1. ABORTUS INKOMPLITUS
1.1. Latar Belakang
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan
kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal. Menurut definisi
WHO kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42
hari sesudah berakhirnya kematian oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan
dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebab – sebab ini dapat
dibagi 2 golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi – komplikasi
kehamilan, persalinan, nifas seperti penyakit jantung, kanker dan sebagainya.
Kematian maternal dapat disebabkan oleh sepsis puerperalis, abortus yang dilakukan
tenaga – tenaga bukan ahli dengan kurang atau tidak mengindahkan asepsis masih
merupakan faktor penting dalam terjadinya sepsis dalam hubungannya dengan
kehamilan. Selanjutnya perdarahan, sebab – sebab perdarahan yang penting ialah
perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta), selanjutnya abortus dan
kehamilan ektopik, setelah itu eklamsia juga mengambil tempat dalam penyebab
kematian maternal.
Abortus incompletus (keguguran bersisa) yaitu hanya sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Gejala yang
didapati antara lain amenorea, sakit perut dan mules – mules, perdarahan yang keluar
bisa sedikit atau banyak dan biasanya beruapa stolsel (darah beku), sudah ada
pengeluaran jaringan. Pada pemeriksaan dalam (VT) untuk abortus yang baru terjadi
didapati serviks terbuka, kadang – kadang dapat raba sisa – sisa jaringan dalam kanalis
servikalis. Bila ada tanda – tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan
tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan cara curetase.
Oleh sebab itu penulis tertarik mengambil kasus tentang abortus incomplete
dengan harapan penulis dapat memberikan asuhan kebidanan sebagai salah satu usaha
menolong, mengatasi masalah atau keadaan yang dihadapi oleh ibu hamil dengan
abortus incomplete sehingga dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat
pengaruh yang dialami.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan abortus incomplete
diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan secara
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan abortus incomplete
diharapkan :
- Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data secara komprehensif pada ibu
dengan abortus incomplete.
- Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah dan diagnosa pada ibu dengan
abortus incomplete.
- Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi.
- Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera untuk pasien dalam upaya
mencegah hal-hal yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi.
- Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan yang akan diberikan.
- Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang telah direncanakan.
- Mahasiswa dapat menilai kembali/mengevaluasi dari tindakan yang telah
diberikan.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi :
- Mola karnosa : hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti
daging.
- Mola tuberosa : amnion berbenjol – benjol, karena terjadi hematoma
antara amnion dan korion
- Fetus kompresus : janin mengalami mummifikasi terjadi penyerapan
kalsium, dan tetekan sampai gepeng.
- Fetus papiraseus : kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan
laksana kertas.
- Blighted ovum : hasilkonsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin,
hanya benda kecil yang tidak berbentuk.
- Messed abortion : hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 16
minggu.
(Manuaba, 1998 : 216 – 217)
5. Missed Abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Fetus yang
meninggal ini bisa keluar dengan sendirinya dalam 2 – 3 bulan sesudah fetus
mati, bisa diresorbsi kembali sehingga hilang, bisa terjadi mengering dan
mengering dan menipis yang disebut fetus papyraceus atau bisa jadi mola
karnosa, dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan mengalami degenerasi
danair ketubannya diresorbsi.
Gejala : dijumpai amenorea, perdarahan sedikit – sedikit yang berulang pada
permulaannya, serta selama observasi fundus tidak bertambah tinggi,
malahan tambah rendah. Kalau tadinya ada gejala – gejala kehamilan
belakangan menghilang, diiringi dengan reaksi kehamilan yang
menjadi pada 2 – 3 minggu sesudah fetus mati. Pada pemeriksaan
dalam, serviks tertutup dan ada darah sedikit. Sekali – kali pasien
merasa perutnya dingin dan kosong.
Terapi : berikan obat agar maksud terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat
dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan curetase.dapat
juga dilakukan histerektomia anterior. Hendaknya pada pada penderita
juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
2. Curetase (Kerokan)
Curetase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat
curetase (sendok kerokan). Sebelum melakukan curetase, penolong harus
melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan
serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya
kecelakaan misalnya perforasi.
Persiapan Sebelum Curetase :
a. Persiapan Penderita.
- Lakukanlah pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keadaan
jantung dan paru – paru.
- Pasanglah infus dan cairan sehingga profilaksis.
b. Persiapan Alat – Alat Curetase :
Alat – alat curetase hendaknya lebih tersedia dalam bak alat dalam
keadaan aseptik (suci hama) berisi :
- Spekulum 2 buah
- Sonde (penduga) uterus
- Cunam muzeux atau cunam porsio
- Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
- Bermacam – macam ukuran sendok kerokan (curet)
- Cunam abortus, kecil dan besar
- Pinset dan klem
- Kain steril dan sarung tangan 2 pasang
c. Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi.
d. Pada umumnya diperlukan anastesi infiltrasi lokal atau umum secara
intravena.
Teknik curetase :
a Tentukan letak rahim, yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam. Alat
– alat yang dipakai umumnya terbuat dari metal dan biasanya
melengkung karena itu memasukkan alat – alat ini harus disesuaikan
dengan letak rahim. Gunanya supaya jangn terjadi salah satu arah dan
perforasi.
b Penduga rahim (sondage). Masukkan penduga rahim sesuai dengan letak
rahim dan tentukan panjang atau dalamnya penduga rahim. Caranya
adalah setelah ujung sonde terasa membentur fundus uteri, telunjuk
tangan kanan diletakkan / dipindahkan pada portio dan tariklah sonde
keluar, lalu baca berapa cm dalamnya rahim.
c Dilatasi. Bila pembukaan serviks belum cukup untuk memasukkan
sendok curet, lakukanlah terlebih dulu didilatasi dengan dilatator atau
bougie Hegar. Peganglah besi seperti memegang pensil dan masukkanlah
hati – hati sesuai letak rahim. Untuk sendok curet terkecil biasanya
diperlukan dilatasi sampai hegar nomor 7. untuk mencegah kemungkinan
perforasi usahakanlah memakai sendok curet yang agak besar, dengan
dilatasi yang lebih besar.
d Curetase. Seperti telah dikatakan, pakailah sendok curet yang agak besar.
Memasukkannya bukan dengan kekuatan dan melakukan kerokan
biasanya mulai di bagian tengah. Pakailah sendok curet yang tajam (ada
tanda bergerigi) karena lebih efektif dan lebih terasa sewaktu melakukan
kerokan pada dinding rahim dalam (seperti bunyi mengukur kepala).
Dengan demikian kita tahu bersih tidaknya hasil kerokan.
e Cunam abortus. Pada abortus insipiens, dimana sudah kelihatan jaringan,
pakailah cunam abortus untuk mengeluarkannya yang biasanya diikuti
oleh jaringan lainnya. Dengan demikian sendok curet hanya dipakai
untuk membersihkan sisa – sisa yang ketinggalan saja.
f Perhatian : memegang, memasukkan dan menarik alat – alat haruslah
hati – hati, lakukanlah dengan lembut sesuai dengan arah dan letak
rahim.
3. Curetase Vakum
Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum. Alat ini
terdiri dari kanul curet berbagai ukuran yang dihubungkan derngan pompa
vakum atau sumber vakum lainnya. Untuk vakum curetase ini diperlukan
tekanan negatif sekitar 700 mmHg.
Teknik Curetase Vakum :
1. Kanul ukuran yang sesuai dengan pembukaan dimasukkan ke dalam
kavum uteri.
2. Kanul dihubungkan dengan sumber vakum, baik yang elektrik ataupun
berupa semprit besar.
3. Kanul digerakkan pelan – pelan dari atas ke bawah kemudian diputar
sampai 180 derajat sehingga rahim seluruhnya keluar dalam suatu
penampungan atau dalam semprit.
