Anda di halaman 1dari 19

SYOK ANAFILATIK

KELOMPOK 1 :
SYAIFUL FADLAN ABRIANSYAH (1411020001)
AULIYA ROHMATUL UMAH (1411020002)
HIDAYATI DIANA PERTIWI (1411020003)
BINTANG DWI PUTRA (1411020004)
ROSIANA SULKHIYANI (14110220005)
RISTA DIAN NINGSIH (1411020007)
ROFIK JULIANTO (1411020008)
ZANNA RAKHUL AULIA MATARI (1411020009)
LATAR BELAKANG
Pada kematian akibat reaksi anafilaksis, onset gejala biasanya muncul pada 15
hingga 20 menit pertama, dan menyebabkan kematian dalam 1-2 jam. Reaksi anafilaktik
yang fatal terjadi akibat adanya distress pernafasan akut dan kolaps sirkulasi. Oleh
karena itu penting sekali memahami dan mengetahui tentang syok anafilaksis. Dalam
referat ini, selain akan dipaparkan aspek dari penyakit anafilaksis, dan penatalaksanaan
terkini serta sedikit pembahasan tentang sudut medikolegalnya akan turut pula disertakan.
Angka kejadian alergi di berbagai dunia dilaporkan meningkat drastis dalam
beberapa tahun terakhir. World health organization (who) memperkirakan di dunia
diperkirakan terdapat 50 juta manusia menderita asma. Tragisnya lebih dari 180.000
orang meninggal setiap tahunnya karena asma.
DEFINISI

Syok anafilaksis adalah suatu keadaan yang dipicu oleh respon


hipersensivitas generalisata yang diperantai oleh ige
menyebabkan vasodilatasi sistemik dan peningkatan
permeabilitas vascular.(Robbins & cotrain (dasar patologi
penyakit edisi 7, hal 144).
ETIOLOGI

Berbagai mekanisme terjadinya anafilaksis, baik melalui


mekanisme ige maupun melalui non-ige . tentu saja selain
obat ada juga penyebab anafilaksis yang lain seperti
makanan, kegiatan jasmani, serangan tawon, faktor fisis
seperti udara yang panas, air yang dingin pada kolam
renang dan bahkan sebagian anafilaksis penyebabnya
tidak diketahui.
PATOFISIOLOGI

Alergen spesifik disuntikkan langsung kedalam sirkulasi


darah maka alergen dapat bereaksi pada tempat yang
luas diseluruh tubuh dengan adanya basofil dalam darah
dan sel mast yang segera berlokasi diluar pembuluh darah
kecil , jika telah disensitisasi oleh perlekatan reagin ig E
menyebabkan terjadi anafilaksis.
PATWAYS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda anafilaksis berdasarkan organ sasaran:
1. Umum : lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan
2. Prodormal : rasa tak enak di dada, dan perut, rasa gatal di hidung dan palatum.
3. Pernapasan :
a. hidung : hidung gatal, bersin, dan tersumbat
b. laring : rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edema
c. lidah : edema
d. bronkus : batuk, sesak, mengi, spasme
4. Kardiovaskuler : pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensi sampai syok, aritmia. Kelainan
EKG : gelombang T datar, terbalik, atau tanda-tanda infark miokard
5. Gastrointestinal : disfagia, mual, muntah, kolik,diare yang kadang-kadang disertai darah,
peristaltik usus meninggi.
6. Kulit : urtika, angiodema di bibir, muka, atau ekstermitas.
7. Mata : gatal, lakrimasi
8. Susunan saraf pusat : gelisah, kejang
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS :
1. SKIN TES
2. KADAR KOMPLEMEN DAN ANTIBODY
3. PELEPASAN HISTAMIN OLEH LEKOSIT IN VITRO
4. RADIO ALLERGO SORBENT TEST ( RAST )
5. HITUNG EOSINOFIL DARAH TEPI, MENUNJUKAN ADANYA ALERGI DENGAN
PENINGKATAN JUMLAH
Penatalaksanaan
1. Tanpa memandang beratnya gejala anafilaksis, sekali diagnosis
sudah ditegakkan pemberian epinefrin tidak boleh ditunda-tunda.
2. Bila pencetusnya adalah alergen seperti pada suntikan
imunoterapi, penisilin, atau sengatan serangga, segera diberikan
suntikan inflitrasi epinefrin 1 : 1000 0,1 – 0,3 ml di bekas tempat
suntikan untuk mengurangi absorbsi alergen tadi.
3. Prioritas pengobatan ditujukan kepada sistem pernapasan dan
kardiovaskular, tidak berarti pada organ lain tidak perlu
diperhatikan atau diobati. Prioritas ini berdasarkan kenyataan
bahwa kematian pada anafilaksis terutama disebabkan oleh
tersumbatnya saluran napas atau syok anafilaksis.
KOMPLIKASI

1. Henti jantung (cardiac arrest) dan nafas.


2. Bronkospasme persisten
3. Oedema larynx (dapat mengakibatkan kematian).
4. Relaps jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
5. Kerusakan otak permanen akibat syok.
6. Urtikaria dan angoioedema menetap sampai beberapa bulan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

EKG untuk mengetahui gambaran jantung ( biasanya pada gambar


EKG gelombang T mendatar dan terbalik ), aritmia.
ASUHAN KEPERAWATAN SYOK ANAFILATIK
PENGKAJIAN
No Data subyektif Data obyektif Masalah

1 Sesak napas Takikardia, kulit pucat, hipotensi Kerusakan pertukaran


renjatan, ada spasme bronkus gas

2 Palpitasi Kulit pucat, akral dingin, hipotensi, Perfusi jaringan,


angioedema, aritmia gambaran perubahan perifer
EKG gelombang T mendatar dan
terbalik

3 Sesak napas Napas dengan bibir, ada rinitis/ Pola napas tidak
mukosa hidung bengkak efektif
4 Mual Muntah-muntah Perubahan
kenyamanan (mual
dan muntah)
5 Pruritus/ gatal Ada hives berbatas jelas Perubahan
kenyamanan (pruritus)
6 Oedema laring Resiko terhadap
penghentian
pernapasan
7 Sakit perut Tampak meringis sambil Nyeri akut
memegang perut
8 Bengkak dan gatal Ada hives, urtikaria, hidung berair Gangguan integritas
pada kulit dan hidung kulit
Diagnosa Keperawatan yang muncul berdasarkan prioritas

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan


perfusi
2. ventilasi ditandai dengan sesak napas,takikardia, kulit pucat, hipotensi
renjatan, dan ada spasme bronkus.
3. Perfusi jaringan, perubahan perifer berhubungan dengan penurunan
aliran darah sekunder terhadap gangguan vaskuler.
4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pembengkakan dinding
mukosa hidung 5. 5. Resiko terhadap penghentian pernapasan
6. Perubahan kenyamanan berhubungan dengan hipermotilitas saluran cerna.
7. Perubahan kenyamanan berhubungan dengan reaksi anfilaktik
8. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Pindah ke Makalah
EVALUASI
1. Klien menunjukkan ventilasi adekuat dan adanya perbaikan, tidak ada gejala distres
pernapasan.
2. Perfusi jaringan adekuat (kulit tidak pucat, akral hangat).
3. Klien menunjukkan pola napas efektif dengan frekwensi dan kedalaman dalam rentang
normal.
4. Klien memperlihatkan berkurangnya rasa nyeri dan ketidaknyamanan.
5. Masalah terhadap penghentian pernapasan tidak terjadi.
6. Klien melaporkan adanya mual dan muntah yang menurun.
7. Klien mengungkapkan penurunan terjadinya pruritus.
8. Integritas kulit dapat dipertahankan, tidak terjadi kerusakan/ iritasi kulit lebih lanjut.
KESIMPULAN

Syok anafilaktik adalah suatu respons hipersensitivitas yang diperantarai oleh ig E yang
ditandai dengan curah jantung dan tekanan arteri yang menurun hebat. Syok anafilaktik
memang jarang dijumpai, tetapi mempunyai angka mortalitas yang sangat tinggi.Beberapa
golongan alergen yang sering menimbulkan reaksi anafilaksis, yaitu makanan, obat-obatan,
dan bisa atau racun serangga. Manifestasi klinis anafilaksis sangat bervariasi. Gejala
dapat dimulai dengan gejala prodormal kemudian menjadi berat, tetapi kadang-kadang
langsung berat yang dapat terjadi pada satu atau lebih organ target. Pemeriksaan
laboratorium diperlukan dan sangat membantu menentukan diagnosis, memantau keadaan
awal, dan beberapa pemeriksaan digunakan untuk memonitor hasil pengobatan dan
mendeteksi komplikasi lanjut. Penatalaksanaan syok anfilaktik harus cepat dan tepat mulai
dari hentikan allergen yang menyebabkan reaksi anafilaksis. Pencegahan merupakan
langkah terpenting dalam penatalaksanaan syok anafilaktik terutama yang disebabkan
oleh obat-obatan
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C, long. 1996. Perawatan medikal bedah. EGC : jakarta
Brunner dan suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah vol. 3. EGC : jakarta
Gleadle, jonathan. 2005. Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: erlangga.
Http://debyrahmad.Blogspot.Com/diakses pada tanggal 4 juni, 2015.
Nurarif amin huda. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdaarkan diagnosa medis dan
nanda NIC NOC jilid 1. Yogyakarta: medi action.
Pearce c, evelyn. 2009. Anatomi dan fisiologi. Gramedia : jakarta
Smeltzer, suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal bedah. EGC :jakarta
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai