Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SINDROM ASPIRASI MEKONIUM (P24.0)


1. Pengertian (definisi) MAS adalah suatu kumpulan gejala klinis oleh karena fetus /
bayi baru lahir menghirup cairan amnion yang
terkontaminasi oleh mekonium.
2. Anamnesis Adanya faktor risiko :
1. Kehamilan lewat waktu
2. Preeklamsia-eklamsia
3. Ibu hipertensi
4. Ibu DM
5. Denyut jantung janin abnormal
6. IUGR
7. Oligohidramnion
8. Ibu perokok berat, mengidap penyakit saluran nafas
kronis, kelainan jantung
3. Pemeriksaan Fisik 1. Tampak meconium staining pada kulit dan tali pusat
2. 2. Bayi tampak distress napas (Downes Score)
3. Pada auskultasi mungkin ditemukan suara nafas bronkial
yang kasar disertai ronki dan ekspirasi yang memanjang
4. Tanda postmaturitas (kecil masa kehamilan, kuku
panjang, kulit terkelupas, pewarnaan kuning-hijau pada
kulit)
4. Kriteria Diagnosis Distres napas pada bayi saat atau beberapa saat setelah lahir,
ketuban bercampur mekonium
5. Diagnosis Kerja Sindrom Aspirasi Mekonium (P24.0)
6. Diagnosis Banding 1. Pneumonia neonatal
2. Sepsis Neonatal Awitan Dini
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah perifer lengkap dan IT ratio untuk menyingkirkan
infeksi.
2. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia.
Hiperventilasi mengakibatkan alkalosis repiratorik pada
kasus ringan, tetapi pada kasus berat akan
mengakibatkan asidosis respiratorik.
3. Foto toraks menunjukkan hiperinflasi, diafragma
mendatar, dan eurologic kasar/bercak eurologi. Dapat
ditemukan pneumotoraks atau pneumomediastinum.

8. Tata Laksana : A. Tata laksana bayi dengan cairan amnion bercampur


mekonium di ruang persalinan
1. Nilai konsistensi mekonium. Kejadian MAS
meningkat seiring dengan peningkatan konsistensi
mekonium.
2. Rekomendasi bahwa dokter kebidanan harus
membersihkan hidung dan orofaring bayi sebelum
melahirkan bahu atau dada, tidak dianjurkan lagi. Jika
ditemukan mekonium pada cairan ketuban, bayi harus
segera diserahkan kepada dokter anak untuk
dibersihkan (AAP 2009).
3. Pada penilaian awal sebuah persalinan dengan ketuban
bercampur mekonium, dokter anak harus menentukan
apakah bayi bugar atau tidak. Bayi dikatakan bugar
bila frekuensi denyut jantung >100 kali/menit,
bernapas spontan, dan tonus baik (bergerak spontan
atau fleksi ekstremitas).
4. Bila bayi bugar, berikan perawatan rutin tanpa
memandang konsistensi mekonium.
5. Bila terdapat distres pernapasan, lakukan laringoskopi
direk dan pengisapan intratrakeal (menggunakan
aspirator mekonium).
6. Bayi yang dilahirkan dengan ketuban bercampur
mekonium, sebanyak 20-30% akan mengalami depresi
saat melalui perineum. Pada kasus ini, intubasi
menggunakan laringoskop sebaiknya dilakukan
sebelum usaha napas dimulai. Setelah intubasi, pipa
endotrakeal dihubungkan dengan mesin pengisap.
Prosedur ini diulangi sampai trakea bersih atau bila
resusitasi harus dimulai. Visualisasi pita suara tanpa
melakukan pengisapan tidak dianjurkan karena
mekonium masih mungkin berada di bawah pita suara.
Ventilasi tekanan positif sebisa mungkin dihindari
sampai pengisapan trakea selesai. Kondisi umum bayi
tidak boleh diabaikan selama melakukan pengisapan
trakea. Pengisapan trakea harus dilakukan dengan
cepat dan ventilasi harus segera dimulai sebelum
terjadi bradikardi.
B. Tata laksana MAS
Walaupun telah dilakukan pengisapan trakea, bayi yang
mengalami distres intrapartum masih berisiko
mengalami MAS dan harus dipantau secara ketat.
1. Perawatan rutin. Distres sering mengakibatkan
abnormalitas metabolik seperti hipoksia, asidosis,
hipoglikemia, dan hipokalsemia. Koreksi
abnormalitas metabolik bila diperlukan. Cairan harus
direstriksi untuk mencegah edema serebri dan paru.
2. Pemantauan saturasi oksigen. Pulse oxymetri dapat
dijadikan pemeriksaan awal untuk mendeteksi PPHN
dengan membandingkan saturasi oksigen pada lengan
kanan dengan saturasi oksigen pada ekstremitas
bawah.
3. Obstruksi. Pada bayi dengan aspirasi mekonium
berat, dapat terjadi obstruksi mekanik saluran napas
dan pneumonitis kimia. Atelektasis dan inflamasi
yang terus berjalan serta terbentuknya pirau
ekstrapulmonar akan memperburuk mismatch
ventilasi-perfusi dan mengakibatkan hipoksemia
berat.
4. Hipoksemia. Tata laksana hipoksemia adalah
meningkatkan konsentrasi oksigen inspirasi dengan
pemantauan analisis gas darah dan pH. Bayi harus
mendapat oksigen yang adekuat karena hipoksia
berulang mengakibatkan vasokonstriksi paru dan
selanjutnya dapat menyebabkan PPHN.
5. Ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik terindikasi bila
PaCO2 >60 mmHg atau terdapat hipoksemia persisten
(PaO2 <50 mmHg). Pada kasus berat, seringkali
dibutuhkan inspiratory pressure yang lebih tinggi
dibandingkan kasus sindrom gawat napas. Waktu
ekspirasi yang cukup harus diberikan untuk mencegah
air trapping. Bayi dengan MAS berat yang tidak
berespons dengan ventilator konvensional dan yang
mengalami air leak syndrome mungkin membutuhkan
high frequency oscillatory ventilator.
6. Medikamentosa.
a. Antibiotik. Seringkali sulit untuk membedakan
antara pneumonia antibiotik dan MAS hanya
berdasarkan temuan klinis dan foto toraks.
Walaupun beberapa bayi dengan MAS juga
mengalami infeksi, penggunaan antibiotik luas
terindikasi hanya pada kasus dengan antibiotik
pada foto toraks.
i. Ampisilin:
Umur 0-7 hari: 100 mg/kgBB/hari, IV, IM
dibagi 2 dosis
Umur >7 hari: 100 mg/kg BB/hari, IV, IM
dibagi 3-4 dosis
ii. Gentamisin:
Dosis 5 mg/kgBB/dosis, IV/IM diberikan:
Berat badan <1200 gram:
Umur ≤ 7 hari diberikan tiap 48 jam
Umur 8-30 hari diberikan tiap 36 jam
Umur >30 hari diberikan tiap 24 jam
Berat badan ≥1200 gram:
Umur ≤ 7 hari diberikan tiap 36 jam
Umur >7 hari diberikan tiap 24 jam

