Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN

SYOK ANAFILAKTIK
No. Dokumen : 6.16.251
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 30 Januari 2023
Halaman : 1/2
TANDA TANGAN
UPTD PUSKESMAS dr. EDDY S. MINOTO
MAOSPATI NIP.195901121987101002

Adalah suatu kondisi timbulnya reaksi alergi yang berlebihan


1. Pengertian yang timbul segera setelah terpajan oleh alergen.

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam penanganan


kegawatdaruratan syok anafilatik
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Maospati Nomor 101
3. Kebijakan Tahun 2023 tentang Layanan Klinis di UPTD Puskesmas
Maospati
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
4. Referensi HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1936/2022 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1. Petugas menerima pasien
2. Petugas melakukan anamnesis :
• Menanyakan keluhan utama, riwayat penyakit,riwayat
alergi. Menggali riwayat terpajan alergen.
5. Prosedur/Langkah-
• Alergen jenis protein : serum (imunisasi), hormone (KB),
langkah
enzim, serangga, makanan.
• Alergen jenis hapten : antibiotic, obat anestesi, obat
analgetik, vitamin atau kombinasi vitamin
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, ditemukan :
• KU gelisah ada penurunan kesadaran,
• Pasien tampak kebiruan / sianosis,
• Akral dingin, keringat berlebihan,
Vital sign abnormal (TD tak terukur, nadi meningkat, respirasi
meningkat)
4. Petugas melakukan penanganan syok.
• Membaringkan pelanggan, posisi kaki lebih tinggi dari
kepala (posisi trendelenburg)
• Membebaskan jalan napas, melakukan pemasangan O2
100% 8 lpm
• Memberikan injeksi adrenalin bi tetras/epinephrine
(1:1000) sejumlah 0,3cc-0,5cc ml IM (0,01 mg/KgBB)
• Amati kesadaran, denyut nadi, tekanan darah dan
frekuensi pernapasan, apakah ada tanda-tanda perbaikan
• Bila tidak ada perbaikan/kemajuan (tanda-tanda syok
masih ada), ulangi setiap 5-15 menit, maksimal 3 (tiga)kali
pemebrian adrenalin bi tetras (1:1000) sejumlah 0,3cc-
0,5cc
• Beri antihistamin 10-20 mg IM atau IV pelan
• Terapi tambahan :
- Berikan IV 1-2L jika tanda-tanda syok tidak ada respon
terhadap obat
- Kortikosteroid untuk semua kasus berat, berulang dan
pasien asma :
1. Metilprednisolon 125-250 mg IV
2. Dexametason 20 mg IV
3. Hidrokortison 100-500mg IV pelan
- Inhalasi short acting B2 agonist pada bronkospasme
berat
- Vasopressor
• Observasi 2-3x 24 jam ( untuk kasus ringan cukup 6 jam)
• Berikan kortikosteroid dan antihistamin PO 3x24 jam
5. Sementara itu, segera siapkan transportasi/ambulance
untuk merujuk bila tidak terdapat tanda-tanda
kemajuan/perbaikan serta mempersiapakn kesiapan untuk
merujuk

6. Diagram Alir
(* jika di perlukan )

7. Unit terkait Poli Rawat Jalan (BP), Poli Gigi, KIA-BP, Unit Gawat Darurat,
Rawat Inap/Ruang Kebidanan (PONED)
Rekaman Historis (halaman sendiri)

No Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl

* Diisi bila perlu

Anda mungkin juga menyukai