RESUSITASI / DO NOT
RESUCITATION (DNR)
NOMOR : 204/SPer/DIR/DIR/RSIA-PP/X/2018
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI / DO NOT
RESUCITATION (DNR)
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Bogor,
pada tanggal 22 Oktober 2018
DIREKTUR RSIA PERMATA PERTIWI,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan Penolakan Resusitasi (DNR)
RSIA Permata Pertiwi sesuai dengan waktunya.
Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan pada pasien di RSIA Permata Pertiwi. Panduan
Penolakan Resusitasi (DNR) ini meliputi definisi, ruang lingkup, tata laksana serta
dokumentasi. Semoga panduan ini dapat membantu para petugas terkait dalam
prosedur penolakan resusitasi serta menjadi acuan dalam menjalankannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun Hak dan
Kewajiban Pasien dan Keluarga (HPK) yang sudah membantu dalam menyusun
Panduan Penolakan Resusitasi (DNR) sehingga panduan ini dapat terselesaikan.
Tim Pokja HPK yang membantu dalam penyusunan Panduan Penolakan
Resusitasi (DNR). Pembimbing yang sudah membantu dalam memberikan arahan
kepada kami dalam penyusunan Panduan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 204/SPer/DIR/DIR/RSIA-PP/X/2018
TANGGAL : 22 Oktober 2018
TENTANG : PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI / DO NOT
RESUCITATION (DNR)
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
diberikan kompresi jantung, ataupun bahkan diberikan DC shock pasti
sakit sekali. Makanya terkadang keluarga pasien yang meminta DNR alias
dibiarkan meninggal dengan tenang.
Prosedur yang direkomendasikan:
1. Meminta informed concent dari pasien atau walinya
2. Mengisi formulir DNR. Tempatkan kopi atau salinan pada rekam
medis pasien dan serahkan juga salin pada pasien atau keluarga
3. Dapat juga meminta pasien mengenakan penanda DNR dengan stiker
warna dipergelangan tangan atau kaki ( jika memungkinkan)
4. Tinjau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau
walinya, revisi bila ada perubahan keputusan yang terjadi dan catat
dalam rekam medis. Bila keputusan DNR dibatalkan, catat tanggal
terjadinya dan gelang DNR dimusnahkan
5. Perintah DNR harus mencakup hal-hal dibawah ini:
a. Diagnosis
b. Alasan DNR
c. Kemampuan pasien untuk membuat keputusan
d. Dokumentasi bahwa status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa
6. Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau
dokter yang merawat atau wali yang sah. Dalam hal ini catatan DNR
rekam medis harus pula dibatalkan dengan gelang DNR( jika ada)
dimusnahkan.
Perintah DNR harus dengan dasar yang kuat. Bila keluarga pasien
memberikan surat perintah DNR dari dokter pribadinya, yaitu dengan
mengikuti prosedur berikut ini:
1. Hubungi kontrol medik.
2. Berikan keterangan yang jelas mengenai situasi yang ada.
3. Pastikan ada diagnosis yang mengakibatkan DNR sudah dijelaskan
(missal; kanker).
4. Buat laporan status pasien secara jelas ( tanda-tanda vital, penyamaran
EKG).
5. Pastikan mengisi form DNR tertulis. Pastikan mencatat nama
dokternya.
6. Dokter kontrol medik menetukan apakah menyetujui atau menolak
perintah DNR
7. Bila pasien dalam henti jantung saat tiba di IGD mulai BHD sambil
menghubungi kontrol medik.
8. Pikirkan potensi untuk donasi organ pasien dengan cedera mematikan
mungkin tetap membutuhkan tindakan gadar hingga ditentukan
apakah pasien mungkin potensial sebagai donor organ atau jaringan.
4
9. Bila mungkin letakkan telapak tampak segera atau leads EKG untuk
memastikan irama asistol atau agonal dan lampirkan/kopi pada
laporan
5
BAB IV
DOKUMENTASI