Anda di halaman 1dari 9

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

UPT PUSKESMAS KARANG DAPO


Jalan Kesehatan Kelurahan Karang Dapo Kecamatan Karang Dapo
:puskesmaskarangdapo@gmail.com Puskesmas Karang Dapo puskesmaskarangdapo.co.id

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KARANG DAPO


Nomor : 800/ / SK/PKM/KRD/ V / 2020
TENTANG
PEMBERIAN ANASTESI LOKAL DAN SEDASI
DI UNIT PELAYANAN KEPALA UPT PUSKESMAS KARANG DAPO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPT PUSKESMAS KARANG DAPO

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan anstesi


local di Kepala UPT puskesmas karang dapo, maka
petugas harus mengetahui dan mengerti tata cara
pemberian anastesi dan sedasi;

b. bahwa untuk mengetahui efek samping dan respon dari


anastesi local maka perlu adanya monitoring status
fisiologis pemberian anstesi local pada pasien;
c. bahwa untuk meningkatkan pelayanan klinis dalam hal
gawat darurat dan tindakan pembedahan minor
diperlukan tindakan anestesi lokal dan sedasi sederhana
yang dilakukan dipuskesmas;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada
huruf a, b dan c di atas, perlu ditetapkan keputusan
kepala upt puskesmas karang dapo tentang pemberian
anastesi local dan sedasi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktek
kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 Tahun 2014
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri
Dokter Gigi;
6. Permenkes No. 519 Tentang Anestesiologi dan Terapi
Infasif
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
779/MENKES/SK/VIII/2008 tanggal 19 Agustus
tentang Standar Pelayanan Anestesiology;
8. PMK 43 Tahun 2019

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KARANG


DAPO TENTANG PEMBERIAN ANSTESI LOKAL DAN
SEDASI.
KESATU : Pemberian anastesi local dan sedasi di unit pelayanan
puskesmas karang dapo sebagaimana tercantum dalam lampiran
surat keputusan kepala UPT Puskesmas Karang Dapo dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan ini;
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemberian
: anastesi lokal dan sedasi di puskesmas dilaksanakan oleh
pelayanan medis puskesmas;.
KETIGA Pelayanan anastesi local dan sedasi harus sesuai dengan
prosedur yang baku dan sebelum melakukan anastesi local dan
sedasi harus mendapatkan informd consent.
KEEMPAT Status fisiologis pasien wajib di monitor setelah pemberian
anastesi lokal dan sedasi;
KELIMA Pada saat keputusan ini mulai berlaku sejak ditanda tangani,
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Karang Dapo Nomor : 800/
/ SK/PKM/KRD/ I / 2018 Tentang Pelayanan Klinis Di Unit
Pelayanan Kepala UPT Puskesmas Karang Dapo yang
didalamnya terdapat kebijakan mengenai tentang pemberian
anestesi lokal dan sedasi dicabut, dan dinyatakan tidak berlaku;
KEENAM Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan dan kemudian
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, maka akan di adakan pembetulan sebagaimana
mestinya;
Ditetapkan Di : Karang Dapo
Pada Tanggal : Mei 2020
Kepala UPT Puskesmas Karang
Dapo

Dr. Yoza Fadhila


NIP. 19860426 201504 2 002
LAMPIRAN:
KEPALA PUSKESMAS KARANG DAPO
TENTANG : JENIS ANASTESI DAN
SEDASI YANG DAPAT DIBERIKAN
PUSKESMAS KARANG DAPO
NOMOR : 800/ /SK/PKM/KRD/V/2020
TANGGAL :
3.1.2 Jenis Jenis Obat Anestesi Lokal
1. Lodacaine
a. Dosis sesuai dengan bobot pasian dan sifat pembedahaan,maksimum 200mg (atau 500 mg
bila diberikan dalam larutan adrenali)
b. Efek samping
1. Aritmia
2. Bradikardia
3. Hipotensi
4. Agitasi
5. Kecemasan
6. Mengantuk
7. Mual
8. Muntah
9. Kejang
c. Overdosis
1. Tekanan darah rendah
2. Asistol
3. Denyut jantung lambat
4. Sesak nafas
5. Kejang
6. Koma
7. Henti jantung
8. Henti napas serta kematian
d. Kontraindikas
1. Hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat
2. Hipovolemia
3. Blok jantung
4. Sindrom Adam-Stoker
5. Sindrom Wolff-Parkinson=White

2. Pehacainz
a. Dosis tergantung pada faktor-faktor seperti rute, jenis dan kondisi serta usia pasien.
Maksimal lidokain diberikan dengan epinefrin 7 mg/kg dan tidak lebih 500mg
b. Efek samping
1. Pusing
2. Sakit kepala
3. Otot berkedut
4. Rasa sakit
5. Jantung berdebar
6. Edema paru
7. Hiperglikemia
8. Kegelisahan
9. Epidural dapat menyebabkan hipotensi,bradikardia,mual dan muntah
10. Injek intraoral dapat menyebabkan reaksi stres seperti pucat umum dan pingsan
c. Overdosis
1. Pusing
2. Kesemutan
3. Mengantuk
4. Kebingungan
5. Koma
6. Kejang
7. Henti napas
8. Edema paru
9. Gangguan irama jantung, toksisitas jantung
10. Gagal ginjal
11. Asidosis metabolik dan hipertensi yang dapat menyebabkan pendarahan subaraknoid
dan hemiplegia
d. Kontraindikasi
1. Takikardia
2. Hipertensi
3. Arteriosklerosis srsbral
4. Penyakit jantung iskemik

3. Spray ethyil chloride


a. Dosis
Topikal dalam arti penyemprotan yang mengandung 88g/100ml. Jarak penyemprotan
berkisar 30 cm dari permukaan kulit hingga menghasilkan film putih yang halus.
b. Efek samping
1. Perubahan warna pada kulit,
2. Nyeri dan rasa panas,
3. Infeksi pada area,
4. Pemulihan luka yang lambat,
5. Perubahan produksi urine,
6. Kulit atau mata menguning,
7. Urine tampak keruh
8. Sakit perut
9. Mual dan muntah terus-menerus,
10. Kelelahan yang tidak biasa,
11. Ruam pada kulit,
12. Gatal-gatal,
13. Bengkak (terutama pada wajah, lidah atau tenggorokan),
14. Pusing yang parah, serta
15. Kesulitan bernapas.
c. Kontraindikasi
1. Hipersensitifitas
2. Aplikasi pada kulit yang rusak atau selaput lendir
3. Ibu hamil
4. Anak-anak dibawah 3 tahun
5. Penyakit ginjal
6. Bayi
7. Ibu menyusui
3.2 SEDASI
Sedasi adalah tehnik dimana satu atau lebih obat yang digunakan untuk menekan sistem
saraf pusat dari pasien sehingga menguranggi kesadaran. Jumlah prosedur non invasif dan invasif
minimal dilakukan diluar ruang operasi telah berkembang pesat selama beberapa bkd.
Sedasi,anastesi atau keduanya mungkin diperlukan untuk banyak prosedur intervensi dan
diagnostik. Perawatan individual penting ketika menentukan apakah pasien membutuhkan sedasi.
Pasien mungkin perlu obat anti kecemasan, obat nyeri,imubilisasi. Manajemen sedasi dapat
berpkisar dari sedasi minimal, sejauh anastesi minimal.
3.2.1 JENIS-JENIS OBAT SEDASI
1. Diazepam
a. Dosis dan tujuan
1. Bentuk tablet
Tujuan : menangani insomianyang terkait gangguan kecemasan
 Dewasa: 5-15 mg, dikonsumsi menjelang tidur
 Lansia: 2,5-7,5 mg, dikonsumsi menjelang tidur
Tujuan: menangani gangguan kecemasan atau kaku otot
 Dewasa: 2-10 mg, 2-4 kali sehari
 Lansia: dosis awal 2-2,5 mg, 1-2 kali sehari. Dokter akan meningkatkan dosis secara bertahap
sesuai kondisi pasien
 Anak-anak usia >6 bulan: dosis awal 1-2,5 mg, 3-4 kali sehari. Dokter akan meningkatkan
dosis secara bertahap sesuai kondisi pasien.
Tujuan menangani gejala putus zat alkohol
 Dewasa: 10 mg, 3-4 kali pada hari pertama, dilanjutkan 5 mg3-4 kali sehari sesuai kebutuhan
 Lansia: dosis awal 2-2,5 mg, 1-2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap jika
diperlukan.
Tujuan: tambahan dalam obat kejang
 Dewasa: 2-10 mg, 2-4 kali sehari
2. Bentuk injeksi
 Anestesi sebelum tindakan operasi: 100-200mcg/kg
 Terapi kecanduan alkohol: 10-20 mg
 Terapi kecemasan parah: dosis sampai 10mg, ulangi dosis yang sama 4 jam kemudian jika
dibutuhkan
 Terapi kejang: dosis awal 5-10 mg dan dapat diulang dengan jeda 10-15 menit sampai dosis
maksimal 30 mg
 Terapi keram otot: 10 mg, ulangi 4 jam kemudian jika dibutuhkan

3. Bentuk stesolid rektal


 Anak usia 6-10 tahun: tiap pemberian 10 mg
 Anak usia 1-5 tahun: tiap pemberian 5 mg
 Dewasa: tiap pemberian 10-20 mg
 Usia lanjut: 1-2x sehari 2-2,5 mg
b. Efek samping
 Mengantuk
 Pusing
 Lelah
 Penglihatan buram
 Gangguan kesimbangan
 Tubuh gemetar
 Bingung
 Sulit bernapas atau napas menjadi lambat
 Sulit mengingat atau justru hilang ingatan
 Muncul halusinasi
 Gelisa
 Depresi
 Penyakit kuning
 Sulit berkemik
 Sakit tenggorokan atau demam yang tidak kunjung membaik
 Kejang
c. Cara kerja obat
Diazepam merupakan obat golongan benzodiazepine yang bekerja dengan cara
meyeimbangkansenyawa kimia di otak pada pasien yang mengalami gangguan kecemasan.
d. Overdosis
 Kantuk
 Kebingungan mental
 Hipotensi
 Gangguan fungsi motorik
 Koma

e. Kontraindikasi
 Ataxia
 Hipoventilasiparah
 Glaukoma sudut sempit akut
 Defisiensi hati yang parah
 Defisiensi ginjal yang parah
 Tergangu hati
 Apnea tidur yang parah
 Depresi berat
 Psikosis
 Kehamilan dan menyusui
 Koma atau syok

1. Clobazam
a. Dosis
Kondisi : epilepsi
 Dewasa : dosis awal adalah 20-30 mg/per hari, dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal
60 mg per/hari.
 Anak usia > 6 tahun : dosis awal adalah 5 mg/per hari dosis dapat ditingkatkan
Sampai maksimal 60 mg/per hari.Dosis harian umumnya adalah 0,3–1 mg/kgBB
per hari.
Kondisi: gangguan kecemasan

 Dewasa: 20–30 mg per hari, dikonsumsi sebagai dosis tunggal sebelum tidur atau
dibagi menjadi beberapa kali jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan sampai 60
mg per hari. Durasi pengobatan maksimal adalah 4 minggu. Setelah itu efektivitas
clobazam harus dievaluasi.
 Lansia: 10–20 mg per hari.
b. Efek Samping dan Bahaya Clobazam

 kantuk
 Pusing
 Air liur menetes (mengiler)
 Kelelahan
 Demam
 Batuk
 Kesulitan tidur

3.3 Pembedahan yang dilakukan dipuskesmas


1. Penanganan vulnus laseratum/ luka terbuka
2. Ekstraksi kuku
3. Incici abses
4. Vulnus punctum
5. Pengambilan corpus alienum
6. Sirkumcici
7. Pemasangan /pencavbutan KB implan
8. Ekstraksi gigi
9. Atherom

Anda mungkin juga menyukai