Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota khususnya di bidang


kesehatan, UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas. Pelaksanaan UKM dan UKP tersebut dilakukan salah satunya dengan menyelenggarakan
kegiatan pelayanan Perkesmas. Pelayanan Perkesmas merupakan bagian dari Pelayanan
Keperawatan yang pengaturannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan. Pelayanan Perkesmas yang dilaksanakan secara benar, terarah, dan terpadu dengan
upaya kesehatan lain diharapkan akan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dan
meningkatkan cakupan program, termasuk keluarga sehat melalui pendekatan keluarga. Pelayanan
Perkesmas diberikan kepada seluruh masyarakat (individu, keluarga, kelompok/masyarakat) dalam
rentang sehat sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan yang dihadapi
secara menyeluruh dan terpadu, dengan tetap memperhatikan kolaborasi interprofesi dalam
penanganan kesehatan sesuai kewenangan masing-masing.

Perkesmas dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan mengatasi masalah


kesehatan sesuai kewenangannya sehingga tercapai peningkatan kesehatan masyarakat yang
optimal serta meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam
merawat diri sendiri atau keluarga dan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesehatannya

Rumusan Masalah

Bagaimanakah Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas?

Bagaimanakah Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas?

Bagaimanakah Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas

Bagaimanakah Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas

Tujuan

peserta mampu memahami tentang kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat


(Perkesmas) di Puskesmas
peserta mampu melakukan Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas

Peserta mampu melakukan Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas

peserta mampu melakukan penggerakan pelaksanaan kegiatan pelayanan Perkesmas

BAB II

PEMBAHASAN

I. Kebijakan Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas


A. Kebijakan dan Strategi Bidang Kesehatan
1. Arah Kebijakan RPJMN
Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam
rangka mencapai tujuan kesehatan yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis. (Pasal 2 UU 36/2009)
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020- 2024 fokus agenda
pembangunan Prioritas Nasional adalah peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing
Salah satu arah kebijakan dan strategi dalam RPJMN adalah meningkatkan pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan
pemanfaatan teknologi antara lain melalui strategi:
1. Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi
2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Peningkatan Pengendalian Penyakit
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
5. Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan
Dalam mendukung peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing, PIS-PK dapat mengukur
perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat sehingga hasil akhirnya akan diperoleh SDM
unggul. Dalam RPJMN Tahun 2020–2024, implementasi PIS-PK termasuk salah satu indikator yang
dinilai. Indikator terkait implementasi PIS-PK adalah Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dengan cakupan 100% intervensi
keluarga. Indikator ini implementasinya dilaksanakan oleh Puskesmas selaku ujung tombak
pelayanan kesehatan serta pelaksana PIS-PK. Untuk mewujudkan tercapainya indikator tersebut,
intervensi lanjut PIS-PK diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Puskesmas.
2. Konsep PIS-PK dan SPM
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada pemerintah daerah terdiri dari SPM
provinsi serta SPM kabupaten/kota merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar
kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal. Dalam pelaksanaan pemenuhan jenis dan mutu pelayanan dasar, disepakati adanya
SPM Bidang kesehatan yaitu pada tingkat provinsi terdiri dari:
1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau
berpotensi menjadi bencana provinsi
2. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.
Adapun SPM Bidang Kesehatan kabupaten/kota terdiri dari 12 Pelayanan Dasar:
1. pelayanan kesehatan ibu hamil;
2. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
3. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
4. pelayanan kesehatan balita;
5. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
6. pelayanan kesehatan pada usia produktif;
7. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
8. pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
9. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
10. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
11. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
12. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh
manusia (Human Immunodeficiency Virus), bersifat peningkatan/promotif dan
pencegahan/preventif.
Dalam Permenkes Nomor 4 Tahun 2019, Penetapan sasaran layanan dasar SPM di wilayah
kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar,
dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah. Data riil didapatkan dari kunjungan keluarga PIS-PK (jika sudah
dilaksanakan secara total coverage). Sasaran SPM yang ditemukan adalah ibu hamil, jumlah per
kelompok umur dan jumlah kelompok suspek/penderita TB, Hipertensi, ODGJ. Pendekatan Keluarga
adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga dan langsung diberikan
intervensi awal terhadap permasalahan kesehatan setiap keluarga. Sehingga Puskesmas tidak hanya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung saja, melainkan juga keluar gedung
dengan mengunjungi setiap keluarga di wilayah kerjanya
Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara berkesinambungan, dengan target
keluarga, didasari informasi kesehatan setap anggota keluarga dari profil kesehatan keluarga
(sehingga informasinya valid) dan memberikan intervensi awal bila ada masalah kesehatan terhadap
12 indikator seperti yang terdapat pada Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga). Selanjutnya
Puskesmas akan melakukan analisis terhadap hasil kunjungan keluarga dan merencanakan upaya
intervensi lanjut yang dilakukan terhadap masalah kesehatan yang dibahas dalam forum lokakarya
mini Puskesmas. Dengan demikian pendekatan keluarga tidak hanya berupa pendataan/sensus saja.
Tujuan Pendekatan Keluarga:
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif meliputi
pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota melalui meningkatan
akses dan skrining kasehatan
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk menjadi peserta JKN
4. Mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya dua belas indikator
utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Terdapat tujuh indikator yang beririsan antara PIS-PK dan SPM, sehingga bila ketujuh indikator ini
tercapai maka akan dapat dicapai atau didukung pencapaiannya dengan diterapkannya pendekatan
keluarga. Ketujuh indikator yang akan mendukung tercapainya SPM tersebut adalah:
1. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
2. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
3. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
4. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
5. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
6. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
7. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
Dengan demikian, bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pendekatan keluarga merupakan salah
satu cara yang sangat besar artinya bagi terlaksananya SPM Bidang Kesehatan. Jika SPM
menghendaki cakupan pelayanan secara universal (total coverage), demikian pun dengan
pendekatan keluarga. Dalam pendekatan keluarga, Puskesmas harus mendata seluruh (total
coverage) dari keluarga yang ada di wilayah kerjanya dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang dihadapi setiap anggota keluarga.
B. Kebijakan Penyelenggaraan Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya
Puskesmas bertugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Puskesmas berfungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Terdapat 2 jenis UKM, yaitu:
1. UKM esensial, yang wajib diselenggarakan oleh Puskesmas, meliputi pelayanan promosi
kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan keluarga, pelayanan gizi,
dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. UKM pengembangan, yang bersifat inovatif dan/atau disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja, serta potensi sumber daya yang tersedia
C. Kebijakan Pelayanan Perkesmas
Pengertian Perkesmas
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif yang berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Tujuan Perkesmas
Tujuan pelayanan Perkesmas adalah Meningkatnya kemandirian individu, keluarga, kelompok/
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan dengan pelayanan keperawatan sesuai
kewenangannya sehingga tercapai peningkatan kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan
keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat dalam rentang sehat-sakit
dengan mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu,
keluarga, dan kelompok maupun masyarakat.
Tugas dan Wewenang Perawat
Berdasarkan permenkes nomor 26/2019 tentang peraturan pelaksanaan undang-undang nomor 38
