Oleh:
NIM. 201702003
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah MIK-V yang berjudul
“SISTEM PEMBIAYAAN BERBASIS CASE MIX INA-CBGs”. Adapun pembuatan
makalah ini tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini mulai dari penyusunan maupun
materi tersebut. Untuk itu diperlukan kritik dan saran yang membangun agar kami
dapat memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembiayaan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam
implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pembiayaan kesehatan di
fasilitas kesehatan diperoleh dengan dilakukannya pembayaran oleh
penyelenggara asuransi kesehatan atas pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada peserta, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan mutu,
mendorong layanan berorientasi pasien, mendorong efisiensi dengan tidak
memberikan reward terhadap provider yang melakukan over treatment, under
treatment maupun melakukan adverse event dan mendorong pelayanan tim.
Dengan sistem pembiayaan yang tepat diharapkan tujuan diatas bisa tercapai.
1
Related Group) menjadi INA-CBG (Indonesia Case Based Group) seiring
dengan perubahan grouper dari 3M Grouper ke UNU (United Nation
University) Grouper. Kemudian, dengan implementasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang dimulai 1 Januari 2014, sistem INA-CBG kembali
digunakan sebagai metode pembayaran pelayanan baik rawat jalan maupun
rawat inap kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL).
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Penyelenggaraan Pembayaran INA-CBGs.
2. Sistem Koding INA-CBGs.
3. Aplikasi INA-CBGs.
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keterangan :
4
12. Male reproductive System Groups V
13. Female reproductive system Groups W
14. Deleiveries Groups O
15. Newborns & Neonates Groups P
16. Haemopoeitic & immune system Groups D
17. Myeloproliferative system & neoplasms Groups C
18. Infectious & parasitic diseases Groups A
19. Mental Health and Behavioral Groups F
20. Substance abuse & dependence Groups T
21. Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups S
22. Factors influencing health status & other contacts with health
services Groups Z
23. Sub-Acute Groups SF
24. Special Procedures YY
25. Special Drugs DD
26. Special Investigations II
27. Special Prosthesis RR
28. Chronic Groups CF
29. Errors CMGs X
5
8. Rawat Inap Neonatal
9. Rawat Jalan Neonatal
10. Error
6
Kesehatan Nasional (JKN) diberlakukan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan, dengan beberapa prinsip sebagai berikut :
b. RS Khusus
Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
penyakit atau kekhususan lainnya. Dalam implementasi INA-
CBG, yang dinyatakan sebagai pelayanan sesuai kekhususannya
adalah jika kode diagnosis utama sesuai dengan kekhususan
rumah sakit. Dalam hal kode diagnosis yang sesuai
kekhususannya merupakan kode asterisk dan diinput sebagai
diagnosis sekunder maka termasuk ke dalam pelayanan sesuai
kekhususannya.
7
dari alat, bahan atau kegiatan yang diberikan kepada pasien,
namun merupakan tambahan terhadap tarif dasarnya.
8
Diagnosis Sekunder adalah diagnosis yang menyertai diagnosis utama
pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode perawatan.
Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas dan/atau komplikasi.
Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi
yang sudah ada sebelum pasien masuk rawat dan membutuhkan pelayanan
kesehatan setelah masuk maupun selama rawat.
9
tidak diderita lagi, maka diagnosis sekuele harus ditullis dengan
asal-usulnya.
4. Jika terjadi sekuele multipel yang pengobatan atau pemeriksaannya
tidak difokuskan pada salah satu dari kondisi sekuele mutipel
tersebut, maka bisa ditegakkan diagnosis sekuele multipel.
2. Koder
Tugas dan tanggung jawab seorang koder adalah
melakukan kodifikasi diagnosis dan tindakan/prosedur yang ditulis
oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD-10 untuk
diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur yang bersumber
dari rekam medis pasien. Apabila dalam melakukan pengkodean
diagnosis atau tindakan/prosedur koder menemukan kesulitan
ataupun ketidaksesuaian dengan aturan umum pengkodean, maka
koder harus melakukan klarifikasi dengan dokter.
10
2.3 Aplikasi INA-CBGs
Aplikasi INA-CBG merupakan aplikasi yang digunakan dalam program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai pada 1 Januari 2014.
Aplikasi ini sebelumnya juga telah digunakan dalam program jaminan
Kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah seperti JAMKESMAS pada
tahun 2010 dengan versi sebelumnya.
Aplikasi INA-CBG sampai saat ini telah digunakan oleh rumah sakit, balai
dan klinik yang melayani peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Rumah sakit, balai dan klinik yang akan menggunakan aplikasi ini
diwajibkan memiliki kode registrasi yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehataan RI. Kode registrasi
adalah kode bagi Fasilitas Kesehatan (faskes) yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan RI yang menyatakan bawah faskes telah terdaftar di
Kementerian Kesehatan. Aplikasi INA-CBG diberikan secara gratis oleh
Kementerian Kesehatan kepada faskes atau pihak lain yang memerlukan
sesuai dengan kegunaannya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembiayaan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam
implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dalam pelaksanaan JKN,
sistem INA-CBG merupakan salah satu instrumen penting dalam pengajuan
dan pembayaran klaim pembayaran pelayanan kesehatan yang telah
dilaksanakan oleh FKRTL yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
12
Aplikasi ini sebelumnya juga telah digunakan dalam program jaminan
Kesehatan yang dicanangkan oleh pemerintah seperti JAMKESMAS pada
tahun 2010 dengan versi sebelumnya.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada
kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional, Depkes RI:Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Buku pegangan sosialisasi Jaminan kesehatan nasional
(jkn) Dalam sistem jaminan sosial nasional. Kementrian Kesehatan RI:Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Petunjuk Teknis Aplikasi INA-CBG v5. National Casemix
Center:Jakarta