Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

SMF : ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD Dr HARJONO S. PONOROGO
TAHUN 2022

SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen Tanggal Terbit No Revisi Halaman


………….. ……………… ………… …………..
Syok anafilaktik merupakan suatu kondisi reaksi
1. Pengertian (Definisi)
hipersensitivitas sistemik,akut, dan mengancam
nyawa. Anafilaksis merupakan bentuk terberat dari
reaksi alergi obat. Reaksi anafilaktik adalah suatu
respons hipersensitivitas yang diperantarai oleh
Immunoglobulin E (hipersensitivitas tipe I). Hal ini
disebabkan oleh adanya suatu reaksi antigen-
antibodi yang timbul segera setelah suatu antigen
masuk dalam sirkulasi.
2. Anamnesis 1. Gelisah
2. Lemah
3. Keringat Dingin
4. Kelainan Kulit : urtikaria, eritema, edema
periorbita, hidung tersumbat dan gatal
5. Angioedem
6. Pucat
7. Sianosis
8. Sesak Nafas
9. Mual, muntah
10. Riwayat alergi
11. Riwayat penggunaan obat-obatan minum dan
suntik
3. Pemeriksaan Fisik Pasien tampak sesak, frekuensi nafas meningkat,
sianosis karena edema laring dan bronkospasme.
Hipotensi merupakan gejala yang menonjol pada
syok anafilaktik. Adanya takikardi, edema
periorbital, mata berair, hiperemi konjungtiva. Tanda
prodromal pada kulit berupa urtikaria dan eritema.

Kriteria pertama adalah onset akut dari suatu


4. Kriteria Diagnosis
penyakit (beberapa menit hingga beberapa jam)
dengan terlibatnya kulit, jaringan mukosa atau
kedua-duanya (misalnya bintik-bintik kemerahan
pada seluruh tubuh, pruritus, kemerahan,
pembengkakan bibir, lidah dan uvula) dan salah
satu dari repiratory compromise (misalnya sesak
nagas, bronkospasme, stridor, wheezing) dan
penurunan tekanan darah atau gejala yang
berkaitan dengan disfungsi organ sasaran
(misalnya hipotonia,sinkop, inkotenensia)

Kriteria kedua adalah dua atau lebih gejala berikut


yang terjadi secara mendadak setelah terpapar
allergen yang spesifik, yaitu keterlibatan jaringan
mukosa kulit, respiratory compromise, penurunan
tekanan darah atau gejala yang berkaitan dengan
gejala gastrointestinal

Kriteria ketiga adalah terjadi penurunan tekanan


darah setelah terpapar pada allergen yang
diketahui bebrapa menit hingga beberapa jam.

Syok Anafilaksis
5. Diagnosis Kerja

6. Diagnosis Banding 1. Syok Hipovolemik


2. Syok Septik
3. Reaksi Vasovagal
4. Infark Miokard Akut
5. Hipoglikemik

1. Darah Rutin
7. Pemeriksaan Penunjang
2. Urin Rutin
3. X-ray thorax
4. Rapid Antigen
8. Tata Laksana 1. Posisi Trendeleburg atau berbaring dengan
kedua tungkai diangkat (diganjal dengan
bantal) akan membantu menaikkan venous
return sehingga tekanan darah ikut meningkat.
2. Pemberian oksigen 3-5 lpm
3. Pemasangan infus
Cairan plasma expander (dextran) merupakan
pilihan utama guna mengisi volume
intravaskuler. RL atau NaCl fisiologis dapar
dipakai sebagai cairan pengganti.
4. Pemberian adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan
1:1000 diberikan secara IM yang dapat
diulangi 5-10 menit. Jika respon pemberian
secara IM kurang efektif, dapat diberikan seca
IV dengan dosis 0,1-0,2 ml adrenalin
dilarutkan dalam 10 ml NaCl diberikan
perlahan
5. Aminofilin dpat diberikan dengan hati-hati
apabila bronkospasme belum hilang dengan
pemberian adrenalin. 250 mg aminofilin
diberikan perlahan selama 10 menit IV
6. Antihistamin dan kortikosteriod merupakan
pilihan kedua setelah adrenalin. Antihistamin
yang biasa digunakan adalah difenhidramin
HCl 5-20 mg IV dan golongan kortikosteroid
dapat digunakan dexamethasone 5-10 mg IV
atau hidrokortison 100-250 mg IV
7. Jika tidak teratasi gunakan agen vasopressor
atau inotropic
8. Menghentikan agen paparan
9. Edukasi 1. Mengenai pengenalan gejala awal dan
penanganan segera untuk dibawa ke RS
2. Mengenai penghindaran terhadap faktor
pencetus dan faktor yang memperberat gejala
3. Catatan daftar riwayat alergi obat atau
makanan

10. Prognosis a. Ad Vitam : Dubia at Bonam


b. Ad Sanationam : Dubia at Bonam
c. Ad Functionam : Dubia ad Bonam
11. Tingkat Evidens* I/II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi* A/B/C

13. Penelaah Kritis* SMF ILMU PENYAKIT DALAM

1. 90% pasien yang mengalami syok anafilatik


14. Indikator Klinis
memerlukan monitoring hemodinamik
2. 90% pasien yang mengalami syok anafilaktik
memerlukan perawatan segera dengan
tindakan yang cepat dan tepat
1. Rengganis I., Sundaru H., Sukmana N., Mahdi
15. Kepustakaan
N. Renjatan Anafilaktik. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta :
Interna Publishing. 2009: 257-261
2. American Academy Of Allergy Asthma &
Immunology. (2020)

Mengetahui, Ketua SMF


Direktur RSUD dr. Harjono Ponorogo ILMU PENYAKIT DALAM

dr. Yunus Mahatma, Sp.PD dr Bahrodin, Sp.PD


NIP. 19650401 199703 1 005

Anda mungkin juga menyukai