Kelebihan Cara Curetase Vakum :
- Kurang menimbulkan trauma, rasa nyeri dan perdarahan.
- Jarang terjadi perforasi karena yang dipakai adalah kanul plastik
dibandingkan sendok kuret dari logam.
- Waktu yang dipergunakan begitu pula dilatasi serviks lebih singkat dan
dapat dipakai pada pembukaan kecil.
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : untuk mengetahui identitas pasien agar tidak keliru dengan
penderita – penderita lain serta untuk menjaga keakraban.
Umur : untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi.
Agama : untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang
dianutnya dan mengenali hal – hal yang berkaitan dengan
masalah asuhan yang diberikan.
Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai
dasar dalam memberikan asuhan.
Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien/ tidak.
Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui
pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
klien.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta untuk
memudahkan dalam melakukan kunjungan rumah.
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke Rumah Sakit.
3. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan yang dirasakan atau yang dialami pada waktu
dilaksanakan pengkajian yaitu ibu mengeluarkan darah dari kemaluannya
disertai sakit perut bagian bawah dan nyeri pinggang, amenorea serta sudah
ada pengeluaran fetus atau jaringan.
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu, sebab penyakit yang dialami
ibu bisa timbul kembali karena keadaan yang lemah pada waktu hamil.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu sekarang menderita penyakit infeksi seperti
pneumonia, tifus abdominalis, malaria, anemia dan penyakit menahun seperti
hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati serta penyakit diabetes mellitus.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui adakah penyakit menurun atau menular yang diderita
anggota keluarga yang bisa mempengaruhi kehamilan ibu dan adakah
keturunan kembar dalam keluarga.
7. Riwayat Haid
Menarche : pertama kali haid
Siklus : teratur / tidak
Lamanya : normalnya rata – rata 7 hari
Banyaknya : berapa softek / hari
Keluhan : dysminorhea / tidak
Flour Albus : banyak / tidak, gatal / tidak, warna keruh / jernih
HPHT : untuk menentukan usia kehamilan dan tafsiran persalinan.
8. Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan yang berhubungan dengan psikologi ibu
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
- Ditanyakan pada ibu yang pernah hamil
Apakah kehamilan yang lalu normal atau pernah mengalami kelainan
hingga melahirkan.
- Ditanyakan persalinan pada ibu
Apakah pesalinannya lancar, ada penyakit atau tidak.
- Ditanyakan keadaan nifas yang lalu
Apakah normal atau ada kelainan.
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditanyakan pada ibu ini kehamilan yang ke berapa, keluhan ibu pada saat
hamil ini, periksa ke mana dan sudah berapa kali periksa, mendapat obat apa
saja setelah periksa.
11. Riwayat KB
Untuk mengetahui kontrasepsi yang digunakan ibu sebelum hamil, jenisnya,
dan berapa lama.
12. Pola Kebiasaan Sehari – hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas,
rekreasi, personal hygiene.
13. Riwayat Psikososial dan Budaya
- Psikologis
Apakah kehamilan ini diharapkan atau tidak.
- Sosial
Apakah hubungan ibu dengan suami serta keluarga baik atau tidak.
- Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan
termasuk pantang makanan, minum jamu dan kebiasaan keluarga
berobat jika sakit.