tahun 2014 tentang keperawatan, tugas dan wewenang perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan di bidang UKP yaitu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
2. Menetapkan diagnosis keperawatan
3. Merencanakan tindakan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
6. Melakukan rujukan
7. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai kompetensi
8. Memberi konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter
9. Melakukan penyuluhan kesehatan
10. Melakukan konseling
11. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep tenaga medis
atau obat bebas dan obat bebas terbatas
Sedangkan tugas dan wewenang perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang UKM
yaitu:
1. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat: keluarga,
kelompok/masyarakat
2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat
3. Membantu penemuan kasus penyakit
4. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
5. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
6. Melakukan rujukan kasus
7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
8. Melakukan pemberdayaan masyarakat
9. Melaksanakan advokasi dalam peawatan kesehatan masyarakat
10. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat: Melakukan penyuluhan kesehatan
dan Melakukan konseling
11. Mengelola kasus, dan
12. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif
Lingkup Pelayanan Perkesmas Pelayanan Perkesmas dapat dilakukan baik di dalam maupun luar
gedung Puskesmas dimana penyelenggaraannya terintegrasi dalam kegiatan UKM dan UKP tingkat
pertama.
1. Pelayanan perkesmas dalam UKM Pelayanan Perkesmas dalam UKM ditujukan untuk
meningkatkan kemandirian keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelayanan Perkesmas pada sasaran
keluarga dilakukan untuk meningkatkan fungsi keluarga serta meningkatkan kemandirian
pelaksanaan lima tugas kesehatan keluarga (mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat,
memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan). Kegiatan pelayanan
Perkesmas pada sasaran keluarga dapat dilakukan di rumah (home care, follow up care). Pelayanan
Perkesmas pada sasaran kelompok dilakukan untuk meningkatkan kemandirian kelompok hingga
menjadi kelompok swabantu/mandiri. Jenis sasaran kelompok dapat berupa Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), karang taruna atau sejenisnya, Upaya Kesehatan Kerja (UKK),
sekolah, rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan, panti dan jenis kelompok lainnya yang ada di
masyarakat. Pelayanan Perkesmas pada sasaran masyarakat dilakukan untuk mempertahankan
keseimbangan peran dan meningkatkan peran efektif masyarakat dalam penanganan masalah
kesehatan secara mandiri. Kegiatan pelayanan Perkesmas untuk masyarakat dapat dilakukan di
daerah binaan (desa/ kelurahan).
2. Pelayanan perkesmas dalam UKP Pelayanan Perkesmas pada sasaran individu dilakukan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kemandirian individu dalam
perawatan diri, meliputi: memenuhi kebutuhan oksigenasi, kebutuhan cairan dan elektrolit,
kebutuhan sirkulasi, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi buang air kecil, kebutuhan eliminasi
buang air besar, kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan, kebutuhan istirahat dan tidur,
kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan integritas jaringan,
kebutuhan aktivitas dan latihan, kebutuhan psikososial, kebutuhan interaksi sosial, kebutuhan
perasaan kehilangan, menjelang ajal, dan menghadapi kematian, kebutuhan belajar; kebutuhan
spiritual, kebutuhan respons seksual, kebutuhan ketahanan dan kemandirian klien. Kegiatan
pelayanan Perkesmas pada sasaran individu dapat dilakukan di rawat jalan, pelayanan gawat
darurat, dan rawat inap Puskesmas serta jaringan Puskesmas.
Pelayanan Perkesmas mempunyai ciri yaitu:
1. Merupakan perpaduan keperawatan dan kesehatan masyarakat;
2.Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care);
3. Fokus pelayanan pada upaya promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan upaya kuratif & rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu
4. Pelayanan diberikan dengan menggunakan metode proses keperawatan (nursing process);
5. Terjadi proses alih peran dari Perawat kepada klien (individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat) untuk mencapai kemandirian klien dalam menyelesaikan masalah kesehatannya;
6. Menjalin kemitraan antara Perawat dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam upaya
meningkatkan kemandirian kliennya; dan
7. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan pelayanan.
Sasaran Pelayanan Perkesmas
Sasaran dalam pelayanan Perkesmas adalah seluruh masyarakat baik sehat maupun sakit di wilayah
kerja Puskesmas, terdiri dari individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
1. Sasaran Individu
Sasaran individu sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas adalah berdasarkan siklus hidup
manusia, mulai dari ibu hamil dan bersalin, bayi dan ibu menyusui, balita, anak usia sekolah,
remaja, dewasa sampai pada lanjut usia. Adapun sasaran individu yang diutamakan sesuai
dengan area masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk pembangunan
kesehatan antara lain Bayi risiko tinggi, Balita gizi buruk, Ibu hamil risiko tinggi, Penyakit
menular seperti TBC, HIV-AIDS dan Malaria; dan Penyakit tidak menular seperti Hipertensi,
Diabetes mellitus, Obesitas, Kanker (leher rahim dan payudara) dan gangguan jiwa
2. Sasaran Keluarga
Sasaran keluarga sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan keluarga rentan
masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini untuk pembangunan kesehatan atau
keluarga berisiko tinggi akibat perilaku hidup tidak sehat, antara lain:
1. Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan, antara lain bayi risiko tinggi, balita gizi
buruk, ibu hamil risiko tinggi, TBC, HIV-AIDS, Malaria, Hipertensi, Diabetes mellitus,
Obsesitas, Kanker, gangguan jiwa;
2. Keluarga yang belum pernah kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan;
3. Keluarga yang belum memiliki akses air bersih dan jamban sehat; dan
4. Keluarga yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional
3. Sasaran Kelompok
Sasaran kelompok sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan kelompok
masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik kelompok yang terikat
maupun tidak terikat dalam suatu institusi, seperti:
a. Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah, pesantren,
panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan, industri, pusat
rehabilitasi jiwa, pusat pelayanan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
(NAPZA); dan
b. Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), kelompok
balita, kelompok remaja, kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok penderita
penyakit tertentu (jantung, diabetes mellitus, kanker, dan lain-lain).
4. Sasaran Masyarakat
Sasaran masyarakat sebagai klien dalam pelayanan Perkesmas diutamakan masyarakat di
suatu desa/kelurahan yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan, antara lain:
a. Masyarakat dengan cakupan pelayanan kesehatan yang rendah;
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular;
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian akibat bencana atau akibat lainnya;
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografis sulit seperti daerah terpencil, perbatasan,
dan kepulauan, daerah berkonflik
II. Perencanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas
III. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas
IV. Penggerakan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Perkesmas

Anda mungkin juga menyukai