TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI REKAM MEDIS
DI METRO HOSPITALS CIKUPA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR METRO HOSPITALS CIKUPA
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DI METRO
HOSPITALS CIKUPA
Pasal 1
Bentuk berkas rekam medis adalah manual kertas dan atau rekam medis elektronik/ digital.
Pasal 2
Rekam Medis adalah milik rumah sakit sedangkan informasinya adalah milik pasien. Rekam
Medis tidak boleh keluar rumah sakit kecuali untuk keperluan pembuktian dalam proses
penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran
dan etika kedokteran gigi.
Pasal 3
Rekam Medis harus disertakan selama pasien mendapat pelayanan medis di rumah sakit, diisi
oleh Profesional Pemberi Asuhan sesuai dengan keadaan pasien dan pe1ayanan yang
diberikan. Profesional Pemberi Asuhan yang dapat melakukan pengisian di Rekam Medis
adalah semua tenaga kesehatan meliputi :
Dokter dan dokter gigi
Perawat
Bidan
Fisioterapis
Farmasi klinis / apoteker
Ahli Gizi
Manajer Pelayanan Pasien (MPP)
Pasal 4
Rekam Medis bersifat rahasia, hanya Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang memberikan
pe1ayanan pada pasien yang bersangkutan yang berhak mengisi Rekam Medis. Hak akses ke
ruangan rekam medis hanya diberikan kepada petugas rekam medis, Direktur, Kepala Bidang
Penunjang Medis dan kepala Mutu rumah sakit atau kepentingan sementara berkaitan dengan
kebersihan dan maintenan ruangan. Diluar yang disebutkan diatas harus dengan seijin dari
Direktur Rumah Sakit.
Pasal 5
Rekam Medis pasien di rawat jalan menjadi tanggung jawab instalasi rawat jalan sehingga
terjaga kerahasiaannya, terhindar dari pengaksesan yang tidak berhak, terjaga dari kerusakan
dan pengrusakan serta harus dikembalikan ke bagian Rekam Medis pada hari yang sama 1x
24 jam .
3
Pasal 6
Rekam Medis pasien di rawat inap menjadi tanggungjawab instalasi rawat inap sehingga
terjaga kerahasiaannya, terhindar dari pengaksesan yang tidak berhak, terjaga dari kerusakan
dan pengrusakan serta haruos dikembalikan ke bagian Rekam Medis paling lambat 2 x 24 jam
setelah pasien pulang.
Pasal 7
Keamanan Rekam Medis meliputi perlindungan fisik dan elektronik secara utuh, sehingga
terjamin ketersediaan dan kerahasiaannya, termasuk didalamnya adalah sumber - sumber yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengolah dan menyampaikan serta alat alat
untuk mengatur akses dan melindungi informasi dari pengungkapan yang tidak disengaja
maupun disengaja.
Pasal 8
Instalasi Rekam Medis bertanggungjawab pada pelaporan eksternal di bidang kesehatan dan
pelaporan internal yang bersifat aktivitas kegiatan medis di rumah sakit.
Pasal 9
Bila terjadi kehilangan Rekam Medis, maka Instalasi tempat kehilangan itu terjadi harus
membuat laporan insiden dan Instalasi Rekam Medis menjalankan prosedur kehilangan
Rekam Medis.
Pasal 10
Instalasi Rekam Medis melakukan evaluasi dan monitoring penyelenggaraan Rekam Medis
secara terstruktur dan berkesinambungan termasuk kelengkapan data pasien dari bagian
pendaftaran.
Pasal 11
Aspek Hukum Rekam Medis
a. Rekam Medis merupakan dokumen legal dan menjadi alat bukti yang sah untuk
memastikan sesuatu dilakukan atau tidak. Untuk itu Rekam Medis menjadi sumber
ingatan tentang suatu kejadian.
b. Setiap profesional pemberi asuhan wajib mengisi Rekam Medis dengan lengkap
(nama, profesi, tanda tangan, tang gal dan waktu pengisian), tepat waktu dan terbaca
sehingga akan memberikan kekuatan hukum.
c. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada Rekam Medis dapat
dilakukan pembetulan. Pembetulan hanya data dilakukan dengan cara pencoretan
tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi paraf profesional
pemberi asuhan yang bersangkutan.
d. Rekam Medis dinyatakan tidak aktif jika melewati masa 5 tahun dari unjungan
terakhir.
e. Rekam Medis yang sudah inaktif dilakukan pemusnahan, kecuali resume medis dan
persetujuan tindakan medis harus disimpan dalam jangka waktu 10 tahun terhitung
dari tanggal dibuatnya kedua dokumen tersebut. Pada setiap pemusnahan Rekam
Medis dibuat Berita Acara Pemusnahan Rekam Medis.
4
f. Pemusnahan rekam medis inaktif dapat dikerjakan oleh pihak ketiga yang diatur
dengan perjanjian secara tertulis untuk menjaga kerahasiaan data-data pasien
g. Pada Rekam Medis tidak aktif juga dilakukan alih media, yang meliputi : -
Pendaftaran Pasien Baru
Resume Medis Pasien Pulang
Persetujuan Tindakan Medis/ lnformed consent (bila ada)
Laporan Operasi (bila ada)
Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi (bila ada)
Surat Keterangan Kematian dan Kelahiran (bila ada)
Pengisian data untuk surat keterangan lahir (bila ada)
Permintaan Perubahan Data Pasien (bila ada)
Pasal 12
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan
tertentu, staf Rekam Medis, staf dan pimpinan rumah sakit
Pasal 13
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan dapat dibuka dalam hal:
a. Untuk kepentingan kesehatan pasien
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum
atas perintah pengadilan.
c. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri
d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
Pasal 14
Permintaan Rekam Medis dengan tujuan sebagaimana dimaksud di atas harus dilakukan
secara tertulis kepada pimpinan rumah sakit.
Pasal 15
Penjelasan tentang isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang
merawat pasien dengan ijin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Berkas Rekam Medis adalah milik rumah sakit, sedangkan isi Rekam Medis merupakan milik
pasien yaitu berupa ringkasan Rekam Medis
Pasal 16
Berkas rekam medis pasien tidak boleh difotokopi, kecuali formulir tertentu sesuai aturan
pelepasan informasi rekam medis yang telah ditetapkan di rumah sakit.
Pasal 17
5
Pasal 18
Ringkasan Rekam Medis dan informasi medis lainnya seperti disebutkan diatas dapat
diberikan atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberikan kuasa atas persetujuan tertulis
pasien atau wali yang sah
Pasal 19
Peminjaman Rekam Medis hanya dimungkinkan dalam rangka pelayanan pada pasien dan
alasan khusus yang disetujui Head of Department Rekam Medis
Pasal 20
Permintaan salinan Rekam Medis untuk keperluan peradilan/kepolisian atas perintah
pengadilan harus melalui persetujuan pimpinan rumah sakit
Pasal 21
Permintaan pemanfaatan Rekam Medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian yang
menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan tertulis dari pasien atau walinya
dan harus dijaga kerahasiaannya. Bila untuk kepentingan negara, pemanfaatan Rekam Medis
untuk keperluan pendidikan dan penelitian tersebut tidak diperlukan persetujuan pasien
Pasal 22
Permintaan salinan Rekam Medis dalam kasus kehilangan surat kematian atau surat
keterangan lahir harus dilengkapi surat keterangan kehilangan dari kepolisian dan atau
melalui persetujuan manager Instalasi Rekam Medis
Pasal 23
Instalasi Rekam Medis berwenang untuk melakukan legalisir surat keterangan medis surat
keterangan lahir dan surat keterangan kematian setelah memastikan kesesuaian dokumen
dengan arsip Rekam Medis
Pasal 24
Legalisir hanya dapat diberikan kepada pasien/wali/ orang yang mendapat kuasa dari pasien.
Apabila pasien telah meninggal dunia maka legalisir tersebut hanya dapat diberikan kepada
ahli waris pasien dengan melampirkan dokumen pendukung yang sah.
Pasal 25
Setiap pasien diidentifikasi dengan mendokumentasikan biodata pasien tersebut dan
penanggung jawab serta data asuransi jika memiliki.
Pasal 26
Dalam hal pasien meminta perubahan nama dan tanggallahir harus disertai surat pennintaan
6
Pasal 27
Identifikasi termasuk bayi baru lahir harus diregistrasi dan diberikan nomor Rekam Medis
baru.
Pasal 28
Instalasi Rekam Medis membantu menyediakan data medis jika ada permintaan data medis
baik untuk asuransi, perusahaan atau pihak ketiga yang lain dan harus dilengkapi dengan surat
pernyataan pelepasan infonnasi medis oleh pasien atau wali yang sah.
Pasal 29
Permintaan visum et repertum harus berdasarkan permohonan dari pihak kepolisian disertai
dengan tanggal permintaan, nama jelas dan pangkat, NRP( Nomor Registrasi Pokok)
pemohon serta stempel resmi kepolisian.
Pasal 30
Instalasi Rekam Medis menyimpan barang bukti kasus medikolegal yang ditemukan selama
proses perawatan pada pasien. Barang bukti diidentifikasi dan dibuatkan berita acara serah
terimanya bila diminta oleh pihak kepolisian 38. Permintaan pelepasan informasi medis
melalui E-mail dan fax hanya dilayani jika disertai dengan surat permohonan, persetujuan
pelepasan infonnasi medis dari pasien atau wali yang sah dengan mencanturnkan alamat e-
mail dan nomor fax yang dituju.
Pasal 31
Hanya petugas Rekam Medis yang diijinkan masuk ruang penyimpanan berkas Rekam Medis.
Untuk keperluan tertentu, harus seijin Direktur dan dibawah pengawasan staf Rekam Medis,
kecuali untuk keperluan kebersihan dan perawatan ruangan serta tim K3 dalam keadaan
darurat atau bencana
Pasal 32
Rekam Medis yang sedang digunakan di Rawat Jalan dan Rawat Inap harus selalu disimpan
pada tempat yang terjaga keamanan dan kerahasiaannya
Pasal 34
Sistem penyimpanan Rekam Medis adalah sentralisasi, yaitu terpusat baik rawat inap, rawat
jalan maupun gawat darurat. Untuk hasil pemeriksaan penunjang retail yang tidak
mendapatkan nomor Rekam Medis, disimpan di bagian terkait.
Pasal 35
Sistem penulisan nama adalah menggunakan nama langsung sesuai nama pada kartu identitas
atau akte kelahiran.
Pasal 36
Sistem penomoran adalah menggunakan Instalasi numbering system, yaitu satu pasien hanya
mempunyai satu nomor Rekam Medis selama berobat di rumah sakit. Bila terjadi Rekam
7
Medis pasien dengan nomor ganda maka akan digabungkan dalam satu nomor.
Pasal 37
Setiap pasien yang mendapatkan pelayanan rawat jalan, gawat darurat dan rawat map
mendapatkan nomor Rekam Medis. Sedangkan pasien yang hanya menjalani pemeriksaan
laboratorium, perneriksaan radiologi dan MCU tanpa pelayanan rawat jalan, rawat inap dan
gawat darurat tidak harus mendapatkan nomor Rekam Medis.
Pasal 38
Nama pasien, tanggal lahir, nomor Rekam Medis dan Nomor KTP pasien merupakan empat
parameter yang digunakan untuk identifikasi pasien.
Pasal 39
Sistem penjajaran yang digunakan adalah dengan cara middle/ terminal digit filling, sistem
dan dikombinasikan dengan sistem pewarnaan untuk lebih meningkatkan keakuratan dalam
penyimpanan .
Pasal 40
Sistem klasifikasi penyakit menggunakan ICD-I0 sedangkan sistem klasifikasi tindakan
menggunakan ICD-9 CM.