b. Kortikosteroid. Penggunaan kortikosteroid pada


MAS tidak dianjurkan.

9. Edukasi : Diagnosis penyakit, penyebab, tata laksana, komplikasi, dan


(Hospital Health Promotion) prognosis.
10. Prognosis Dubia ad malam
11. Tingkat Evidens Tingkat evidens Ia
12. Tingkat Rekomendasi Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Klinis membaik
15. Lama hari rawat 10 – 14 hari
16. Kepustakaan 1. Meconium aspiration. Manual of neonatal care. Edisi
ke-6. 2008.
2. Neonatology: management, procedures, on-call
problems, disease, 2. and drugs. Edisi ke-6. 2009.
3. Delivery room management of the 3. apparently
vigorous meconium-stained neonate: results of the
multicenter, international collaborative trial. Pediatrics.
2000.
4. The epidemiology of meconium aspiration syndrome:
incidence, risk factors, therapies, and outcome.
Pediatrics. 2006.
CLINICAL PATHWAY
Nama Pasien BB Kg
Jenis Kelamin TB Cm
Tanggal Lahir Tgl Masuk
Diagnosis Masuk RS Sindrom Aspirasi Tgl.Keluar
Mekoneum
Penyakit Utama Sindrom Aspirasi Kode ICD : P24
Mekoneum Rencana Rawat
Komplikasi Kode ICD: /
R.Rawat/Klas
Tindakan Kode ICD: Ya/Yidak
Rujukan
Dietary Counseling and Survaillance
HARI PENYAKIT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL Anamnesis
MEDIS Pemeriksaan Fisik
ASESMEN AWAL Perawat primer:
KEPERAWATAN Kondisi umum
Tingkat kesadaran
Tanda –tanda vital
Riwayat alergi
Skrining gizi
Risiko jatuh
Risiko decubitus
Kebutuhan edukasi dan budaya.
2. LABORATORIU Darah rutin dan septic workup
M AGD
Lainnya
3. RADIOLOGI/ Rontgen Thorax
IMAGING
5. KONSULTASI Dokter spesialis anak dan perinatologi
6. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN Anamnesis
MEDIS
Pemeriksaan penunjang
b. ASESMEN Perawat primer:
KEPERAWATA Kondisi umum
N Tingkat kesadaran
Tanda –tanda vital
Riwayat alergi
Skrining gizi
Risiko jatuh
Risiko decubitus
Kebutuhan edukasi dan budaya
c. ASESMEN GIZI Melakukan pengkajian antropometri,
biokimia, fisik, klinis dan asupan
makanan
d. ASESMEN
FARMASI
7. DIAGNOSIS Sindrdom Aspirasi Mekoneum
a. DIAGNISIS Sindrdom Aspirasi Mekoneum
MEDIS
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATA
N
d. DIAGNOSIS
GIZI
8. DISCHARGE
PLANNING
9. EDUKASI TERINTEGRASI

a. EDUKASI / Penjelasan diagnosis


INFORMASI Rencana terapi
MEDIS Informed consent
d. EDUKASI & Pemberian kalori dan protein sesuai
KONSELING Recommended Daily Allowance (RDA)
e.
f. EDUKASI
KEPERAWATA
N
h. EDUKASI
FARMASI
PENGISIAN
FORMULIR
INFORMASI DAN
EDUKASI
TERINTEGRASI
10. TERAPI MEDIKA MENTOSA
a. CAIRAN INFUS Dekstrosa 5% 0,225 NS / dekstrosa 5%
0,45 NS sesuai kebutuhan cairan harian
Cairan lainnya …
c. OBAT ORAL

e. INJEKSI Antibiotik
f. LAINNYA Ventilasi mekanik

11. TATA LAKSANA / INTERVENSI(TLI)


a. TLI MEDIS

c. TLI
KEPERAWAT
AN
e. TLI GIZI
f. TLI FARMASI
12. MONITORING DAN EVALUASI (Monitoring Perkembangan Pasien)
a. DOKTER DPJP
b. KEPERAWATAN

c. GIZI Monitoring asupan makanan


Monitoring antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring fisik / klinis terkait gizi
13. MOBILISASI /REHABILITASI
a. MEDIS
b. KEPERAWAT
AN
c. FISIOTERAPI
14. OUTCOME / HASIL
a. MEDIS Klinis membaik

c. KEPERAWAT
AN
e. GIZI

g. FARMASI

15. KRITERIA Umum


PULANG
Khusus
16. RENCANA
PULANG/
EDUKASI
PELAYANAN
LANJUTAN
VARIAN

Bajawa,.............................

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat peanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

( ) ( ) ( )

Keterangan,

Yang harus dilakukan


Bisa atau tidak
√ Bila sudah dilakukan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS

JUDUL
1. Pengertian (definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Tata Laksana :
9. Edukasi :
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator
15. Kepustakaan

CLINICAL PATHWAY
Nama Pasien BB Kg
Jenis Kelamin TB Cm
Tanggal Lahir Tgl Masuk
Diagnosis Masuk RS Tgl.Keluar
Penyakit Utama Kode ICD :
Rencana Rawat
Komplikasi Kode ICD: /
R.Rawat/Klas
Tindakan Kode ICD: Ya/Yidak
Rujukan
Dietary Counseling and Survaillance

HARI PENYAKIT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 KETERANGAN

16. ASESMEN AWAL


ASESMEN AWAL
MEDIS
ASESMEN AWAL
KEPERAWATAN
17. LABORATORIU
M

18. RADIOLOGI/
IMAGING
19. KONSULTASI
20. ASESMEN LANJUTAN
e. ASESMEN
MEDIS
f. ASESMEN
KEPERAWATA
N
g. ASESMEN GIZI
h. ASESMEN
FARMASI
21. DIAGNOSIS
g. DIAGNISIS
MEDIS
h. DIAGNOSIS
KEPERAWATA
N
j. DIAGNOSIS
GIZI
22. DISCHARGE
PLANNING
23. EDUKASI TERINTEGRASI

j. EDUKASI /
INFORMASI
MEDIS
l. EDUKASI &
KONSELING
GIZI
n. EDUKASI
KEPERAWATA
N
p. EDUKASI
FARMASI
PENGISIAN
FORMULIR
INFORMASI DAN
EDUKASI
TERINTEGRASI
24. TERAPI MEDIKA MENTOSA
h. CAIRAN INFUS

j. OBAT ORAL

25. TATA LAKSANA / INTERVENSI(TLI)


h. TLI MEDIS

j. TLI
KEPERAWAT
AN
l. TLI GIZI
m. TLI FARMASI
26. MONITORING DAN EVALUASI (Monitoring Perkembangan Pasien)
b. DOKTER DPJP
b. KEPERAWATAN

d. GIZI Monitoring asupan makanan


Monitoring antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring fisik / klinis terkait gizi
27. MOBILISASI /REHABILITASI
d. MEDIS
e. KEPERAWAT
AN
f. FISIOTERAPI
28. OUTCOME / HASIL
l. MEDIS

n. KEPERAWAT
AN
p. GIZI

r. FARMASI

29. KRITERIA Umum


PULANG
Khusus
30. RENCANA
PULANG/
EDUKASI
PELAYANAN
LANJUTAN
VARIAN
Bajawa,.............................

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat peanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

( ) ( ) ( )

Keterangan,

Yang harus dilakukan


Bisa atau tidak
√ Bila sudah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai