Definisi FKTP
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP adalah fasilitas
kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik
untuk keperluan observasi, promotif, preventif, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau
pelayanan kesehatan lainnya.
Tarif pelayanan kesehatan pada FKTP meliputi:
a. Tarif Kapitasi; dan
b. Tarif Non Kapitasi.
Landasan Hukum
a. Permenkes No 59 Tahun 2014
b. Permenkes No 12 Tahun 2016
1. Tarif Kapitasi
adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jumlah peserta yang
terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
diberikan.
Tarif Kapitasi diberlakukan pada FKTP yang melakukan pelayanan:
a. administrasi pelayana
b. pelayanan promotif dan preventif
c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
d. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, termasuk pil dan kondom untuk
pelayanan Keluarga Berencana
f. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama.
1. Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan; dan
b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.
2. Alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan untuk tiap FKTP ditetapkan
sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari penerimaan Dana Kapitasi.
3. Alokasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
ditetapkan sebesar selisih dari besar Dana Kapitasi dikurangi dengan besar alokasi
untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan
4. Besaran alokasi ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan Kepala Daerah atas usulan
Kepala SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan:
a. tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah;
b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai target
kinerja di bidang pelayanan kesehatan; dan
c. kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Pengadaan obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan pengadaan barang/jasa
yang terkait dengan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya dapat
dilakukan oleh SKPD dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengadaan harus mempertimbangkan ketersediaan yang dialokasikan oleh pemerintah
dan pemerintah daerah. harus berpedoman pada formularium nasional.
Dalam hal obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan tidak tercantum dalam
formularium nasional, dapat menggunakan obat lain termasuk obat tradisional, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka secara terbatas, dengan persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Penggunaan Dana Kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
PEMANFAATAN SISA DANA KAPITASI
Pendapatan Dana Kapitasi yang tidak digunakan seluruhnya pada tahun anggaran
berkenaan, sisa Dana Kapitasi dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya.
Dalam hal sisa Dana Kapitasi berasal dari dana dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan maka pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk dukungan
biaya operasional pelayanan kesehatan.
Dalam hal sisa Dana Kapitasi berasal dari dana jasa pelayanan kesehatan maka
pemanfatannya hanya dapat digunakan untuk jasa pelayanan.
Pemanfaatan sisa Dana Kapitasi harus dimasukkan dalam rencana pendapatan dan
belanja Dana Kapitasi JKN yang dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Tarif Non Kapitasi
Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
diberikan
Tarif Non Kapitasi diberlakukan pada FKTP yang melakukan pelayanan kesehatan di luar
lingkup pembayaran kapitasi yang meliputi: a. pelayanan ambulans;
b. pelayanan obat rujuk balik;
c. pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk balik;
d. pelayanan skrining kesehatan tertentu termasuk pelayanan terapi krio untuk kanker
leher rahim; e. rawat inap tingkat pertama;
f. Jasa pelayanan kebidanan, neonatal, dan Keluarga Berencana yang dilakukan oleh
bidan atau dokter
g. kompensasi pada daerah yang tidak terdapat fasilitas kesehatan yang memenuhi
syarat; h. pelayanan darah; dan/atau
i. pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan
a . Pelayanan Ambulans
• Penggantian biaya pelayanan ambulans diberikan pada pelayanan ambulans darat dan
air bagi pasien dengan kondisi tertentu antar fasilitas kesehatan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Penggantian biaya pelayanan ambulans sesuai dengan standar biaya ambulans yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
• Dalam hal belum terdapat tarif dasar ambulans yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah, tarif ditetapkan dengan mengacu pada standar biaya yang berlaku pada daerah
dengan