14. Data Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap ibu terhadap agama yang diyakininya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/somnolen/koma
Tekanan darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 º – 37,5 º C)
Nadi : normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit)
Tinggi Badan : >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
kemungkinan panggulnya sempit
Berat Badan : penambahan BB bumil 0,5 kg/minggu, total hingga akhir
kehamilan 9 – 13,5 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : hitam/tidak, rontok/tidak
Kepala : simetris/tidak, tampak benjolan abnormal /tidak, ada lesi /
tidak, kulit kepala bersih /tidak
Wajah : pucat/tidak, tampak cloasma gravidarum /tidak,
oedem/tidak
Mata : sklera kuning / tidak, conjungtiva pucat /tidak
Telinga : ada sekret/tidak, pendengaran baik/tidak
Hidung : simetris/tidak, bersih/tidak, ada serumen/ tidak
Mulut : bibir lembab / kering, stomatitis / tidak, lidah kotor/tidak,
ada caries gigi/tidak
Leher : tampak pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis
dan kelenjar limfe / tidak
Dada : payudara simetris/tidak, hiperpigmentasi areola
mammae/tidak, puting susu menonjol/datar/ masuk, nafas
teratur/tidak, sesak/tidak
Abdomen : striae lividae/tidak, linea nigra/tidak, ada bekas luka
operasi/tidak, besar perut sesuai usia kehamilan/tidak
Genetalia : bersih/tidak, ada kelainan/tidak, varises/ tidak,
oedem/tidak
Ekstremitas : Atas : simetris/tidak, oedema / tidak, kuku dan jari
pucat/tidak
Bawah : simetris / tidak, oedem / tidak, varises/tidak
. Palpasi
Kepala : teraba benjolan abnormal/tidak
Leher : teraba pembesaran kelanjar tyroid,vena jugularis dan
kelenjar limfe /tidak
Dada : teraba benjolan abnormal/tidak, colostrum keluar /tidak
Abdomen : teraba benjolan abnormal/tidak, ada nyeri tekan/tidak
- Leopold I : berapa TFU, apa yang ada di fundus
- Leopold II : dimana letak punggung janin dan dimana letak
bagian terkecil janin
- Leopold III : apa yang terdapat pada bagian bawah dan sudah
masuk PAP/belum
- Leopold IV : seberapa masuknya janin ke dalam rongga panggul,
divergen/convergen
Ekstremitas : Atas : oedema /tidak
Bawah : oedema /tidak, varises/tidak
c. Auskultasi
Dada : terdengar suara wheezing maupun ronchi/tidak
DJJ : bising usus normal/tidak, DJJ normal (120 – 160
x/menit)
. Perkusi
Reflek patela +/-
e. Pemeriksaan Dalam
- V/V : terlihat pengeluaran darah
- VT : ada pembukaan / tidak
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Dx : Ny “…”G….P…Ab…Usia Kehamilan … minggu dengan ……
DS : Data yang diperoleh melalui anamnesa
DO : Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/somnolen/koma
Tekanan darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 º – 37,5 º C)
Nadi : normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit)
Tinggi Badan : >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari
145 cm kemungkinan panggulnya sempit
Berat Badan : penambahan BB bumil 0,5 kg/minggu, total hingga
akhir kehamilan 9 – 13,5 kg
Palpasi
Abdomen : teraba benjolan abnormal/tidak, ada nyeri tekan/tidak
- Leopod I : berapa TFU, apa yang ada di fundus
- Leopod II : dimana letak punggung janin dan dimana letak bagian
terkecil janin
- Leopod III : apa yang terdapat pada bagian bawah dan sudah masuk
PAP/belum
- Leopod IV : seberapa masuknya janin ke dalam rongga panggul,
divergen/convergen
Pemeriksaan Dalam
- V/V : terlihat pengeluaran darah
- VT : ada pembukaan / tidak
Masalah I : Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri perut bagian bawah.
Ds : -
Do : -
Masalah II : Gangguan psikologi cemas sehubungan dengan tindakan yang akan
dilakukan (curetase).
Ds : -
Do : -
V. INTERVENSI
Dx : Ny “...”G… P… Ab…. Usia Kehamilan …. minggu dengan …
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan curetase berjalan
lancar dan tidak terjadi komplikasi.
Kriteria Hasil :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 º – 37,5 º C)
Nadi : normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit)
Tidak terjadi perdarahan
Tidak terjadi infeksi
Sisa konsepsi bisa dikeluarkan
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu
R/ melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga dapat membina
rasa saling percaya antara ibu dan keluarga serta petugas kesehatan
sehingga hasil yang diperoleh maksimal.
2. Jelaskan tentang keadaan ibu dan janin
R/ ibu akan mengerti dan pengetahuan ibu akan bertambah.
3. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada ibu dan janinnya
R/ menghormati hak pasien untuk mengetahui semua tindakan medis yang
akan dilakukan.
4. Beri lembar persetujuan pada ibu dan keluarga sebelum dilakukan tindakan
R/ bukti tertulis jika terjadi sesuatu hal yang di luar dugaan.
5. Anjurkan ibu untuk relaksasi
R/ relaksasi memperlancar peredaran darah dan pemenuhan oksigen.
6. Observasi TTV
R/ perubahan tanda – tanda vital dapat mengidentifikasi adanya infeksi dan
syok.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan curetase dan pemberian terapi
R/ klien mendapat penanganan yang tepat.
Masalah I : Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri pada perut bagian
bawah
Tujuan : nyeri perut bagian bawah berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
- Ibu merasa nyaman
- Nyeri hilang
- Aktivitas ibu tidak terganggu dan ibu tetap rileks
Intervensi :
1. Jelaskan penyebab nyeri
R/ ibu mengetahui penyebab nyeri karena kontraksi rahim.
2. Anjarkan ibu teknik relaksasi
R/ menurunkan tegangan dan mengurangi rasa nyeri.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan curetase dan pemberian terapi
R/ klien mendapat penanganan yang tepat.
Masalah II : Gangguan psikologis cemas sehubungan dengan tindakan yang akan
dilakukan (curetase)
Tujuan : nyeri perut bagian bawah berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
- Ibu tampak tenang
- Masalah cemas dapat teratasi
- Ibu lebih kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk mengungkapkan rasa kekhawatirannya
R/ membantu klien untuk memecahkan masalah – masalahnya sehingga
mengurangi kecemasan.
2. Hibur ibu dan keluarga dengan menjawab semua pertanyaan
R/ ibu tidak takut dengan tindakan yang akan dilakukan
3.Beri dukungan moril pada ibu
R/ ibu lebih tenang dan kooperatif
4. Anjurkan ibu untuk berdoa menurut agama dan keyakinannya
R/ dengan berdoa ibu menjadi lebih percaya diri sehingga timbul ketenangan
psikologi.
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
R/ untuk memulihkan tenaga dan mengurangi aktivitas – aktivitas yang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan.
2. Anjurkan ibu untuk makan – makanan bergizi
R/ makanan bergizi sebagai sumber energi dan perbaikan sel dan vitamin C
sebagai pembantu penyerapan zat besi.
3. Observasi TTV, kontraksi, perdarahan, dan kandung kemih
R/ parameter dan deteksi dini kelainan.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi selanjutnya
R/ pengobatan lebih lanjut.
VI. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dejngan intervensi dan kondisi klien.
VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah
diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 September 2008
Jam : 09.30 WIB
Tempat : BPS NY. Ena Mualifah
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny.”S” Nama Suami : Tn.”A”
Usia : 26 tahun Usia : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : ± Rp 700.000,-/bulan
Alamat : Sekarpuro Alamat : Sekarpuro
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan mengeluarkan gumpalan darah ± 1 softex disertai perut mules –
mules sejak tanggal 18 september 2008 pukul 14.00 WIB.
3. Keluhan Utama
- Ibu mengatakan mengeluarkan gumpalan darah ± 1 softex dari kemaluannya,
warna merah segar disertai perut mules – mules sejak tanggal 18 sebtember
2008 pukul 14.00 WIB.
- Ibu merasa khawatir dan cemas dengan keadaan dirinya
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti tekanan darah
tinggi, jantung, kencing manis, asma dan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti penyakit kuning, TBC
7. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 3 – 4 hari
Jumlah : 3 tella / hari (hari 1 – 2), 2 tella / hari (hari 3 – 4)
Bau : anyir
Fluor albus : kadang – kadang pada waktu setelah haid, tidak gatal, warna putih
bening
Keluhan : tidak ada keluhan saat haid
HPHT : 25 – 07 – 2008
8. Riwayat pernikahan
Menikah : 1 kali
Umur pertama kali menikah : 26 tahun
Lama : 5 bulan
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
KEHAMIL
PERSALINAN ANAK NIFAS
AN
Sua K
Hidu
mi E
Hamil Penolo Car Penyul Se BB p Ma Lam Menyus
Ke UK T
Ke ng a it k L Umu ti a ui
r
HAMI
1 I INI
L
11. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah ikut KB sebelumnya.
Personal Mandi dan gosok gigi 2x sehari, Ibu belum mandi hanya ganti baju,
Hygiene ganti baju dan celana dalam tiap celana dalam dan softex
habis mandi, kotor atau basah,
keramas 3 x seminggu
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : : composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 365 o C
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
TB : 152 cm
BB : 50 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : bersih, rambut hitam, tidak berketombe, tidak tampak
benjolan abnormal
Wajah : agak pucat, tidak bengkak, tampak menyeringai, ekspresi
wajah gelisah, tampak murung.
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sclera tidak kuning
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut : tampak kering, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi,
lidah bersih
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak tampak
pembesaran vena jugularis dan tidak tampak pembesaran
kelenjar limfe
Dada : payudara simetris, putting susu menonjol dan bersih,
terdapat hiperpigmentasi aerola mamae
Abdomen : tidak tampak adanya luka bekas operasi, tidak tampak
adanya pembesaran
Genetalia : tidak tampak varises, tidak odem, terlihat pengeluaran
darah dari kemaluannya ± 1 softex
Anus : bersih, tidak ada haemoroid
Ekstremitas : atas : odem - / -
bawah : odem - / -, varises - / -
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba
pembesaran vena jugularis, dan tidak teraba pembesaran
kelenjar limfe
Dada : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan pada
kedua payudara, kolostrum belum keluar
Abdomen : ada nyeri tekan pada perut, kontraksi teraba lembek
Leopold I : TFU belum teraba, UK 8-10 minggu
Leopold II : tidak dikaji
Leopold III : tidak dikaji
Leopold IV: tidak dikaji
Ekstremitas : atas : odem - / -
bawah : odem - / -, varises - / -
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi ataupun wheezing
. Perkusi
Reflek Pattela :+/+
. Pemeriksaan Dalam
Tanggal 20 Februari 2008 Pukul 09.45 WIB
- v/v : terlihat pengeluaran darah dari kemaluannya
- VT : ø 2 cm, teraba jaringan
.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Dx : Ny “S” GI P0000 Ab000 Usia Kehamilan 8 – 10 minggu
Ds :
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan sebelumnya tidak pernah
mengalami keguguran.
- Ibu mengatakan hamil 2 bulan.
- Ibu mengatakan mengeluarkan gumpalan darah ± 1 softex dari
kemaluannya, warna merah segar disertai perut mules – mules sejak tanggal
18 september 2008 jam 14.00 WIB
Do : Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 365 o C
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
TB : 152 cm
BB : 50 kg
Palpasi
- Abdomen : ada nyeri tekan pada perut,
kontraksi teraba lembek
Leopold I : TFU belum teraba, UK 8-10 minggu
Leopold II : tidak dikaji
Leopold III : tidak dikaji
Leopold IV : tidak dikaji
Pemeriksaan Dalam
- v/v : terlihat pengeluaran darah dari kemaluannya
- VT : ø 2 cm, teraba jaringan
Masalah I : Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri perut bagian bawah.
