Anda di halaman 1dari 5

GANGGUAN ERUPSI

PERKEMBANGAN GIGI
No. Dokumen : *menyesuaikan
No. Revisi : *menyesuaikan
Tanggal
SOP Terbit
: *menyesuaikan

Halaman : *menyesuaikan

UPTD PUSKESMAS TAJI dr. ARIF ILHAMDHI


*Ttd Kepala Puskesmas
NIP. 19770513 200604 1 018

1. Pengertian 1. Dalam Instruksi Kerja ini, yang dimaksud dengan Gangguan Perkembangan
dan Erupsi gigi (K.00) adalah Persistensi gigi sulung (K.00.63) dan
Supernumerary (K.00.1)
2. Persistensi gigi sulung adalah kondisi dimana gigi sulung masih berada di
rongga mulut dalam keadaan masih kuat atau sudah goyang, sedangkan gigi
tetap penggantinya sudah erupsi
3. Supernumerary adalah adanya gigi berlebih yang normalnya tidak ada dan
mengganggu susunan gigi geligi
4. Tujuan Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/
seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku, dituliskan sebagai acuan petugas dalam
Gangguan Erupsi Perkembangan Gigi

5. Kebijakan Surat Keputusan Pelayanan Klinis Nomor 22 tahun 2020 tentang


Pelayanan Klinis

6. Referensi Pedoman Pelayanan Klinis Klinik Gigi dan Mulut UPTD Puskesmas Taji
Tahun 2016

7. Prosedur / 1. Pada persistensi dengan tingkat kegoyangan derajat 1,2 &3, petugas melakukan
Langkah- extraksi dengan anestesi chlor etyle

langkah 1) Petugas menyemprotkan chlor etyle spray (CE) pada cotton roll
2) Petugas menempelkan kapas CE pada gingival dengan tangan kiri
3) etugas mengambil tang extraksi dengan tangan kanan
4) Petugas melakukan extraksi gigi sulung
5) Petugas mengedep luka dengan cotton roll yang dibasahi laruta
povidone iodide 2% dan pasien diminta menggigit dengan kuat
6) Petugas memberi resep vitamin C selama 3 hari dengan dosis :
50 – 100 mg

Waktu pemberian : 2x1

1
Cara pemberian : dihisap/ dikunyah

Indikasi :

- mempercepat penyembuhan luka


- pembentukan jaringan tulang rawan, tulang dan gigi
7) Petugas memberi instruksi pasca pencabutan
2. Pada gigi supernumerary dan persistensi yang belum goyang,
1) petugas melakukan extraksi dengan anestesi injeksi infiltrasi
2) Petugas menyiapkan anestetikum dengan memasukkan pehacain
pada spuit injeksi
3) Petugas melakukan anestesi infiltrasi
4) Petugas melakukan extraksi gigi supernumerary atau gigi sulung
5) Petugas mengedep luka dengan kapas yang telah dibasahi larutan
povidone iodida 2% dan pasien diminta menggigit dengan kuat
6) Petugas memberi resep antibiotika amoxicillin atau erythromycin dan
analgetik paracetamol dengan dosis :
I. Amoxicillin
 Dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB
 Dosis dewasa & anak BB > 20 kg : 250-500 mg
 Waktu pemberian : tiap 8 jam (3x1)
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : infeksi yang disebabkan bakteri gram + & gram-
 Kontra Indikasi : pasien yang peka terhadap penisilin
II. Erythromycin
 Dosis anak : 30-50 mg/kg BB sehari,
 Dosis Dewasa : 250 mg tiap 6 jam
 Waktu pemberian : tiap 6/ 12 jam (2x1 atau 4x1)
 Cara pemberian : diminum dengan air sesudah makan
 Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram+ & gram-, untuk penderita
yang alergi penisilin
 Kontra Indikasi : pada penderita periodontal hepar
- hipersensitif terhadap erythromycin

III. Paracetamol
 Dosis anak 6-12 tahun : 250-500 mg
 Dosis dewasa : 500 mg
 Waktu pemberian : 3-4 x sehari
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : analgetik-antipiretik
 Kontra indikasi :
- gangguan fungsi hati yang berat
- penderita tukak lambung
7) Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan
2
IV. Amoxicillin
 Dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB
 Dosis dewasa & anak BB > 20 kg : 250-500 mg
 Waktu pemberian : tiap 8 jam (3x1)
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : infeksi yang disebabkan bakteri gram + & gram-
 Kontra Indikasi : pasien yang peka terhadap penisilin
V. Erythromycin
 Dosis anak : 30-50 mg/kg BB sehari,
 Dosis Dewasa : 250 mg tiap 6 jam
 Waktu pemberian : tiap 6/ 12 jam (2x1 atau 4x1)
 Cara pemberian : diminum dengan air sesudah makan
 Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram+ & gram-, untuk penderita
yang alergi penisilin
 Kontra Indikasi : pada penderita periodontal hepar
- hipersensitif terhadap erythromycin

VI. Paracetamol
 Dosis anak 6-12 tahun : 250-500 mg
 Dosis dewasa : 500 mg
 Waktu pemberian : 3-4 x sehari
 Cara pemberian : diminum dengan air
 Indikasi : analgetik-antipiretik
 Kontra indikasi :
- gangguan fungsi hati yang berat
- penderita tukak lambung
Petugas memberikan instruksi pasca pencabutan

3
8. Diagram Alir *)
Menyiapkan Mengambil tang
anestetikum cabut

Mengedap luka
Extrak

Memberi intruksi
Memberi resep
pasca pecabutan

Selesai

9. Unit Terkait 1. PK Pelayanan Klinik Gigi & mulut


2. IK Anestesi Infiltrasi
3. IK Pencabutan gigi dengan anestesi injeksi
4. IK Pencabutan gigi dengan anestesi topikal
5. IK Menulis resep
6. Instruksi pasca pencabutan
10. Dokumen 1. Buku Register
Terkait 2. Rekam Medis

*) diisi bila perlu

REKAMAN HISTORIS

No. Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl

1 1-3 Tata Naskah Sesuai Tata Naskah 4 Maret 2020


Baru ( Pedoman Tata
Naskah

4
PuskesmasDinkes
Magetan Tahun 2020
dan Surat Keputusan
Kepala UPTD
Puskesmas Taji
Nomor 12 Tahun
2020)

2 1-3 Kebijakan Surat Keputusan


Pelayanan Klinis
Nomor 22 tahun
2020 tentang
Pelayanan Klinis

Anda mungkin juga menyukai