Anda di halaman 1dari 3

REAKSI ANAFILAKSIS

No. :
Dokumen 094/SOP/UKP/19
No.
:0
Revisi
SOP Tanggal
:28-01-2019
Terbit
Halaman : 1 /3

PUSKESMAS H. NANAY H.SKM.,M.Mkes


KARANGKANCANA NIP. 19691101 198903 2 003

1. Pengertian Reaksi anafilaksis merupakan sindrome klinis akibat reaksi


imunologis yang bersifat sistemik, cepat dan hebat yang dapat
menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi, pencernaan dan
kulit. Jika cukup hebat dapa menyebabkan syok.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemeriksaan dan pengobatan pasien


dengan kasus Reaksi Anafilaksis.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karangkancana


Nomor. 440/016/SK/PKM-KRC/2019 tanggal 18 Januari 2019
Tentang Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosis Dan
terminologi yang digunakan di UPTD Puskesmas
Karangkancana

4. Referensi  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Pasilitas pelayanan kesehatan Tingkat
Pertama

5. Prosedur Anamnesis :
1. Bersin, hidung tersumbat
2. Sesak
3. Kulit gatal dan kemerahan
4. Perut kram, mual dan muntah

Pemeriksaan Fisik
1. Tampak sesak
2. Frekuensi nafas meningkat
3. Sianosis
4. Hipotensi
5. Takikardi
6. Edem periorbital
7. Urtikaria dan eritem pada kulit

1/3
Pemeriksaan Penunjang : -
Diagnosis :
Kriteria diagnosis :
1. Onset waktu
2. Dua atau lebih gejala secara mendadak setelah terpapar
alergen (penurunan Tekanan darah, respiratory
compromise, gejala gastrointestial
3. Penurunan tekanan darah setelah terpapar pada alergen
yang diketahui beberapa menit hngga beberapa jam (syok
anafilaktik).

Penatalaksanaan di Puskesmas
1. Posisi trendeleburg (berbaring degan kedua tungkai
diangat)
2. Oksigen 3-5L/menit
3. Pasang Infus, RL atau NaCl Fsiologis.
4. Adrenalin 0,3 - 0,5 ml dari larutan 1 : 1000 IM. Dapat
diulangi 5-10 menit. Bila IM tidak ada perubahan berikan
secara IV 0,1-0,2 ml dilarutkan dalam spuit 10 ml dengan
NaCl Fisiologis.
5. Antihistamin, dipenhidramine 5 – 20 mg, IV. Kortikosteroid,
dexametason 5-10 mg IV
6. Resusitasi Jantung Paru (RJP), bila henti jantung.
7. Observasi 6 jam, bila berat segara rujuk ke RS atau
Puskesmas DTP.

6. Unit Terkait BP umum Ruang tindakan, KIA , KB, Poned, BP GIGI BP


Desa, PUSTU, Laboratorium

7. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis


2. Form Rujukan
3. Buku register Pasien
4. Buku register Rujukan

2/3
8. Diagram alir
Riwayat rx alergi berat dengan respiratory
compromise atau hipotensi, terutama dengan
perubahan kulit.

Identifikasi dan hentikan alergen


Posisi Trendelenburg

Oksigen 100% 8
LPM

Adrenalin (1:1000) 0,3 – 0,5 ml IM (0,01


mg/kgBB)

Ulangi 5015 menit jika tidak


ada perubahan klinis

Antihistamin 10-20 mg IM atau


IV pelan

Syok

Beri cairan IV 1-2 L


Observasi
Kortikosteroid
2-3x24
Inhalasi short acting 2
jam atau 6
agonist pada broncospasme
jam
berat
(ringan)

9. Rekaman Histori Tanggal mulai


No. Yang diubah Isi perubahan
Perubahan diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai