Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

KERAHASIAAN DAN PELEPASAN


INFORMASI MEDIS

1
2
KATA PENGANTAR

Panduan Pelepasan Informasi ini berisi langkah-langkah dalam pelepasan informasi


berupa kebijakan, keputusan, pedoman, panduan, prosedur dan program, yang dipersyaratkan
dalam pemenuhan dokumen akreditasi di Indonesia yang mengacu pada buku Panduan
Pelepasan informasi Dokumen Akreditasi yang diterbitkan oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit Tahun 2012 ditambah dokumen berupa laporan bukti permintaan informasi di rumah
sakit.
Panduan ini diharapkan dapat menjadi panduan (guideline) dan contoh dalam
Pelepasan Informasi di Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang, sehingga integritas
sistem, efektifitas dan efisiensi kerja dapat tercapai.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi aktif menyumbangkan tenaga dan pikiran sehingga tersusun panduan ini dan
kami menyadari bahwa dalam panduan ini masih ada kekurangan, oleh karena itu saran dan
masukan demi perbaikan sangat kami harapkan agar isi panduan ini menjadi sempurna pada
masa yang akan mendatang.

3
BAB I
DEFENISI

1. Pengertian
Pelepasan adalah proses,cara atau perbuatan ( hal dan sebagainya ) menjadikan bebas atau
tidak ada ikatan .Kerahasiaan Rekam Medis secara umum telah disadari bahwa informasi
yang didapat dari rekam medis sifatnya rahasia.Informasi di dalam rekam medis bersifat
rahasia karena hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien denga dokter
yang wajib dilindungi sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan prundang-
undangan yang berlaku .
Secara tradisional standar pengungkapan informasi adalah kebutuhan untuk mengetahui
apabila suatu perusahaan asuransi menerima permintaan pembayaran dari seorang pasien
dengan tindakan yang telah dijalaninya .

4
BAB II
RUANG LINGKUP

a. Umum
Dalam Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 pasal 3 disebutkan bahwa yang
wajib menyimpan rahasia antara lain tenaga kesehatan dan perawat ( Depkes ,RI
1997)
Permenkes RI No.269/MENKES/PER/III/2008 mengatur masalah kerahasiaan
suatu informasi yang menyangkut informasi medis pasien pada pasal :
a. Pasal 10 : Rekam Medis merupakan berkas yang wajib dijaga
kerahasiaanya .
b. Pasal 11 : (1) Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(2) Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi
rekam medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien
berdasarkan peraturan perundang-undangan .
c. Pasal 12: (1) Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan
(2) Isi rekam medis merupakan milik pasien
(3) Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam bentuk ringkasan rekam medis
(4) Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat diberikan ,dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi
kuasa atatu atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak
untuk itu
d. Pasal 13 : Pemanfataan rekam medis dapat dipakai sebagai :
 Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
 Alat bukti dalam proses penegakan hukum
 Keperluan pendidikan dan penelitian

5
 Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan
 Data statistik kesehatan
Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang
menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien
atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaanya .
Persetujuan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan
pasienh,bila dilakukan untuk kepentingan Negara.
e. Pasal 14 : Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas
hilang,rusak ,pemalsuan ,dan atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak
berhak terhadap rekam medis
Pengungkapan Informasi Kesehatan terdapat tiga masalah etik,yaitu :
 Pelanggaran prinsip kebutuhan untuk mengetahui ( need to know principle)
 Penyalahgunaan surat persetujuaan atau otorisasi yang tidak tertentu
( blanked authorization)
 Penyalahgunaan privasi yang terjadi sebagai akibat dari prosedur
pengungkapan sekunder ( secondary release )

6
BAB III
TATALAKSANA

Apabila Permintaan Informasi Medis ke Pelayanan Kesehatan maka legitimasi kelengkapan


persyaratan secara seksama kemudian akan :
1. Membandingkan tanda tangan pasien pada surat tersebut dengan tanda tangan yang telah
diperolehnya pada saat perawatan
2. Meneliti tanggalnya untuk memastikan bahwa surat permintaan bertanggal sesudah
perawtan ,sehingga dapat dipastikan bahwa pasien menyadari atas informasi apa yang
diootositaskan untuk diungkapkan
3. meneliti tentang informasi apa yang diminta dan apakah peminta memang meminta
informasi tersebut
Pasien kadangkala menandatangani otorisasi yang tidak tertentu ( blanket authorization )
tanpa memahami implikasinya.Peminta informasi kemudian dapat menggunakannya untuk
bertahun-tahun.Masalah pada kasus demikian adalah bahwa pasien tidak dapat
mengantisipasi penggunaan otorisasi tersebut di kemudian hari.
Pelepasan Informasi menggunakan formulir-formulir sebagai berikut :
a. Ringkasan ( Resume ) keluar
Menurut Permenkes RI No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 4 ayat 2 disebutkan
bahwa isi ringkasan pulang (resume keluar) sekurang-kurang memuat :
 Identitas pasien
 Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
 Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang diagnostic,diagnosis
akhir,pengobatan dan tindak lanjut
 Nama dan tanda tangan dokter yang memberikan pelayanan kesehatan.
Resume ini harus disingkat dan hanya menjelaskan informasi penting tentang
penyakirt,pemeriksaan yang dilakukanb dan pengobatanya .

Resume ini harus ditulis dengan segara setelah pasien keluar dan isinya menjawab pertanyaan
sebagai berikut :

7
 Mengapa pasien masuk Rumah Sakit ?
 Apa Hasil-hasil pemeriksaan labolatorium,roentgen dan fisik?
 Apa pengobatan m,edis maupun operasi yang diberikan?
 Apa anjuran pengobatan atau perawatan yang diberikan?
 Bagaimana keadaan pasien saaat keluar ?

b. Ringkasan Riwayat Poliklinik


Menurut PerMenkes No.269/MENKES/PER.III/2008 pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa
isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-
kurangnya memuat :
 Identitas Pasien
 Tanggal dan waktu
 Hasil anamneses
 Hasil pemerikasaan fisik dan penunjang medik
 Diagnosis
 Rencana penatalaksanaan
 Pengobatan dan atau tindakan
 Pelayanan yang telah diberikan kepada pasien
 Persetujuan tindakan bila diperlukan
 Formulir permintaan Rekam Medis pasien

8
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pendokumentasian
Seluruh Informasi tentang kesehatan pasien terdokumentasi di Rekam Medis Pasien.

2. Referensi
a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
b. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/IX/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien.
f. Peraturan Mentri Kesahatan No.269/MENKES/PER.III/2008 tentang Rekam Medis
Dengan ditetapkannya panduan ini maka setiap personil Rumah Sakit Santo
Vincentius dapat melaksanakan ketentuan proses yang mendukung hak pasien dan keluarga
selama dalam pelayanan dengan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Singkawang
Pada Tanggal April 2020
Direktur,

dr. Nurtanti Indriyani, M.PH

9
10

Anda mungkin juga menyukai