Anda di halaman 1dari 96

POLRI DAERAH JAWA TIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RS. BHAYANGKARA KEDIRI

KEPUTUSAN

KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI


NOMOR : ....... TAHUN 2007

TENTANG

PENETAPAN PEMBERLAKUAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) / SOP


PELAYANAN DI UNIT GAWAT DARURAT RS BHAYANGKARA

KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelayanan yang cepat, akurat, efektif dan efisien
perlu adanya Prosedur Tetap / SOP di Pelayanan Unit Gawat Darurat.
b. bahwa pemberlakuan Prosedur Tetap seperti dimaksud dalam butir a
konsideran menimbang perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992, tentang Kesehatan.


2. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1987, tentang Penyerahan, sebagian
Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan Kepada Daerah.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/1992, tentang
Pedoman Organisasi RSU.
4. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 23 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Propinsi Jawa Timur.
5. Keputusan Gubernur Jawa Timur tanggal 27 Januari 2003 Nomor :
821.1/145/032/2003 tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural
Karumkit RS BHAYANGKARA Kediri.

Memperhatiakan : Usulan Kepala Instalasi Rawat Darurat Terpadu tentang


Pemberlakuan………………………………….
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERTAMA : Menetapkan memberlakukan penggunaan Prosedur Tetap / SOP


Pelayanan di Unit Gawat Darurat Bhayangkara Kediri.

KEDUA : Pelaksanaan Tugas pada Pelayanan di Unit Gawat Darurat dengan


berpedoman sesuai yang tercantum pada Prosedur Tetap / SOP

KETIGA : Prosedur Tetap Pelayanan di Unit Gawat Darurat ini akan dievaluasi
secara berkesinambungan untuk kesempurnaannya dan penyesuaian
dengan kondisi-kondisi selanjutnya.

KEEMPAT : Surat Keputusan ini dilaksanakan sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Kediri
Tanggal : Januari 2007

KARUMKIT BHAYANGKARA KEDIRI

Dr. DIDI AGUS MINTADI SPJP DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101

Salinan surat ini disampaikan kepada :


Yth. 1. Sesrumkit Bhayangkara
Kediri.
2. Kepala Instalasi Rawat Darurat Terpadu
RS Bhayangkara.
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat PENANGGULANGAN
17 ANAFILAKTIK SYOK
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP
60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah prosedur tetap yang mengatur tentang tata laksanan


penanganan kasus anafilaktik syok
Tujuan Agar penanganan pasien dengan anafilaktik syok berjalan cepat dan
tepat
Kebijakan Penanganan secara cepat dan tepat sehingga jiwa pasien tertolong
Prosedur TANDA DAN GEJALA
A. Ringan :
1. Gatal kulit
2. Pusing
3. Mual
4. Bersin
B. Sedang :
1. Disorientasi
2. Vomitus, Diare
3. Dispnoe
4. Hipotensi, Takhihardi
C. Berat :
1. Oedema perioral
2. Kesadaran turun
3. Nyeri abdominal
4. Oedema laring/paru, henti nafas
5. Disritmia, henti jantung
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur PENANGGULANGAN
A. Ringan :
1. Baringkan dalam posisi syok (kaki ke atas) dengan alas
keras!
2. Bebaskan jalan nafas !
3. Tentukan penyebab dan lokasi masuknya !
(bila ekstramitas  pasang tourniqued)
4. Adrenalin 1 : 1000 0,25 ml (0,25 mg) Sebutkan !
5. Monitor pernafasan dan hemodinamik
6. Berikan oksigen 3 i/menit
B. Sedang :
1. Adrenalin 1 : 1000 0,25 ml (0,25 mg) intra muskuler
2. Bila vena kolaps, berikan sub lingual/transtrakheal
3. Aminofilin 5 – 6 mg/kg BB IV bolus
Diikuti drips 0,4 – 0,9 mg/kg BB/menit !
(bila ada Bronkhospasme)
4. Infus Cairan ! (berpedoman pada Hematokrit)
C. Berat :
1. Adrenalin 1 : 10.000 2,5 ml (0,5 – 5 mg) Intravena !
2. Monitor pernafasan dan hemodinamik dengan :
a. Cairan Kristaloid/koloid
b. Obat Inotropik positif
c. Obat Vaso Aktip
3. Kalau perlu dirujuk untuk perawatan Intensif (ICU) !
4. Basic dan Advance Life Support (RPJO) !
Unit terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri

Pelayanan
Gawat
RS Darurat
BHAYANGKARA
KEDIRI Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
Jl. Kombes Pol
PENDERITA
Duryat 17
KERACUNAN
Kediri
AKUT
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah prosedur tetap yang mengatur tentang tata laksanan


pengobatan keracunan acut.
Tujuan Agar pelayanan berjalan lancar.
Kebijakan Penanganan keracunan dilakukan secara tepat dan cepat.
Prosedur Penyebab keracunan acut :
1. Kecelakaan
2. Percobaan bunuh diri
3. Percobaan pembunuhan dan keracunan diri sendiri untuk
menarik perhatian
Tata Cara Pelaksanaan :
1. Pasien yang datang dengan tersangka keracunan acut
ditangani langsung secara medis oleh dokter jaga sesuai
dengan status kesehatannya. Penanganan pasien disesuaikan
dengan Pedoman Singkat Penanggulangan Keracunan Acut.

2. Jika perlu dokter jaga dapat merujuk/konsul kepada dokter


yang lebih berwenang terhadap kasus tersebut.

3. Jika perlu dilakukan identifikasi zat racun melalui sarana


laboratorium.

4. Jika keadaan akutnya sudah dapat diatasi dan keadaan


pasien sudah stabil maka pasien dapat dipulangkan atau
dimondokkan.

PEDOMAN SINGKAT PENANGGULANGAN


KERACUNAN ACUT MASUKAN DARI BAGIAN
FARMAKOLOGI, FAKULTAS KEDOKTERAN UI JAKARTA

Petunjuk Umum :
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 1. Penilaian Keadaan penderita :


Pada saat penderita datang dengan keluhan acut makanan perlu
dinilai :
a. Kesadaran penderita
b. Pernafasan
c. Tekanan darah, nadi, denyut jantung
d. Lebar pupuli
e. Refleks
f. Tonus Extremitas
g. Suhu Tubuh
2. Gawat Darurat diatasi dengan :
a. Pertolongan supparatif intensif agar fungsi fital tetap jalan.
b. Pemberian Antidotum bila tersedia (lihat lampiran)
a.1. Pertolongan pada kegagalan pernafasan :
1). Bebaskan saluran nafas dari sekret dan debris
2). Posisi telungkup untuk mencegah aspirasi
3). Perhatikan ventilasi yang baik, bila ada sianosis berikan
oksigen 2 liter per menit.
4). Pasang cuff endotrakheal tube bila dibutuhkan.
5). Rangsang nafas dengan Niketamid 2 ml satu kali bila
dibutuhkan, dengan persiapan bantuan pernafasan
a.2. Pertolongan pada kegagalan sirkulasi :
1). Letakkan penderita dengan posisi kepala lebih rendah
dari kaki.
2). Beri plasma ekspander atau aramin sampai sistolik
tidak lebih dari 100 mm Hg.
a.3. Mencegah absorbsi racun lebih lanjut :
1). Korek faring penderita untuk merangsang muntah.
2). Bilas lambung dilakukan bila penderita menelan racun
kurang dari 4 jam (kecuali pada keracunan salisilat &
fenobarbital).
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur a.4. Perawatan umum :


1). Cegah hipotermia
2). Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit NaCI 0,9 dan
dektrosa 5 %
3). Tingkatan ekskresi / eliminasi racun melalui urin.
Laboratorium : periksa biasa makanan, muntahan darah dan urin
kepada laboratorium yang ditunjuk untuk mengetahui jenis racun
penyebab dengan menyertakan gejala klinis yang lengkap.

Petunjuk Khusus :
a. Keracunan acut nitrit (Na nitrit / Nitrat)
Gejala dapat dibagi dalam spesifikasi dan non spesifik :
1. Penurunan tekanan darah (tidak jelas pada keracunan nitrit).
2. Sakit kepala yang berdenyut disertai vertigo palpilasi dan
gangguan penglihatan.
3. Anak muntah dan kadang-kadang kolik dan diare yang
berdarah.
4. Kulit kemerahan, berkeringat dan kemudian dingin.
5. Spesifik; sianosis sekitar bibir dan jari yang meluas keseluruh
tubuh oleh karena terbentuknya methemoglobin.
6. Sinkop
7. Hiperpnoe kemudian dispnoe dan nafas lambat.
8. Nadi lambat dan tak teratur (intermittent)
9. Peninggian tekanan intra okuler dan intra kranial.
10. Kelemahan otot dan koma.
11. Kematian disebabkan anoksia + kolapa sirkulasi.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur Pengobatan :
Letakkan dalam posisi tungkai lebih tinggi daripada kepala dalam
ruang yang hangat.
Gerakan pasif extremitas akan membantu “venous return”. Bilas
lambung dengan air hangat.
Beri oksigen dan bantuan pernafasan bila diperlukan.
Birumetilen (methylen blue lrutan 1 %) dengan dosis 1-2 mm/kg
BB/I.V
Methemoglobinemia ringan.
Tranfusi darah atau plasma ekspander bila ada syok.

Laboratorium :
Bila ada sianosis periksa kadar methemoglobin dalam darah, periksa
sisa makanan dan muntahan untuk penentuan nitrit.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

RS BHAYANGKARA
KERACUNAN
KEDIRI
AKUT ARSEN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah prosedur tetap yang mengatur tentang tata laksana


pengobatan keracunan acut arsen.
Tujuan Agar pelayanan berjalan secara optimal
Kebijakan Penanganan dilakukan secara cepat dan tepat
Prosedur Gejala:

1. Gejala dapat muncul ½ - 1 jam sesudah menelan arsen tetapi


dapat terlambat beberapa jam, terutama bila arsen ditelan
bersama makanan.

2. Rasa logam yang manis bau bawang putih pada feces dan
pernafasan.

3. Tenggorokan terasa tercekik dan sukar menelan nyeri dan rasa


terbakar di esofagus, labung dan usus.

4. Spesifikasi : muntah dan diare yang hebat dan nyeri. Kotoran


berbentuk air tajin seperti kolera, kemudian feces berdarah.

5. Dehidrasi dengan haus yang hebat dan kejang otot.

6. Sianosis dan extremitas dingin.

7. Vertigo, sakit kepala frontal. Pada beberapa kasus vertigo stupor


dilirum dan malahan mania tanpa gejala gastroentestinal yang
jelas.

