Anda di halaman 1dari 14

PENANGGULANGAN KEJANG

No. Dokumen SPO-UM/PS/001


SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2076/PKM
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA


dr. Barlian Ahmad Anwar
KECAMATAN SUKRA

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Penanggulangan
Penanggulangan kejang yaitu suatu tindakanyang dilakukan untuk mengatasi
 pasien dalam keadaan kejang
kejang sampai
sampai kejang berhenti
berhenti

TUJUAN 1. Agar petugas dengan cepat dapat mengatasi kejang.


2. Untuk mencegah efek lanjut oleh karena kejang pada pasien.
KEBIJAKAN 1. Undang  –   Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan Menyatakan
 bahwa Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan
melaksanakan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VI/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. UU no 22 tahun 2003 tentang perlindungan anak
5. KEPMENKES RI no 284/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman Buku
Kesehatan Ibu dan Anak.
6. Perda no 5 tahun 2006 tentang perlindungan anak
7. KEPMENKES RI no 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan
 praktik Bidan.

PERSIAPAN ALAT  Sendok/ spatel


& BAHAN  Oksigen
 Diazepam suppositoria
 Fenobarbital
 Infuse D 10%
PROSEDUR 1. Bersihkan jalan nafas
2. Masukan sendok/ spatel dibungkus kain untuk menekan
3. Beri oksigen 1-2 liter/menit
4. Atasi kejang dengan diazepam 0,5 mg/kg supositorial/ i.m. tiap 2 menit
sampai kejang berhenti
5. Beri fenobarbital 30 mg im
6. Infuse D 10 %
7. Beri antibiotika 1 dosis
8. Rujuk ke rumah sakit
UNIT TERKAIT PONED
DOKUMEN Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Essensial, 2011
TERKAIT
PENATALAKSANAAN PEMBERIAN ANTENATAL
KORTIKOSTEROID PADA PERSALINAN PREMATUR

No. Dokumen SPO-UM/PS/001


SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2077/PKM
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA


KECAMATAN SUKRA

dr. Barlian Ahmad Anwar

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Piñatalaksanaan
Piñatalaksanaan pemberian antenatal kortikosteroid untuk penanganan terhadap
 persalinan prematur
prematur
TUJUAN Tujuan Umum :
1. Melakukan perbaikan keadaan umum pasien
2. Mampu melakukan pemberian antenatal kortikosteroid pada persalinan premature
3. Melakukan
Melakukan persiapan rujukan
KEBIJAKAN Dilakukan semua oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar pelayanan
PERSIAPAN 1. Sarung tangan bersih
ALAT & BAHAN 2. Spuit 3 cc
3. Kapas DTT
4. Dexametahason 6 mg
PROSEDUR 1. Langkah 1 : Tentukan apakah ibu hamil itu terdapat kondisi yang mengarah pada
 persalinan prematur
a. Langkah 1 A :
 Pengeluaran cairan pervaginam?
pervaginam?
 Kontraksi yang nyeri?
 Perdarahan pervaginam?
 Tanda preeklamsia berat atau eklamsia?
 b. Langkah 1 B :
 Ketuban pecah dini?→ memastikan ketuban pecah menggunakan speculum
steril. Berikan antibiotic sesuai protocol.
 Persalinan  premature?→
 premature?→ terdapat penipisan dan pembukaan
pembukaan sevik. Berikan
tokolitik sesuai protocol.
 Solusio plasenta atau plasenta previa?→ bedakan antara kehilangan darah
normal, solusio plasenta dan plasenta previa. Lakukan sesuai protokol.
 Preeklamsi berat atau eklamsia?→
ekla msia?→ tentukan apakah preeklamsi berat atau
eklamsia. Berikan MgSO4 dan pengobatan anti hipertensi sesuai protokol.
2. Langkah 2 :
Bial jawaban ”ya” pada salah satu langkah 1 B, tentukan apakah usia kehamilan ibu
antara 24 – 
24 –  36
 36 minggu.
3. Langkah 3 :
Bila jawaban
jawaban ”ya” pada langkah 2, SEGERA berikan pada ibu suntikan
dexamethason 6 mg IM, dan ulangi setiap 12 jam hingga total pemberian 4 dosis.
Walaupun waktu tidak cukup untuk memberikan dosis lengkap dexamethason
sebelum bersalin, berikan dosis pertama sesegera mungkin. Berikan sebanyak
mungkin dosis yang memungkinkan untuk diberikan. Walaupun pemberian
antenatal kortikosteroid kurang dari 4 kali tetap akan bermanfaat bagi bayi.
Antenatal kortikosteroid tidak dapat digunakan pada yang jelas terdapat infeksi atau
infeksi sistemik. Bila dexamethason tidak tersedia berikan ibu bethametason 12 mg
IM. Dan ulangi setelah 24 jam sampai total 2 kali pemberian.
UNIT TERKAIT PONED
DOKUMEN Buku Panduan Praktis Pelayanan
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
TERKAIT Buku Pelatihan PONED 2008
PEMROSESAN ALAT PAKAI ULANG
No. Dokumen SPO-UM/PS/001
SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2075/PKM
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA


dr. Barlian Ahmad Anwar
KECAMATAN SUKRA

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Proses pokok yang direkomendasikan


direkomendasikan untuk proses peralatan dan benda – 
benda  –   benda
lain dalam upaya pencegahan infeksi

TUJUAN  Mencegah terjadinya infeksi silang


 Mencegah peralatan agar tidak cepat rusak
 Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
KEBIJAKAN Dilakukan oleh semua tenaga kesehatan sesuai dengan standar pelayanan
PERSIAPAN  Clorin 0,5 %
ALAT & BAHAN  Air bersih
 Sabun/ detergen
 Sikat cuci
 Wadah plastic
 Klakat
 Duk

PROSEDUR PROSES PERALATAN BEKAS PAKAI


 Dekontaminasi
Rendam instrumen bekas pakai di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
 Cuci Bilas
Cuci alat dengan menggunakan air, kemudian cuci lagi dengan detergen dan
air bersih mengalir
 Sterilisasi atau Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Sterilisasi : masukan alat kedalam otoklaf selama 20 menit ( bila tidak
dibungkus) atau 30 menit ( dibungkus) dalam tekanan 106 kPa dan suhu 121
Oc. Bila menggunakan metode panas kering, lakukan sterilisasi dengan oven
selama 60 menit pada suhu 170 Oc. Atau selama 120 menit pada suhu 160Oc.
Waktu paparan mulai dihitung ketika sterilsator mencapai suhu yang
diinginkan. Sisakan jarak 7,5 cm antara bahan  – 
 bahan yang disterilisasi dan
dinding mesin.
Desinfeksi Tingkat Tinggi : Rebus alat dalam panic tertutup ( semua alat
terendam 2,5 dibawah permukaan air) selama 20 menit, terhitung sejak air
mendidih. Sebagai alternative, rendam dalam larutan clorin 0,5% atau
Glutareldehid 2 -4 % selama 20 menit lalu bilas dengan air DTT dan biarkan
kering sebelum digunakan
UNIT TERKAIT
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya Terbatas, panduan
TERKAIT  pencegahan infeksi  –   Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo,
2004, hal 9 -2 s.d 9 – 
9  –  4
 4

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan  – 
Jakarta; Kementrian Kesehatan
Kesehatan republic Indonesia, 2013, hal 10 - 11
PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN VENTILASI
RUANGAN DAN LINGKUNGAN
No. Dokumen SPO-UM/PS/001
SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2073/PKM
SOP Halaman 1/2