Pasal 41
Semua Profesional Pemberi Asuhan yang mendokumentasikan pada Rekam Medis pasien
harus menggunakan definisi, singkatan dan simbol yang tercantum dalam daftar definisi,
singkatan dan simbol yang sudah disahkan oleh Direktur.
Pasal 42
Tanda bahaya berupa stiker dan ditempel dibawah logo Metro Hospitals Cikupa sampul depan
berkas Rekam Medis.
Pasal 43
Rekam Medis menyiapkan surat keterangan seperti dibawah ini :
a. Surat Keterangan Kematian
b. Visum et Repertum
c. Surat Keterangan Medis yaitu hasil dari pengolahan data di bagian Rekam Medis
dibuatkan pelaporan internal maupun eksternal (sesuai dengan ketentuan dari
kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan)
Pasal 44
Rekam Medis melaporkan penyakit menular tertentu yang menimbulkan wabah dan upaya
penanggulangan
Pasal 45
Pelayanan di Rekam Medis harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
Pasal 46
8
Semua petugas Rekam Medis wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 47
Setiap petugas atau staf Rekam Medis wajib meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan
yang sudah diprogramkan.
Pasal 48
Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD), serta
selalu mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi.
Pasal 49
Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional yang
berlaku, etika profesi, etiket, menghormati hak pasien, dan mengutamakan keselamatan
pasien.
Pasal 50
Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
Pasal 51
Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan minimal
satu bulan sekali
Pasal 52
Setiap bulan wajib membuat laporan intern dan ekstern.
Pasal 53
Setiap pasien Metro Hospitals Cikupa memiliki satu nomor Rekam Medis untuk selama
berkunjung di Metro Hospitals Cikupa.
Pasal 54
Data indentitas pasien di Metro Hospitals Cikupa sesuai dengan kartu identitas pasien seperti
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau kartu identitas lainya yang masih berlaku untuk Warga
Negara Indonesia dan paspor yang masih berlaku untuk Warga Negara Asing.
Pasal 55
Rak penyimpanan rekam medis wajib dijaga keamanannya dan di kontrol secara berkala
untuk memastikan penyimpanan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 56
Setiap pasien berobat wajib diregistrasi oleh bagian pendaftaran.
Pasal 57
Setiap pasien yang masuk ke Metro Hospitals Cikupa dientry melalui admission / registrasi.
9
Ditetapkan di : Tangerang
Pada Tanggal : ................................
Lampiran
Peraturan Direktur Metro Hospitals Cikupa
No.SK : . ........... /SK-DIR/MHCP /IX/2021.
Tentang : Pedoman Pelayanan Instalasi Rekam
Medis
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan
dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah melakukan
pencatatan kegiatan medis, namun belum dilaksanakan dengan baik atau belum mengikuti
penataan sistem informasi yang benar. Dengan adanya Peraturan Pemerintah No.10 tahun
1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran, maka kepada semua petugas kesehatan
diwajibkan untuk menyimpan rahasia kedokteran termasuk berkas rekam medis. Kemudian
pada tahun 1972 melalui SK. MenKes RI.No.034/BIRHUP/1972 ada kejelasan bagi
rumahsakit mengenai kewajiban rumah sakit untuk menyelenggarakan rekam medis.
Disebutkan maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut dibuat agar institusi
pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, dapat menyelenggarakan rekammedis dengan
sebaik-baiknya. Demikian juga dengan diberlakukannya Permenkes
No.749A/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis yang merupakan landasan hukum bagi
semua tenaga medis dan para medis dan SK Dir Jen Yan Medik
No.78/Yan.Med.RS.Um.Dik./YMU/I/1991 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan
Rekam Medis / Medical Record di rumah sakit.Rekam medis merupakan salah satu sumber
data yang sangat vital dalam penyelenggaraan sistem informasi manajemen di rumah sakit
dan sangat pentingdalam proses pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.Agar penyelenggaraan
rekam medis dapat dilaksanakan dengan baik maka harus dilengkapi dengan pedoman
organisasi maupun pedoman pelayanan rekam medis tentang tata cara penyelenggaraan rekam
medis yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh tenaga kesehatan baik medis, para
medis maupun non medis yang bertugas di Metro Hospitals.
