Anda di halaman 1dari 5

Nomor :

Revisi ke : 01
BerlakuTanggal : 2 Februari 2022

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SYOK ANAFILAKTIK

Disahkan oleh: Diperiksa oleh:


Kepala Puskesmas Getasan Penanggungjawab UKP Dibuat oleh:

dr.Steven Budi Setiawan drg. Ade Indranila ………………………………


NIP.19830218 201101 1 004 NIP.19790430 200604 2 007 NIP…………………………..

Dokumen ini adalah milik UPTD PUSKESMAS GETASAN


Dilarangmenggadakan Sebagian maupunsecarakeseluruhandengancaraapapun
Tanpaseijin UPTD PUSKESMAS GETASAN

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG


PUSKESMAS GETASAN
Jl. P. Diponegoro km.5 50774TELP (0298) 3432043
EMAIL: puskesmasgetasan@gmail.com
I. PENGERTIAN

Syok anafilaktik merupakan suatu resiko pemberian obat baik melalui


suntikan atau cara lainnya. Alergi terhadap gigitan serangga atau makanan.
Reaksi dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa syok, gagal nafas,
henti jantung dan kematian mendadak.

II. TUJUAN
1. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat untuk
menyelamatkan jiwa pasien.
2. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan yang kurang ( gagal organ,
distress nafas, dll).

3. DISTRIBUSI DOKUMEN

STATUS
NO. PEMEGANG DOKUMEN NO. SALINAN
DOKUMEN

1 PJ UKP MASTER -

2 Unit pelayanan Copy 1

4. DAFTAR PERUBAHAN DOKUMEN

DIUBAH PENJELASAN
REVISI NO. DOKUMEN TANGGAL
OLEH PERUBAHAN

2 Februari Tentangdasarhukum
1 PJ UKP
2022 dan tata naskah
Nomor SOP
TanggalPembuatan
Tanggalrevisi 2 Februari 2022
TanggalEfektif 2 Februari 2022
Disahkan Oleh Kepala Puskesmas Getasan

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG


dr.Steven Budi Setiawan
PenataIII.c
UPTD PUSKESMAS GETASAN NIP.19830218 201101 1 004
Nama SOP Syok Anafilaktik
Jl. P. Diponegoro km.5 50774TELP (0298) 3432043
EMAIL: puskesmasgetasan@gmail.com
Dasar Hukum KualifikasiPelaksana
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik 1. Sebagai pedoman petugas dalam
Indonesia Nomor HK.01.07/ MENKES/ penanganan Syok Anfilaktik
1936/ 2022 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/ MENKES/ 1186/ 2022
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat PertamaUU Anastesi Peraturan
PMK no 290/MENKES/PER/III/2008
Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.02.02/ MENKES/
251/ 2015 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Anestesiologi Dan
Terapi Intensif
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 47 Tahun 2018
tentang Pelayanan Kegawatdaruratan

Keterkaitan PeralatanPerlengkapan
1. Unit pelayanan dengan tindakan 1. Kotak Emergency, oksigen
Peringatan Pencatatan dan Pendataan
Petugas yang diberikan wewenang supaya CM
melakukan Tindakan tidak melampaui
kewenangan yang telah diberikan.

Pelaksana Mutu Baku Ket.


No. Kegiatan
Petugas Kelengkapan Waktu Output
1. Membaringkan 1 menit
penderita pada alas
yang keras dan datar.
2. Mengevaluasi jalan 1 menit
nafas, respirasi, dan,
sirkulasi.
3. Memberikan suntikan Obat 1 menit
Emergency – 15
adrenalin 1: 1000
menit
sebanyak 0,3 – 0,5 cc
s.c/i.m pada lengan
atas atau paha, dosis
anak-anak 0,01
mg/kgBB/x (dosis
maksimal 0,3 cc).
Diulang setelah 5-15
menit jika tidak
didapatkan perbaikan
klinis, maksimal
pemberian 3x.

4. CM 1 menit
Re-evaluasi jalan nafas,
respirasi dan sirkulasi.

5. 1 menit
Oksigen bila sesak,
mengi, sianosis 3 – 5
L/menit dengan kanul
nasal.

6. CM 5 menit
Pasang akses vena, beri
cairan kristaloid (RL)
20ml/kgBB/x

7 CM 15
Awasi jalan nafas
menit
pasien, periksa tanda-
tanda vital tiap 15
menit.
8 CM
Apabila efek terhadap
adrenalin kurang,
berikan difenhidramin
hidroklorida,
1mg/kgbb/x sampai
maksimal 50 mg im
atau iv perlahan-lahan.
9 CM
Bila terjadi perbaikan
klinis, observasi dan
monitor 4-6 jam.
10
Bila reaksi berulang
atau tidak berespon
beri steroid,
metilprednisolon 1-2
mg/kgBB/x, i.v
maksimal125 mg, atau
hdrokortison
(100mg/ml), i.m/i.v
perlahan, atau
deksametason 5-10 mg
i.v.
11 5 menit
Syok lama, beri
resusitasi
kardiopulmonal
12
Pertimbangkan
pemberian adrenalin
1:10000 intravena
perlahan (titrasi mulai
dengan 0,1-1
µg/kgBB/menit)

13 Kalau syok sudah CM


teratasi, penderita
jangan cepat-cepat
dipulangkan, tetapi
harus diobservasi
dahulu selama kurang
lebih 4 jam. Sedangkan
penderita yang telah
mendapat terapi
adrenalin lebih dari 2 –
3 kali suntikan harus
dirawat di rumah sakit
semalam untuk
observasi.

Anda mungkin juga menyukai