
dan hanya sekitar 5% dari semua penderita mendatangi dokter pelayanan primer
menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi, yaitu di Cina sebanyak 69% dari 782
pasien dispepsia, di Hongkong 43% dari 1.353 pasien, di Korea 70% dari 476 pasien,
dan Malaysia 62% dari 210 pasien (Muya et al., 2015). Data Profil Kesehatan
2
Indonesia 2007 menunjukkan dyspepsia sudah menempati peringkat ke – 10 untuk
kategori penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2006 dengan
jumlah pasien 34.029 atau sekita 1,59%, dengan 60-70 % pasien dengan dispepsia
berbagai rumah sakit di Indonesia (Andre dkk, 2013 : Cahyono dkk, 2014).
dari tahun 2010-2014 dengan jumlah kasus 3.072 dan presentase 7,94%. Di Rumah
Sakit Bhayangkara jumlah kasus Dispepsia dari januari tahun 2018 s/d juli 2019
sebanyak 136 kasus. Laki-laki 66 kasus dan perempuan 70 kasus.. Berdasarkan latar
belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan tindakan keperawatan pada klien
1.2 Tujuan
3
1.3 Manfaat
2. Bagi Institusi
Studi kasus ini dapat digunakan bahan pustaka atau refernsi dalam asuhan
Hasil studi kasus ini dapat menambah pengalaman belajar dan meningkatkan
pasien, khususnya pasien dengan dispepsia, juga dapat menjadi acuan untuk
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 DEFINISI
Dispepsia merupakan rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati.Kondisi
ini dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi tubuh terhadap
metabolisme dan seringkali menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50
gejala atau keluhan) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati
(daerah lambung), kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan
perut terasa penuh. Keluhan ini tidak selalu ada pada setiap penderita. Bahkan
pada seorang penderita, keluhan tersebut dapat berganti atau bervariasi, baik dari
segi jenis keluhan maupun kualitas keluhan. Jadi, dispepsia bukanlah suatu
1. ANATOMI
Menurut Diyono dan Muliyanti (2013), lambung terletak oblik dari kiri
kosong, lambung berbentuk tabung (seperti huruf J) dan pada saat penuh
5
Jumlah yang dianjurkan untuk kapasitas normal lambung adalah satu
sampai dua liter. Anatomi lambung terdiri dari fundus, korpus, dan antrum
pyloricum atau piloris. Pada bagian atas kanan terdapat cekungan kurvatura
minor dan di bawah kiri terdapat cekungan kurvatura mayor serta di masing-
dan pemasukan.
2. FISIOLOGI
a. Fungsi Motorik
6
Fungsi mencampur merupakan pemecahan makanan menjadi
melihat, mengecap, mencium, dan memikir. Pada fase ini diperantarai oleh
sefalik menghasilkan sekitar 10% dari sekresi lambung normal. Fase gastrik
dimulai pada saat makanan mencapai antrum pilorus. Distensi yang terjadi
7
lambung dan terjadi sekresi. Pelepasan gastrin dirangsang oleh pH alkali,
garam empedu diantrum dan protein makanan serta alkohol. Fase intestinal
pada saat gerakan kimus dari lambung ke duodenum. Protein yang ditelah
2.1.3 ETIOLOGI
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat organik dan
fungsional. Penyakit yang bersifat organik antara lain karena terjadinya gangguan di
saluran cerna atau di sekitar saluran cerna, seperti pankreas, kandung empedu dan
lain-lain. Sedangkan penyakit yang bersifat fungsional dapat dipicu karena faktor
psikologis dan faktor intoleran terhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu
3. Menelan makanan tanpa dikunyah terlebih dahulu dapat membuat lambung terasa
seperti minuman beralkohol, bersoda (soft drink), kopi. Minuman jenis ini dapat
6. Pola makan
7. Di pagi hari kebutuhan kalori seseorang cukup banyak sehingga bila tidak
8
yang tinggi, padatnya lalu lintas, jarak tempuh rumah dan kantor yang jauh dan