8. Sincop, koma, kadang-kadang konvulasi, paralisis umum dan


kematian.

9. Berbagai kelainan kulit sering terjadi sebagai manifestasi lambat


atau keracunan kronik.

10. Pada penyembuhan, lemah dan diare bertahan untuk beberapa


minggu kadang muncul gejala-gejala kronik yang tidak spesifik.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur Pengobatan :
Bilas lambung : 300 – 500 l air diulang beberapa kali diikuti 1 gelas
susu.
Beri BAL (dimercaprol) I.M larutan 10% dalam minyak bila diagnosis
sudah ditegakkan dengan pemeriksaan kadar arsen dalam darah.
Keracunan Berat :
Hari 1 : 3 mg/kg tiap 4 jam
Hari 2 : 2 mg/kg tiap 4 jam
Hari 3 : 3 mg/kg tiap 6 jam
Hari selanjutnya : 3 mg/kg tiap 12 jam sampai 10 hari atau
sampai penyembuhan.
Keracunan Sedang :
Hari 1 : 2,5 mg/kg tiap 4 jam
Hari 2 : 2,5 mg/kg tiap 6 jam
Hari 3 : 2,5 mg/kg tiap 12 jam
Hari selanjutnya : 2,5 mg/kg tiap hari sampai 10 hari atau sampai
penyembuhan
Atasi dehidrasi dengan pemberian infus cairan dan perbaiki defisiensi
elektrolit.
Morfin dosis kecil mngkin dibutuhkan untuk nyeri perut yang berat.
Atasi syok, tranfusi darah dan oksigen diberikan bila perlu.

Laboratorium :
Cairan bilas lambung dan urine periksa analisa arsen.
Periksa adanya albuminura dan hematuria.
Periksa fungsi hati karena adanya kemungkinan kerusakan sel hati
sub klinis.
Unit terkait Komite Medik
Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

RS BHAYANGKARA
KERACUNAN
KEDIRI
AKUT SIANIDA
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah prosedur tetap yang mengatur tentang tata laksana


pengobatan pasien keracunan acut sianida.
Tujuan Agar pelayanan berjalan secara optimal
Kebijakan Penanganan dilakukan secara cepat dan tepat
Prosedur Gejala:
1. Dosis besar dapat menghilangkan kesadaran dan kematian
karena berhenti nafas secara segera atau sesudah 1 atau
beberapa jam.
2. Untuk racun yang telah ditelan terasa pasit, rasa terbakar diikuti
rasa tercekik dan baal di tenggorokan.
Enek dan salivasi kadang terjadi sesudah menelan sodium dan
potasium sianida.
3. Gelisah, bingung, vertigo dan rasa kaku pada rahang.
4. Hypernea dan dyspnea.
5. Bau kenari (bitter almond) pada pernafasan dan muntahan
6. Pada fase permulaan terjadi peninggian tekanan darah dan
reflek melatkan frekuensi jantung. Nadi cepat lemah dan tidak
teratur. Penderita berdebar dan rasa tercekik pada badan.

Hilang kesadaran diikuti dengan kejang-kejang Opistotunus dan


trimus dapat terjadi defekasi dan micturition involunter.

Paralysis sesudah kejang-kejang, kulit berkeringat, bola mata


menonjol, pupil diatasi dan tak bereaksi, mulut berbusa dan kadang-
kadang berdarah.

Sianosis terjadi karena pembentukan sinmethemoglobin.

Kematian karena henti nafas. Selama jantung berdenyut pertolongan


harus dilanjutkan.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur Pertolongan :
Pada penderita apneu, nafas buata, bersihkan saluran nafas.
Beri secara intravena 50 ml larutan sodium triosulfat 25% melalui
jarum yang sama selama 10 menit. Dapat digunakan sodium
triosulfat antara 10-25% jika total dosis mencapai 12gr.

Pemberian oksigen bermanfaat jika diberikan bersamaan dengan


sodium triosulfat.

Bila gejala muncul kembali trisoulfat bisa diulang dengan dosis


setengahnya

Bila lambung tidak jelas tidak bermanfaat karena absorbsinya kurang


cepat, hanya dilakukan setelah prosedur 1-4 selesai dillakukan.
Cairan bilas beri larutan potasium permanganat.

Laboratorium :
Makanan, muntahan periksa untuk analisa kimia sianida.
Lainnya pada fermakologi dan terapi di bendel IRD
Unit Terkait
Komite Medik
Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENDERITA
RS BHAYANGKARA
LUKA BAKAR
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah cara penanganan penderita dengan luka bakar karena


api/air/uap panas/listrik/kimia
Tujuan Merawat penderita sehingga terhindar dari infeksi luka dan
kekurangan cairan
Kebijakan Penanganan luka bakar harus cepat dan tepat
Prosedur  Pemberian cairan dengan elektrolit sesuai protokol misol : 4cc
RL x % luas luka x BB
 Untuk luka kurang dari 10% tak perlu diinfus
 Rawat luka dengan salep Silvers Sulfadiszin
 Antibiotika
 Pemasang dauer catheter untuk monitoring produksi urine
 Analgetika

Unit Terkait  Komite Medik


 Komite Keperawatan
Pelayanan Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Gawat
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
STROKE
Jl. Kombes Pol Duryat 17
(CVA EMBOLI)
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata laksana dan langkah-langkah yang mengatur tentang


penanganan pasien stroke emboli
Tujuan Agar penanganan pasien stroke emboli berjalan lancar sesuai protap
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kematian dan kecacatan
Prosedur A. – Trombolitik (Strepto dan Urokinase)
 Aspirin 100 mg 2 x 1 tab PO
 Cerebral Activator yaitu
Nicholin 250 mg 2x1 amp IV
Piracetam 3x1 amp IV
Hydergin infus drip 2A/500
 Memperbaiki mikro Sirkulator yaitu
Pentofilin drip 3 amp/500 2x/hari, oral 2x400 mg
Naftidrofuryl drip 2A/500 2x/hari
Heparin drip
Neuritropic Vitamin
B. Pemeriksaan penunjang
 Foto Thorax AP
 EKG, Lab. Lengkap + faal hemostatis
 Head CT Scan biasa (+) sesudah hari ke 3
 Lumbal Punski
 Doppler Carotis/Trans Cranial
 Doppler
 Arteriografi Carotis/Vertabralis
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur C. Konsultasi :
 Kardiologi
 Penyakit Dalam
 Rehabilitasi medis
D. Rawat Inap
 Ruang Neurologi
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Gawat
Darurat

RS BHAYANGKARA
STROKE
KEDIRI
(CVA
Jl. Kombes Pol Duryat 17
THROMBOSIS)
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah prosedur tetap yang mengatur tentang tata laksana


pengobatan pasien stroke thrombosis
Tujuan Agar penanganan pasien stroke thrombosis berjalan lancar sesuai
protap
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan dan kematian
Prosedur A.  Trombolitik (Streptokinase dan Urokinase) untuk kasus
dengan on set < 6 jam
 Aspirin 100 mg 2 x 1 tab PO
 Cerebral Activator yaitu
Nicholin 250 mg 2x1 amp IV
Piracetam 3x1 amp IV
Hydergin infus drip 2A/500
 Memperbaiki mikro Sirkulator yaitu
Pentofilin drip 3 amp/500 2x/hari, oral 2x400 mg
Naftidrofuryl drip 2A/500 2x/hari
Heparin drip
Neuritropic Vit 3x1 tab
B. Pemeriksaan penunjang
 Foto Thorax AP
 EKG, Lab. Lengkap + faal hemostatis
 Head CT Scan biasa (+) sesudah hari ke 3
 Lumbal Punski
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur C. Konsultasi :
 Kardiologi
 Penyakit Dalam
 Rehabilitasi medis
D. Rawat Inap
 Ruang Neurologi
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

STROKE / CVA
RS BHAYANGKARA
SAH
KEDIRI
(PERDARAHAN
Jl. Kombes Pol Duryat
SUB ARACHNOID)
17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata laksana dan langkah-langkah yang mengatur


tentang penanganan pasien stroke dengan pendarahan
Sub Arachnoid
Tujuan Agar penanganan pasien stroke dengan pendarahan Sub
Arachnoid berjalan lancar sesuai protap
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan dan
kematian
Prosedur A.  Infus PZ + Dektrose 5 %
 Tranexamine acid 500 mg 6x1 gr IV
 Nimodipine IV dengan Perfusor
 Dexametasone 4x1 amp/IV
 Cimetidine 2x1 amp/IV
 Bila tensi tinggi >200 mg Catapres drip
 Catropril tab
 Pasang Oksigen (O2)
B. Pemeriksaan penunjang
 Lumbal Punski
 Head CT Scan dengan kontras
 Arteriografi Carotis sebelum hari ke 3 atau
sesudah minggu ke III
C. Konsultasi
 Kardiologi
 Penyakit Dalam
 Bedah Syaraf
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

D. Perawatan Rumah Sakit :


Bila kendaraan menurun/coma dirawat di Ruang Gawat Medis
Kalau ada matras anti decubitus
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

RS BHAYANGKARA
KEDIRI
STATUS
Jl. Kombes Pol Duryat
EPILEPTIKUS
17
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata laksana dan langkah-langkah yang mengatur tentang


penanganan pasien Status Epileptikus
Tujuan Agar penanganan kasus epileptikus berjalan lancar sesuai protap
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan dan kematian
Prosedur A.  Infus Normal Salin
 Pasang Oksigen
 Diazepam inj 10mg IV diualang tiap 15 menit sampai 3x
 Dilantine inj. 15-18, g/kg BB IV pelan dengan kecepatan
50mg/menit
 Awasi EKG
 Infus drip Diazepam maximal 10 amo/50 atau Phenobarbital
max 100 mg/500
 Awasi depresi pernafasan
 Bila masih kejang terus, konsul Anaesthesi
B. Pemeriksaan penunjang
 EKG
 Foto Skull AP/Lat
 Head CT Scan
C. Konsultasi
 Anaesthesi
D. Perawatan Rumah Sakit
 Ruang Gawat Medis
 Ruang ICCU dengan respirator
Unit Terkait Komite Medik
Komite Keperawatan
Pelayanan Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Gawat
Darurat

