Anda di halaman 1dari 7

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

UPT PUSKESMAS KARANG DAPO


Jalan H.M. Syueb Tamat Kelurahan Karang Dapo Kecamatan Karang Dapo
:puskesmaskarangdapo@gmail.com Puskesmas Karang Dapo puskesmaskarangdapo.co.id

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KARANG DAPO


Nomor : 800/ / SK/PKM/KRD/ I / 2020
TENTANG
PANDUAN TRIASE
DI UNIT PELAYANAN KEPALA UPT PUSKESMAS KARANG DAPO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPT PUSKESMAS KARANG DAPO

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan


kinerja, Puskesmas Karang Dapo di tuntut
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
khususnya Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
b. Bahwa untuk menjamin terselenggaranya mutu
pelayanan kegawatdaruratan, maka di pandang perlu
diatur tentang Panduan Triase melalui Keputusan
kepala Puskesmas Karang Dapo.
c. bahwa agar pelayanan pasien emergency yang
memerlukan tindakan segera dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Pedoma Triase sebagai
landasan bagi pelaksanaan penentuan level triase
puskesmas.
d. Bahwa untuk memberikan pelayanan pasien
agar sesuai dengan kegawatan dan
mendeteksi dini tanda dan gejalah penyakit
menular melalui udara atau airborne misalnya
Corona Virus Disease (COVID-19 ) diperlukan
sistem seleksi berdasarkan proses triase
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud
di hurup a,b,c,d perlu ditetapkan dengan keputusan
kepala upt puskesmas karang dapo

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun


2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144)
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 296 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengobatan
Dasar di Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis
bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6. Peraturan menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama dan
Tempat Praktek Mandiri.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 856/Menkes/Sk/Ix/2009
tentang standar pelayanan gawat darurat
8. Keputusan presiden nomor 11 tahun 2020 tentang
penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat corona
virusdisease 2019
9. Peraturan pemerinta nomor 21 tahun 2020 tentang
pembatasan social bersekala besar dalam rangka
percepatan penanganan corona virus disease 2019
(COVID-19)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARANG DAPO


TENTANG PANDUAN TRIASE
KESATU : Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak atau segera
(Emergency) harus di indentifikasi melalui proses triase.
KEDUA : Proses triase sebagaimana dimaksud pada diktum kesatu
harus dilakukan sesuai dengan panduan triase.
KETIGA : Panduan triase sebagaimana tercantum dalam lampiran ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.
KEEMPAT : Menentukan Petugas Triase di UGD UPT
puskesmas karang dapo sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini
KELIMA Pada saat keputusan ini mulai berlaku sejak di tanda
tangganin, keputusan kepala UPT puskesmas karang dapo
no 800// SK//PKM tentang pelayanan klinis UPT
puskesmas karang dapo kabupaten musi rawas utara yang
didalam nya terdapat kebijakan mengenai pedoman triase di
cabut, dinyatakan tidak berlaku.
KE ENAM
Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ada kekeliruan akan
diadakan perbaikan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : Karang Dapo


Pada Tanggal : MEI 2020
Kepala UPT Puskesmas Karang Dapo

Yoza Fadhila

Tembusan disampaikan kepada Yth:

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi


Rawas Utara
2. Yang bersangkutan
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARANG DAPO
TENTANG : PANDUAN TRIASE
NOMOR : 800/ 056/SK/PKM/KRD/I/2020
TANGGAL : MEI 2020

PANDUAN TRIASE
Definisi

Triase adalah suatu sistem seleksi pasien sesuai dengan kegawat daruratan pasien
untuk mendapatkan prioritas pelayanan gawat darurat secara cepat dan akurat.

Penderita yang masuk dalam sistem triase, segera diserahkan ke ruang periksa sesuai
dengan sifat kegawatan penyakit dan jenis pertolongan yang dibutuhkan. Dokter dan perawat
mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi
secepatnya yaitu waktu 10 menit.

Tujuan Triase

Tujuan dari triase adalah untuk memastikan bahwa tingkat dan kualitas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat adalah sesuai dengan kriteria klinis, bukan didasarkan
pada kebutuhan organisasi atau administrasi. Standar sistem triase bertujuan untuk
mengoptimalkan keselamatan dan efisiensi pelayanan darurat berbasis puskesmas dan untuk
menjamin kemudahan akses terhadap pelayanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat.

Pengunaan layanan gawat darurat diidentifikasi dengan prosedur triase mengacu pada
pedoman tatalaksana triase sesuai dengan perundang undang

Prinsip triase dalam pemilahan pasien

Dalam memberlakukan system prioritas dengan menentukan atau menyeleksi


penguna layanan yang harus di dahulukan untuk mendapatkan penanganan yang mengacu
pada tingkat ancaman jiwa yang timbul berdasarkan:

1. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit


2. Dapat meningeal dalam hitungan jam
3. Trauma ringan
4. Sudah meninggal

Layanan tersebut didahulukan diperiksa dokter sebelum penguna layanan


lain,mendapatkan pelayana diagnostic sesegera mungkin dan diberikan pengobatan
sesuai dengan kebutuhan

tatalaksana

1. Pasien datang ke UGD puskesmas karang dapo


2. Pasien langsung di observasi di pintu masuk puskesmas
3. di lihat keadaan umum, ditanya keluhan dan di bantu jika pasien mengunkan alat
bantu kursi roda atau brankar selama 5-10 menit
4. Jika pasien bisa berjalan langsung di arahkan ke ruangan UGD
5. Di ruangan UGD pasien di tempatkan berdasarkan tingkat kegawatan mengunakan
laber warna

SKALA/LABEL TRIASE

1. Label Merah
Pasien yeng memerlukan resuisitasi dan stabilisasi
a. Gangguan jantung yang mengancam
b. Gangguan pernafasan
c. Syock oleh beberapa causa
d. Trauma kepala dengan pupil anisokor
e. Perdarahan eksternal masif
f. Luka bakar >50 % atau luka bakar di daerah thorak
g. Tension pneumothorak
2. Label Kuning
Pasien yang memerlukan pengawasan ketat tetapi perawatan dapat ditunda sementara.
a. Pasien dengan resiko syock
b. Fraktur multiple
c. Fraktur femur/pelvis
d. Luka bakar derajat II dan III
e. Gangguan kesadaran/trauma kepala
f. Pasien dengan status yang tidak jelas
3. Label Hijau
Pasien yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat ditunda
a. Fraktur minor
b. Luka bakar minor dan luka minor
c. Medical/non medical
4. Label Hitam
Pasien yang telah meninggal dunia

5. Setelah pasien ditempatkan berdasarkan label warna dilakukan tindakan sesuai


dengan laber.

a. Label Merah
1) Dokter dan perawat melakukan resuistasi sesuai dengan keadaan
pasien
2) Monitor tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi dan pernafasan)
3) Cyto pemeriksaan laboratorium dan rasiologi (bila dibutuhkan)
4) Setelah diberikan pertolongan darutat dan kondisi pasien
memungkinkan untuk ditransfer pasien dapat dipindahkan
b. Label Kuning
1) Dokter dan perawat melakukan pertolongan medik sementara sesuai
dengan kondisi pasien
2) Setelah pertolongan pertama dilakukan, dokter melakukan
pemeriksaan fisik dan perawat melakukan tindakan keperawatan
3) Setelah diberikan pertolongan darutat dan kondisi pasien
memungkinkan untuk ditransfer pasien dapat dipindahkan
c. Label Hijau
1) Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan perawat melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan keadaan pasien
2) Pasien diberi penjelasan mengenai keadaan penyakitnya
3) Pasien diberi resep obat dan penjelasan mengena irawat jalan
4) Apabila diperlukan dokter dapat mengadakan pemeriksaan lanjutan
d. Label Hitam
Pasien yang meninggal dunia di UGD selanjutnya dilakukan visum et
repertum.

6. Apabila pasien perlu dirujuk Pasien di buat stabil terlebih dahulu baru ke Rumah
Sakit dilakukan sesuai dengan prosedur rujukan.
7. Dalam penanganan penguna pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, segera,
prinsip pencegahan dan penegndali infeksi diterapkan untuk pasien dengan resiko
penularan infeksi misalnya melalui udara/ airbone.

Kasus Kasus Yang Ada di UGD

1. Dispepsia
2. Vulnus
a. Vulnus laceratum
b. Vulnus punctum
c. Vulnus morsum
d. Pulnus amputatum
3. Hypertensi
4. Febris
5. Isfa/ pneumoni
6. HEG
7. Gastritis
8. Snake bike
9. Keracunan
10. asma

Ditetapkan Di : Karang Dapo


Pada Tanggal : MEI 2020
Kepala UPT Puskesmas Karang Dapo

Dr. Yoza Fadhila


NIP. 19860426 201504 2 002

Anda mungkin juga menyukai