persaingan yang tinggi sering menjadi alasan para profesional untuk menunda
Faktor diet dan sekresi cairan asam lambung merupakan penyebab timbulnya
berhubungan dengan kejadian sindrom dispepsia adalah keteraturan makan dan jeda
antara waktu makan (Khotimah, 2012). Jeda antara waktu makan merupakan penentu
pengisian dan pengosongan lambung. Jeda waktu makan yang baik yaitu berkisar
antara 4-5 jam (Iping, 2004) Fungsi dari cairan asam lambung adalah untuk mencerna
makanan yang masuk ke lambung dan merubah makanan tersebut menjadi massa
kental (khimus), membantu proses pencernaan makanan yang telah di mulai dari
mulut. Cairan asam lambung merupakan cairan yang bersifat iritatif dan asam
(Sherwood, 2011). Suasana yang sangat asam di dalam lambung dapat membunuh
organisme patogen yang tertelan atau masuk bersama dengan makanan. Namun, bila
barier lambung telah rusak, maka suasana yang sangat asam di lambung akan
memperberat iritasi pada dinding lambung (Herman, 2004). Produksi asam lambung
berlangsung terus-menerus sepanjang hari dan bilamana tidak adanya makanan yang
masuk untuk diproses maka asam lambung tersebut merusak alat pencernaan
9
2.1.4 PATHWAY
MK : MK: Ansietas
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
MK : Kekurangan MK : Nyeri
MK : Defisit
Volume cairan episgastrium b.d iritasi
pada mukosa lambung pengetahuan
Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat
kenyang, mual, tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas.Rasa penuh, cepat
keyang, kembung setalah makan, mual muntah, sering bersendawa, tidak nafsu
makan, nyeri uluh hati dan dada atau regurgitas asam lambung kemulut. Gejala
dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga bulan meliput: rasa sakit
dan tidak enak di ulu hati, perih, mual, berlangsung lama dan sering kambuh dan
10
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi
dispepsia menjadi tiga tipe :
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala :
d. Nyeri episodic
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala seperti :
a. Mudah kenyang
c. Mual
d. Muntah
2.1.6 KOMPLIKASI
(Purnamasari, 2017).
2.1.7 PENATALAKSANAAN
dengan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur posisi pasien, hipnoterapi, terapi
11
dapatdilakukan terusmenerus,karenahanyabersifat simtomatis untuk mengurangi
nyeri. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin, ranitidin, dan
halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan
1. Laboratorium
sel darah yang lengkapdan pemeriksaan darah dalam tinja, danurin. Jika
ditemukan leukosit dosis berarti tanda-tanda infeksi. Jika tampak cair berlendir
karsinoma pankreas).
12
2. Radiologis
3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
4. Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang mengalami
kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri
2016).
13
14
BAB III
3.1.PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses di mana kegiatanyangdilakukan
yaitu: mengumpulkan data, mengelompokan data danmenganalisa data. Data fokus
yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu
hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut
kembung, rasa panasdidada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara
tiba-tiba) (Ida, 2016). Adapun proses pengkajian gawat darurat yaitu pengkajian
primer (primary assessment). Primary Assessment dengan data subjektif yang di
dapatkan yaitu keluhan utama: nyeri pada perut dan mengeluhmual muntah. Keluhan
penyakit saat ini: mekanisme terjadinya. Riwayat penyakit terdahulu: adanya
penyakit saraf atau riwayat cedera sebelumnya, kebiasaanminum alcohol, konsumsi
medikasi anti coagulant atau agen anti platelet, adanya alergi, dan status
imunisasi(Ida, 2016).
Data objektif: Airway adanya perubahan pola napas (apnea yangdi selingi oleh
hiperventilasi). Napas berbunyi stridor, ronki, mengi positif (kemungkinan karena
aspirasi). Breathing dilakukan Auskultasi dadaterdengar stridor/ronki/mengi,
RR>24x/menit.Circulation adanya perubahantekanan darah atau normal (hipotensi),
perubahan frekuensi jantung(bradikardi, takikardi yang diselingi dengan bradikardi
disritmia).Disability adanya lemah/letargi, lelah, kaku, hilang keseimbangan,
perubahankasadaran bisa sampai koma. Pengkajian sekunder terdiri dari
keluhanutama yaitu, adanya mual muntah-curigai apendisitis atau obstruksi usus,
nyeri epigastrium yang kolik, curigai gastritis atau gastroenteritis, anoreksiadengan
diare. Riwayat sosial dan medis yaitu, riwayat pengunaandanpenyalagunaan alkohol.
Curigai penyakit hati, penyalah gunaan obat intra vena, gejala putusobat,
pembedahan abdomen sebelumnya, curigai adanya obstruksi usus, penyakit hati atau
gastritis.alasan mencari pengobatan yaitu, identifikasi perubahan pada gejala:
identifikasi kontak dengan pemberi perawatankesehatan lainnya untuk penyakit ini.
pengobatan sebelummasukdi ruanganinterna yaitu mengidentifikasi pengunaan obat-
obatan buatan rumah, perubahan pada diet, pengunaan obat yang dijual bebas. Nyeri
15
yaitucatat riwayat dan durasi nyeri dan gunakan metode pengkajian nyeri
yaituProvocate,: Quality, Region, Severe, dan Time.PQRST (Pamela, 2011).
Setelah melakukan pengkajian Primer dan sekuder selanjutnyamelakukan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini meliputi: Pertama, pemeriksaan tekanan darah
yang menjadi indicator dari rasanya nyeri. Tetapi yang lebih penting memberikan
pengertian selama proses pasiendalam keadaan hipotensi, hipertensi, takikardi,
takipnea, dan adanyapenurunana saturasi oksigen. Kedua, asesmen respirasi dan
kardiovaskuler dimana pengkajian ini harus menjadi perhatian, pada pasien dengan
nyeri abdomen bagian atas, dapat di nyatakan adanya pneumonia atau
iskemiajantung. Ketiga, asesmen abdomen kenyamanan posisi dan gerakan
tubuhselama pemeriksaan sebagai isyarat lokasi, intensitas dan kemungkinandari
etiologi nyeri. Auskultasi abdomen di kempat kuardan meliputi frekuensi, dan
karakteristik bising usus.perkusi pembesaran hati damlimpa, kaji suaratimpani
normal untuk organ solid/padat. palpasi adanya kekakuan abdomen, nyeri, masa dan
hernia (Amelia, 2018).
3.3. INTERVENSI
16
Nafsu makan dan pola tidur membaik
b. Intervensi Keperawatan: Manajemen Nyeri (I. 08238)
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetic
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidurPertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Ansietas b/d Kurang Terpapar Informasi (D.0080)
a) Luaran: Tingkat Ansietas menurun (L.09093)
Verbalisasi kebingungan dan khawatir akibat kondisi yang dihadapi
menurun
Perilaku gelisah dan tegang menurun
Palpitasi, tremor, dan pucat menurun
Konsentrasi dan pola tidur membaik
Orientasi membaik
17
b) Intervensi Keperawatan: Reduksi ansietas (I.09314)
Identifikasi saat tingkat ansietas berubah seperti Kondisi, waktu, dan
stressor.
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tanda anxietas baik verbal dan non verbal
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas, jika perlu
3. Defisit Nutrisi b/d Ketidakmampuan mencerna makanan dan
mengabsorbsi nutrient (D.0019)
a. Luaran: Status Nutrisi membaik (L.03030)
Porsi makan yang dihabiskan meningkat
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan makanan dan minuman yang sehat
meningkat
Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat
Perasaan cepat kenyang menurun
Nyeri abdomen menurun
18
Berat badan dan Indeks massa tubuh (IMT) membaik
Frekuensi dan nafsu makan membaik
ebal lipatan kulit trisep dan membran mukosa membaik
b. Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi (I.03119)
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan nyeri
(D.0056)
a. Luaran: Toleransi aktivitas meningkat (l.05047)
b. Intervensi keperawatan: MANAJEMEN ENERGI (I. 05178)
1. Observasi
Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
19
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
2. Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
cahaya, suara, kunjungan)
Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
3. Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
5. Konstipasi berhubungan dengan intoleransi aktivitas (D.0049)
a. Observasi
Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
Monitor buang air besar (mis. Warna, frekuensi, konsistensi, voume)
b. Terapeutik
Beri air hangat seteah makan
Jadwakan waktu defekasi bersama pasien
Sediakan makanan tinggi serat
c. Edukasi
Anjurkan pengurangan asupan makan yang menigkatkan pembentukan
gas
d. Kolaborasi
Koaborasi pemberian
20
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari nyeri rasa
tidak nyaman di epigastrum, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang
dan sering bersendawa. Boiasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak
teratur, makan makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan
tertentu, ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress. Dengan pola makan
yang teratur dan memilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal
makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar tinggi,
cabai, alcohol dan pantang merokok. Bila harus makan obat kaerna sesuatu penyakit,
misalnya sakit kepala maka minum obat secara wajar dan tidak menggangu fungsi
lambung.
3.2 SARAN
1. Bagi Institusi
Sebagai tempat pembelajaran atau sekolah yang bergerak dibidang kesehatan,
hendaknya dapat memberi pendidikan yang lebih baik lagi kepada mahasiswa
dalam paraktik pelayanan kesehatan dan menyediakan buku-buku penunjang
sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan maupun kebidanan.
3. Bagi Pasien
Dalam proses asuhan keperawatan, sangat diperlukan kerjasama keluarga dan
pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu untuk menentukan tindaka
sehingga dapt memperoleh hasil yang diharapkan
21
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama: Pusing, Kepala terasa berat, sering mual, perut terasa penuh.
Saat dikaji px mengatakan nyeri pada ulu hati kurang lebih 5 hari yang lalu dengan nyeri
yang dirasakan hilang timbul. Px mengatakan merasakan mual dan muntah, hari ini px
mengatakan sudah muntah kurang lebih 3x. Px juga mengatakan perut terasa penuh, bila
pasien minum dan makan px akan merasakan mual dan kadang-kadang muntah. Nafsu makan
px menurun dari porsi sebelum sakit tetapi tetap makan 3x dalam sehari. Px mengatakan
kepalanya pusing. Px juga belum bisa BAB kurang lebih 10 hari sejak hari senin (02-05-
2022) px juga tidak mempunyai alergi dengan makanan dan minuman begitu juga dengan
obat, saat pengkajian px ditandai dengan tanda-tanda vital sebagai berikut :
TD : 120/80 mmHg S: 36,40C SPO2: 98%
N : 84x/menit RR: 20x/menit Peristaltik : 3x/menit
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat : ya tidak 1.1 kapan: Februari 2022
Diagnosa: Px mengatakan lupa dengan diagnoasanya
2. Riwayat penyakit kronik dan menular: ya
1.3
tidak 1.2
jenis: ........
Riwayat kontrol : tidak ada riwayat kontrol
Riwayat penggunaan obat : Menggunakan obat yang bebas dijual di toko (seperti pct, bodrex,
dll)
3. Riwayat alergi : Px tidak memiliki riwayat alergi
Obat
1.7 ya 1.5 tidak 1.4 jenis : Tidak ada
Makanan
1.10 ya 1.9
1.6 tidak 1.8 jenis : Tidak ada
Lain-lain
1.13 ya 1.12 tidak 1.11 jenis : Tidak ada
4. RiwayatOperasi : ya tidak
1.14 1.16
- Kapan :
1.15 1.17
- JenisOperasi :
5. Lain-lain :
Riwayat Operasi Sesarea
- Genogram :
Ket :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
3. SistemKardioVaskuler (B2)
a. TD : 120/80 mmHg
b. N : 84x/menit MasalahKeperawatan:
c. Keluhan nyeri dada : ya
1.98 tidak
1.96 Tidak ada masalah
P : Tidak terdapat penyebab nyeri keperawatan
1.99 1.97
Q : Tidak terdapat kualitas nyeri
R : Tidak terdapat tempat nyeri
S : Tidak terdapat skala nyeri
T : Tidak terdapat waktu nyeri
d. Irama jantung : reguler
1.102
ireguler
1.100
e. Suara jantung : normal
1.106 (S1/S2 tunggal) murmur
1.104
1.103 1.101
Gallop
1.110 T lain-lain
1.108
1.107 1.105
f. Ictus Cordis : - 1.109
i
g. CRT : Normal
h. Akral : hangat d kering merah basah
1.117 1.115
a panas 1.113 1.111
Pucat
1.119
dingin
1.123
i. Sirkulasi perifer :
1.118
normal k 1.121
1.116
menurun
1.114 1.112
1.120 1.125 1.122 1.127 1.124
j. JVP : Normal
1.126 1.128
a
d
a
k. CVP : Normal
l. CTR : Normal
m. ECG & Interprestasinya : -
4. SistemPesyarafan (B3)
a. GCS: E4/V5/M6 MasalahKeperawatan:
b. Refleks Fisiologis patella
1.133
triceps
1.131 biceps
1.129
c. Refleks Patologis babinsky brudznsky kernig Nyeri akut
1.137
1.134 1.139
1.132 1.135
1.130
Lain-lain : Tidak ada
1.138 1.140 1.136
d. Keluhan pusing ya1.141 tidak
1.143
P : pusing dirasakan akibat bedrest
1.142
Q : pusing seperti ditusuk-tusuk 1.144
R : pusing dikepala bagian belakang
S : skala nyeri 3
T : hilang timbul
e. Pemeriksaansarafkranial:
N1 : normal
1.145
tidak Ket:
1.147
N2 : normal
1.151 tidak
1.149 Ket:
N3 : normal
1.146
1.155
1.148
tidak
1.153 Ket:
1.152
normal 1.150
N4 : 1.159 tidak
1.157 Ket:
1.156
normal 1.154
N5 : 1.163 tidak
1.161 Ket:
1.160
normal 1.158
N6 : 1.167 tidak
1.165 Ket:
1.164 1.162
N7 : normal
1.171 tidak
1.169 Ket:
1.168 1.166
N8 : normal
1.175 tidak
1.173 Ket:
1.172 1.170
N9 : normal
1.179 tidak
1.177 Ket:
1.176 1.174
N10 : normal
1.183 tidak
1.181 Ket:
1.180 1.178
N11 : normal
1.187
1.184
tidak
1.185
1.182
Ket:
N12 : normal
1.191 tidak
1.189 Ket:
1.188 1.186
1.192 1.190
f. Pupil anisokor isokor Diameter: Normal
1.195 1.193
g. Scelera anikterus
1.199
ikterus
1.197
1.196 1.194
h. Konjunctiva ananemis
1.203
1.200 anemis
1.201
1.198
i. Istirahat/ tidur: 8jam/hari Gangguan tidur : tidak ada gangguan tidur
1.204 1.202
j. Lain: Tidak ada gangguan di sekitar persyarafan
5. SistemPerkemihan (B4)
a. Kebersihan genetalia : bersih kotor
1.207 1.205 MasalahKeperawatan:
tidak
b. Sekret: ada1.211 1.209 Tidak ada masalah
c. Ulkus: ada1.215 tidak
1.208 1.206 keperawatan
1.213
d. Kebersihan meutus uretra bersih 1.212
1.219 kotor
1.210
1.217
e. Keluhan kencing ada1.216
1.223 tidak
1.214
1.221
Bila ada, jelaskan: Tidak ada 1.220 1.218
1.224 1.222
f. Kemampuan berkemih:
Spontan
1.227 alat bantu, sebutkan
1.225
Jenis :
Ukuran
1.228 : 1.226
Hari ke :
g. Produksi urine: ±600 CC
Warna : Kuning pucat
Bau : Khas Amonia
h. Kandung kemih: Membesar ya
1.229
tidak
1.231
i. Nyeri tekan ya1.233 tidak
1.235
j. Intake cairan oral: 400 cc/hari 1.230 parental
1.232 : 500 cc/hari
k. Balance cairan: Intake (oral+parental)
1.234 – Ouput
1.236 (urinr+IWL)
= (400+500) – (600cc)
= 900 – 600
= 300 cc
l. Lain-lain :
b. Keluhan nyeri ya
1.299
tidak
1.297
P : tidak ada nyeri
Q : tidak ada nyeri 1.300 1.298
R : tidak ada nyeri
S : tidak ada nyeri
T : tidak ada nyeri
c. Luka operasi ada
1.301 tidak
1.303
Tanggal operasi : tidak ada
Jenis operasi : tidak
1.302ada 1.304
Lokasi : tidak ada
Keadaan : tidak ada
d. Pemeriksaan penunjang lain : tidak ada
e. Lain-lain : -
8. Sistempenglihatan
a. Pengkajiansegmen anterior dan posterior MasalahKeperawatan:
OD OS Tidak ada masalah
Normal Aurcicula Normal keperawatan
Normal MAE Normal
Normal Membran Normal
Normal Tymphani Normal
Normal Rinne Normal
Normal Weber Normal
Normal Swabach Normal
b. Tes Audiometri : tidak ada
9. Sistemmuskuloskeletal (B6)
a. Pergerakansendi : bebas
1.315
terbatas
1.313 MasalahKeperawatan:
b. Kekuatanotot : Tidak ada masalah
5-5-5-5 5-5-5-5 1.314
1.316 keperawatan
5-5-5-5 5-5-5-5
PENGKAJIANSPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang-kadang tidak pernah
1.433 1.431 1.429
- Selama sakit sering
1.439 kadang-kadang
1.437
tidak pernah
1.435
b. Batuan yang diperlukan klien untuk
1.434 memenuhi1.432
kebutuhan beribadah :
1.430
Tidak ada bantuan
1.440 1.438 1.436
PENGKAJIAN SPIRITUAL
MasalahKeperawatan:
Jelaskan : saat dirumah sakit pasien mengatakan melakukan
ibadah sama sesekali. Sewaktu dirumah Tidak ada masalah
pasien mengatakan menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan px juga keperawatan
kadang memakai kerudung
TERAPI
- Infus futrolit 28 tpm
- Infus levofloxacyn 1x750g
- Injeksi omz 2x1
- Injeksi ondan 3x8
- Infus pct 3x1 (k/p)
- Injeksi ranitidin 2x1
- Oral braxidin 3x1
- Oral nucral 3x1
- Ksr 3x1
- Lactulac syr 3
- Rectal flet enema
Nyeri akut
Nyeri
Episgastrium
No DATA ETIOLOGI MASALAH
2 Ds: px mengatakan tidak bisa BAB Faktor makanan Konstipasi
±10 hari yang lalu
Do : TTV : Respon mukosa
lambung
TD : 120/80 mmHg
S: 36,40C
SPO2: 98% Vasolidasi
N : 84x/menit mukosa gaster
RR: 20x/menit
Peristaltik : 3x/menit
GCS : 456 Produksi HCL
meningkat
- Px tampak berbaring dan
sedikit beraktivitas
HCL kontak
dengan mukosa
gaster
Nyeri akut
Nyeri
Episgastrium
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Episgastrium b.d pencedera fisiologis ditandai dengan P: Nyeri saat
beraktivitas Q: tertusuk-tusuk R: ulu hati S: 6 T: Hilang timbul
2. Konstipasi b.d intoleransi aktifitas d.d px berbaring dan sedikit aktifitas,
peristaltik 3x/menit
C. INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
INTERVENSI
DX KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri Episgastrium Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi
b.d pencedera keperawatan 3x24 jam karakteristik, durasi
fisiologis diharapkan masalah dan intensitas skala
keperawatan dapat teratasi 2. Indentifikasi skala
dengan kriteria hasil : nyeri
1. Keluhan nyeri 3. Jelaskan penyebab
menurun (5) dan pemicu nyeri
2. Ketegangan otot 4. Manajemen nyeri
menurun (5) 5. Fasilitasi istirahat dan
3. Kemampuan tidur
aktivitas meningkat 6. Pengaturan posisi Px
(5) 7. Kolaborasi pemberian
analgesik
2 Konstipasi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi masalah
intoleransi aktifitas keperawatan 3x24 jam usus
diharapkan masalah 2. Monitor tanda dan
keperawatan dapat teratasi gejala konstipasi
dengan kriteria hasil : 3. Jelaskan jenis
1. Keluhan defekasi makanan yang
lama dan sulit membantu
menurun (5) meningkatkan
2. Peritaltik usus keteraturan peristaltik
membaik (5) usus
3. Frekuensi defekasi 4. Anjurkan
membaik (5) meningkatkan
aktifitas fisik sesuai
dengan toleransi
5. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan serat tinggi
6. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
7. Kolaborasi pemberian
obat
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TGL/JAM NO IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
DX
Senin 1. S : px mengatakan
09-05-22 nyeri ulu hati
1. Melakukan hubungan
10.00 O : k/u cukup
saling percaya dengan
GCS : 456
px
TTV :
2. Mengindentifikasi lokasi
18.00 TD : 120/80 mmHg
karakteristik, durasi dan S: 36,40C
intensitas nyeri SPO2: 98%
3. Mengindentifikasi skala N : 84x/menit
18.00 RR: 20x/menit
nyeri
4. Memfasilitasi istirahat P: Nyeri saat
18.30
dan tidur beraktivitas
5. Menjelaskan penyebab Q: tertusuk-tusuk
18.30
dan pemicu nyeri R: ulu hati
6. Manajemen nyeri S: 6
18.32
7. Mengatur posisi px T: Hilang timbul
8. Mengkolaborasi
19.00
pemberian obat A : Masalah
P : Intervensi 1-8
dilanjutkan
Tgl/Jam No Implementasi Evaluasi TTD
DX
Senin 2 S : pasien mengatakan
09-05-22 belum bisa BAB
18.00 1. Melakukan hubugnan
saling percaya dengan O: k/u cukup
px GCS : 4/5/6
18.10 2. Mengindentifikasi TTV:
maslah usus TD : 120/80 mmHg
18.10 3. Memonitor tanda dan S: 36,40C
SPO2: 98%
gejala konstipasi
N : 84x/menit
18.12 4. Menjelaskan jenis RR: 20x/menit
makanan yang Peristaltik : 3x/menit
GCS : 456
membantu
- Px tampak
meningkatkan
berbaring dan
keteraturan peristaltik
sedikit
usus
beraktivitas
18.12 5. Menganjurkan
meningkatkan aktifitas A: Masalah
fisik sesuai dengan keperawatan
toleransi konstipasi belum
6. Menganjurkan teratasi
18.12 mengkonsumsi makanan
serat tinggi P : Intervensi
7. Menganjurkan dilanjutkan 1-8
18.12 meningkatkan asupan
cairan
19.00 8. Mengkolaborasi
pemberian obat lactulac
syr (3x1)
TGL/JAM NO IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
DX
Selasa 1. S : px mengatakan
10-05-22 nyeri ulu hati
1. Melakukan hubungan
09.00 O : k/u cukup
saling percaya dengan
GCS : 456
px
TTV :
2. Mengindentifikasi lokasi
09.00 TD : 110/70 mmHg
karakteristik, durasi dan S: 36,40C
intensitas nyeri SPO2: 98%
3. Mengindentifikasi skala N : 90x/menit
09.10 RR: 20x/menit
nyeri
4. Memfasilitasi istirahat P: Nyeri saat
09.10
dan tidur beraktivitas
5. Menjelaskan penyebab Q: tertusuk-tusuk
09.15
dan pemicu nyeri R: ulu hati
6. Manajemen nyeri S: 3
09.15
7. Mengatur posisi px T: Hilang timbul
09.30
8. Mengkolaborasi
12.00
pemberian obat A : Masalah
P : Intervensi
dilanjutkan
(1,3,4,6,7,8)
Tgl/Jam No Implementasi Evaluasi TTD
DX
Selasa 2 S : pasien mengatakan
10-05-22 belum bisa BAB
09.00 1. Melakukan hubugnan saling
percaya dengan px O: k/u cukup
09.00 2. Mengindentifikasi maslah GCS : 4/5/6
usus TTV:
09.15 3. Memonitor tanda dan gejala TD : 110/70 mmHg
konstipasi S: 36,40C
SPO2: 98%
09.15 4. Menjelaskan jenis makanan
N : 90x/menit
yang membantu RR: 20x/menit
meningkatkan keteraturan Peristaltik : 5x/menit
GCS : 456
peristaltik usus
- Px tampak
10.00 5. Menganjurkan
berbaring dan
meningkatkan aktifitas fisik
sedikit
sesuai dengan toleransi
beraktivitas
10.00 6. Menganjurkan
mengkonsumsi makanan A: Masalah
serat tinggi keperawatan
10.00 7. Menganjurkan konstipasi belum
meningkatkan asupan cairan teratasi
12.00 8. Mengkolaborasi pemberian
obat lactulac syr (3x1) P : Intervensi
dilanjutkan
(1,3,5,6,7,8)
TGL/JAM NO IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
DX
Rabu 1. S : px mengatakan
11-05-22 nyeri ulu hati sudah
1. Melakukan hubungan
09.00 tidak dirasakan lagi
saling percaya dengan
px
O : k/u cukup
3. Mengindentifikasi skala
09.00 GCS : 456
nyeri
TTV :
4. Memfasilitasi istirahat
TD : 125/70 mmHg
dan tidur S: 36 0C
09.10
6. Manajemen nyeri SPO2: 98%
7. Mengatur posisi px N : 90x/menit
09.10 RR: 20x/menit
8. Mengkolaborasi
pemberian obat P: -
09.15
analgesik (injeksi Q: -
paracetamol 3x1) R: -
S: 0
T: -
A : Masalah
keperawatan nyeri
akut : episgastrium
teratasi
P : Intervensi
dihentikan px pulang
Tgl/Jam No Implementasi Evaluasi TTD
DX
Rabu 2 S : pasien mengatakan
11-05-22 sudah bisa BAB
09.00 1. Melakukan hubugnan saling
percaya dengan px O: k/u cukup
09.00 3. Memonitor tanda dan gejala GCS : 4/5/6
konstipasi TTV:
09.15 5. Menganjurkan TD : 125/70 mmHg
meningkatkan aktifitas fisik S: 36 0C
SPO2: 98%
09.15 sesuai dengan toleransi
N : 90x/menit
6. Menganjurkan RR: 20x/menit
mengkonsumsi makanan Peristaltik : 10x/menit
GCS : 456
serat tinggi
- Px tampak sudah
10.00 7. Menganjurkan
beraktifitas
meningkatkan asupan cairan
10.00 8. Mengkolaborasi flet A: Masalah
enema(3x1) keperawatan
konstipasi teratasi
P : Intervensi
dihentikan pasien
dipulangkan