RESUME
yang dibina oleh Bapak Achmad Zani Pitoyo, S.ST, M.Kes, MMRS
Oleh
MARET 2017
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG
RUMAH SAKIT
Pasal 1 menjelaskan tentang pengertian dari
1. Rumah Sakit
2. Gawat darurat
3. Pelayanan kesehatan paripurna
4. Pasien
5. Pemerintah pusat
6. Pemerintah daerah
7. Menteri
Pasal 2 menjelaskan asas penyelenggaraan Rumah Sakit.
Pasal 3 menjelaskan tujuan adanya pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit.
Pasal 4 menjelaskan tugas dari Rumah Sakit.
Pasal 5 menyebutkan empat fungsi dari Rumah Sakit dalam menjalankan tugasnya.
Pasal 6 menjelaskan tentang tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah
Pasal 7 menjelaskan tentang persyaratan dapat didirikannya Rumah Sakit.
Pasal 8 menjelaskan tentang persyaratan dan ketentuan lokasi didirikannya Rumah
Sakit.
Pasal 9 menjelaskan tentang persyaratan bangunan Rumah Sakit.
Pasal 10 menjelaskan tentang kegunaan bangunan Rumah Sakit, syarat minimal ruang
yang terdapat pada bangunan Rumah Sakit.
Pasal 11 menjelaskan tentang Prasarana Rumah Sakit meliputi:
a. instalasi air
Pasal 12 menjelaskan tentang Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi
tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga
manajemen Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan. Jumlah dan jenis sumber daya manusia
sesuai dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit. Rumah Sakit harus memiliki data
ketenagaan yang melakukan praktik atau pekerjaan dalam penyelenggaraan Rumah Sakit.
Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
Pasal 13 menjelaskan tentang tenaga medis atau tenaga kesehatan tertentu yang
melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib memiliki Surat Izin Praktik atau surat
izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tenaga kesehatan harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.
Pasal 16 menjelaskan tentang peralatan rumah Sakit meliputi peralatan medis dan
nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan
laik pakai. Perlatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang. Peralatan
yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga
yang berwenang. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan
sesuai dengan indikasi medis pasien. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah
Sakit harus dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien serta didokumentasi dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
Pasal 18 dan 19 menjelaskan tentang Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis
pelayanan dan pengelolaannya. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit
dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum
memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit sedangkan Rumah
Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Pasal 22 menjelaskan tentang Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit
pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit pendidikan yang
ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan Menteri yang membidangi urusan
pendidikan.
Pasal 23 menjelaskan tentang Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit yang
menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi
kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan dapat dibentuk Jejaring Rumah Sakit
Pendidikan. Ketentuan lebih lanjut mengenai Rumah Sakit pendidikan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 24 menjelaskan tentang dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara
berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan
berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit. Klasifikasi Rumah Sakit
Umum terdiri dari:
Pasal 25 menjelaskan tentang setiap penyelenggara Rumah Sakit wajib memiliki izin
mendirikan rumah sakit dan izin operasional.
Pasal 26 menjelaskan tentang izin Rumah Sakit kelas A diberikan oleh Menteri setelah
mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah
Daerah Provinsi. Untuk Rumah sakit tipe B, izin diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sedangkan izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D
diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari
pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 27 dan 28 menjelaskan tentang izin Rumah Sakit dapat dicabut jika habis masa
berlakunya, tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar, terbukti melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan dan/atau atas perintah pengadilan dalam rangka
penegakan hukum. Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 30 membahas tentang hak Rumah sakit dan ketentuan lebih lanjut mengenai
promosi layanan kesehatan.
Pasal 31 membahas tentang kewajiban pasien terhadap Rumah Sakit atas pelayanan
yang diterimanya.
Pasal 63 menjelaskan tentang dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi,
selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan
terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62. Korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: