Asma dapat bervariasi dari gejala harian kronis hingga hanya gejala
intermiten. Interval antara gejala mungkin beberapa hari, minggu,
bulan, atau tahun.
Pasien mungkin memiliki riwayat keluarga alergi atau asma atau memiliki
gejala rinitis alergi. Riwayat olahraga atau udara dingin yang memicu
dispnea atau peningkatan gejala selama musim alergen tertentu juga
menunjukkan asma.
Tekanan darah arteri dapat dinyatakan asidosis metabolik dan rendah PaO2.
Riwayat Keluarga :
Ayahnya mempunyai asma.
Riwayat sosial :
Tinggal bersama orang tua, dengan dua saudara. Di rumah mempunyai
kucing. Ayah perokok.
Pemeriksaan fisik:
Kesulitan bernafas
Tanda Vital:
TD 125/69, T37,9oC, RR 40, saturasi O2 94% pada 3L/menit melalui nasal
cannula.
Laboratorium :
Na 141 mEq/L
K 3.1 mEq/L
Cl 104 mEq/L
CO2 29 mEq/L
BUN 16 mg/dL
Scr 0,52 mg/dL
Glu 154 mg/dL
WBC 34,2x 103 /mm3
RBC 5,07x106 /mm3
HCT 41%
Pemeriksaan X-Ray:
RLL (right lower lobe) consolidation
Assessment:
Asma exaserbasi dengan viral pneumonia
Tinggal bersama orang tua, dengan Ibuprofen 100 mg/5 mL-10 mL setiap
dua saudara. Di rumah mempunyai 6 jam PRN demam
kucing. Ayah perokok.
Objective:
• • • Dipertimbangka
Dipertimbangkan Dipertimbangka n terkait
terkait pemberian n terkait pemberian ibu
dosis fluticasone pemberian dosis
propionate,
profen, karena
karena
paracetamol inj berdasarkan
berdasarkan untuk BB 27,5 literatur obat
literatur dosis kg, karena golongan NSAID
fluticasone berdasarkan akan
propionate yang literatur dosis memperburuk
diberikan kurang yang diberikan kondisi pasien
tepat. kurang tepat. asma.
DRP
No Nama Obat Tepat Tepat Tepat keterangan
Obat Dosis Aturan
penggu
naan
1 Albuterol 2,5 mg nebul Berdasarkan literatur
setiap 4-6jam PRN (PIONAS BPOM) dosis
saat serangan albuterol inhalasi nebulizer
untuk anak diatas 18 bulan
yaitu 2,5 mg, diberikan 4
kali sehari. Bila diperlukan
dapat diberikan 5 kali
sehari.
• Disarankan untuk
• Disarankan
untuk menaikan • Disarankan
meningkatkan dosis
fluticasone dosisparasetamol untuk tidak
propionate menjadi inj menjadi memberikan
50 mcg 2x sehari 283,75 mg secara ibu profen,
IV setiap 4 jam karena
sekali dan pemberian ibu
dilakukan profen dapat
monitoring, memperburuk
apabila suhu serangan
tubuh sudah asma.
normal
pemberian
paracetamol
dapat dihentikan.
TUGAS
1) Tentukan dan tuliskan data subjective dan Objective pada lembar CPPT.
2) Tentukan DRP dari hasil analisis dari data yang tersedia dan tuliskan pada
bagian assessment pada lembar CPPT.
3) Tuliskan rekomendasi planning untuk pasien tersebut pada bagian Planning
pada CPPT.
4) Informasi apa (tanda, gejala, data labaratorium) yang menunjukkan
keparahan penyakit asma akut yang dialami pasien pada bagian pembahasan.
5) Tuliskan tujuan terapi dari kasus diatas pada bagian pembahasan.
6) Tuliskan rekomendasi non farmakologi yang dapat diberikan untuk pasien
tersebut pada bagian pembahasan.
7) Tuliskan rencana monitoring yang perlu dilakukan untuk pasien tersebut
pada bagian pembahasan.
8) Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis asma?
Jawaban
S O
DRP : dosis albuterol kurang tepat untuk pasien dengan berat badan 22,7 kg.
Penggunaan dosis paracetamol untuk anak kurang tepat. (Dipiro,2015 hal.828) tetap
kurang tepat untuk asma akut exacerbasi (GINA 2019, hal 104-105)
3. Planning :
Mengganti fluticasone MDI dengan obat oral kortikosteroid
Penggunaan antipiretik sebaiknya hanya 1 obat saja dalam resep, memilih antara
ibuprofen atau paracetamol.
Rekomendasi Sebaiknya dosis albuterol disesuaikan (dinaikkan) dengan berat badan
pasien (0,15-0,3 mg/kg BB). Disarankan dosisnya dinaikkan menjadi 3,4-6,8 mg
(Dipiro 2015, hal : 828)
Menghentikan penggunaan ibuprofen (DIH)
Fluticasone sebaiknya diganti dengan kortikosteroid oral yaitu dengan methyl
prednisolone 40-50 mg/hari selama 5-7 hari .
Mengalami demam, malaise, dan batuk non-produktif. Serta sesak nafas hanya di pagi hari.
Mengalami sesak napas dimana ia hanya dapat berbicara 4 sampai 5 kata dalam kalimat.
SA dilaporkan mengalami takipnea dengan RR 54x/menit.
Hasil laboratorium
Tanda Vital:
Rate Respiratory : 40
O₂ sat : 94% pada 3L/menit melalui nasal cannula.
Laboratorium:
CO₂ 29 mEq/L
Pemeriksaan X-Ray : RLL (right lower lobe) consolidation
5. Tujuan terapi diatas adalah untuk pengobatan asma berat akut
(Dipiro,2015 hal 823)
Asma kronis
Pasien mungkin memiliki riwayat alergi atau asma keluarga atau gejala rinitis
alergi. Riwayat olahraga atau dispnea yang mengendap di udara dingin atau
peningkatan gejala selama musim alergen tertentu menunjukkan asma.
Soal Latihan
1. Sebutkan tanda dan gejala penyakit asma!
Asma Kronis Asma Akut
Asma ditandai dengan dispnea episodik Asma yang tidak terkontrol dapat
yang berhubungan dengan mengi, sesak berkembang menjadi akut di mana
dada, batuk (terutama di malam hari), peradangan, edema saluran napas,
mengi, atau suara siulan saat bernapas. penumpukan lendir yang berlebihan.
Tanda termasuk mengi saat auskultasi, Pasien mungkin cemas pada distress akut
batuk kering, atau tanda atopi (misalnya, dan mengeluhkan dispnea berat, sesak
rinitis alergi atau eksim) napas, dada sesak, atau rasa terbakar