Anda di halaman 1dari 3

SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS
H. Silahudin Azis, SKM
DTP PONED
NIP. 19690516 198903 1 003
TEMPURAN
1. Pengertian Syok anafilaktik adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang berlebihan terhadap
masuknya protein/ zat asing ke dalam tubuh.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menerapkan langkah-langkah penanganan syok anafilaktik
dalam rangka peningkatan mutu kinerja di Puskesmas Kecamatan Kemayoran .
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : ………. Tentang

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014


tentang Panduan Praktik Klinis Bagi dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer.
2. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Edisi I 2013, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta : 2013.
5. Prosedur a. Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.
b. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala
(trendelenburg).
c. Berikan Oksigen 3-5 L/menit.
d. Pasang infus dengan cairan plasma expander (Dextran). Jika cairan tersebut tidak
tersedia, Ringer Laktat (RL) atau NaCl fisiologis dapat diberikan sebagai cairan
pengganti sampai tekanan darah kembali optimal dan stabil.
e. Adrenalin : 0,3-0,5 ml dari larutan 1 : 1000 IM, dapat diulangi 5-10 menit.
Jika tidak respon, diberikan Adrenalin 0,1-0,2 ml IV dilarutkan dalam 10 ml
larutan NaCl fisiologis diberikan secara perlahan-lahan.
f. Aminofilin : 250 mg diberikan perlahan-lahan selama 10 menit IV, dilanjutkan
250 mg lagi melalui drip infus bila dianggap perlu, diberikan apabila
bronkospasme belum hilang dengan pemberian adrenalin.
g. Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua setelah adrenalin.
Antihistamin : Difenhidramin HCl 5-20 mg IV.
Kortikosteroid : Deksametason 5-10 mg IV, Hidrokortison 100-250mg IV.
h. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP), seandainya terjadi henti jantung (cardiac
arrest).
i. Jika syok sudah teratasi, penderita diawasi / diobservasi selama kurang lebih 4
jam
j. Penderita yang tidak membaik dirujuk ke RS terdekat dengan pengawasan tenaga
medis.
k. Setiap tindakan dicatat dalam rekam medis pasien.
6. Langkah-langkah

7. Bagan Alur

8. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. IGD
2. Klinik Umum
3. Klinik Gigi
4. Klinik Lansia
5. Klinik MTBS
6. Klinik KIA / KB
7. Ruang Bersalin (RB)
10. Dokumen terkait Rekam media

11. Rekam historis


perubahan

Anda mungkin juga menyukai