Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

ANAFILAKSIS / SYOK ANAFILAKSIS (T78.2)

1. Pengertian (definisi) Anafilaksis merupakan reaksi hipersensitivitas sistemik,


akut dan mengancam nyawa yang dimediasi oleh IgE
(IgE-mediated) akibat pelepasan mediator oleh sel mast,
basofil.
Syok anafilaksis keadaan anafilaksis yang ditandai
dengan (hipotensi) penurunan tekanan darah sistolik < 90
mmHg akibat respons hipersensitivitas tipe I (adanya
reaksi antigen dengan antibodi Ig E).
2. Anamnesis 1. Reaksi sistemik ringan : Rasa geli / gatal serta hangat,
rasa penuh di mulut tenggorokan, hidung tersumbat
dan terjadi edema di sekitar mata, kulit gatal, mata
berair, bersin-bersin, onset biasanya 2 jam setelah
paparan antigen.
2. Reaksi sistemik sedang : Spasme bronkus dan atau
edema saluran napas, sesak, batuk, mengi,
angioedema, urtikaria menyeluruh, mual, muntah,
gatal, badan terasa hangat, gelisah, onset seperti reaksi
anafilaktik ringan.
3. Reaksi anafilaksis berat : Terjadi mendadak, spasme
bronkus, edema laring, suara serak, stridor, sesak
nafas, sianosis, henti napas. Edema dan hipermotilitas
saluran cerna sehingga sakit menelan, kejang perut,
diare dan muntah. Kejang uterus, kejang umum.
Gangguan kardiovaskular, aritmia jantung, koma.

3. Pemeriksaan Fisik Adanya angioedema, urtikaria, sesak nafas, mengi, edema


laring, suara serak, stridor, sianosis, henti napas. Edema
dan hipermotilitas saluran cerna sehingga sakit menelan,
kejang perut, diare dan muntah. Kejang uterus, kejang
umum. Gangguan kardiovaskular, aritmia jantung, koma.
Bila terjadi syok terdapat penurunan tekanan darah
sistolik < 90 mmHg atau penurunan lebih dari 30% dari
tekanan darah sebelumnya.
4. Kriteria Diagnosis Diagnosis anafilaksis berdasarkan kriteria Sampson HA
( JACI 2006);
1. Onset akut (dalam hitungan menit sampai beberapa
jam) dengan melibatkan jaringan kulit dan mukosa,
atau keduanya (pruritus generalisata, flushing, sembab
bibir, lidah dan ovula).
Dan minimal salah satu yang berikut:
a. Keluhan sistem respirasi (sesak nafas, wheezing,
stridor, hipoksemia)
b. Penurunan tekanan darah, kolaps, sinkope,
inkontinensia.
2. Dua atau lebih dari gejala gambaran klinis berikut
yang terjadi segera paska paparan :
a. Keterlibatan jaringan kulit dan mukosa (pruritus
generalisata, flushing, urtika, sembab bibir, lidah
dan ovula).
b. Keterlibatan saluran cerna : mual, muntah diare,
nyeri perut
c. Keterlibatan respirasi : sesak nafas, stridor,
wheezing
d. Keterlibatan kardiovaskular: syok, aritmia,
iskemik
3. Kegagalan sirkulasi / syok segera setelah paparan
alergen

5. Diagnosis Kerja Reaksi Anafilaksis / Syok Anafilaksis (T78.2)


6. Diagnosis Banding Syok Kardiogenik, Syok hipovolemik
7. Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, ureum, kreatinin, elektrolit, analisis gas
darah, EKG.
8. Tata Laksana : 1. Oksigen
2. Adrenalin (epinephrine) 1 : 1000 dosis 0,3 – 0,5 ml
i.m. Ulangi 10-15 menit (bila tidak ada perbaikan)
3. Antihistamin 10-20 mg i.m / i.v pelan
4. Tambahan:
a. Cairan kristaloid untuk replacement
b. Kortikosteroid
a) Metil prednisolon 125-250 mg i.v
b) Dexametason 20 mg i.v
c) Hidrokortison 100-500 mg i.m / i.v pelan
dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan (lebih
rendah)

c. Inhalasi agonis -2 kerja pendek bila ada


bronkospasme
5. Vasopressor (dopamine, dobutamine) dengan dosis
titrasi
9. Edukasi : Hindari allergen penyebab
(Hospital Health Promotion) Prognosis penyakit
10. Prognosis Tergantung organ yang terlibat dan beratnya gejala
11. Tingkat Evidens IA

12. Tingkat Rekomendasi IA

13. Penelaah Kritis -


14. Indikator Gejala hilang, hemodinamik stabil
15. Lama Hari Rawat 3-5 hari
16. Kepustakaan A. Lieberman PL. Anaphylaxis. In: Allergy principles
and practice. 7th ed. Mosby 2009; 1027-1049.
B. Dreskin SC. Anaphylaxis. Last update October 7,
2005. Available on: http//www.emedicine.com
C. Krause SC. Anaphylaxis. Last update March 18, 2004.
Available on: http//www.emedicine.com
D. Adelman DC, Casale TB, Corren J, 2002. Manual of
Alergy and Immunology 4th ed. Lipincott Williams &
Wilkins; Philadelphia.
E. Lawlor GJ, Fischer TJ, Adelman DC, 1997.Manual of
Allergy and Immunology 3rd ed. Little, Brown and
Company; USA.
F. Tang AW. A Practical to Anaphylaxis.AmFam
Physician 2003: 68: 1325-32.
G. McLean-Tooke APC, Bethune CA, Fay AC, Spickett
GP. Adrenaline in The Treatment of Anaphylaxis:
what is the evidence. BMJ 2003; 327:1332-5.
H. Brown SGA. Clinical Features and Severity Grading
of Anaphylaxis. J Allergy ClinImmunol 2004;
114:371-6.
I. Kemp SF, Lockey RF. Anaphylaxis: a Review of
Causes and Mechanism. J Allergy ClinImmunol 2002;
110:341-8.
J. Roitt I. Ypersensitivity Type-I. In: Immunology 4th
ed. Mosby 1996;22.3
K. Djauzi S.Syok anafilaktik. In: Subekti I, Lydia A,
Rumende CM, Syam AF, Suprohaita, Mansjoer A,
editors. Penatalaksanaan kedaruratan di bidang Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI :
2000.p.97-100
L. Mahdi AD. Syok Anafilaktik. In : Setiati S, Alwi I,
Maryantoro, Gani RA, Mansjoer A, editors.
Pedoman Diagnosis dan Terapi di bidang Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI;
1999.p. 8-10.

Anda mungkin juga menyukai