Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILATIK

No. Dokumen : 185/SOP-PKM CSK/VII/207

No.Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 28 Juli 2017

Halaman : 1/2
PUSKESMAS dr. Lidia Arita
CISAUK NIP.197312232005012005
1. Pengertian Syok anafilaktik adalah kondisi syok yang diakibatkan reaksi alergi atau sensitif terhadap suatu
jenis obat yang diberikan pada saat perawatan.
2. Tujuan Mengatasi problem syok anafilatik

Keputusan kepala puskesmas Cisauk No 824/III.7.058-PKM CSK-2017 tentang


3. Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Cisauk.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentang Praktik
4. Referensi
Klinik Bagi Dokter Gigi di Fasilitas Kesehata Primer.
5. Prosedur/ 1. Petugas menghentikan pemberian obat penyebab reaksi anafilaktik,
langkah-langkah 2. Petugas membaringkan pasien dengan tungkai lebih tinggi dari kepala,
3. Petugas memberikan injeksi adrenalin 1:1000 (1 mg/ml) perlahan-lahan secara IM pada
lengan atas/paha
1. Dosis Dewasa : 0,3 – 0,5 ml
2. Dosis Anak : 0,01 ml/kg BB,
3. Dosis ini dapat diulang dengan jarak waktu 5 menit sampai simtom hilang atau
sampai dosis maksimal 5 ml,
4. Petugas memasang perangkat infus IV, mempertahankan volume darah dengan
SPPS atau larutan NaCL fisiologis,
5. Petugas, bila tidak ada reaksi terhadap adrenalin IM atau terjadi kegagalan sirkulasi
dan syok, petugas memberikan adrenalin secara IV perlahan-lahan selama 10 menit,
1) Dosis Dewasa : 5 ml adrenalin 1:10.000 (0,1 mg/ml) ATAU 0,5 ml adrenalin
1:1000 (1 mg/ml) diencerkan dalam 10 ml NaCl fisiologis
2) Dosis Anak : 0,1 ml/kg BB larutan adrenalin 1:10.000 ATAU 0,01 ml/kg BB
larutan adrenalin 1:1000 yang diencerkan dalam 10 ml NaCl fisiologis,
6. Petugas membebaskan jalan napas (kalau perlu membuat jalan napas melalui mulut
atau intubasi endotrakea),
7. Petugas memberikan oksigen,
8. Bila perlu petugas memberi bantuan ventilasi (dengan kantong dan masker, atau
pipa endotrakea),
9. Pengobatan tambahan :
1) Petugas memberi Kortikosteroid IV (Hidrokortison 2 – 6 mg/kg BB ATAU
Dexametason 2 – 6 mg/kg BB)
2) Petugas memberi antihistamin IV (Prometazin 0,5 – 1 mg/kg BB ATAU

1/2
Difenhidramin 0,5 – 1 mg/kg BB) setiap 6 jam selama 24 jam
10. Bila terjadi bronkospasme, petugas memberikan bronchodilator aerosol
(Salbutamol, Terbutalin, Fenoterol) ATAU menyemprotkan bronchodilator melalui
masker DAN ATAU memberikan Aminophilin IV 6 mg/kg BB selama 10 menit
diikuti dengan infus 0,6 mg/kg BB,
11. Petugas memantau tanda-tanda vital dengan intensif, sedikitnya selama 4 jam,
12. Petugas menenangkan pasien, istirahatkan, dan hindarkan pemanasan

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Obat utama pada reaksi anafilaktik adalah adrenalin
2. Kortikosteroid dan Antihistamin efeknya timbul lebih lambat, dan tidak boleh
digunakan sebagai pengganti adrenalin
3. Pemberian dosis adrenalin yang besar tersebut selalu mempunyai resiko gagal
jantung akut, namun bila ada syok anafilktik yang parah resiko ini harus dapat
diterima dengan maksud untuk menyelamatkan hidup pasien
4. Berbagai obat dan larutan yang digunakan juga dapat menyebabkan reaksi yang
sama

6. Bagan Alur -
7. Hal-hal yang perlu Kelengkapan informed consent
diperhatikan

8. Unit terkait Poli Gigi

9. Dokumen Terkait 1. Rekam medis


2. Informed consent

No. Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


10. Rekaman historis
perubahan

2/2

Anda mungkin juga menyukai