RS BHAYANGKARA
KEDIRI PENANGANAN
Jl. Kombes Pol Duryat TETANUS
17 NEONATORUM
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan bayi-bayi usia kurang dari 1 bulan dengan
kejang tetanus
Tujuan Agar penderita mendapat therapi yang tepat dan terhindar dari
kematian
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kematian
Prosedur 1. Infus cairan 1:4 (10% Dextrose) sampai dapat dipasangkan
sonde lambung.
2. Pasang Sonde Lambung
ASI diusahakan terus diberikan mula-mula dengan sonde, bila
sudah bisa netek diberikan langsung.
3. Beri O2.
4. Mengatasi kejang
Diasepam 8x2 ½ mg IV, dapat dinaikkan dosisnya bila perlu,
dosis maksimal 40 mg/ g BB/hari
5. Obat-obatan untuk komplikasinya
6. PP 150-200.000 u/hari selama 7-10 hari
Bila ada sepsis : Amphicilin 100-200 mh/kg BB/hari, Garamasin
5mg/kg BB/hari
7. ATS 5000 u
8. Kalau perlukonsul dokter jaga spesialis anak
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

RS BHAYANGKARA
KEDARURATAN
KEDIRI
PSIKIATRIK
Jl. Kombes Pol Duryat
17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tatacara dan langkah-langkah yang mengatur tata laksana


penanganan pasien kedaruratan psikiatrik
Tujuan Agar penanganan pasien kedaruratan psikiatrik bisa berjalan secara
optimal
Kebijakan Pasien mendapat pertolongan yang optimal
Prosedur 1. Penderita dengan peningkatan aktifitas motorik :
a. Penderita gaduh dan gelisah
b. Penderita dengan kecemasan berlebihan (agitasi dan panik)
c. Penyelenggaraan obat
d. Pemabuk
2. Penderita dengan aktifitas motorik, yaitu :
a. Depresi
b. Katatonik
3. Penderita dengan usaha bunuh diri
Keterangan yang dibutuhkan untuk mencegah penderita dititikberatkan
pada hal-hal berikut :
1. Keluhan utama secara terperinci
2. Perubahan yang terjadi pada saat terakhir
3. Tingkat kemampuan penyesuaian yang mungkin menyebabkan
kedaruratan.
4. Riwayat penggunaan obat-obatan
5. Riwayat penyakit dahulu
6. Riwayat penyakit psikiatrik yang pernah dialami.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

7. Riwayat penyakit keluarga


8. Riwayat penyakit Psikiatik
9. a> Gaduh Gelisah (Hiperactivity)
Adalah : a. Kegelisahan kelebihan
b. Pembicaraan cepat, keras danberteriak-teriak
c. Tertawa yang berlebihan dan mau menang
sendiri
d. Ribut mendominasi percakapan dan tak kenal
lelah.
Tindakan : a. Dengarkanlah omongannya dan awasilah
tanpa memberikan tanggapan.
b. Tetap sadar dan jangan marah
c. Kuasailah penderita dengan pengawasan
ketat dan hindari dari bising.
d. Badannya yang terluka dirawat.
e. Berikan suntikan chlorpromasine 50 mg atau
100mg/I.M dalam 24 jam, maximum 3x 100
mg
b> Penderita dengan kecemasan yang berlebihan
(agitasi, panik)
Penderita seperti pada pendekatan umum
Kedaruratan psikiatrik
Pengobatan Psikofarmako, Diazepam 10-20 mg
dapat diulang 8 jam, kalau agresi dapat diberikan
chlorpromazine inj.50 mg.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

c> Penyalahgunaan Obat


Gejala : Orang sakit yang biasa menggunakan obat-
obatan sehingga kecanduan, jarang
menunjukkan gejala-gejala kecanduan
selama ia menggunakan obat secara teratur.
Bila ia tak cukup mendapatkan obat, ia akan
menunjukkan tanda-tanda ketagihan obat,
yaitu :
a. Tremor
b. Keringat banyak
c. Kejang otot yang hebat
d. Gelisah
Tindakan : a. Pengobatan sistemik
b. Awasi fungsi fital dan perbaikan
keadaan umum
c. Dirawat kebagian jiwa Fak
kedokteran atau RSJ setempat.
d> Pemabuk
Alkohol :
Keracunan obat : bau alkohol dari mulut, impulsif, tindak
kekerasan inkoheren, amnesia tgad. Jka bat daat sama
koma.
Pengobatan : Istirahat, perbaikan keadaan umum.
Chorpromazine 4 kali 100 mg/hari ditambah paraldehid 12-16
ml dalam air buah vitamin B im (Purwodianto, 1979;
Setyonegoro, 1980).
Tindakan : a. Bila penderita mengancam akan bunuh diri :
 Awasilah dan dengarkan apa yang
dibicarakan
 Bicaralah yang sabar dan penuh
pengertian tentang keadaan penderita
 Usahakan jangan sampai melukainya
 Berikanlah suntikan chlorpromazin
50mg/im
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

b. Bila gagal percobaan bunuh diri :


 Berikan pertolongan darurat mengenai
kelakuannya.
 Awasi dengan ketat
 Periksa dan kosongkan semua rongga
badan.

 Kumpulkan semua barang yang diduga


dipakai untuk usaha bunuh diri
 Mengatasi luka-luka / cidera /
keracunannya sesuai dengan keadaan
penderita.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

RS BHAYANGKARA
STATUS
KEDIRI
ASMATIKUS
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tatalaksana dan langkah-langkah yang mengatur tentang


penanganan pasien kasus asmatikus
Tujuan Agar penanganan pasien kasus asmatikus berjalan lancar sesuai
protap
Kebijakan Penanganan pasien status asmatikus dilakukan secara cepat dan
tepat
Prosedur A.  O2 2-4 liter / menit
 Rehidrasi D5 : RL = 3 : 1
 Aminophilin Bolus 240 mg IV pelan
 Kortikostreroid tiap 6 jam
 Nebulizer 2,5 mg/amp tiap 6-8 jam
 Expectoran mucolitik
 Antibiotika
B. Pemeriksaan penunjang
 Foto Thorax
 PEFR
 EKG
C. Bila perlu konsul ke kardiologi
D. Rawat Inap
Unit Terkait  Komite medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat DitetapkanOleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA ASTHMA
KEDIRI BRONCHIALE
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PADA ANAK
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan sesak nafas pada anak yang bersifat kumat-
kumatan dan Wheezing expiratoir
Tujuan Memberikan Therapy yang tepat agar segera pulih dan bebas dari
sesak nafas.
Kebijakan Penanganan dilakukan secara cepat dan tepat
Prosedur 1. Adrenalin (1 : 1000) 0,5 – 0,2 cc subcutan tiap 20 menit (bisa 3
x)
2. Aminophylin : 4 mg/kg BB dalam 30 ccg glucose 10 % i.v (dalam
30 menit) dapat diulang tiap 8 jam
3. Hydrocortison, 100 mg i,v, tiap 6 jam. (pada serangan hebat)
4. 02
5. Infus : Na CI 0,25 + D5 2 tetes/kg BB/menit
6. Nabic 8% bila ada tanda Asidosis 2-4 mec/kg BB
7. Kalau perlu cosul dokter jaga spesialis anak
Unit Terkait  Komite medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat DitetapkanOleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA
BRONCHO
KEDIRI
PNEUMONIA
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan bronchiolitis pada anak, umurnya usia >3
bulan dengan batuk, sesak nafas, nafas cepat dan dangkal, dapat
terjadi kejang dan cyanosis disertai panas tinggi.
Tujuan Sesak nafas pasien berkurang
Kebijakan Pasien mendapat therapi yang tepat
Prosedur  02
 PP + Chloramphenicol 50 mg/kg BB/hari
 Bayi amphycilin + garamycin 5mg/kg BB/hari
 Kalau perlu consul dokter jaga spesialis anak
Unit Terkait  Komite medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA
BRONCHIOLITIS
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan bronchiolitis pada anak, umurnya usia <3
bulan
Tujuan Memberikan terapi yang tepat agar segera pulih dan bebas dari
cyanosis/sesak napas
Kebijakan Penanganan dilakukan secara cepat dan tepat
Prosedur  Kalau perlu infus : bila ada dehidrasi, tumpah, sesak sekali,
sulit minum (awas jangan berlebihan)
 02 terutama yang gelisah
 Jangan diberi obat penenang (lumina, valium, jangan
diberikan) karena gelisahnya kekurangan 02
 Pen – prok bila ada panas (ada infectie)
 Bila ada curiga asma dapat dicoba adrenalin 1 x
 Corticosteroid : Dexamethason
 Kalau perlu consult dokter spesialis jaga anak
Unit Terkait  Komite medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Gawat
Darurat

PENANGANAN
PENDERITA
RS BHAYANGKARA GASTRO
KEDIRI ENTERISTIS
Jl. Kombes Pol Duryat 17 ANAK-ANAK
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu penanganan penderita (anak) dengan muntah/diare disertai


dehidrasi sedang/ringan atau berat
Tujuan Agar penderita cepat mendapatkan cairan (rehidrasi)
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan
cairan
Prosedur Ditentukan derajad dehidrasinya :
a. Ringan
b. Sedang
c. Berat
(Menurut standart yang ada diruang anak)
Bila dehidrasi ringan dan berat sementara diberi minum oralit
(cairan yang ada), siapkan infus RL
Standart Therapy pada GE
A. Umur Kurang dari 3 bulan :
Dehidrasi Berat :
Infus : Cairan III : 30 cc/kg BB/2 jam
(5 tts/kg BB/menit)
Dehidrasi Sedang :
Infus : cairan III : 3-4 tetes/kg BB/2 jam selama 6 jam
Dehidrasi Ringan :
Infus : cairan III : 2 tetes/kg BB/2 jam selama 24 jam

REALIMENTASI
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

B. Umur lebih dari 3 bulan :


Dehidrasi Berat :
Infus : Cairan I (RL) : 20-30 cc/kg BB/1 jam
(7-10 tts/kg BB/menit)
Dehidrasi Sedang :
Infus : cairan I (RL) : 3-4 tts/kg BB/ 1 jam selama 7 jam
Dehidrasi Ringan :
Infus : cairan I (RL) : 2 tts/kg BB/1 jam selama 24 jam
Kalau perlu konsultasi dokter jaga spesialis anak

Unit Terkait  Komite medik


 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

RS BHAYANGKARA PENANGANAN
KEDIRI DHF
Jl. Kombes Pol Duryat 17 Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
Kediri
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan Dengue Herrhagoc Fever dengan
gejala demam mendadak malaise, muntah-muntah, sakit kepala, nyeri perut,
anorexia dan kadang batuk. Setelah 2-5 hari klinis cepat memburuk tangan
dan kaki dingin, gelisah, petechiae, echimosis, nafas cepat, nadi lemah,
pulse presure rendah (20 m Hg), tekanan sistole dan diastole rendah,
epistaksis sampai melena. Laborat haematokrit tinggi trombositopeni
lecopeni. Gejala lain adalah Rumpelide + (pada permulaan) dan Rumpelide
– (bila keadaan klinis menurun)
Tujuan Agar penderita persangkaan DHF dapat terdeteksi dan terhindar dari
komplikasi
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kematian
Prosedur Tindakan pemberian infus bila shock :
1. R.L atau Na CI : 10 cc/kg BB dalam 1 jam sambil awasi
tensi/nadi/urine.
2. Plasma bila ada, sebagai pengganti cairan (R.L/1 : 1).
Kemudian cairan I diteruskan lagi 15 cc/kg BB dalam 1-2 jam.
Bila nadi/tekanan masih jelek atau hematokrit masih tinggi,
plasma tambah 10 cc/kg BB tiap jam sampai, total 40 cc/kg
BB.
3. Hemacel/Dextran L : Bila tidak ada plasma 20 cc/kg BB (40-
60 tetes/menit).
4. Darah : paling baik darah segar
Tindakan pemberian darah bila :
1. Pendarahan : Muntah hitam (darah). Hematemesis melena,
epistoxic hebat.
2. Antara 24-48 jam setelah pengobatan shock, anak kelihatan
shock lagi, walaupun belum ada tanda tangan perdarahan.
3. Haematokrit rendah (kurang dari 40) tapi masih shock.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 4. Pemberian 20 cc/kg BB dapat terus diberikan bila terjadi


pendarahan terus.
Bila shock teratasi/cairan maintenance :
Hari I : Bila BB diatas 15 kg, cairan 1 : 1 sebanyak 80 – 100 cc/kg BB
dalam 24 jam
Hari II : 10 – 20 cc/kg BB/hari
Steroid : (selama 2 hari shok)
Dexametason : 10 – 15 : 0,5 – 1 cc 3x/hari
Diatas 15 kg : 1 cc 3x/hari
Antibiotika : Amphicilin 50 mg/kg BB
Systomatis :
A. Turun panas
B. Sedativa (valium/luminal)
C. O2
Pengamatan : tiap 2 jam pada nadi, tensi pernafasan, Ht, Hb dan
kencing
Catat jumlah cairan yang diberikan
Unit Terkait  Komite medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA
KEJANG PADA
KEDIRI
ANAK-ANAK
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita anak-anak yang mengalami kejang-


kejang apapun sebabnya.
Tujuan Agar kejang-kejang cepat berhenti
Kebijakan Penanganan dilakukan secara cepat dan tepat.
Prosedur Umum :
 Setiap kejang harus dihentikan secepatnya.
 Letakkan penderita pada salah satu sisi untuk menghindari
aspirasi.
 Longgarkan pakaian
 Diberi anti convulsi
Khusus :
1. Kejang ringan dan singkat :
a. Luminal 5-7 mg/kg BB i.m dapat diulang setiap 20 menit bila
total 15 mg/kg BB belum berhasil beri obat lain
b. Setelah kejang berhenti beri dosis maintenance 2-6 mg/kg
BB/hari, dibagi 3 dosis.
2. Kejang lama atau berulang :
a. jaga agar saluran nafas terbuka.
b. Beri O2
c. Infus :
 Neonatus : Pz/gl L 1:4
150 cc/kg BB/hari
(5% GL 0,225% insalin)
 1 - 5 tahun : Pz/gl L 1:4
150 cc/kg BB/hari
(5% GL 0,224% insalin)
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

 15 tahun : Pz/gl L 1:2


125 cc/kg BB/hari
(5% GL 0,4% insalin)
d. Anti confuisan :
 Diasepam 0,1 – 0,2 mh/kg BB/hari i.v pelan-pelan diulang
tiap 20 menit dapat diberikan tiap 6 jam.
 Maintenance dengan luminal 3 mg/kg BB + delatin 6
mh/kg BB/hari dalam 3 dosis.
 Kalau perlu consult dokter jaga spesialis anak.
Unit Terkait  Komite medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA
PADA
KEDIRI
PENDERITA
Jl. Kombes Pol Duryat 17
RETENSIO
Kediri
URINAE Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu penanganan penderita yang tidak bisa mictie dengan ditandai
membesarnya buli-buli.
Tujuan Mengatasi obstruksi saluran urethra
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mengeluarkan urine dan persiapan
operasi bila gagal
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin
 Pemasangan / foley catheter secara aseptis
 Bila gagal, dicoba dengan catheter logam
 Bila gagal consult dokter jaga bedah
(bila ada batu urethra anterior : meitotomi)
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA PADA
KEDIRI PENDERITA
Jl. Kombes Pol Duryat HERNIA
17 INCARCERATA
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan hernia incarcerata


Tujuan Memberi terapi yang tepat pada penderita dan mempersiapkan
operasi herniatomi cito bila tetap incarcerata
Kebijakan Penanganan dilakukan secara tepat
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin
 Bila hernia incarcerata kurang dari 24 jam maka penderita
ditempatkan posisi kaki lebih tinggi, benjolan hernia di kompres
dengan es + (injeksi valium / ampul I.V)
 Bila hernia lebih dari 24 jam atau tak bisa reponible maka consult
dokter jaga bedah
 Sementara penderita dipuasakan dan diinfus RL/Rehydrasi
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PENANGANAN
Kediri PADA
PENDERITA
TORTIO TESTIS

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan tortio testis


Tujuan Secepat mungkin mendeteksi adanya tortio testis dan secepat
mungkin dilaksanakan reposisi agar testis tidak necrose
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin
 Diagnosa banding dengan orchitis acuta
 Bila gagal consult dokter jaga bedah
(Sementara penderita dipuasakan dan infus RL)
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
PADA
RS BHAYANGKARA
PENDERITA
KEDIRI
ILEUS
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan ileus paralatik dan ileus
abstruksi
Tujuan Mendeteksi adanya ileus dan menentukan Therapy lebih lanjut
Kebijakan Penanganan dilakukan secara tepat dan akurat
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin
 Pemasangan/infus RL : Rehidrasi
 Pemeriksaan X foto abdomen/diapragma/LLD
 Pemasangan/NGT
 Pamasangan Dauer Catheter (DC)
 Consult dokter jaga bedah
 Pemeriksaan laboratorium darah rutin/BUN/serum creatinin
ntuk penderita ileus paralitik
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI PENANGANAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PADA
Kediri PERITONITIS
ACUTA
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu suatu prosedur yang mengatur cara penanganan penderita


dengan persangkaan peritonitis akut
Tujuan Mendeteksi secara awal kecurigaan adanya peritonitis dan
menentukan Therapy lebih lanjut
Kebijakan Penanganan dilakukan secara tepat dan akurat
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin
 Pemasangan/infus RL : Rehidrasi
 Pemeriksaan X foto abdomen/diapragma/LLD
 Pemasangan/NGT
 Pamasangan Dauer Catheter (DC)
 Consult dokter jaga bedah
 Pemeriksaan laboratorium darah rutin/BUN/serum creatinin ntuk
penderita ileus paralitik
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
PADA
RS BHAYANGKARA
APPENDITIS
KEDIRI
ACUTA
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan persangkaan appendicitis


acuta
Tujuan Mendiagnosa penderita appendicitis acuta untuk persiapan
appendictomi cito
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah perforasi
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin : adanya defance masculer abdomen
kanan bawah, nyeri tekan abdomen kanan bawah + tanda-tanda
appendicitis yang lain
 Pengukur temperatur Axilur + rectal
 Pemeriksaan laboratorium : cito lekosit + sedimen urine
 Sementara pasien dipuaskan dan consult dokter jaga bedah
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PROSEDUR
RS BHAYANGKARA TETAP
KEDIRI STROKE
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu suatu prosedur yang mengatur tentang tata laksana


penanganan pasien stroke
Tujuan Agar penanganan pasien stroke berjalan lancar sesuai protap
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan dan kematian
Prosedur A. Lihat topik jenis stroke
B. Pemeriksaan penunjang :
 Head CT Scan
 Lumbal fungsi
 Laboratorium
 Foto Thorax
C. Konsultasi
 Kardiologist
 Penyakit dalam
 Rehabilitasi medis
D. Perawatan Rumah Sakit :
 Bila coma  Ruang intensif
 Sadar  Ruang biasa
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI PERAWATAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PENDERITA
Kediri DENGAN
RESPIRATOR
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tentang tata
laksana perawatan dan respirator
Tujuan Agar perawatan penderita dengan respirator berjalan dengan
optimum
Kebijakan Perawatan dilakukan secara tepat
Prosedur 1. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada penderita sadar
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
3. Breating circuit tak boleh lebih dari ETT agar air pengembunan
tak masuk paru-paru.
4. Perhatikan permukaan air di humdifier jaga jangan sampai habis
dan atur suhunya sesuai dengan suhu tubuh.
5. Fiksasi ETT harus diganti tiap hari.
6. Atur posisi penderita agar nyaman dan rubah posisinya tiap 2-4
jam.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat DitetapkanOleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

RS BHAYANGKARA PERAWATAN
KEDIRI PENDERITA
Jl. Kombes Pol Duryat 17 DENGAN W . S . D Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 6008110
Kediri
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tentang tata
laksana perawatan dengan respirator
Tujuan Agar perawatan penderita dengan WSD berjalan dengan benar dan
mengurangi infeksi nosokomial
Kebijakan Perawatan dilakukan secara tepat
Prosedur PERSIAPAN :
Pada waktu penderita pindah dari O.K W.S.D sudah terpasang tetapi
slang-slang dalam keadaan diklem. Sebelum klem dilepas yang perlu
diperiksa adalah :
1. Hubungan antara sistem drainage dengan slang pada penderita
adalah sudah benar posisinya, dan penyambungannya harus
cukup kuat.
2. Ujung slang pada penderita harus terendam dalam botol cairan
sistem drainage kira-kira 2,5 cm dibawah permukaan air.
3. Slang harus cukup panjang untuk memungkinkan penderita
bergerak.
4. Bila semua baik, hubungkan sistem drainage ke sumber
penghisap dan atur tkanan rongga pleura.
PERAWATAN
1. Tidurkan penderita dalam posisi Fowler
2. Rawat luka pada daerah penusukan dan observasi adanya
kebocoran, infeksi dan pendarahan.
3. Cegah terjadinya decubitus dengan merubah posisi penderita
setiap 2-4 jam.
4. Fisioterapi nafas dengan cara membatuk yang benar dan meniup
balon.
5. Catat produksi cairan tiap 1 jam mengenai warna dan jumlah
cairan.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 6. Lakukan milking untuk mencegah sumbatan pada slang.


7. Usahakan agar slang tidak tertekuk dan botol tidak mudah
terguling.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA PADA TRAUMA
KEDIRI THORAX
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita trauma thorax, baik trauma tajam
ataupun trauma tumpul
Tujuan Agar penderita secepatnya terdiagnosa macam trauma dan organ
yang terkena, supaya terhindar dari komplikasi yang lebih parah.
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah sesak dan kematian
Prosedur  Pemeriksaan
 Bila jelas pada thorax bagian bawah
 Monitoring fungsi vital : tensi nadi respirasi kesadaran.
 Pemasangan infus bila perlu
 Pemasanagan penunjang :
- Laboratorium : HB seri
- X foto thorax PA/Lateral bila perlu
 Konsultasi dokter jaga bedah
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA PADA TRAUMA
KEDIRI ABDOMEN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu penanganan penderita dengan fraktur tumpul atau fraktur tajam
abdomen
Tujuan Menghindari penderita dari komplikasi dan kematian
Kebijakan Penanganan dilakukan secara cepat dan tepat untuk mencegah
kematian
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin, DD trauma thorax bila terjadi pada
abdomen atas
 Monitoring fungsi vital : Tensi nadi Respirasi kesadaran
 Pemasangan : Infus
DC
Magslang (NGT) bila perlu
 X foto abdomen
 USG abdomen bila perlu
 Laboratorium : HB seri, sedimen urine
 DPL : (Diagnosik Peritonea Lavage) bila perlu
 Aspirasi cairan abdomen bila perlu
 Konsultasi dokter jaga bedah
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
PENDERITA

RS BHAYANGKARA TRAUMA

KEDIRI JARINGAN

Jl. Kombes Pol Duryat 17 LUNAK DI

Kediri BADAN
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara-cara penanganan penderita dengan trauma jaringan lunak


dibadan
Tujuan Perawatan penderita sebaik mungkin untuk menghindari komplikasi
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah infeksi
Prosedur  Toilet luka
 Jahit lapis demi lapis
 Pemeriksaan penunjang : foto Rontgent, Laboratorium
 Pemberian antibiotik
 Konsultasi dokter jaga bila perlu
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

RS BHAYANGKARA
KEDIRI PERAWATAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17 LUKA ROBEK
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur perawatan luka
robek
Tujuan Agar perawatan luka robek bisa berjalan dengan optimum dan
mengurangi infeksi sekunder
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah infeksi
Prosedur PERSIAPAN
1. Kotak instrumen steril yang berisi :
a. Gunting
b. Pinset 2 buah
c. Klem secukupnya
d. Naal foeder
e. Duk steril
f. Sarung tangan steril
g. Spuit injectie
h. Jarum jahit
i. Benang jahit
2. Obat anaesthesi
3. Obat cuci muka
4. Betadine
5. Kapas savlon
6. Kapas alkohol
7. Verban
8. Gunting verban
9. Benkok
10. Plester
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 11. Lampu tindakan


12. Pisau cukur

PELAKSANAAN :
1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut
2. Pakai sarung tangan steril
3. Dilakukan anasthesi daerah sekitar luka
4. Luka dibersihkan dari dalam keluar
5. Bersihkan dengan perhydrol dan bilas dengan NS
6. Cari benda asing pada luka tersebut
7. Atasi pendarahan yang terjadi
8. Buang jaringan yang rusak
9. Jahit luka lapis demi lapis
10. Ratakan permukaan kulit
11. Periksa lagi apakah sudah tidak ada pendarahan
12. Tutup luka dengan kasa betadine dan balut/plester
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
DISLOKASI SENDI
RS BHAYANGKARA BAHU, LUTUT,
KEDIRI SIKU DAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PANGGUL
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan dislokalisasi sendi bahu,


lutut, siku dan panggul
Tujuan Menghindari penderita dari cacat sendi
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mengurangi nyeri dan kecacatan
Prosedur  Pemeriksaan fisik, bila perlu pasang infus/puasa
 X foto daerah sendi yang nyeri
 Pasang bidai / mitella
 Konsultasi pada dokter jaga bedah / Orthopedi
 Fixasi
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
RS BHAYANGKARA
TRAUMA CAPITIS
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
Kediri AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan trauma kepala yang


mengakibatkan terjadinya comotio cerebri/contusio cerebri/epidural
bleeding, fraktur basis crani/fraktur tulang tengkorak
Tujuan Menghindari penderita dari cidera otak yang lebih parah / kematian
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan dan kematian
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin
 Pemasangan infus PZ / Pemasanagan DC
 Monitoring fungsi vital : tensi/nadi/respirasi/kesadaran
 Antibiotika
 Analgetika
 Konsultasi dokter jaga bedah bila perlu trepanasi, misalnya
epidural bleeding, carpresi tulang tengkorak + robeknya
meniyens
 Tranexamic 4 X 500 mg (IV) bila perlu
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

PENANGANAN
CEDERA
RS BHAYANGKARA
TENDON DAN
KEDIRI
SYARAF
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan trauma (terbuka) yang


mengalami ruptur tendon dan ruptur syaraf tepi
Tujuan Mengembalikan fungsi syaraf supaya normal kembali
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin
 Bila perlu X foto bagian yang cedera
 Consult ke dokter jaga bedah/dokter Orthopedi
 Antibiotika
 Analgetika
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
PENANGANAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
PADA
Kediri
PRIAPISMUS
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan priapismus yang ditandai


dengan ereksi terus menerus tanpa rangsangan seksual
Tujuan Menyembuhkan keadaan penis seperti normal
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mengembalikan fungsi penis
Prosedur  Pemeriksaan fisik rutin
 Pemeriksaan Laboratorium
Hb
Lekosit
BUN (serum creatinin)
SGPT / SGOT
 Konsultasi dokter jaga bedah
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI PENANGANAN

Jl. Kombes Pol Duryat 17 PENDERITA

Kediri FRAKTUR
PELVIS
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan patah tulang pelvis


(bekken)
Tujuan Mendeteksi dan memberi terapi pasien dengan patah tulang pelvis
dan cedera organ pelvis
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan
Prosedur  Pemasangan infus, cairan RL
 X Foto rontgent (bila perlu X foto dengan kontras)
 Monitoring produksi urine/kualitas urine
 Monitoring Laboratorium HB urinolipsis sedimen
 Konsultasi dokter jaga apabila ruptur urethra buli-buli dsb.
 Untuk ruptura urethra kontra indikasi untuk pemasanagan
kateter (dilakukan operasi Cyitostomi)
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
PENANGANAN
KEDIRI
TULANG
Jl. Kombes Pol Duryat 17
ANGGOTA
Kediri
BADAN
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan patah tulang sederhana meliputi : fractura


clavicula / humeri / radius / ulna / colles / femur / pattela / cruris dll
Tujuan  Mencegah cacat pada anggota
 Penyambungan tulang fractur
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mengurangi nyeri dan kecacatan
Prosedur  Pasang bidai
 X foto tulang yang fractur
 Bagi pasien yang dapat berjalan : rujuk ke Poli Orthopedi (di luar
jam kerja rujuk ke Poli Orthopedi pada hari berikutnya)
 Bila pasien tak dapat berjalan : MRS
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
PENANGANAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
PATAH TULANG
Kediri
TERBUKA

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 6008110
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu penanganan penderita dengan patah tulang terbuka


Tujuan Menghindari penderita dan infeksi tulang (ostemyletis)
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan dan infeksi
Prosedur  Tutup luka dengan kassa steril
 Pasang bidai
 X foto tulang yang fraktur
 Infus RL (pasien puasa) injeksi ATS 1500 µ
 Operasi debridement di kamar operasi
 Fixasi bidai/gips/traksi
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI Penanganan

Jl. Kombes Pol Duryat 17 Penderita Fraktur

Kediri Vertebra
Cervicalis/Thoraco
Lumbal
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan fraktur vertebra


Tujuan Menghindari penderita dari penyakit yaitu rusaknya syaraf medulla
spinolis
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan/ kelumpuhan
Prosedur  Pasien dengan dugaan patah tulang vertebra Thoraco curneolis
dipasang collar brace
 Pasien dengan dugaan patah tulang vertebra thoraco cumbal,
dibaringkan terlentang dengan alas rata (long spire board)
 X foto vertebra
 Konsultasi ke dokter Orthopedi / neurologi
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Darurat Karumkit Bhayangkara Kediri
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Pemasangan
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Infus / Tranfusi
Kediri
Darah
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara danlangkah-langkah yang mengatur tata laksana


pemasangan infus atau tranfusi darah
Tujuan Agar penanganan pemasangan infus atau tranfusi darah dilakukan
secara benar sehingga mengurangi infeksi nosokanial
Kebijakan Pemasangan infis dilakukan secara tepat
Prosedur PERSIAPAN
1. Cairan  RL/D 5%/D 10%/Darah
2. Torniqued
3. Kapas alkohol
4. Abbocath, ukuran sesuai dengan kebutuhannya
5. Plasma slang/Tranfusion set
6. Gunting/plester/bengkok
7. Betadine cair
8. Kassa steril secukupnya
9. spuit injectie 5cc / 10 cc untuk Lab.
10. Gantungan infus
11. verban 1 roll

PELAKSANAAN
1. Memberi informasi kepada penderita tentang tindakan
tersebut.
2. Mencari vena dari ujung distal dahulu
3. Torniqued dipasang diatas vena yang akan dikerjakan untuk
membendung darah.
4. Penderita dianjurkan untuk menggenggam.
5. Dipilih pembuluh darah yang terbesar dan lurus.

Prosedur Tetap No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke


YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 6. Dilakukan desinfeksi pada daerah tersebut.


