DISUSUN OLEH :
1722L0003
2018
1. Perbedaan antara Asuransi sosial dan asuransi komersial?
Sesuai undang-undang Nomor 24 tahun 2011 tentang
BPJS, program JKN adalah sebuah asuransi sosial yang
diamanatkan dalam pasal 1 angka 3 Undang-undang nomor
40/2004 tentang SJSN yang menyatakan bahwa asuransi sosial
adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib
yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas
risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan anggota
keluarganya. Sedangkan Asuransi
Komersial adalah asuransi yang premi dan iuran nya dibayar
secara mandiri oleh peserta. Dalam hal ini premi dan iuran PNS
dibayarkan oleh IPB, sedangkan permi dan iuran keluarga PNS
dibayarkan sendiri oleh PNS yang bersangkutan.
Perbedaan asuransi Sosial dengan asuransi komersial
dapat yaitu:
a. Kepesertaan
Asuransi sosial bersifat wajib bagi seluruh penduduk dan akan
diberikan sanksi pada yang tidak mengikuti, sedangan asuransi
komersial bersifat sukarela.
b. Orientasi
Asuransi sosial bersifat nirlaba atau tidak berorientasi mencari
keuntungan (not for profit), sedangkan asuransi komersial
berorientasi mencari keuntungan (for profit).
c. Manfaat
Asuransi sosial manfaatnya komprehensif (promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif) sesuai dengan kebutuhan medis,
sedangkan asuransi komersial manfaatnya terbatas sesuai
dengan premi yang dibayarkan.
d. Pengelolaan
Asuransi sosial dikelola oleh pemerintah sedangkan asurasni
komersial dikelola oleh swasta.
e. Pembiayaan
Dalam asuransi sosial disesuaikan bagi pekerja, dan non pekerja.
Warga dalam kategori miskin mendapatkan subsidi penuh dari
pemerintah. Sedangkan dalam asuransi komersial nominal sesuai
benefit.
f. Tujuan
Asuransi sosial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat, sedangkan asuransi komersial
memberikan pelayanan kesehatan yang diinginkan.
Pasal 4
(1)Penetapan besaran Tarif Kapitasi di FKTP dilakukan
berdasarkan kesepakatan bersama antara BPJS Kesehatan
dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
(2)Standar Tarif Kapitasi di FKTP ditetapkan sebagai berikut:
a. puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar
Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai dengan Rp6.000,00 (enam
ribu rupiah) per peserta per bulan;
b. rumah sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, praktik
dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp8.000,00
(delapan ribu rupiah) sampai dengan Rp10.000,00 (sepuluh
ribu rupiah) per peserta per bulan; dan
c. praktik perorangan dokter gigi sebesar Rp2.000,00 (dua ribu
rupiah) per peserta per bulan.
(3) Besaran tarif kapitasi yang diterima oleh FKTP ditentukan
melalui proses seleksi dan kredensial yang dilakukan oleh BPJS
Kesehatan melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan/atau Asosiasi Fasilitas Kesehatan dengan
mempertimbangkan sumber daya manusia, kelengkapan
sarana dan prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen
pelayanan.
(4) Penggunaan kriteria dalam pertimbangan penetapan besaran
Tarif Kapitasi berdasarkan seleksi dan kredensial sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan secara bertahap, yang untuk
pertama kali menggunakan pertimbangan kriteria sumber daya
manusia.
(5) Kriteria sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) meliputi ketersediaan dokter dan ketersediaan dokter
gigi.
(6) Ketentuan mengenai pertimbangan penilaian pemenuhan
kriteria sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) ditetapkan sebagai berikut:
Pasal 5
(1) Tarif pelayanan kesehatan tingkat pertama pada daerah
terpencil dan kepulauan yang diberikan oleh FKTP ditetapkan
berdasarkan Tarif Kapitasi khusus.
(2) Tarif Kapitasi khusus bagi FKTP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang memiliki dokter ditetapkan sebesar Rp10.000,00
(sepuluh ribu rupiah) per peserta per bulan.
(3) Tarif Kapitasi khusus bagi FKTP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang hanya memiliki bidan/perawat ditetapkan
sebesar Rp8.000,00 (delapan ribu rupiah) per peserta per
bulan.
(4) Dalam hal jumlah peserta pada FKTP kurang dari 1000
(seribu) peserta, tarif kapitasi khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibayarkan minimal sejumlah kapitasi untuk
1000 (seribu) peserta.
(5) Ketentuan mengenai FKTP pada daerah terpencil dan
kepulauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. rekapitulasi pelayanan.
Pasal 17
Persyaratan pengajuan klaim pelayanan RITL sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf b adalah sebagai berikut:
a. kelengkapan administrasi umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a; dan
Pasal 18
Pasal 19
a) identitas pasien;
Pasal 21
Persyaratan pengajuan klaim pelayanan Continuous
Ambulatory Peritonial Dialysis (CAPD) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (1) huruf f sebagai berikut:
Pasal 22
Pasal 23
(1) Untuk kepentingan pemeriksaan atau audit yang
dilaksanakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal, BPJS
Kesehatan dapat meminta Fasilitas Kesehatan untuk
menyediakan bukti pelayanan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak internal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan pemeriksaan yang dilakukan
oleh Kedeputian Bidang Pengawasan Internal.