UPTD PUSKESMAS SUKRA


KECAMATAN SUKRA
dr. Barlian Ahmad Anwar

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Proses pokok sebagai upaya pencegahan infeksi dengan pembuangan limbah
yang sesuai standar. Meliputi limbah cair dan padat
TUJUAN  Mencegah terjadinya infeksi silang
 Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera tidak disengaja
oleh benda – 
benda –  benda
  benda terkontaminasi
KEBIJAKAN Dilakukan oleh semua tenaga kesehatan sesuai dengan standar pelayanan.
PERSIAPAN ALAT  Clorin 0,5%
& BAHAN  Air bersih
 Sabun/ detergen
 Sikat cuci
 Sarung Tangan Rumah Tangga
PROSEDUR JADWAL PENGENDALIAN KEBERSIHAN DAN PROSEDUR
 Dinding, jendela, pintu, termasuk pegangan pintu : bersihkan dengan lap
 basah, detergen dan air. Umumnya secara rutin dibersihkan debunya pada
area ini ( tidak perlu desinfektan )
 Kursi, lampu, tutup meja, tempat tidur, pegangan pintu/ handle, jeruji,
lampu, atas pintu dan konter : Bersihkan tiap haru dengan lap
 basah,detergen
 basah,detergen dan air. Jika ada kontaminasi
kontaminasi bersihkan
bersihkan dengan desinfektan.
desinfektan.
 Alat  –   alat nonkritik ( misalnya stetoskop, pengukur tekanan darah,
termometer) : bersihkan setiaphari dengan lap, detergen dan air. Jika
terkena darah atau duh tubuh atau kontak dengan pasien yang diwaspadai
akan menginfeksi, bersihkan dan didesinfeksi dulu sebelum dipakai ulang
 Lantai : bersihkan lantai setiap hari sesuai kebutuhan dengan lap basah,
detergen dan air. Pakailah detergen jika ada kontaminasi
 Tempat cuci/ watafel : bersihkan sesering mungkin dengan pel khusus,
disikat, dan gunakan larutan pembersih desinfektan, bilas dengan air
 Toilet : bersihkan sesring mungkin dengan pel khusus, sikat dan gunakan
larutan pembersih desinfektan
desinfektan
 Kamar pasien : bersihkan setiap hari dan sewaktu pasien pulang
 Kamar tindakan : bersihkan permukaan mendatar, alat  –   alat dan meja/
 bangku untuk tindakan dengan larutan dengan larutan pembersih
desinfektan setelah setiap prosedur atau bila terlihat kotor
 Kamar periksa : bersihkan permukaan mendatar dengan larutan pembersih
desinfektan sesudah setiap tindakan
 Tirai : ganti dan bersihkan tirai sesuai jadwal dan apabila terlihat kotor
 Kain/ linen kotor : kumpulkan kain kotor setiap hari dalam kontainer
tertutup atau antibocor
 Sampah : kumpulkan sampah setiap hari, hindari sampah berserakan
 Kontainer sampah : bersihkan kontainer sampah yang terkontaminasi
sesudah setiapdikosongkan. Bersihkan container bersih sekurang  – 
kurangnya satu kali seminggu. Pakailah larutan pembersih desinfektan dan
sikat untuk menghilangkan material organis dan kotoran lainnya
UNIT TERKAIT
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya terbatas, panduan
TERKAIT  pencegahan infeksi  –   Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo,
2004, hal 16-7 dan 16-8
PENGENDALIAN BENDA TAJAM
No. Dokumen SPO-UM/PS/001
SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2074/PKM
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA


dr. Barlian Ahmad Anwar
KECAMATAN SUKRA

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Penanganan khusus benda – 


benda –  benda
 benda tajam sekali pakai karena benda  –  benda
 benda ini
dapat melukai petuga kesehatan dan masyarakat sekitarnya jika sampah ini
dibuang di tempat pembuangan sampah umum.

TUJUAN  Mencegah terjadinya infeksi silang/ nosokomial


 Melindungi petugas kesehatan
 Melindungi masyarakat sekitar

KEBIJAKAN Dilakukan oleh semua tenaga kesehatan sesuai dengan standar pelayanan.

PERSIAPAN ALAT  Sarung Tangan Rumah Tangga


& BAHAN  Masker
 Pelindung mata
 Topi/ Tutup kepala/ Kap
 Apron
 Alas Kaki
 Clorin 0,5%

PROSEDUR MEMBUANG SAMPAH TAJAM DENGAN BENAR 


 Pakailah sarung tangan rumah tangga yang tebal
 Jangan menutup kembali, membengkokan atau merusak jarum yang telah
digunakan
 Untuk dekontaminasi, celupkan ujung jarum dalam larutan clorin 0,5%,
hisap dan semprotkan tiga kali
 Langsung buang semua jarum yang telah digunakan ke tempat
 penampungan sampah tajam
tajam tanpa memberikannya
memberikannya ke orang lain
lain
 Ketika tempat penampungan sudah tiga perempat penuh, tutup, sumbat,
atau plester wadah tersebut dengan rapat
 Buanglah wadah benda tajam tersebut secara dibakar, enkapsulasi atau
dikubur

DIBAKAR
 Pilih lokasi searah angin menjauhi klinik
 Buatlah insenerator sederhana dengan bahan local ( tanah lumpur batu )
atau drum bekas minyak/ tong besar.
 Pastikan insenerator mempunyai : cukup inlet udara dibawahnya untuk
 pembakaran yang baik ; untuk memudahkan perluasan kendurkan susunan
 batang besi api; bukaan cukup untuk memasukan
memasukan sampah baru dan
membuang abu ; cerobong asap cukup panjang untuk memudahkan saluran
udara dan pembuangan asap dengan baik
 Tempatkan drum pada dasar yang cukup keras atau dasar konkrit

ENKAPSULASI
 Benda tajam dikumpulkan dalam wadah tahan tusukan dan antibocor
 Sesudah tiga penuh, bahan seperti semen, pasir atau bubuk plastik
dimasukan dalam wadh sampai penuh
 Sesudah bahan  –   bahan menjadi padat dan kering, wadah ditutup,
disebarkan pada tanah rendah, ditimbun dan dapat dikuburkan
 Bahan – 
Bahan –  bahan
 bahan sisa kimia dapat dimasukkan bersama dengan benda  – 
 benda
tajam

DIKUBUR 
Batasi akses ke tempat pembuangan sampah tersebut
Tempat penguburan sebaiknya dibatasi dengan lahan dengan permeabilitas
rendah
Pilih tempat berjarak setidaknya-tidaknya 50 meter dari sumber air untuk
mencegah kontaminasi air
Harus terdapat pengaliran yanb baik, lebih rendah dari sumur, bebas
genangan air dan tidak didaerah rawan banjir

UNIT TERKAIT
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya terbatas, panduan
TERKAIT  pencegahan infeksi  –   Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo,
2004, hal 8-6 s.d 8-11
PENATALAKSANAAN LIMBAH
No. Dokumen SPO-UM/PS/001
SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2079/PKM
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA


dr. Barlian Ahmad Anwar
KECAMATAN SUKRA

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Proses pokok sebagai upaya pencegahan infeksi dengan pembuangan limbah
yang sesuai standar. Meliputi limbah cair dan padat

TUJUAN  Mencegah terjadinya infeksi silang


 Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera cedera tidak
disengaja oleh benda – 
benda  –  benda
  benda terkontaminasi
KEBIJAKAN Dilakukan oleh semua tenaga kesehatan sesuai dengan standar pelayanan.
PERSIAPAN ALAT  Clorin 0,5%
& BAHAN  Air bersih
 Sabun/ detergen
 Sikat cuci
 Sarung Tangan Rumah Tangga
 Masker
 Pelindung mata
 Topi/ Tutup Kepala/ Kap
 Apron
 Alas kaki

PROSEDUR PEMBUANGAN LIMBAH CAIR 


Limbah cair terkontaminasi ; jaringan darah, urin, tinja, dan duh tubuh

lainnya
Gunakan Alat Perlindungan Diri (APD) sewaktu menangani dan

mengangkut sampah cairan


Tuangkan sampah cair ke wastafel atau ke dalam toilet, siramlah

dengan air untuk membuang sisa sampah. Hindari percikan air


Jika sistem pembuangan kotoran tidak tersedia, buanglah sampah cair

ke dalam lubang tertutup, jangan dibuka ke saluran terbuka


Wadah bekas sampah cair di dekontaminasi dengan menambahkan

larutan klorin 0,5% selama 10 menit sebelum dicuci.