B. Ruang Lingkup
Rekam Medis mempunyai dua pengertian utama, yaitu sebagai Rekam dokumen dan sebagai
suatu sistem penyelenggaraan. Sebagai rekaman/ dokumen, rekam medis mempunyai
pengertian sebagai keterangan, baik yang tertulis maupun terekam mengenai identitas pasien,
anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik rawat inap, rawat jalan, maupun gawat darurat.
Pengertian Rekam Medis sebagai suatu sistem penyelenggaraan merupakan suatu proses
kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien dilanjutkan kegiatan pencatatan data
medis selama pasien mendapat pelayanan medis, dan diteruskan dengan penanganan berkas
rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari
tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/ peminjaman.
secara luas kegiatan pelayanan kesehatan pasien yang dimulai dari penerimaan pasien sampai
dengan pasien keluar.
Instalasi Rekam Medis dirasa perlu menetapkan Fungsi dari Instalasi Rekam Medis, yaitu
sebagai berikut:
Menjadi sumber informasi untuk mendukung proses pelayanan medis dan asuhan
keperawatan
Menjadi sumber informasi dalam pemanfaatan dan pengembangan Rumah Sakit melalui
fungsi :
Korespondensi
Penjajaran
Distribusi
Penataan Berkas
Pemberian Kode
Statistik
Pengeluaran Informasi Medis
Menjadi acuan dalam menerapkan sistem pelayanan rekam medis sesuai ketentuan dalam
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rekam Medis yang telah ditetapkan oleh
Direktur.
2. Tujuan & Kegunaan Rekam Medis
1. Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah untuk menciptakan tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tertib administrasi sendiri
merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam upaya pelayanan kesehatan di
Metro Hospitals Cikupa Tangerang karena Rekam Medis mengolah informasi dari
pasien untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
2. Kegunaan Rekam Medis
Rekam medis berguna bagi dokter dan perawat yang merawat pasien, dan bagi Metro
Hospitals Cikupa Tangerang.
Kegunaan Rekam Medis bagi Dokter
Sebagai sarana untuk mencatat riwayat hidup pasien dan keluarganya, mencatat hasil
pemeriksaan penunjang medis seperti laboratorium, radiologi, diagnostik, EKG, EEG,
tindakan-tindakan khusus seperti biopsi, operasi, lumbal punksi, endoskopi dan
sebagainya guna menetapkan diagnosis dan langkah-langkah pengobatan selanjutnya.
Sebagai bahan penelitian dokter untuk memajukan ilmu kedokteran.
Sebagai sarana pencatatan terapi yang diberikan serta perkembangan pengobatan,
untuk menentukan langkah-langkah lanjutannya.
12
Sebagai sarana komunikasi antar tenaga kesehatan, misalnya untuk mencatat instruksi
kepada perawat atau petugas kesehatan lainnya, dan sarana pencatatan konsultasi antar
tenaga medis.
Selain itu, pegawai Metro Hospitals Cikupa Tangerang yang diduga membocorkan
rahasia pasien tersebut dapat dituntut berdasarkan pasal 11365 KUH Perdata.
d. Permintaan informasi mengenai pasien yang datang dari pihak ketiga (seperti asuransi
atau majikan), hanya dapat dipenuhi bila ada surat ijin dari pasien yang bersangkutan.
e. Permintaan visum dari pihak kepolisian, dapat dipenuhi bila diajukan secara tertulis
dan ditandatangani serendah-rendahnya oleh Perwira menengah.
f. Kasus-kasus penyakit menular yang termasuk dalam Undang-undang Wabah No
62/1962, kelahiran dan kematian, wajib dilaporkan kepada instansi kesehatan yang
bersangkutan.
C. Batasan Operasional
Instalasi Rekam Medis Metro Hospitals Cikupa buka selama 24 jam dengan 3 shift kerja,
batasan operasional yang dilakukan yaitu sesuai dengan uraian tugas dalam Instalasi
Rekam Medis :
a) Statistik dan Pelaporan
Yaitu melakukan pengolahan dan penyajian laporan baik internal maupun eksternal
dan memberikan data maupun informasi kepada manajemen maupun instansi
pemerintah yang berwenang sesuai dengan peraturan dan perudangan yang ada.
b) Korespondensi
Yaitu melayani segala permintaan informasi medis kepada pasien maupun pihak ke 3
yang sudah mendapat kuasa dari pasien seperti perusahaan penjamin atau asuransi.
c) Koding dan asembling
Membuat kode dan menginput diagnosa penyakit pasien sesuai ICD X dan
menyusun berkas rekam medis agar rapi dan tersusun sesuai dengan susunan yang
telah ditentukan.
d) Distribusi
Mendistribusikan berkas rekam medis sesuai dengan pasien yang berkunjunng di
Metro Hospitals Cikupa baik rawat jalan, rawat inap ataupun pasien IGD, juga
mendistribusikan segala sesuatu yang dibutuhkan unit lain seperti stiker identitas
pasien.
D. Landasan Hukum
Penyelenggaraan Rekam Medis Metro Hospitals Cikupa Tangerang mengacu pada:
1) Umdang Umdang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2) Undang - Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Rumah Sakit
3) Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4) Permenkes Nomor 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
5) Permenkes Nomer 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis.
6) Kepmenkes Nomor 312 Tahun 2020 Standart Profesi Rekam Medis
7) Manual Persetujuan Tindakan Medis Tahun 2006
8) Kode Etik Rumah Sakit.
9) Kode Etik Kedokteran.
10) Kode Etik Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
14
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
SDM Instalasi rekam medis Metro Hospitals Cikupa berjumlah 10 orang dan sesuai dengan
struktur organisasi bagian rekam medis pengelolaan berkas ( assembling dan koding), bagian
Pengolahan data (analisis data) dan Pelaporan. Instalasi rekam medis Metro Hospitals Cikupa
dikepalai oleh seorang kepala Instalasi dengan pendidikan D3 Rekam Medis yang sudah
berpengalaman minimal 5 tahun, dan bersertifikat. Adapaun pendistribusian SDM instalasi
rekam medis adalah sebagai berikut :
BAB III
STANDAR FASILITAS
17
Lantai Basement
B. Standar fasilitas
Ruang Kerja
1. P
B. Standart Fasilitas
Alat penyimpanan dan penjajaran:
Rak terbuka (open self file unit)
Lemari lima laci (five-drawer file cabinet)
18
METRO HOSPITALS
19
CIKUPA
KONDISI
NO NAMA BARANG Fungsi JML Satuan DIPIN
BAIK RUSAK
JAM
Rak Penyimpanan Untuk Menyimpan berkas
1 32 set 32
Rekam Medis rekam medis pasien.