7. Abbocath/ jarum ditusukkan dengan lubang jarum ke arah
atas atau samping.
8. Bila darah telah masuk 0,5 cc mandrine diposisikan dengan
lubang jarum menghadap ke bawah.
9. Masukkan Abbocath pelan-pelan supaya tak rusak dan
mandrine ditarik.
10. Bila diperlukan darah dapat diampung untuk lab.
11. Cairan dimasukkan dan diawasi agar udara tak masuk.
12. Abbocat difiksasi dan diberi kassa betadine lalu di plester.
13. Cairan diatur tetesannya.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Disahkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

Penanganan
RS BHAYANGKARA Kekeliruan
KEDIRI Tranfusi Darah
Jl. Kombes Pol Duryat 17
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tata laksana
penanganan kekeliruan tranfusi darah
Tujuan Agar kekeliruan tranfusi darah bisa diantisipasi dengan cepat dan
benar
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah syok
Prosedur 1. Hentikan segera darah dan ganti dengan NaCI 0,9%
2. Lakukan pemeriksaan tensi dan nadi
3. Ambil darah penderita segera setelah terjadi reaksi tranfusi untuk
keperluan penyelidikan reaksi tranfusi.
4. Koreksi gangguan Hemodinamik maupun hal-hal lain yang
membahayakan penderita
5. Bila urine kurang dari 1 cc/kg BB/jam, beri furosemid 1 – 2 mg/kg
BB
6. Atasi demam dengan antipyretik
7. Periksa faal hemostatik untuk kemungkinan terjadi D.I.C
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17 TINDAKAN
Kediri INJEKSI

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tindakan


injectie pada pasien.
Tujuan Agar tindakan injectie pada pasien bisa berjalan benar dan
mengurangi resiko infeksi nosokomial
Kebijakan Tindakan dilakukan secara tepat
Prosedur PERSIAPAN
1. Spuit injectie sesuai dengan penggunaan
2. Kapas alkohol
3. Obat injectie sesuai dengan perintah dokter
4. Torniqued
5. Bantal pengalas

PELAKSANAAN
I. INJECTIE I.C
1. Isi spuit injectie dengan obat yang telah ditentukan.
2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan tangan kiri
3. Regangkan permukaan kulit dengan tangan kiri
4. Masukkan jarum pada permukaan kulit dengan sudut 15-20
derajad dan lubang jarum menghadap ke atas.
5. Masukkan obat pelan-pelan sampai permukaan kulit yang
disuntik menggembung.
6. Setelah obat masuk semua spuit dilepas dengan cepat.
7. Bekkas suntikan tiak boleh ditekan atau dihapus dengan
kapas alkohol.
II. INJECTIE S.C
1. Isi spuit injectie dengan obat yang telah ditentukan.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 2. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol.


3. Angkat sedikit permukaan kulit dengan tangan kiri.
4. Masukkan jarum ke bawah kulit dengn dudut 45 derajad dan
lubang jarum menghadap keatas.
5. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada
darah atau tidak.
6. Bila ada darah, obat tidak boleh dimasukkan.
7. Bila tidak ada darah, obat dimasukkan pelan-pelan
8. Setelah obat masuk semua, jarum ditarik dengan cepat dan
bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
III. INJECTIE I.M
1. Isi spuit injectie dengan obat yang telah ditentukan
2. Permukaan kulit didesinfektan dengan kapas alkohol
3. Permukaan kulit sedikit direnggangkan.
4. Masukkan jarum tegak lurus permukaan kulit
5. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat ada darah atau
tidak
6. Bila ada darah, obat tidak boleh dimasukkan.
7. Bila ada darah, obat dimasukkan pelan-pelan
8. Setelah obat masuk semua, jarum ditarik dengan cepat dan
bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
IV. INJECTIE I.V
1. Isi spuit injectie dengan obat yang telah ditentukan.
2. Tentukan pembuluh darah yang akan disuntik
3. Lakukan pembendungan darah proximalnya dengan
torniqued.
4. Permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol
5. Pasang penggalas dibagian bawah tempat yang akan
disuntik.
6. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum menghadap keatas.
7. Agak cepat dan bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas
alkohol.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 8. Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada


darah yang masuk atau tidak
9. Bila ada darah maka harus dicari lagi pembuluh darah yang
lebih proximal
10. Bila ada darah obat dimasukkan secara pelan-pelan
11. Setelah obat masuk semua, jarum ditarik agak cepat dan
bekas tusuk jarum ditekan dengan kapas alkohol
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
PENANGANAN
KEDIRI
PENDERITA
Jl. Kombes Pol Duryat 17 Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
DIGIGIT ULAR AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
Kediri
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tata laksana
penanganan penderita digigit ular
Tujuan Agar penanganan pendiri dengan gigitan ular berjalan lancar
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
Prosedur PERSIAPAN
1. Obat anaesthesi
2. Spuit injectie 5 cc
3. S.A.B.U. (Serum Anti Bisa Ular)
4. Pisau / mess
5. Bengkok
6. Betadine cair
7. Alkohol
8. Gunting
9. Kassa secukupnya
10. Plester
11. Bidai / gips
PELAKSANAAN
1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut
2. Desinfeksi daerah sekitar luka
3. Lakukan pembiusan lokal
4. Buat multiple incisi pada daerah gigitan
5. Rawat pendarahan yang terjadi
6. Pasang drain
7. Kompres dengan betadine
8. Pasang Bidai
9. Observasi penderita
10. Lakukan terapi dengan obat-obatan
Unit Terkai  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17
TINDAKAN
Kediri
INCISI

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tata laksana
tindakan incisi pada pasien
Tujuan Agar tindakan Incinsi berjalan dengan benar.
Kebijakan Tindakan dilakukan untuk mencegah komplikasi
Prosedur PERSIAPAN
1. Tempat instrumen steril yang berisi :
a. Pinset anatomi
b. Sonde
c. Pisau/mess
d. Gunting
e. Klem
2. Kassa steril
3. Duk steril
4. Tampon steril
5. Verban
6. Gunting verban
7. Plester
8. Obat anaesthesia
9. Spuit injectie 5 cc dan 10 cc
10. Bengkok
11. Scort petugas

PELAKSANAAN
1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut
2. Benjolan/lokasi di desinfeksi
3. Pakai sarung tangan steril
No. Dokumen Tanggal terbit Refisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 4. Tutup dengan duk steril


5. Punksi benjolan untuk lab
6. Lakukan anaesthesia lokal dan tunggu 10 menit
7. Lakukan irisan sesuai dengan lipatan kulit
8. Buka engan klem bengkok dan tampung cairan yang keluar
9. Lakukan kerokan pada luka tersebut.
10. Cuci dengan betadine sampai bersih
11. Bila berdarah, tampon dengan verban padat
12. Tutup luka dengan kassa kompres
13. Bila tak berdarah, pasang drain handschoon
14. Tutup luka dengan kassa kompres
15. Balut/plester yang erat agar sisa cairan keluar
Unit Terkait  Komite medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA PROSEDUR
TETAP STRICT
KEDIRI
ISOLATION
Jl. Kombes Pol Duryat (ISOLASI KETAT)
BAGI PASIEN
17
SEVERE ACUTE
Kediri RESPIRATORY
SYNDROME Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
(SARS) AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah prosedur isolasi untuk penyakit yang sangat menular yaitu
severe acur respiratory syndrome (SARS)
Tujuan Agar tidak terjadi infelsi silang di rumah sakit
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk menghindari penularan
Prosedur Ruang Perawatan
a. Disediakan kamar khusus dan terpisah dengan ruang perawatan
untuk pasien umum (Diruang menular khusus)
b. Pintu selalu tertutup.
c. Ruang bertekanan negatif (udara dalam ruangan tidak boleh
tersebar keluar)
d. Sistem ventilasi udara lancar dan tersendiri
e. Setiap ruangan dilengkapi kamar mandi
f. Tidak boleh ber AC
Perilaku dan Fasilitas
a. Semua orang yang masuk ke kamar ini harus memakai Apron/baju
pelindung, masker, sarung tangan, sepatu dan pelindung muka
yang kesemuanya disposable (sekali kontak ganti)
b. Pada saat masuk dan akan meninggalkan kamar harus cuci
tangan
c. Pemisahan alur petugas, pasien, barang, sampah dan
pengunjung.
d. Pasien selalu memakai masker
e. Alat-alat makan dan minum pasien disposable
f. Pemisahan pasien suspect case dan probable case dengan total
pemisahan (kamar, alat dan bahan yang dipakai termasuk baju,
handscoen, masker, sepatu dan pelindung lainnya)

Prosedur Tetap No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke


YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur g. Semua alat yang dikeluarkan dar ruangan tersebut harus


didesinfeksi/dekontaminasi (Junto : SOP dekontaminasi /
perawatan alat diruangan)
h. Sedapat mungkin peralatan disposable dan jika terpaksa untuk
dipakai ulang harus disentralisasi.
i. Pembersih ruang dan sarana/perabotan dengan desinfeksi
( Junto : SOP pembersihan ruang)
j. Semua sampah harus dibakar diincenerator

Keluarga, Penunggu dan Pengunjung


a. Pasien tidak diperbolehkan ditunggu
b. Untuk penunggu dan keluarga hendaknya menunggu di ruang
penunggu pasien.
c. Untuk pengunjung tidak diperbolehkan masuk ruangan,
pengunjung hanya dipeerbolehkan melihat dari balik kaca dan
tidak boleh terlalu lama.
d. Dalam keadaan pasien pada tahap terminal, keluarga boleh
menunggu dengan alat proteksi yang lengkap, menggunakan
Apron/baju pelindung, masker, sarung tangan, sepatu dan
pelindung muka yang kesemuanya disposible (sekali kontak
ganti)
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
PEDOMAN
KEDIRI
PENANGANAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
KASUS
Kediri
ORTOPEDI DI
UGD Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tata laksana
penanganan kasus orthopedi di UGD RSSM
Tujuan Agar pelayanan terhadap pasien dengan kasus orthopedi bisa
diberikan secara optimal
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk mencegah kecacatan
Prosedur 1. Semua kasus Orthopedi pada prinsipnya dapat dikonsultasikan
ke Dokter Ahli Bedah Orthopedi
2. Penderita orthopedi yang bisa ditangani dokter jaga bedah
adalah :
 Open fraktur yang hanya memerlukan debridement
 Ruptur tendon superfisial dan tunggal
Tendon sxtensor
Tendon achille
Tendon daerah tangan dan kaki yang mudah direpair
 Disklokasi sendi
Sendi bahu dan siku
Sendi panggul dan sendi lutut
(Apabila kesulitan dan konsul bedah orthopedi)
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
PEMASANGAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
NASO GASTRIC
Kediri
TUBE

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tata laksana
pemasangan naso gastric tube
Tujuan Agar pemasangan naso gastric tube berjalan dengan lancar
Kebijakan Pemasangan dilakukan secara tepat
Prosedur PERSIAPAN
1. Naso gastric tube 125 cm no. 16/18
2. Blass spuit 150 cc
3. Bengkok
4. Plester
5. Gunting
6. Jelly
7. Steatoscope
8. Baskom berisi air es atau air biasa
9. Ember tampung
10. Kain lap

PELAKSANAAN
1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut
2. Sediakan alat-alat tersebut diatas penderita
3. Cuci tangan yang bersih
4. Penderita tidur terlentang dengan kepala ditinggikan
5. NGT diukur dengan meletakkan ujung NGT pada ujung tulang
iga kemudian memanjang lurus sampai ke dahi dan
membengkok ke telinga.
6. Beri tanda NGT tersebut (umurnya 45 - 50 cm)
7. Olesi ujung NGT dengan jelly
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 8. Penderita dianjurkan menelan bila NGT dimasukkan.


