ANTARA
PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH
DENGAN
KLINIK PRATAMA ……………………………
Tentang
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
DI WILAYAH KECAMATAN CEMPAKA PUTIH
Nomor : 1991 /PKMCP/PKS/ IX/ 2023
Untuk selanjutnya "PIHAK PERTAMA" dan "PIHAK KEDUA " secara sendiri-sendiri
disebut sebagai "PIHAK" dan secara bersama-sama disebut sebagai 'PARA PIHAK".
MENGINGAT BAHWA :
A. Undang-undang No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, pada Bab II Pasal
A yang berbunyi, Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung Jawab
terhadap :
1) Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan peningkatan mutu Tenaga
Kesehatan
2) Perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan sesuai
dengan kebutuhan: dan
3) Perlindungan kepada Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik.
Pihak Pihak
Pertama Kedua
B. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2014 tentang system Informasi
Kesehatan pasal 8 yang berbunyi:
Informasi Kesehatan terdiri dari:
1) Informasi upaya kesehatan.
2) Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan.
3) Informasi pembiayaan kesehatan.
4) Informasi sumberdaya manusia kesehatan.
5) Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan .
6) Informasi manajemen dan regutasi kesehatan.
7) Informasi Pemberdayaan masyarakat.
C. Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik.
Pasal 5 :
1) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran Klinik yang
diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan
kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk.
Pasal 14 :
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi,
menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien.
Pasal 15
Pendayagunaan tenaga kesehatan warga negara asing di Klinik dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 25 :
1) Setiap penyelenggaraan Klinik wajib memiliki izin mendirikan dan izin
operasional.
2) Izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota.
3) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Maka oleh karena itu, Para Pihak dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal
sebagai berikut :
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pihak Pihak
Pertama Kedua
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari perjanjian
kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-
masing sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
Pihak Pihak
Pertama Kedua
4. Kewajiban PIHAK KEDUA
a. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus bekerja sesuai dengan
standar profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika
profesi, menghormati pasien, serta mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien sesuai Panduan Praktik Klinik (PPK) dan Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan dan Panduan Praktik Klinik (PPK) bagi Dokter Gigi dari Persatuan
Dokter Gigi Indonesia (PDGI);
b. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau
mendahulukan kepentingan finansial;
c. Memasang nama dan klasifikasi Klinik;
d. Memberikan data dan informasi Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana
PlHAK KEDUA dan informasi lain tentang pelayanan kepada PIHAK
PERTAMA (termasuk memperlihatkan rekam medis untuk kepentingan
kesehatan pasien) yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA;
e. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan kepada PIHAK PERTAMA
setiap bulannya di minggu pertama sesuai format yang diberikan oleh PIHAK
PERTAMA;
f. Mempekerjakan tenaga kesehatan yang telah dibekali Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Surat lzin Praktik/Kerja sesuai alamat praktik PIHAK KEDUA;
g. Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dalam hal terjadi
perubahan tempat praktik atau berhenti praktik;
h. Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dalam hal terjadi
perubahan ketersediaan sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan,
kelengkapan sarana prasarana dan lingkup pelayanan yang mempengaruhi
kapasitas layanan;
i. Mendukung program pelayanan kesehatan Pemerintah diantaranya
Tuberkulosis (TB), Human Imunodifiensi Virus (HIV), Penyakit Tidak Menular
(PTM), Pemeriksaan Ibu Hamil dan KB, Imunisasi yang dilaksanakan PIHAK
PERTAMA;
j. PIHAK KEDUA yang menjalankan praktik pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib membantu memberikan pertolongan kepada PIHAK
PERTAMA dalam keadaan gawat darurat dan/atau pada bencana untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan jika dibutuhkan;
k. Memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai Kawasan Tanpa Rokok
(KTR).
Pihak Pihak
Pertama Kedua
Pasal 4
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak ……….
2023 sampai dengan ………….. 2025;
3) Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK
PERTAMA akan melakukan evaluasi dan penilaian kembali terhadap PIHAK
KEDUA atas :
a. Fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan;
b. Kepatuhan dan komitmen terhadap perjanjian.
Pasal 5
KOORDINASI DAN PEMBINAAN
PENYELENGGARAN PELAYANAN KESEHATAN
Pihak Pihak
Pertama Kedua
Pasal 6
SANKSI
1) Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Tidak melayani pasien sesuai dengan kewajibannya;
b. Melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama ini.
Maka PIHAK PERTAMA berhak menegur PIHAK KEDUA secara tertulis
sesuai dengan kewenangan;
2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini akan
disampaikan PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA sebanyak maksimal 3
(tiga) kali;
Pasal 7
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1) Perjanjian kerjasama ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum
berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal berikut :
Pihak Pihak
Pertama Kedua
a. Dalam hal PIHAK KEDUA pindah lokasi praktik ke lokasi yang tidak
disepakati oleh PIHAK PERTAMA;
b. Salah satu Pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih
ketentuan yang berlaku dalam perjanjian kerjasama ini dan tetap tidak
memenuhi atau tidak berusaha untuk memperbaikinya setelah menerima
surat peringatan/teguran tertulis sebanyak maksimal 3 (tiga) kali;
c. Ijin operasional/ijin praktik PIHAK KEDUA dicabut. Pengakhiran berlaku
efektif pada tanggal pencabutan ijin Usaha atau operasional Pihak atau ijin
Praktik yang bersangkutan oleh Pemerintah atau asosiasi profesi;
d. PIHAK KEDUA berhenti praktik yang disebabkan karena kehendaknya
sendiri;
e. PIHAK KEDUA melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri perjanjian kerjasama ini
secara sepihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA
wajib memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA
mengenai maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya;
Pasal 8
MALPRAKTIK
Dalam hal PIHAK KEDUA atau tenaga medis, paramedis, maupun tenaga
kesehatan lainnya yang bekerja pada institusi PIHAK KEDUA tidak melakukan
kewajiban sebagaimana seharusnya, seperti :
a. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik bekerja tidak sesuai dengan
standar profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi,
tidak menghormati hak pasien, serta tidak mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien;
b. Melakukan kesalahan dalam tindakan medis, seperti kekeliruan diagnosa,
interpretasi hasil pemeriksaan penunjang, indikasi tindakan, tindakan tidak sesuai
Pihak Pihak
Pertama Kedua
dengan standar pelayanan, kesalahan pemberian obat, kekeliruan transfusi, dan
kesalahan lainnya;
c. Melakukan kelalaian berat. Tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan
menurut asas-asas dan standar praktik kedokteran yang baik;
Pasal 9
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pihak Pihak
Pertama Kedua
Demikian perjanjian kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua ), asli maslng-
masing sama bunyinya di atas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama setelah ditanda-tangani oleh PARA PIHAK.
Mengetahui,
Kepala Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi Jakarta Pusat
Pihak Pihak
Pertama Kedua