Mengirim barang / berkas
Dumbweiter /
2 rekam medis dari basment 1 set 1
Gondola
ke lantai 1 dan sebaliknya
3 Printer Cetak file 1 pcs 1
Input - Proses - Outpout
4 Komputer 3 pcs 3
data
5 Dispenser Tempat air minum 1 pcs 1
AC / Pendingin
6 Pendingin Ruangan 2 set 1
Ruangan
7 Meja Kerja Meja untuk kerja 5 pcs 5
8 Kursi Kerja Duduk staf 4 pcs 3
Duduk kepala unit rekam
9 Kursi Putar 1 pcs 1
medis
Menulis pengumunan /
10 White Board 2 pcs 2
informasi
11 Tong Sampah Tempat sampah 1 pcs 1
12 Lemari Menyimpan file 3 pcs 3
13 Steples standard Kliper kertas 1 pcs 1
Perforator besar
14 Pembolong kertas 1 pcs 1
Joyko
Perforator kecil
15 Pembolong kertas 1 pcs 1
Joyko
16 Penggaris besi Menggaris 1 pcs 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
20
II RESUME
III MEDIS
IV KEPERAWATAN
Khusus
- Laporan pemantauan tindakan invasif 02-007/MHCP/00/2019 Perawat
Pengkajian Keperawatan Awal Masuk
- Pasien Anak/ pengkajian keperawatan anak 02-010/MHCP/00/2019 Perawat
RWI
Pengkajian Keperawatan Awal Masuk
- Pasien Dewasa/Usia Lanjut/ asesmen awal 02-011/MHCP/00/2019 Perawat
keperawatan rawat inap dewasa
- Asesmen Ulang Nyeri 02-012/MHCP/00/2019 Perawat
- Penolakan Resusitasi 02-013/MHCP/00/2019 Perawat
- Tim pengendalian infeksi nosokomial (ILO) 02-014/MHCP/00/2019 Perawat
- Pesanan Pulang 02-034/MHCP/00/2019 Perawat
Pengkajian dan intervensi Risiko Jatuh pada
- Perawat
balita dan anak 02-041/MHCP/00/2019
- Monitor Penggunaan Restrain 02-042/MHCP/00/2019 Perawat
Pengkajian dan Intervensi Risiko Jatuh pada
- Perawat
geriatrik 02-043/MHCP/00/2019
Pengkajian dan Intervensi Risiko Jatuh pada
- Perawat
Geriatrik 02-043/MHCP/00/2019
- ceklist transfusi 02-048/MHCP/00/2019 Perawat
- Ceklist Transfusi 02-048/MHCP/00/2019 Perawat
- Checklist Pasien Baru dab Pulang 02-049/MHCP/00/2019 Perawat
- Pengkajian Perioperatif Kamar Bedah 03-005/MHCP/00/2019 Perawat
- Catatan perhitungan kassa/Jarum/Instrumen 03-013/MHCP/00/2019 Perawat
- Asesmen Awal Kebidanan Rawat Inap 04-001/MHCP/00/2019 Perawat
Asesmen Awal Keperawatan Bayi Baru
- 06-002/MHCP/00/2019 Perawat
Lahir Rawat Inap
Pengkajian Keperawatan Awal Masuk
- Perawat
Pasien Perina 07-001/MHCP/00/2019
V DIAGNOSTIK
VI LAIN-LAIN
Asesmen Keperawatan
Riwayat Penyakit dan alergi obat
Asesmen Resiko Jatuh
Status Kehmilan
Asesmen Fungsi
Skrining Nutrisi
Psikologi dan Spiritual
Status Ekonomi / Jaminan
Skrining Nyeri
Nama dokter / perawat beserta tanda tangan
Konidisi pasien saat pindah/pulang/rujuk dari IGD
Sarana transportasi rujukan (ada di form transport external)
b. Rekam medis rawat jalan terdiri dari rawat jalan anak dan dewasa
minimal memuat :
Identitas pasien
Riwayat Kesehatan
Keluhan
Pemeriksaan Fisik
Riwayat Perinatal
Pemeriksaan penunjang
Amnanesis
Laporan tindakan dan pemeriksaan serta hasil pemeriksaannya
Diagnosis
Catatan alergi
Pelayanan lain yang diberikan kepada pasien
Persetujuan Tindakan
c. lsi Rekam Medis Rawat Inap Anak sedikit memuat :
Identitas pasien meliputi nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin dan nama
penanggung jawab
Pelayanan gawat darurat bila pasien melalui Instalasi gawat darurat
Dokumentasi dari temuan dan pengkajian pasien
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
Diagnosa atau suatu kesan diagnosa/ keadaan
Alasan untuk masuk perawatan
Hasil akhir suatu pengobatan dan reneana perawatan
Bukti kemajuan atau perkembangan perawatan
Bukti informed consent bila disyaratkan
Permintaan yang berhubungan dengan diagnosa dan terapi
Pelayanan penunjang dan hasil testnya yang sesuai dengan penatalaksanaan penyakit
pasien
Catatan operasi atau tindakan invasif lain yang sesuai dengan penatalaksanaan
penyakit pasien
Catatan perkembangan yang dibuat oleh masing-masing petugas yang berwenang
23
Obat-obatan
Tindakan yang dilakukan
Intake dan output
Informasi penting lain yang berkaitan dengan kemajuan pasien
Tanggal dan jam pembuatan catatan
Nama dan tanda tangan dokter dan bidan/perawat
o. Asesmen Bayi Baru Lahir
Asesmen Bayi Baru Lahir berisi perkembangan bayi, sedangkan riwayat kelahiran dapat