9. NGT dimasukkan pelan-pelan ke dalam lambung melalui hidung
sampai batas yang telah ditentukan tadi.
10. Penderita dianjurkan membuka mulut untuk melihat NGT masuk
atau tidak
11. Jontrol apakah benar masuk lambung atau saluran nafas.
12. NGT diberi plester agar tak lepas.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
RS BHAYANGKARA Darurat
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PENANGANAN

Kediri PENDERITA
KONSTIPASI
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tentang tata
laksana penanganan penderita constipasi
Tujuan Agar penanganan penderita constipasi bisa berjalan dengan benar
dan berhasil.
Kebijakan Penanganan dilakukan secara tepat

Prosedur PERSIAPAN
1. Spuit glycerin (50 cc)
2. Glycerine cair sesuai kebutuhan
3. Steekpan/pot jingkok
4. Sarung tangan
5. Kassa secukupnya
6. Air secukupnya

PELAKSANAAN
1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut
2. Penderita miring kekiri
3. Memakai sarung tangan
4. Spuit Glycerin cair 50 cc
5. Ujung spuit dimasukkan anus pelan-pelan
6. Penderita tidak boleh merejan
7. Masukkan Glycerine pelan-pelan
8. Bila glycerine habis, dubur ganjal dulu dengan kassa
9. Bila perus telas mulas, pot disiapkan dan kassa diambil
10. Bila keluar sedikit tindakan dapat diulang
11. Bila banyak, cek kebenarannya.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
RS BHAYANGKARA Darurat Karumkit Bhayangkara Kediri
KEDIRI Preservasi
Jl. Kombes Pol Pengawetan
Duryat 17 Ampulat Untuk
Kediri Dilakukan
Operasi
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
Penyambungan AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur pengawetan


amputat untuk dilakukan operasi penyambungan RSSM
Tujuan Agar preservasi/pengawetan ampulat dapat dilakukan secara baik
dan tepat
Kebijakan Preservasi dilakukan secara tepat untuk mencegah infeksi

Prosedur I. Ampufat
1. Bersihkan potongan amputat dengan cairan P2/NaCI
2. Masukkan kedalam kantong plastik I yang kering dan tidak
bocor, ikat.
3. Masukkan es batu pada kantong plastik II.
4. Masukkan kantong I dalam Kantong II

II. Stump/luka terpotong


1. Bersihkan
2. Pembuluh darah cukup dibebat tekan dengan kassa tebal,
jangan diklem.
3. R / Antibiotik, infus RL dengan infus set.

III. Syarat operasi transplatasi extremitas

1. Luka potong tajam clean cut


Bukan Crush Injury
2. Tak lebih dari 6 jam dari kejadian terutama pada daerah
yang banyak otot (misalnya : tangan) pada jari-jari bisa
lebih lama
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Gawat
RS BHAYANGKARA Darurat
KEDIRI Penderita
Jl. Kombes Pol Duryat Traumatik
17 Amputasi
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
Kediri Anggota Badan AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan rauma amputasi


penderita anggota badan jenis trauma tajam (clear cut)
Tujuan Merujuk penderita secepat mungkin ke RS Bhayangkara Kediri
Kebijakan Penanganan dilakukan secara tepat untuk mencegah infeksi.
Prosedur  Perawatan luka
 Perawatan pendarahan
 Amputat dicuci PZ steril, dibungkus plastik bersih, amputat
dimasukkan dalam thermotes batu secukupnya.
 Komunikasi ke RS Bhayangkara Kedir
 Pasien diberangkatkan naik ambulance dengan infus PZ
(puasa) didampingi seorang perawat.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
Penanganan
KEDIRI
Penderita
Jl. Kombes Pol
Trauma Pada
Duryat 17
Wajah Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
Kediri AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januarii 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan dan terapi penderita dengan trauma di


daerah wajah
Tujuan Merawat luka di daerah wajah dengan mencegah cacat seminimal
mungkin
Kebijakan Penanganan dilakukan untuk meminimalkan kecacatan
Prosedur  Rawat luka (tolet luka)
 Konsultasi pada dokter jaga bedah
 Jahit luka dengan benang 04-05 (2 lapis)
 Antibiotika profilaksis
 Bila perlu pemeriksaan X foto rontgent kemungkinan fractura
os nasale, maxilla, mandi bula, zygomaticum.
 Dengan sterilitas tingkat tinggi
 Bila perlu ditangani di kamar operasi, jarum dan benang
menggunakan terkecil dan atrumatik.
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI Penanganan
Jl. Kombes Pol Corpus Alienum
Duryat 17 Saluran Cerna /
Kediri Napas Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101

No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke


Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Yaitu cara penanganan penderita dengan Corpus alienum pada


oesophopus / lambung dan saluran pencernaan (larynx, trakea /
brochus)
Tujuan  Mendiaknosa adanya corpus alienum
 Mengatasi keadaan darurat tanda vital
Kebijakan Penanganan dilakukan secara cepat dan tepat untuk mencegah
sesak / kematian.
Prosedur  Anamese riwayat corpus alienum
 X foto leher / Thorax / Abdomen
 Jaga fungsi vital : tensi, nadi dan respirasi, bila jalan nafas
terganggu dibebaskan, bila perlu cricodiotomi.
 Consult dokter jaga THT
Unit Terkait  Komite Medik
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PENGAMBILAN

Kediri DONOR DARAH

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Dalah prosedur tetap anggota mengatur tata laksana pengambilan


darah donor
Tujuan Agar pengambilan donor darah bisa dilaksanakan secara benar
Kebijakan Penanganan dilakukan secara tepat dan benar
Prosedur Lokasi Pengambilan
 Vena di Fossa cubiti
Alat-alat :
1. Tempat tidur
2. Tensi meter
3. Kapas alkohol
4. Jarum dan penampung darah (Blood Bag) yang sudah ada anti
keagulanya.
5. Lemari es untuk menyimpan.
Teknik Pengambilan :
1. Tensi dipasang, sekaligus diukur tekanan darahnya dan pastikan
tekanan sistolenya tidak kurang dari 110 mm Hg
2. Dengan manset tetap terpasang tentukan vena yang akan
diambil, yaitu vena yang besar dan supervisal.
3. Tempat yang telah ditentukan didesinfeksi dengan kapas alkohol.
4. Kulit ditegangkan dengan petolongan jari telunjuk dan ibu jari.
5. Vena ditusuk pelan-pelan dengan jarum menghadap ke atas.
6. Bila darah sudah mengalir takanan manset dikurangi pelan-pelan
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur 7. Sambil menunggu penuhnya darah, kantong darah dibolak-balik


agar darah dapat bercampur merata dengan anti koagulan.
8. Kalau kantong darah sudah penuh, jarum dilepas pelan-pelan
disertai menekan dengan kapas alkohol.
9. Pendonor diminta menekan kapas alkohol sambil menekuk siku
kurang lebih 1 – 2 menit
10. Kantong yang telah terisi segera diberi etiket data yang
diperlukan.
11. Kantong darah disimpan di almari es yang telah disediakan.
Unit Terkait  Komite Medik
 Unit Penunjang
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat

Pengambilan
RS BHAYANGKARA
Spesimen Darah
KEDIRI
Laboratorium di
Jl. Kombes Pol Duryat 17
UGD
Kediri Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Adalah tata cara dan langkah-langkah yang mengatur tentang tata
laksana pengambilan spesimen darah di UGD RSSM
Tujuan Agar pemeriksaan penunjang medis bisa berjalan
Kebijakan Pengambilan dilakukan secara tepat dan benar
Prosedur Untuk pemeriksaan laboratorium, darah dapat diperoleh dari :
1. Darah Kapiler
2. Darah Vena
Darah Kapiler
Dilakukan bila jumlah darah yang diperlukan
sedikit saja, misalnya Haemoglobin, hitung lekosit.
Lokasi Pengambilan
Pada ujung jari tangan ke 3/ke 4 bagian samping atau kuping telinga
(pada anak-anak : pada tumit/pada jari kaki)
Alat
Lancet disposible
Teknik
1. Di tempat penusukan diinfeksi dengan alkohol 70% 
dikeringkan.
2. Kulit setempat ditegangkan dengan memijat antar 2 jari
3. Pembusukan dilakukan dengan cepat dan dalamnya luka + 3
mm
4. Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas  tetesan yang
berikut dipergunakan.
Darah Vena
Cara ini dilakukan bila jumlah darah yang
dibutuhkan lebih dari 0,5 ml.
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur Lokasi Pengambilan :


Vina di fossa cubiti (semua vena yang cukup besar letaknya
supervisial)
Alat
1. Semprit dan jarum yang bersih, kering dan steril (disposible)
2. Tourniquet
3. Botol/tabung penampung darah
Teknik
Pengambilan darah pada vena foss cubiti :
1. Touniquet dipasang pada bagian atas dari vena yang akan
diambil.
2. Tempat penusukan didesinfeksi dengan alkohol 70% 
dikeringkan.
3. Vena difiksasi dengan menegangkan kulit bagian distal dari
vena tersebut, dengan pertolongan ibu jari kiri.
4. Vena ditusuk pelan-pelan dengan lubang jarum menghadap
keatas.
5. Bila jarum sudah masuk vena  darah memasuki sempit 
torak ditarik pelan-pelan sampai jumlah yang diinginkan.
6. Tourniquet dilepas.
7. Jarum dikeluarkan pelan-pelan dengan menekan tempat
penusukan dengan kapas steril.
8. Penderita diminta menekan bekas tusukan dengan kapas
selama 1 – 2 menit.
9. Jarum dilepas dari semprit dan darah dimasukkan ke dalam
botol/tabung yang disediakan dengan perlahan melalui
dinding tabung.
10. Untuk pemeriksaan yang perlu anti koagulansia, anti
koagulansia harus tercampur rata.
Anti Koagulansia.
a. E D T A
b. Na F
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Prosedur EDTA
Dipergunakan untuk kebanyakan pemeriksaan Hematologi, 1mg. E D
T A untuk 1 ml darah.
Na F.
Untuk pemeriksaan glukosa darah.
11. Untuk pemeriksaan yang perlu anti koagulansia, anti koagulasia
harus tercampur rata.
Anti Koagulasia
c. EDTA
d. Na F
EDTA
Dipergunakan untuk kebanyakan pemeriksaan glokosadarah.
Na F
Untuk pemeriksaan glokosa darah
Unit Terkait  Unit Penunjang
 Komite Keperawatan
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
PEMERIKSAAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
HEMOGLOBIN
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan hemoglobin