PEMBUANGAN LIMBAH PADAT


Limbah padat terkontaminasi ; bahan – 
 bahan  –  bahan
  bahan bekas pembedahan, kasa
 bekas pakai, benda – 
benda  –  benda
  benda lain yang terkontaminasi darah atau bahan
organic lain yang dapat membawa mikroorganisme
Buang sampah padat dalam wadah bersepuh logam atau plastik dengan

 penutup ketat
ketat
Kumpulkan wadah sampah secara regular dan pindahkan yang bisa

dibakar ke dalam insenerator atau pembakaran

UNIT TERKAIT
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya terbatas, panduan
TERKAIT  pencegahan infeksi  –   Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prairohardjo,
2004, hal 8-7 dan 8-8
MONITORING PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI
DI PUSKESMAS
No. Dokumen SPO-UM/PS/001
SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2071/PKM
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA


KECAMATAN SUKRA
dr. Barlian Ahmad Anwar

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Pemantauan secara teratur atas praktik dan proses pencegahan


pencegahan infeksi
TUJUAN  Menilai efektivitas proses pencegahan
pencegahan infeksi
 Menentukan topic yang dibutuhkan staf
KEBIJAKAN Dilakukan oleh penanggung jawab ( Kepala Puskesmas/ Bidan Koordinator)
PERSIAPAN ALAT  Daftar tilik pedoman pelaksanaan
pelaksanaan pencegahan infeksi
& BAHAN
PROSEDUR MONITORING PENERAPAN PENCEGAHAN INFEKSI DI
PUSKESMAS
Memeriksa secara langsung dan tanpa rencana untuk melihat
 bagaimana staf melakukan
melakukan prosedur
Menilai apakah tindakan pencegahan yang dianjurkan dijalankan
Catatlah apakah peralatan dan suplai yang perlu tersedia dan
digunakan dengan baik

UNIT TERKAIT
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya terbatas, panduan
TERKAIT  pencegahan infeksi  –   Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prairohardjo,
2004, hal 19-8 dan 19-10
KEBERSIHAN DAN KESEHATAN TANGAN
No. Dokumen SPO-UM/PS/001
SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2070/PKM
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA


dr. Barlian Ahmad Anwar
KECAMATAN SUKRA

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung sampai siku dan
lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.

TUJUAN  Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan


 Menjaga kebersihan perorangan
KEBIJAKAN Dilakukan oleh semua kesehatan sesuai dengan standar pelayanan

PERSIAPAN ALAT  Air bersih yang mengalir


& BAHAN  Sabun
 Handuk/ lap bersih

PROSEDUR MENJAGA KEBERSIHAN TANGAN


 Jaga agar kuku jari – 
jari  –  jari
 jari tangan tetap pendek
 Tutup luka ditangan dengan kedap air
 Selalu bersihkan tangan pada situasi berikut ini :
Sebelum dan sesudah menyentuh pasien ; sebelum memegang alat/
instrument invasive baik ketika mengenakan
mengenakan sarung tangan atau tidak ;
Setelah kontak dengan cairan tubuh atau eksresi, membrane mukosa,
kulit yang tidak intak, atau kasa penutup luka ; Ketika berpindah dari
 bagian tubuh yang terkontaminasi
terkontaminasi ke bagian tubuh lain ke pasien yang
sama ; setelah kontak dengan permukaan objek yang bersentuhan
dengan pasien terutama peralatan medis ; setelah melepas sarung
tangan steril
 Jika tangan tidak terlihat kotor, gunakan pembersih tangan berbahan
dasar alcohol. Jika tidak tersedia, cucilah tangan dengan sabun dan air
mengalir
 Jika tangan terlihat kotor, atau bila terkena darah/ cairan tubuh, atau
setelah menggunakan toilet, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir.
 Sebelum menangani obat  –   obatan atau menyiapkan makanan,
 bersihkan tangan dengan pembersih tangan berbahan dasar alcohol
atau cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
 Bila di fasilitas kesehatan tidak tersedia keran dengan air bersih
mengalir, letakkan ember sehingga air bisa mengalir keluar untuk cuci
tangan
CUCI TANGAN
 Cincin dan arloji dilepas
 Cuci tangan basahi tangan dengan air
 Balurkan sabun ke seluruh permukaan tangan
 Cuci tangan dengan 7 langkah:
Cuci telapak kiri dan telapak tangan kanan.
Cuci punggung tangan kiri dan punggung tangan kanan
Cuci sela – 
sela –  sela
 sela jari tangan kiri dan tangan kanan secara berlawanan
Putar ibu jari dalam telapak tangan secara berlawanan
Gosok ujung jari di telapak tangan yang berlawanan, tangan kiri dan
tangan kanan secara berlawan.
 Lapdengan handuk kering/ tisu
UNIT TERKAIT
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya terbatas, panduan
TERKAIT  pencegahan infeksi  –   Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prairohardjo,
2004, hal 3 – 
3 –  9
 9