diambil dari medical record ibu dan kemudian dilengkapi. Pengkajian Bayi Baru Lahir
memuat :
Riwayat persalinan ibu
Data bayi baru lahir
Hasil pemeriksaan kematangan bayi
Tingkat kesehatan bayi, skor APGAR
Gambaran kecacatan/ketunaan, resusitasi jika ada
Masalah sehubungan dengan perpindahan ke nursery
Pemeriksaan fisik lengkap
Penilaian skala nyeri
Resiko jatuh
Obat-obatan yang diberikan
Pemeriksaan Penunjang Medik
Tanggal dan jam pembuatan catatan
Nama jelas dan tanda tangan dokter dan bidan/perawat
BAB V
LOGISTIK
A. Kebutuhan
28
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara
29
melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi distribusi baik barang maupun jasa.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga & tidak diharapkan yang terjadi pada
waktu bekerja pada perusahaan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak
terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah mati atau tak resmi
mengenai misalnya kontruksi yang memnuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis
peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan & hygiene umum, atau alat-alat
perlindungan diri.
3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang diwajibkan.
4. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat & ciri-ciri bahan-bahan yang berbahaya,
penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian
tentang pencegahan peledakan gas & debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan &
desain paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat & peralatan pengangkat lainnya.
5. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis & patologis
faktor-faktor lingkungan & teknologis, & keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan
kecelakaan.
6. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan.
Dasar Hukum
* UU no.13/2003
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan & kesehatan kerja
b. Moral & kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat & martabat manusia
d. untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya K3.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) & ayat (2) dilaksanakn sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
31
Defenisi Operasional Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam
medis pasien baru atau pasien lama yang digunakan pada
pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam medis
mulai dari pasien mendaftar sampai rekam medis
disediakan/ditemukan oleh petugas.
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan data
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat
jalan yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N tidak
kurang dari 100)
Sumber data Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran rawat jalan untuk
pasien baru/diruang rekam medis untuk pasien lama.
Standar Rerata < 10 menit
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medis
Dasar Pemikiran UU No. 44 Tahun 2009 pasal 52 ayat (1) bahwa setiap rumah
sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem
informasi manajemen rumah sakit dan Permenkes No. 1171
tahun 2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.
Dimensi Mutu Efektifitas, mutu pelayanan
Tujuan Untuk memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Defenisi Operasional Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu
tertentu.
Jenis Indikator Indikator Area Manajemen (IAM)
Numerator Jumlah hari perawatan rumah sakit
Denominator Jumlah tempat tidur (TT) x jumlah hari dalam satu periode
Target Pencapain 80%
Kriteria Inklusi Semua pasien rawat inap
Kriteria Eksklusi Bayi baru lahir sehat
Formula jumlah hari perawatan rumah sakit x 100%
Jumlah tt x Jumlah hari dalam satu periode
Sumber Data Rekam Medis
Frekuensi Tiap Bulan
Pengumpulan data
Periode Analisis Tiap Bulan
Cara Pengumpulan Sensus Harian
Data
Sampel Total Pasein
Rencana Analisis Analisi Trend
Instrumen -
Pengambilan data
Penanggung jawab Kepala Keperawatan, Kepala Rekam Medis