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Hemoglobin

Kebijakan Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart


pemeriksaan yang baku dan benar.
Prosedur Peralatan Yang Digunakan
 Pipet Hb
 Tabung reaksi
 Fotometer
Reagensia
 Drakbins
Sample
 Whole Blood dengan anti coagulan E D T A
Prosedure
 Sample dihisap dengan pipet Hb sebanyak 20 ul
 Direaksikan kedalam larutan drabkins sebanyak 5 ml
 Inkubasi selam 1 menit
 Dibaca dengan fotometer, sesuai dengan no program
pemeriksaan, dengan :
1. Panjang gelombang 546 nm
2. Penghitungan Endpoint dengan faktor 36,77
3. Blanko reagen
Pelayanan Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Gawat
Darurat

RS BHAYANGKARA
KEDIRI PEMERIKSAAN

Jl. Kombes Pol Duryat 17 GULA DARAH

Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Gula Darah


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Gula Darah
Kebijakan Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart
pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Automatic pipet
 Tabung reaksi
 Fotometer
Reagensia
 Reagen gula darah GOD-PAP
Sample
 Serum atau whole blood dengan anticoagulan NaF
Prosedure
Prosedur
 Sample dan standart 100 mg/dl hisap dengan automatic pipet
sebanyak 10 dl
 Direaksikan kedalam reagen sebanyak 1 ml
 Inkubasi selama 10 menit
 Dibaca dengan fonometer, sesuai dengan no. Program
pemeriksaan, dengan :
1. Panjang gelombang 546 nm
2. Penghitungan Endpoint dengan faktor 36,77
3. Blanko reagen
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI PROSEDUR
Jl. Kombes Pol Duryat 17 TETAP
Kediri PEMERIKSAAN
SGOT
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan SGOT


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan SGOT

Kebijakan Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart


pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Automatic Pipet
 Tabung reaksi
 Fotometer
Reagensia
 Reagensia SGOT IFCC
Sample
 Serum
Prosedure
 Sample dihisap dengan pipet Hb sebanyak 100 ul
Prosedur
 Direaksikan kedalam larutan kedalam reagensia SGOT IFCC
sebanyak 500 dl
 Inkubasi selam 1 menit
 Dibaca dengan fotometer, sesuai dengan no program
pemeriksaan, dengan :
1. Panjang gelombang 340 nm
2. Penghitungan kinetik dengan faktor 952
3. Blanko Air/Udara
4. Suhu pembacaan 300 C
5. Waktu pembacaan 60 detik
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
PEMERIKSAAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
SGPT
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Janaari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan SGPT


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan SGPT

Kebijakan Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart


pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Automatic Pipet
 Tabung reaksi
 Fotometer
Reagensia
 Reagensia SGPT IFCC
Sample
 Serum
Prosedure
 Sample dihisap dengan pipet Hb sebanyak 100 ul
Prosedur
 Direaksikan kedalam larutan kedalam reagensia SGPT IFCC
sebanyak 500 dl
 Inkubasi selam 1 menit
 Dibaca dengan fotometer, sesuai dengan no program
pemeriksaan, dengan :
6. Panjang gelombang 340 nm
7. Penghitungan kinetik dengan faktor 952
8. Blanko Air/Udara
9. Suhu pembacaan 300 C
10. Waktu pembacaan 60 detik
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17
PEMERIKSAAN
Kediri
KREATININ

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Kreatinin


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Kreatinin

Kebijakan Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart


pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Automatic Pipet
 Tabung reaksi
 Fotometer
Reagensia
 Reagensia Kreatinin Jaffe
Sample
 Serum
Prosedur Prosedure
 Sample Standart (2 mg/dl) hisap dengan automatic pipet
sebanyak 50 ul
 Direaksikan kedalam reagen siap pakai sebanyak 500 ul
 Inkubasi selama 60 menit
 Dibaca dengan fonometer, sesuai dengan no, program
pemeriksaan, dengan :
1. Panjang gelombang 340 nm
2. Penghitungan two point kinetic dengan standart 2 mg/dl
Pelayanan Gawat Diteapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PEMERIKSAAN
Kediri UREUM

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Ureum


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Ureum

Kebijakan Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart


pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Automatic Pipet
 Tabung reaksi
 Fotometer
Reagensia
 Reagensia Ureum Enzymatik
Sample
 Serum
Prosedure
Prosedur  Sample di hisap dengan automatic pipet sebanyak 10ul
 Direaksikan kedalam reagen siap I sebanyak 500 ul
 Inkubasi selama 5 menit
 Ditambahkan reagen II sebanyak 500 ul
 Inkubasi selama 10 menit
 Dibaca dengan fonometer, sesuai dengan no, program
pemeriksaan, dengan :
1. Panjang gelombang 578 nm
2. Penghitungan end point dengan faktor 37,28
3. Blako Reagen
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17
PEMERIKSAAN
Kediri
LEUKOSIT

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Leukosit


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Leukosit
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart
Kebijakan
pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Pipet Thoma Leukosid
 Kamar hitung Improved Neubaur
 Mikroskop
Reagensia
 Larutan Turk
Sample
 Whole Blood dengan anticoagulan EDTA
Prosedur
Prosedure
 Sample hisap dengan pipet sampai dengan tanda 0,5
 Larutan Turk ditambahkan sampai tanda 11
 Diaduk sampai homogen
 Dihitung dibawah mikroskop dengan menggunakan kamar hitung
Improved Neubaur dalam 32 kotak.
 Hasilnya dikalikan 50
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17
PEMERIKSAAN
Kediri
HEMATOKRIT

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Hematokrit


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Hematokrit
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart
Kebijakan
pemeriksaan yang baku dan benar.

Peralatan Yang Digunakan


 Pipet Hematokrit
 Lilin padat
 Sentrifuge mikrohematokrit

Sample
Prosedur  Whole Blood dengan anticoagulan EDTA

Prosedure
 Sample dihisap dengan pipet mikro hematokrit
 Ditutup bagian ujungnya dengan malam padat
 Diputar dengan menggunakan sentrifunge hematokrit
 Dibaca dengan menggunakan skala hematokrit.
Pelayanan Ditetapkankan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Gawat
RS BHAYANGKARA Darurat
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17 PEMERIKSAAN
Kediri THROMBOSIT
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Thrombosit


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Thrombosit
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart
Kebijakan
pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Pipet Thoma erytrosit
 Kamar hitung Improved Neubaur
 Mikroskop

Reagensia
 Larutan Turk

Sample
Prosedur
 Whole Blood dengan anticoagulan EDTA

Prosedure
 Sample dihisap dengan pipet thoma erytrosit sampai tanda 0,5
 Ditambahkan larutan Rees Ecker sampai tanda 101
 Dicampur sampai homogen
 Dihitung dibawah mikroskop dengan menggunakan kamar hitung
Imroved Neubaur dalam lima kotak untuk erytrosit
 Hasilnya dikalikan 10.000
Pelayanan Gawat Ditetapkan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat 17
PEMERIKSAAN
Kediri
WIDAL

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Widal


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Widal
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart
Kebijakan
pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Automatic pipet
 Objek glass
 Mikroskop

Reagensia
 Reagensia Widal slide

Sample
Prosedur  Serum

Prosedure
 Sample dihisap dengan automatic pipet Hb sebanyak 20 ul
 Direaksikan kedalam reagen widal sebanyak 20 ul
 Dihomogenisasi selama 1 menit
 Dibaca adanya aglutinasi
 Aglutinasi positip diteruskan dengan pengenceran bertingkat
 Hasil positip dibaca dengan adanya aglutinasi pada
pengenceran tertinggi.
Pelayanan Ditetapkankan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Gawat
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
PEMERIKSAAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
SENTRIFUGE
Kediri
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Refisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Sentrifuge


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Sentrifuge
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart
Kebijakan
pemeriksaan yang baku dan benar.

Peralatan Yang Digunakan


 Sentrifuge

Prosedure
Prosedur  Sample ditempatkan pada tabung sentrifuge sebanyak + 10 ml
 Tabung ditempatkan pada wing sentrifuge
 Diberikan imbangan pada wing yang berseberangan dengan
wing yang telah terisi dengan volume cairan yang sama
 Diputar dengan rpm dan timer yang dikehendaki oleh prosedur
pemeriksaan
Pelayanan Gawat Ditetapkankan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
PEMERIKSAAN
Jl. Kombes Pol Duryat 17
URINE
Kediri
LENGKAP
Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Urine Lengkap


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Urine Lengkap
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart
Kebijakan
pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Tabung Sentrifuge
 Objek glass
 Sentrifuge
Reagensia
 Urine Stick
Sample
 Urine
Prosedure
Prosedur  Urine ditampung dalam tabung reaksi + 10 ml
 Stick urine dicelupkan kedalam sample
 Dibaca setelah 1 menit dengan membandingkan dengan
kontrol
 Diputar dalam sentrifuge dengan kecepatan 5 rpm selama 10
menit
 Supematant diletakkan diatas objek glass dan ditutup dengan
cover glass
 Dibaca dibawah mikroskop pembesaran objektif 40 kali
okuler 10 kali
Pelayanan Gawat Ditetapkankan Oleh :
Karumkit Bhayangkara Kediri
Darurat
RS BHAYANGKARA
KEDIRI
Jl. Kombes Pol Duryat PEMERIKSAAN
17 FOTOMETER
Kediri 4010

Dr DIDI AGUS MINTADI SpJP. DFM


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 60081101
No. Dokumen Tanggal terbit Revisi ke
Prosedur Tetap
YGD/..../..../2007 2 Januari 2007

Pengertian Prosedur yang mengatur tata laksana pemeriksaan Fotometer 4010


Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Fotometer 4010
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan standart
Kebijakan
pemeriksaan yang baku dan benar.
Peralatan Yang Digunakan
 Fotometer 4010

Prosedure
 Fotometer dinyalakan dengan menekan swith power
 Filter diatur sesuai dengan panjang gelombang yang dikehendaki
 Nilai faktor / Konsentrai standart diatur sesuai dengan nilai yang
dikehendaki
 Dipilih metodhe yang sesuai dengan prosedur pemeriksaan
(Faktor, Standart, Kinetik)
Prosedur
 Masukkan blanko dan tekan tombol standart
 Masukkan sample dan tekan tombol zero
 Dimasukkan standart untuk pemeriksaan yang menggunakan
standart dan tekan tombol standart
 Masukkan sample dan tekan tombol result
 Untuk pemeriksaan yang menggunakan faktor, setelah blanko
masukkan sample dan tekan tombol result
 Untuk pemeriksaan kinetik setelah blanko masukkan sample dan
tekan result. Ditunggu sampai selesai pembacaan.

Anda mungkin juga menyukai