Buku Saku Pelayanan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan  –  Jakarta;
  Jakarta;
Kementerian Republik Indonesia, 2013, hal 6  –  8
 8
PENGGUNA ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
No. Dokumen SPO-UM/PS/001
SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017 440/2069/PKM
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA


dr. Barlian Ahmad Anwar
KECAMATAN SUKRA

NIP.19690515200212 1 007

DEFINISI Menggunakan
Menggunakan alat pelindung diri sebagai perlengkapan
perlengkapan perlindungan untuk
mencegah penularan penyakit dari atau kepada pasien di fasilitas kesehatan.
TUJUAN  Mencegah terjadinya infeksi silang/ nosokomial
 Melindungi petugas kesehatan dari risiko penularan penyakit
 berbahaya

KEBIJAKAN Dialkukan oleh semua tenaga kesehatan sesuai dengan standar pelayanan

PERSIAPAN ALAT  Sarung Tangan ( Sarung Tangan Steril, Pemeriksaan/ non steril, dan
& BAHAN rumah tangga )
 Masker
 Pelindung Mata
 Topi/ Tutup kepala/ Kap
 Apron
 Alas Kaki

PROSEDUR SARUNG TANGAN


Gunakan sarung tangan steril atau yang sudah di DTT ketika
melakukan prosedur bedah, menolong persalinan, memotong tali
 pusat, menjahit
menjahit luka episiotomy
episiotomy dan
dan menjahit robekan perineum.
perineum.
Gunakan sarung tangan steril yang panjang ( sampai menutup siku )
ketika melakukan plasenta manual atau kompresi bimanual interna.
Gunakan sarung tangan pemeriksaan (non steril ) untuk melakukan
 pemeriksaan vagina, memasang infus, memberikan
memberikan obat injeksi, dan
mengambil darah.
Gunakan sarung tangan rumah tangga saat membersihkan alat dan
tempat tidur ; mengelola bahan yang terkontaminasi, sampah dan
limbah ; membersihkan darah dan cairan tubuh yang berceceran

MELINDUNGI DIRI DARI DARAH CAIRAN TUBUH


 Gunakan sarung tangan sesuai petunjuk diatas
 Tutup semua bagian kulit yang tidak intak/ utuh dengan bahan air
 Berhati – 
Berhati –  hatilah
 hatilah dalam mengelola sampah dan alat/ benda tajam
 Kenakan apron panjang yang terbuat dari plastik atau bahan tahan air,
serta sepatu boot karet ketika menolong persalinan
 Lindungi mata dengan mengenakan kacamata atau perlengkapan lain
 Gunakan masker dan topi atau tutup kepala

UNIT TERKAIT
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya terbatas, panduan
TERKAIT  pencegahan infeksi  –   Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prairohardjo,
2004, hal 5-5, 5-6, 5-7

Buku Saku Pelayanan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan  –  Jakarta;
  Jakarta;
Kementerian Republik Indonesia,
Indonesia, 2013, hal 9
No. Dokumen SPO-UM/PS/001
SPO-UM/PS/001
No. revisi 0
Tanggal Terbit 01 Juli 2017
SOP Halaman 1/1

UPTD PUSKESMAS SUKRA dr. Barlian Ahmad Anwar


KECAMATAN SUKRA
NIP.19690515200212 1 007

PENGERTIAN Sistem informasi dan komunikasi timbale balik dengan menggunakan


menggunakan pesan
singkat elektronik ( SMS ) antara petugas pelayanan kesehatan dasar ( BPM,
Bidan/ Dokter Puskesmas PONED, Bidan/ Dokter Puskesmas non PONED,
Bidan Rumah Bersalin ) dengan rumah sakit untuk pengelolaan kasus kegawat
daruratan maternal dan neonatal

TUJUAN Tuuan Umum : pasien mendapat pertolongan dengan cepat dan tepat.

Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan
Meningkatkan respon time penanganan terhadap pasien
2. Perujuk menetahui lebih awal kepastian kesanggupan RS yang akan
dijadikan tempat rujukan
3. RS dapat mengetahui kondisi calon pasien gawat darurat/ komplikasi
sejak dini, menyediakan waktu yang cukup untuk menyiapkan tenaga
yang akan menolong dan menyiapkan logistik yang diperlukan secara
memadai
4. Mememberdayaan
Mememberdayaan fasilitas PONED

KEBIJAKAN  Kesehatan ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita di Kabupaten
Indramayu adalah merupakan salah satu factor utama bagi kehidupan
keluarga, karena tingkat derajat kesehatan keluarga dapat terukur dari
angka kematian bayi, angka kematian ibu, dan gizi buruk
 Perda KIBBLA

PROSEDUR 1. Bidan mengidentifikasi kasus gawat darurat pada maternal dan


neonatal yang tidak bisa ditangani ditempat pelayanan kesehatan dasar
dan melkaukan tindakan stabilisasi kasus.
2. Petugas yang mendampingi Bidan tersebut menulis dan mengirim
SMS ke nomor 0877 1770 5558 no Telp 0234 271283/ 081124123 44
dengan format tertentu sesuai panduan serta menulis surat rujukan
 pasien kasus gawat
gawat darurat.
darurat.
3. Secara otomatis Server SMS akan meneruskan ke petugas IGD
Kebidanan, Dokter Jaga Umum dank e Dokter Jaga Sp.OG.
4. Layar Monitor Komputer informasi rujukan di IGD Rumah Sakit
menerima informasi dan server SMS gateway dan menayangkan
informasi permintaan rujukan disertai dengan bunyi alarm agar
 petugas atau dokter jaga IGD Kebidanan Rumas Sakit segera
merespon permintaan rujukan dan mengirim umpan balik tentang
tindak lanjut penanganan pasien tersebut dalam waktu maksimal 10
menit.
5. Response petugas atau dokter jaga IGD dilakukan layar computer
informasi rujukan IGD sesuai panduan penggunaan layar IGD SMS
gateway.
6. Selanjutnya Server SMS gateway mengirim SMS jawaban kepada
 pengirim rujukan disertai dengan
dengan id nomor
nomor rujukan.
7. Pengirim rujukan melakukan konfirmasi jadi tidaknya melakukan
rujukan dengan mengirim SMS konfirmasi dengan format sesuai
 panduan.
8. Selanjutnya petugas admin IGD/ rekam medis mencari data calon
 pasien yang masuk di database
database rujukan terencana
terencana dan jika menemukan
menemukan
kemudian menyalinnya ke rekam medis.
9. Setelah selesai penanganan di RS dan pasien sudah bisa di pulangkan
atau harus di rujuk ke RS dengan fasilitas lebih tinggi, operator
kembali melakukan perekaman data tentang diagnosa, penanganan
yang sudah dilakukan, waktu kontrol dan dokter/bidan yang
menangani, sebagai bahan rujukan balik.
10. Rujukan balik disampaikan ke bidan atau puskesmas yang merujuk
sesuai prosedur dan juga melalui SMS oleh server SMS gateway
dengan format SMS tertentu.
UNIT TERKAIT 1. BIDAN Praktik Mandiri
2. Puskesmas mampu PONED
3. Puskesmas non PONED
4. Rumah Bersalin
5. Rumah Sakit
6. Dinas Kesehatan Kabupaten
7. PMI
8. DISKOMINFO

DOKUMEN 1. SPO Pelayanan Kebidanan


TERKAIT 2. SPO Pelayanan Neonatal
3. SPO symbol dan Singkatan
4. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal & Neonatal Tahun 2002
5. Data Pasien gawat darurat
Maternal :
o Kartu Status ( Kartu Ibu )
o Buku KIA
o Kartu Identitas
o Kartu Keluarga
o Kartu Kepesertaan Asuransi
o Surat Rujukan
 Neonatal :
o Kartu Bayi
o Kartu Identitas Orang Tua
o Kartu Keluarga
o Kartu Kepesertaan Asuransi
o Surat Rujukan

Anda mungkin juga menyukai