Ds : Ibu mengatakan perut bagian bawah terasa nyeri
Do : Ibu tampak menyeringai kesakitan jika dipegang
Kontraksi teraba lembek
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 365 o C
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
3.5. INTERVENSI
Dx : Ny “S” GI P0000 Ab0000 Usia Kehamilan 8 - 10 minggu
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu merasa tenang.
Kriteria hasil :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 º C)
Nadi : normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit)
Tidak terjadi perdarahan
Tidak terjadi infeksi
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu
R/ melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga dapat membina rasa
saling percaya antara ibu dan keluarga serta petugas kesehatan sehingga hasil
yang diperoleh maksimal.
2. Jelaskan tentang keadaan ibu dan janin
R/ ibu akan mengerti dan pengetahuan ibu akan bertambah.
Masalah I : Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri pada perut bagian
bawah
Tujuan : nyeri perut bagian bawah berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
- Ibu merasa nyaman
- Nyeri hilang
- Aktivitas ibu tidak terganggu dan ibu tetap rileks
Intervensi :
1. Jelaskan penyebab nyeri
R/ ibu mengetahui penyebab nyeri karena kontraksi rahim.
2. Ajarkan ibu teknik relaksasi
R/ menurunkan tegangan dan mengurangi rasa nyeri.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan curetase dan pemberian terapi
R/ klien mendapat penanganan yang tepat.
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
R/ untuk memulihkan tenaga dan mengurangi aktivitas – aktivitas yang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan.
2. Anjurkan ibu untuk makan – makanan bergizi
R/ makanan bergizi sebagai sumber energi dan perbaikan sel dan vitamin C
sebagai pembantu penyerapan zat besi.
3. Observasi TTV, kontraksi, perdarahan, dan kandung kemih
R/ parameter dan deteksi dini kelainan
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi selanjutnya
R/ pengobatan lebih lanjut.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 20 – 09 – 2008
Jam : 10.00 WIB
Dx : Ny “S” GI P0000 Ab0000 Usia Kehamilan 8 - 10 minggu Dengan Abortus
Incomplete Pre Curetase
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu yaitu dengan menyapa dan berlaku
sopan pada ibu.
2. Memberi penjelasan pada ibu bahwa janin dalam kandungannya tidak dapat
dipertahankan.
3. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan yaitu tindakan rujukan
untuk tindakan lebih lanjut
4. Menganjurkan ibu untuk relaksasi dengan cara menarik nafas panjang dari hidung
dan melepaskan dari mulut.
5. Mengobservasi TTV dengan hasil :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36 o C
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
6. Kolaborasi dengan dokter untuk rujukan
Masalah I : Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri pada perut bagian
bawah
1. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab rasa sakit yang timbul pada daerah
perutnya disebabkan karena adanya kontraksi uterus.
2. Menganjurkan pada ibu untuk nafas dalam ketika timbul rasa nyeri yaitu dengan
cara mengambil nafas dari hidung dan mengeluarkan dari mulut.
3. Berkolaborasi dengan dokter untuk rujukan
VII. EVALUASI
Tanggal : 20 – 09 – 2008
Jam : 12.00 WIB
Dx : Ny “S” GI P0000 Ab0000 Usia Kehamilan 8 - 10 minggu
1. Ibu telah mengerti dengan keadaannya dan bersedia dilakukan tindakan rujukan untuk
curetase.
2. Ibu bisa menerima kondisinya dengan sabar dan tanpa rasa takut. Ibu pasrahkan
semuanya pada Tuhan YME
3. Ekspresi ibu tampak lebih tenang dan bersedia di rujuk.
4. Tanda – Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36 o C
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan analisa dalam meninjau antara kesenjangan dengan teori yang
ada dengan tinjauan kasus. Pada tanggal 20 september 2008 dilakukan pengkajian pada Ny ”S”,
dalam pengkajian didapatkan bahwa ibu ternyata hamil 2 bulan dan ibu datang karena
mengalami perdarahan serta perutnya terasa mules. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam dan
terlihat pengeluaran darah yang bergumpal serta VT pembukaan 2 jari teraba jaringan plasenta.
Setelah melakukan pengkajian dari data subyektif dan obyektif dapat ditegakkan
diagnosa bahwa Ny. “S” GI P0000 Ab000 Usia Kehamilan 8 - 10 minggu dengan abortus incomplete
pre curetase, ini sesuai prosedur tidak ada kesenjangan teori dengan prakteknya, terbukti semua
anamnesa sudah terkaji dengan baik. Pada pengambilan diagnosa dan identifikasi masalah tidak
terjadi kesenjangan pula baik melalui teori dengan hasilnya karena pengangkatan diagnosa sesuai
kasus.
Dalam kasus Ny.”S” GI P0000 Ab000 Usia Kehamilan 8 - 10 minggu. Terjadi masalah
psikologis ibu yaitu cemas yang dirasakan ibu sehubungan dengan kondisi diri dan bayinya yang
dalam kasus ini bayinnya tidak dapat dipertahankan lagi. Menurut penulis masalah ini pasti akan
muncul apalagi kehamilan ini merupakan yang pertama bagi ibu. Disini peran petugas kesehatan
sangat dibutuhkan dalam pemberian dukungan emosional kepada ibu untuk meringankan dan
menenangkan perasaan ibu. Dalam teorinya abortus incomplete adalah abortus yang hanya
sebagian dari hasil konsepsi yang keluar dan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Penderita akan merasa sakit perut dan mulas-mulas akan terjadi perdarahan, sudah ada
pengeluaran fetus atau jaringan. Biasanya keadaan ibu sudah lemah dan memerlukan terapi
untuk mengeluarkan sisa jaringan sampai bersih.
Dan dari semua yang didapat sesuai dengan teori pada literatur yang di baca penulis.
Sejauh langkah I sampai IV tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Setelah diketahui
diagnosa pada langkah berikutnya yaitu intervensi didapatkan penulis mengintervensi sesuai apa
yang dikeluhkan klien dan sesuai kebutuhan.
Setelah merencanakan dalam langkah berikutnya yaitu implementasi telah dilakukan
tindakan sesuai protap dan kebutuhan klien serta senantiasa menghargai klien sehingga
hubungan antara petugas dan klien terjalin dengan baik, dan tdak ditemukan kesenjangan antara
teori dan praktek. Pada langkah terakhir yaitu evaluasi petugas melakukan penilaian kembali
dengan wawancara serta observasi keadaan klien dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan praktek.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Penyebab – penyebab abortus yaitu faktor pertumbuhan hasil konsepsi,
kelainan pada plasenta, penyakit ibu, kelainan yang terdapat dalam rahim. Komplikasi yang
sering terjadi seperti perdarahan, perforasi, infeksi, payah ginjal akut, syok.
Setelah dilakukan pengkajian data didapatkan data – data yang menunjang
ditegakkannya diagnosa Ny.”S” GI P0000 Ab000 Usia Kehamilan 8 - 10 minggu dengan
abortus incomplete . Selain itu terjadi masalah aktual gangguan rasa nyaman sehubungan
dengan nyeri pada perut bagian bawah, gangguan psikologi cemas sehubungan dengan
keadaan dirinya serta masalah potensial terjadinya perdarahan syok dan infeksi. Sehingga
disusun intervensi serta melaksanakan implementasinya dan melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
5.2 Saran
a. Saran bagi petugas kesehatan :
- Diharapkan dalam memberikan asuhan / pelayanan kesehatan memegang
prinsip memenuhi kebutuhan pasien
- Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup
untuk dapat melakukan tindakan secara intensif dan seksama secara kooperatif
- Memberikan kesempatan dan prihatin pada ibu / keluarga bila bertanya dan
memberikan keterangan, pengetahuan / informasi yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Gde Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Syaifuddin, Abdul Bari dkk. 2002.Buku Panduan Prakstis Pelayanan Maternal Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.