Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PENOLAKAN

RESUSITASI / DO NOT
RESUCITATION (DNR)

Rumah Sakit Ibu dan Anak


Permata Pertiwi

Jl. Mayor Oking Jaya Atmaja No. 92 A

Citeureup - Kabupaten Bogor

Tlp. 021 - 875 5433


PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERMATA PERTIWI

NOMOR : 204/SPer/DIR/DIR/RSIA-PP/X/2018

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI / DO NOT
RESUCITATION (DNR)

DIREKTUR RSIA PERMATA PERTIWI


Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan
mewujudkan efektivitas serta keamanan pelayanan di rumah
sakit, maka perlu dibuatkan panduan penolakan resusitasi
(DNR) guna menyediakan suatu proses dimana pasien dapat
memilih prosedur yang nyaman dalam hal bantuan hidup
oleh tenaga medis;
b. bahwa agar pelayanan pasien dapat berjalan dengan baik
dan lancar maka diperlukan panduan pelaksanaan;
c. bahwa untuk pelaksanaan butir a dan b tersebut di atas perlu
ditetapkan dengan Peraturan Direktur rumah sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004


tentang Praktek Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran di Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI / DO NOT


RESUCITATION (DNR)

KESATU : Memberlakukan Panduan Penolakan Resusitasi (DNR) di RSIA


Permata Pertiwi sebagaimana terlampir dalam Peraturan
Direktur Rumah Sakit;

KEDUA : Peraturan ini sebagaimana dimaksud diktum KESATU


tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini;

KETIGA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan kekeliruan


dalam penetapan Peraturan ini maka akan diadakan perubahan
dan perbaikan sebagaimana mestinya;

KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan


22 Oktober 2021.

Ditetapkan di Bogor,
pada tanggal 22 Oktober 2018
DIREKTUR RSIA PERMATA PERTIWI,

dr. Irwan Heriyanto., MARS


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan Penolakan Resusitasi (DNR)
RSIA Permata Pertiwi sesuai dengan waktunya.
Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan pada pasien di RSIA Permata Pertiwi. Panduan
Penolakan Resusitasi (DNR) ini meliputi definisi, ruang lingkup, tata laksana serta
dokumentasi. Semoga panduan ini dapat membantu para petugas terkait dalam
prosedur penolakan resusitasi serta menjadi acuan dalam menjalankannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun Hak dan
Kewajiban Pasien dan Keluarga (HPK) yang sudah membantu dalam menyusun
Panduan Penolakan Resusitasi (DNR) sehingga panduan ini dapat terselesaikan.
Tim Pokja HPK yang membantu dalam penyusunan Panduan Penolakan
Resusitasi (DNR). Pembimbing yang sudah membantu dalam memberikan arahan
kepada kami dalam penyusunan Panduan ini.

Bogor, 22 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I DEFINISI.....................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA....................................................................................3
BAB IV DOKUMENTASI......................................................................................6

ii
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 204/SPer/DIR/DIR/RSIA-PP/X/2018
TANGGAL : 22 Oktober 2018
TENTANG : PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI / DO NOT
RESUCITATION (DNR)

BAB I
DEFINISI

Resusitasi merupakan segala bentuk usaha medis, yang dilakukan


terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah
kematian. Do Not Resusitation (DNR) adalah sebuh perintah untuk tidak
dilakukan resusitasi, yang merupakan pesan untuk tenaga kesehatan ataupun
masyarakat umum untuk tidak mencoba CPR (Cardio Pulmonary Resustation)
atau Resusitasi Jantung Paru (RJP), jika terjadi permasalahan darurat pada jantung
pasien atau pernapasan berhenti. Perintah ini ditulis atas permintaan pasien atau
keluarga dan harus ditanda tangani oleh dokter DPJP.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Dalam pelaksanaan resusitasi ruang lingkup di RSIA Permata Pertiwi


meliputi unit IGD, dan rawat inap.

2
BAB III
TATA LAKSANA

2.1 Pertimbangan status DNR


Status DNR ditentukan oleh Dokter DPJP dengan meminta pendapat
kepada Dokter Spesialis Anasthesi atau Dokter Spesialis Saraf, dengan
pertimbangan :
1. Sudah tidak ada harapan hidup walaupun pasien itu masih sadar, misal,
pasien dengan kanker stadium empat parah, jadi rasanya tidak perlu
resusitasi.
2. Pasien yang pada penyakit kronis dan terminal.
3. Pasien dengan kontra indikasi CPR ataupun pasien yang dicap cap
euthanasia (dibiarkan mati ataupun suntik mati karena kehidupan yang
sudah tidak terjamin).
4. Kaku mayat
5. Dekapitsi yaitu suatu tindakan untuk memisahkan kepala janin dari
tubuhnya dengan cara memotong leher janin agar janin dapat lahir
pervaginam. Dekapitasi dilakukan pada persalinan yang macet pada
letak lintang dan janin sudah meninggal.
6. Dekomposisi
7. Lividitas dependen
8. Jelas trauma kepala atau tubuh yang massif yang tidak memungkinkan
untuk hidup (pastikan pasien tidak memiliki tanda-tanda vital)

2.2 Prosedur penolakan resusitasi (DNR)


Untuk menentukan status DNR ini diperlukan konsultasi dan
kesepakatan pada dokter yang merawat pasien dan tentu saja persetujuan
dari keluarga pasien, karena apabila walaupun menurut para dokter yang
merawat pasien bahwa keadaan pasien sudah tidak memungkinkan untuk
dapat survive dan status DNR diperlukan tetapi keluarga tidak
menghendaki status DNR tersebut, maka status DNR tidak dapat
diberikan. Karena hal itu dapat dianggap neglecting patient dan pihak
keluarga dapat menuntut dokter yang merawat pasien dan rumah sakit
tempat pasien dirawat. Jadi sebelum melakukan DNR, maka keluarga
pasien perlu diberitahu tentang keadaan pasien.
Tetapi terkadang, kelurga pasien sendiri yang meminta status DNR
walaupun pasien masih sadar. Pertimbangan mereka biasanya karena
mereka tidak ingin mengalami kesakitan, mengingat bagaimana juga
keadaan pasien sudah parah atau karena pasien sudah lanjut usia. Karena
apabila kita ingat dan bayangkan proses resusitasi itu sebenarnya memang
menyakitkan. Bayangkan saja tubuh yang sudah sakit parah atau renta

3
diberikan kompresi jantung, ataupun bahkan diberikan DC shock pasti
sakit sekali. Makanya terkadang keluarga pasien yang meminta DNR alias
dibiarkan meninggal dengan tenang.
Prosedur yang direkomendasikan:
1. Meminta informed concent dari pasien atau walinya
2. Mengisi formulir DNR. Tempatkan kopi atau salinan pada rekam
medis pasien dan serahkan juga salin pada pasien atau keluarga
3. Dapat juga meminta pasien mengenakan penanda DNR dengan stiker
warna dipergelangan tangan atau kaki ( jika memungkinkan)
4. Tinjau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau
walinya, revisi bila ada perubahan keputusan yang terjadi dan catat
dalam rekam medis. Bila keputusan DNR dibatalkan, catat tanggal
terjadinya dan gelang DNR dimusnahkan
5. Perintah DNR harus mencakup hal-hal dibawah ini:
a. Diagnosis
b. Alasan DNR
c. Kemampuan pasien untuk membuat keputusan
d. Dokumentasi bahwa status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa
6. Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau
dokter yang merawat atau wali yang sah. Dalam hal ini catatan DNR
rekam medis harus pula dibatalkan dengan gelang DNR( jika ada)
dimusnahkan.

Perintah DNR harus dengan dasar yang kuat. Bila keluarga pasien
memberikan surat perintah DNR dari dokter pribadinya, yaitu dengan
mengikuti prosedur berikut ini:
1. Hubungi kontrol medik.
2. Berikan keterangan yang jelas mengenai situasi yang ada.
3. Pastikan ada diagnosis yang mengakibatkan DNR sudah dijelaskan
(missal; kanker).
4. Buat laporan status pasien secara jelas ( tanda-tanda vital, penyamaran
EKG).
5. Pastikan mengisi form DNR tertulis. Pastikan mencatat nama
dokternya.
6. Dokter kontrol medik menetukan apakah menyetujui atau menolak
perintah DNR
7. Bila pasien dalam henti jantung saat tiba di IGD mulai BHD sambil
menghubungi kontrol medik.
8. Pikirkan potensi untuk donasi organ pasien dengan cedera mematikan
mungkin tetap membutuhkan tindakan gadar hingga ditentukan
apakah pasien mungkin potensial sebagai donor organ atau jaringan.

4
9. Bila mungkin letakkan telapak tampak segera atau leads EKG untuk
memastikan irama asistol atau agonal dan lampirkan/kopi pada
laporan

5
BAB IV
DOKUMENTASI

1. SPO Penolakan Resusitasi (DNR)


2. Formulir Penolakan Resusitasi (DNR)

Anda mungkin juga menyukai