Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR KERJA

PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK

Disahkan Oleh:
Direktur

dr. Estri Aditya Pradani

01/SOP/008/RH/2015

Disahkan Tanggal 01 Juni 2015

Diberlakukan Tanggal 01 Juni 2015

No. Revisi / Tanggal Revisi

Halaman 1 dari halaman 1

PENGERTIAN Syok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi


klinis dari anafilaksis dan merupakan bagian dari syok
distributive yang ditandai oleh adanya hipotensi akibat
vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan
disertai kolaps pada sirkulasi darah yang menyebabkan
terjadinya sinkop dan kematian pada beberapa pasien.

TUJUAN Memberikan penanganan yang tepat cepat pada pasien


untu mencegah terjadinya kerusakan organ dan
kematian pada pasien syok anafilaksis.

KEBIJAKAN Kesepakatan Unit Keperawatan


1. Hentikan kontak dengan Alergen
PROSEDUR
2. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih
tinggi dari kepala (Trendelenburg)
3. Penilaian Airway, Breathing, Circulation
4. Pasang oksigen sesuai kebutuhan pasien
5. Laporkan ke dokter jaga
6. Injeksi adrenalin secara intramuskuler pada
lengan atas atau paha. Berikan 0.5 ml larutan
1:1000 (0.3-0.5 mg) untuk orang dewasa dan
0.01 ml/kg BB untuk anak. Dosis dapat diulang
beberapa kali tiap 5-15 menit, sampai tekanan
darah dan nadi menunjukkan perbaikan

Pada saat pasien tampak sangat kesakitan serta


kemampuan sirkulasi dan absorbsi injeksi
intramuskuler benar-benar diragukan, adrenalin
diberikan dalam injeksi intravena lambat dengan dosis
500 mcg (5 ml dari pengenceran injeksi adrenalin
1:10000) dengan kecepatan 100 mcg/menit dan
dihentikan jika respon dapat dipertahankan. Pada
anak-anak diberi dosis 10 mcg/kg BB (0.1 ml/kg BB
dari pengenceran injeksi adrenalin 1:10000) dengan
injeksi intravena lambat selama beberapa menit.

Pengobatan tambahan dapat diberikan pada penderita


anafilaksis, obat-obat yang sering dimanfaatkan adalah
antihistamin, kortikosteroid, dan bronkodilator.

Metilprednisolon 125 mg intravena dapat diberikan


tiap 4-6 jam sampai kondisi pasien stabil (yang
biasanya tercapai setelah 12 jam), atau hidrokortison
intravena 7-10 mg/kg BB, dilanjutkan dengan 5 mg/kg
BB setiap 6 jam, atau deksametason 2-6 mg/kg BB

Apabila terjadi bronkospasme diberikan aminofilin


intravena 4- 7 mg/kg BB selama 10-20 menit, dapat
diikuti dengan infus 0.6 mg/kg BB/jam, atau
aminofilin 5-6 mg/kg BB yang diencerkan dalam 20 cc
dextrose 5% atau NaCl 0.9% dan diberikan perlahan-
lahan sekitar 15 menit. Pilihan yang lain adalah
bronkodilator aerosol (terbutalin, salbutamol). Larutan
salbutamol atau agonis β2 yang lain sebanyak 0.25 cc
– 0.5 cc dalam 2-4 ml NaCl 0.99% diberikan melalui
nebulisasi

7. Jika kondisi pasien tidak menunjukan


perbaikan atau memburuk segera rujuk.

UNIT TERKAIT Keperawatan

MASA BERLAKU Sejak disetujui sampai ada revisi lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai