Berlaku mulai
1 Januari 2018
Berlaku mulai
1 Januari 2020 3
4
AKREDITASI KARS
RS
e i KA
k s ur v
Te kn i
Tracking system
Telusur
6
AKREDITASI KARS
A RS
e i K
u r v
i k s
e k n
T Standar
proses
Telusur
7
SEMI-A
SNARS
9
Standar TKRS 2
Direktur Rumah Sakit sebagai pimpinan tertinggi di rumah sakit
bertanggung jawab untuk menjalankan rumah sakit dan mematuhi
peraturan dan perundang-undangan.
12
Hak Pasien
Pasal 32
14
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN
15
BAB II
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
16
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN
17
BAB II
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
18
Pasal 3
Kewajiban Rumah Sakit memberikan informasi yang benar
tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a
berupa:
a. informasi umum tentang Rumah Sakit; dan
b. informasi yang berkaitan dengan pelayanan medis
kepada Pasien.
19
Pasal 4
(1) Informasi umum tentang Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi:
a. status perizinan, klasifikasi dan akreditasi Rumah
Sakit;
b. jenis dan fasilitas pelayanan Rumah Sakit;
c. jumlah, kualifikasi, dan jadwal praktik Tenaga
Kesehatan;
d. tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit;
e. hak dan kewajiban Pasien;
f. mekanisme pengaduan; dan
g. pembiayaan.
20
Pasal 5
(1) Informasi yang berkaitan dengan pelayanan medis
kepada Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf b meliputi:
a. pemberi pelayanan;
b. diagnosis dan tata cara tindakan medis;
c. tujuan tindakan medis;
d. alternatif tindakan;
e. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
f. rehabilitatif;
g. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan; dan
h. perkiraan pembiayaan.
21
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN
22
BAB II
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
23
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2018
TENTANG
24
Pasal 11
Standar PKRS meliputi:
a. Rumah Sakit memiliki regulasi Promosi Kesehatan;
b. Rumah Sakit melaksanakan asesmen Promosi Kesehatan
bagi Pasien, Keluarga Pasien, SDM Rumah Sakit,
Pengunjung Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar
Rumah Sakit;
c. Rumah Sakit melaksanakan intervensi Promosi
Kesehatan; dan
d. Rumah Sakit melaksanakan monitoring dan evaluasi
Promosi Kesehatan.
25
Pasal 12
(1) Rumah Sakit memiliki regulasi Promosi Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a
bertujuan untuk menjamin terselenggaranya
manajemen PKRS yang optimal, terkoordinasi, dan
berkelanjutan.
26
Pasal 13
Pelaksanaan asesmen Promosi Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 huruf b meliputi:
a. asesmen kebutuhan Promosi Kesehatan bagi Pasien dan
Keluarga Pasien;
b. asesmen kebutuhan Promosi Kesehatan bagi SDM
Rumah Sakit; dan
c. asesmen kebutuhan Promosi Kesehatan bagi
Pengunjung Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar
Rumah Sakit.
27
ORGANISASI
Pasal 17
(1) Untuk terselenggaranya PKRS secara optimal, efektif,
efisien, dan berkesinambungan, Rumah Sakit
membentuk atau menunjuk satu unit kerja fungsional
yang mempunyai tanggung jawab dalam
menyelenggarakan PKRS.
(2) Unit kerja fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
(3) Unit kerja fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) didasarkan pada kelas Rumah Sakit.
28
Bentuk organisasi PKRS didasarkan pada kelas
Rumah Sakit:
PMK 44 2018
29
REGULASI KOMITE / TIM
31
Pasal 11
Standar PKRS meliputi:
a. Rumah Sakit memiliki regulasi Promosi Kesehatan;
32
33
Pasal 3
Kewajiban Rumah Sakit memberikan informasi yang benar
tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a
berupa:
a. informasi umum tentang Rumah Sakit; dan
b. informasi yang berkaitan dengan pelayanan medis
kepada Pasien.
34
Standar TKRS 10
Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang
diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari
unit lain.
Elemen Penilaian TKRS 10
1. Setiap unit pelayanan telah mempunyai pedoman pelayanan
yang menguraikan tentang pelayanan saat ini dan program kerja
yang menguraikan tentang pelayanan yang direncanakan dan
mengatur pengetahuan dan ketrampilan staf klinis yang
melakukan asesmen pasien dan kebutuhan pasien (lihat juga
ARK 1 EP 4). (R)
2. Rumah sakit mempunyai regulasi untuk unit pelayanan yang
mengatur format dan isi yang seragam untuk dokumen
perencanaan. (R)
Standar TKRS 10
Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang
diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan tersebut dengan pelayanan dari
unit lain.
Elemen Penilaian TKRS 10
1. Setiap unit pelayanan telah mempunyai pedoman pelayanan
yang menguraikan tentang pelayanan saat ini dan program
kerja yang menguraikan tentang pelayanan yang direncanakan
dan mengatur pengetahuan dan ketrampilan staf klinis yang
melakukan asesmen pasien dan kebutuhan pasien (lihat juga
ARK 1 EP 4). (R)
2. Rumah sakit mempunyai regulasi untuk unit pelayanan yang
mengatur format dan isi yang seragam untuk dokumen
perencanaan. (R)
Standar TKRS 3.1
Direktur Rumah Sakit dan para kepala bidang/divisi di Rumah Sakit
mengidentifikasi dan merencanakan jenis pelayanan klinis yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani
Rumah Sakit tersebut.
Elemen Penilaian TKRS 3.1
1. Ada penetapan jenis pelayanan yang diberikan di RS sesuai
dengan misi Rumah Sakit. (R)
2. Ada penetapan kualifikasi kepala unit pelayanan termasuk
koordinator pelayanan baik untuk unit pelayanan diagnostik,
therapeutik maupun rehabilitatif. (R)
3. Kepala bidang/divisi RS bersama dengan Kepala unit pelayanan
telah menyusun cakupan dan jenis pelayanan yang disediakan
di masing-masing unit sesuai kebutuhan pasien yang dilayani
di RS (lihat juga ARK 1, EP 1). (D,W)
2. Terdapat bukti D 1) Bukti pertemuan dengan 10 TL
pelaksanaan masyarakat dan pemangku 5 TS
komunikasi efektif kepentingan untuk 0 TT
antara rumah sakit mendapatkan masukan dan
dengan masyarakat evaluasi pelayanan yang
(Lihat juga TKRS 3.2 disediakan oleh RS
dan TKRS 3.1 EP 3). 2) Bukti pemberian informasi
(D, W) kepada masyarakat tentang
penyampaian informasi
tentang pelayanan RS (jenis
pelayanan, waktu pelayanan,
proses mendapatkan
pelayanan)
3) Bukti materi tentang informasi
pada 2) dalam bentuk
website, leaflet, brosur,
bulletin dll
38
39
Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus
menyelenggarakan tata kelola
Rumah Sakit dan tata kelola
klinis yang baik
Djoti - Atmodjo
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah
penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah
sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip
tranparansi, akuntabilitas, independensi dan
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan
fungsi manajemen klinis yang meliputi
kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis,
risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja,
pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil
pelayanan, pengembangan profesional, dan
akreditasi rumah sakit.
Djoti - Atmodjo
1 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
2 Kompetensi & Kewenangan Staf (KKS)
3 Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien
(PMKP)
4 Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK)
5 Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI)
6 Manajemen Informasi & Rekam Medis
(MIRM)
42
1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)
2 Akses ke Rumah Sakit & Kontinuitas
Pelayanan (ARK)
3 Hak Pasien & Keluarga (HPK)
4 Asesmen Pasien (AP)
5 Pelayanan & Asuhan Pasien (PAP)
6 Pelayanan Anestesi & Bedah (PAB)
7 Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan
Obat (PKPO)
8 Manajemen Komunikasi & Edukasi (MKE)
43
44
Komunikasi adalah
Sebuah proses penyampaian pikiran atau
informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud
oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi
45
Komunikasi efektif
adalah pertukaran informasi, ide, perasaan
yang menghasilkan perubahan sikap
sehingga terjalin sebuah hubungan baik
antara pemberi pesan dan penerima
pesan. Pengukuran efektifitas dari suatu
proses komunikasi dapat dilihat dari
tercapainya tujuan si pengirim pesan
46
Pengiriman Pesan Secara Efektif
Johnson (1981)à 3 syarat ;
1. Kita harus mengusahakan agar pesan-pesan
yang kita kirimkan mudah dipahami
2. Pengirim harus memiliki kredibilitas di mata
penerima
3. Kita harus berusaha mendapatkan umpan
balik secara optimal ttg pengaruh pesan
terhadap diri penerima
Perhatikan Standar MKE 7 dan 11
Hal yang perlu diperhatikan dalam
komunikasi efektif
• Komunikasi satu arah dan dua arah
• Mendengarkan sambil memahami
• Persepsi yang selektif dalam mendengarkan
dan menanggapi
• Memahami sudut pandang orang lain
Kenali audiens Anda
Komunikasi harus selalu dikemas agar sesuai
dengan tingkat pemahaman pendengar
Ketahuilah tujuan dan topik Anda
Perjelas apakah Anda memberikan informasi
spesifik, meminta informasi, atau
sosialisasi. Siapkan semua materi dan detailnya.
49
Untuk merencanakan edukasi dilakukan asesmen:
a) keyakinan serta nilai-nilai pasien dan keluarga;
b) kemampuan membaca, tingkat pendidikan, dan bahasa
yang digunakan;
c) hambatan emosional dan motivasi;
d) keterbatasan fisik dan kognitif;
e) kesediaan pasien untuk menerima informasi.
Berkomunikasi sedikit demi sedikit, lalu periksa
pendengar mengerti
Jeda, ajukan pertanyaan, dan beri kesempatan kepada
pendengar untuk mengajukan pertanyaan.
52
Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien
HPK 1.2 EP 4
Komunikasi
Materi
tertulis Informasi
Edukasi
Edukator
Terlatih Verifikasi
53
54
55
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN – EDUKASI
Rencana
asuhan
Rencana
asuhan
59
Pasal 4
(1) Informasi umum tentang Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi:
a. status perizinan, klasifikasi dan akreditasi Rumah
Sakit;
b. jenis dan fasilitas pelayanan Rumah Sakit;
c. jumlah, kualifikasi, dan jadwal praktik Tenaga
Kesehatan;
d. tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit;
e. hak dan kewajiban Pasien;
f. mekanisme pengaduan; dan
g. pembiayaan.
60
PMK 4 2018
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN
KEWAJIBAN PASIEN
Pasal 4
(1) Informasi umum tentang Rumah Sakit
62
Pasal 45
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap
pasien harus mendapat persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara
lengkap.
63
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN – EDUKASI
Rencana
asuhan
65
SPK
PPA RKK
Rencana
asuhan
66
Asesmen • Dokter
awal • Perawat
Rencana
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN asuhan
Pengumpulan
Asesmen • Dokter data klinis
awal • Perawat Analisis data -->
Dx dan masalah
Diintegrasikan
Rencana
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN asuhan
Pengumpulan
Asesmen • Dokter data klinis
awal • Perawat Analisis data -->
Dx dan masalah
Diintegrasikan
Rencana
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN asuhan
Pengumpulan
Asesmen • Dokter data klinis
awal • Perawat Analisis data -->
Dx dan masalah
Diintegrasikan
Rencana
Pelayanan fokus pasien: MULTI PROFESI - ASUHAN asuhan
PMK 001/2012
Penjelasan dan
persetujuan
Setuju Menolak
72
Standar HPK 2.3
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya
tentang hak dan tanggung jawab mereka yang
berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan
pengobatan
73
Standar MKE 10
Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait
dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara
obat dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan
teknik rehabilitasi
Elemen Penilaian MKE 10
1. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan
asuhan yang diberikan meliputi penggunaan obat-obatan
secara efektif dan aman, potensi efek samping obat, potensi
interaksi obat antarobat konvensional , obat bebas serta
suplemen atau makanan (D,W)
2. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan
asuhan yang diberikan meliputi keamanan dan efektivitas
penggunaan peralatan medis (D,W)
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait
dengan asuhan yang diberikan meliputi diet dan nutrisi yang
memadai (D,W) (lihat juga PAP 4 EP 7)
4. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait
dengan asuhan yang diberikan meliputi manajemen nyeri
(D,W) (lihat juga HPK 2.5 dan PAP 6 ; AP 1.5)
5. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait
dengan asuhan yang diberikan meliputi teknik rehabilitasi
(D,W)
6. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait
dengan asuhan yang diberikan meliputi cara cuci tangan
yang aman (D,W,S) (lihat juga SKP 5 dan PPI 9 EP 6)
Djoti Atmodjo
REGULASI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2017
TENTANG
PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
83
Pasal 17
84
ORGANISASI, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
PENANGANAN PENGADUAN
A. PENGORGANISASIAN
1. Penanganan pengaduan pelayanan non medis oleh :
qUnit Pelayanan Pengaduan
qUnit/Instalasi terkait
qKomite Etik
qManajemen
2. Penanganan pengaduan pelayanan medis oleh :
qUnit Pelayanan Pengaduan
qKomite Medik
qUnit/Instalasi terkait
qManajemen
Pengaduan
Unit Pelayanan
Pengaduan
q Unit/Instalasi terkait
q Komite Etik
q Komite Medis
q Manajemen
MEKANISME PENANGANAN PENGADUAN PELAYANAN
Pengaduan Pasien
Pasien
Manajemen
ALUR PROSES PENANGANAN PENGADUAN PELAYANAN
B. DILUAR JAM KERJA
Pengaduan Pasien
Unit Terkait
MOD
Pasien
Unit Pelayanan
Tidak Puas Puas
Pengaduan
Manajemen